― 3 ―
Urusan produser telah selesai. Waktunya kembali menjalankan rencana yang sempat tertunda kemarin. Apalagi kalau bukan misi untuk membuat Sazanami Jun tersenyum tulus padanya? Benar, saat ini Kumiko telah berada di rumah. Menyiapkan segala sesuatu yang berurusan dengan memasak.
Padahal, ia bisa saja menyewa chef untuk mengajarinya. Namun, karena insiden kemarin, mau tak mau Kumiko menerima tawaran Jun. Meskipun ia sedikit ragu, apakah betul pemuda itu bisa memasak.
Lamunan gadis tersebut terhenti ketika mendengar suara ketukan dari luar. Dengan cepat, Kumiko bergegas membukakan pintu, menampakkan sosok pemilik surai biru tua yang tengah memasang wajah masam.
"Lho, Jun-kun? Kenapa wajahmu begitu? Kau tidak suka datang ke sini?"
Belum apa-apa, Kumiko sudah menghujaninya dengan berbagai pertanyaan. Jun menghela napas dan mengendikkan bahunya malas. Mulut pemuda tersebut membuka, "Ohiisan membuatku sedikit telat untuk datang. Maaf, ya. Ah, dan jangan marah, Kumiko."
Alis gadis itu tertaut, bingung sendiri. Sadar kalau Kumiko tidak peka, Jun lagi-lagi menghela napas.
"Lupakan. Kau masih mau menyimpanku di depan sini atau―"
"―oh iya, iya! Ayo masuk, Jun-kun!" ajak Kumiko dengan semangat karena menyadari kebodohan sekaligus ketidaksopanannya.
"Kau sendiri di rumah?"
"Tidak. Ada Naoto lagi istirahat di kamarnya."
Untuk informasi, Naoto adalah kakak angkat Kumiko. Mendengar jawaban gadis berambut biru muda itu, Jun hanya ber-oh ria seraya mengangguk pelan. Kumiko pun membawa Jun langsung ke dapur. Jangan heran, Hiyori dan Jun sering mengunjungi rumah gadis ini. Yah, meskipun yang mempunyai bisnis adalah Hiyori dan Naoto.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau tidak menyewa chef sendiri?" Jun akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang tidak ingin Kumiko jawab.
Kalau saja bukan karena Ohiisan ... sudah pasti kusewa sendiri, hmph, batin Kumiko.
"Huh!"
Oh, kenapa lagi anak ini, batin Jun facepalm.
"Baiklah, baiklah. Aku hanya bisa masakan simple, ya. Jangan mau yang macam-macam."
"Aku mau buat parfait!"
Perempatan imaginer muncul di dahi Jun ketika mendengar balasan gadis tersebut. Sontak saja, ia mencubit pipi Kumiko, gemas akan tingkahnya.
"Dibilangin makanan simple! Dan parfait bukan obento, bodoh!" omel Jun. Kumiko hanya membalasnya dengan tatapan tak setuju. "Tapi, parfait bisa dimakan saat siang!"
Jun makin menghela napas. Men-deathglare Kumiko. "Obento itu bekal. B-E-K-A-L, oke? Apa parfait bisa ditaruh seperti bekal?"
Kumiko menggeleng dengan wajah kekanakan. Jun mendesah, lelah dengan segala cobaan. Ia berandai-andai, apa saja kesalahan yang ia lakukan di masa lalu hingga bertemu dengan orang-orang sejenis gadis di hadapannya ini?
Lalu, iris emasnya menatap ke arah bahan-bahan. Oh, gadis itu benar-benar menyiapkan segala hal berbau dessert.
"Goddamn. Kumiko, aku tahu kau suka manisan. Tapi, jangan samakan orang itu dengan kadar gula dari seleramu," nasihat Jun.
"A-ah, uhm ...."
Lho, nurut?
"Jadi, kau ingin masak apa?" Jun bertanya untuk yang terakhir kalinya.
Sosok kecil itu menggaruh pipinya lalu menunjuk telur-telur yang berada di mangkuk. "Jun-kun bisa masak omelet? Aku ingin belajar masak itu ...."
Melihat masa lalu Jun, mana mungkin ia tidak bisa memasak makanan umum itu. Tapi, bukan berarti karena Kumiko tidak tau memasak, ia menganggap bahwa gadis tersebut adalah anak manja. Jun tahu persis bahwa Naoto protektif padanya setelah dia diadopsi dari keluarga abused. Sehingga memasak pun tak diperbolehkan.
Ah, Jun jadi mengingat ayahnya―
"Jun-kun? Hei, hei!"
"Ah, maaf. Sampai mana tadi? Kau ingin belajar memasak omelet, bukan?"
Kumiko mengangguk. "Yep! Kalau Jun-kun tidak berhasil mengajariku maka aku akan menyuruhmu menelan garam satu karung!"
Jun terkekeh, menggelengkan kepalanya lalu menatap remeh.
"Sebaiknya jangan, yah. Kalau kau masih mau kuajari."
"Jahat!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro