N'sGCMLFY |4
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
Halilintar sedang berjalan-jalan ditengah dinginnya kota Tokyo yang ramai walaupun hari sudah malam. Ia duduk termenung dengan segelas cup Americano panas yang menemani dirinya untuk malam yang dingin ini. Syal biru pemberian dari seseorang yang spesial itu terlilit sempurna di leher putih jenjangnya.
Ia melirik kearah jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
Pukul 11.28.
Sudah berapa lama ia berada disini? Pantas saja taman terasa sangat sepi, namun lalu lintas masih saja ramai akan kendaraan yang berlalu lalang. Jadi, Halilintar tidak merasa sendirian.
Walaupun aslinya ia memang sendiri, maksudku, dalam status SINGLE.
So, ada yang mau dengannya?
Halilintar tersenyum miris, saat pikirannya kembali mengingat kepada Taufan. Gadis itu benar-benar tidak bisa ia lupakan, begitu melekat dihatinya.
Walaupun akhir-akhir ini pikiran seperti mencoba untuk melupakan Taufan, atau beralih dari Taufan itu sering terngiang dalam kepalanya. Namun, tidak ada niatan darinya untuk melakukan hal tersebut. Bahkan hatinya menolak.
Halilintar memang tipe orang yang mengikuti kata hatinya. Makanya, ia rada sedikit keras kepala.
Sruut~
Halilintar tersentak terkejut lantaran sebuah pesawat kertas yang mendarat tepat diatas pangkuannya. Ia menatap heran kearah pesawat kertas tersebut. Lalu mengambilnya, dan melihat setiap sudut pesawat kertas tersebut.
Mata tajamnya menangkap sebuah tulisan pada pesawat kertas tersebut. Rasa penasaran menghampirinya, ia pun membuka lipatan yang awalnya untuk membentuk sebuah pesawat kertas itu menjadi lurus lagi.
Tertampang banyaknya tulisan berhuruf yang dibuat menjadi deretan kalimat dari beberapa paragraf.
Halilintar terkejut, sangat, saat ia melihat namanya yang tertulis disana.
Ia heran, apa ada yang mengaguminya diam-diam? Tapi, tidak mungkin.
"Lebih baik ku baca saja." gumamnya pada diri sendiri.
Halilintar mulai membaca setiap kalimat, dan mencoba memahami. Sampai tulisan terakhir.
Dan...
Sampai dirinya benar-benar terkejut saat ia melihat siapa pelaku yang menulis dalam pesawat kertas itu.
"Fanie, kau ada disini?" setelah itu, ia berlari ke sekitar taman tersebut, berharap dapat bertemu dengan seseorang yang ia rindukan selama ini.
▪️
Gadis manis tersebut berjalan dengan tenang di halaman depan gedung apartemennya. Sepertinya musim dingin akan tiba, terasa sekali bagaimana dinginnya cuaca malam ini.
Syal merah itu melingkar sempurna dileher sang gadis, memberi kehangatan disertai aroma khas seseorang yang ia rindukan sejak 4 tahun yang lalu. Rasa ingin bertemu pun semakin besar saat ia kembali ke tanah dimana ia dibesarkan.
(Akira : Bedakan ya^^)
Ia merindukan sosok bermanik ruby itu. Sosok yang pernah mengisi hatinya saat sekolah Menengah Pertama hingga Menengah Atas. Namun, karena sebuah masalah dirinya dengan seseorang tersebut harus memutuskan hubungan mereka berdua.
Tapi, entah kenapa ia tidak menyesal melakukan hal tersebut.
"Aku senang berhasil menyelamatkanmu." gumamnya lirih.
Gadis itu pun mulai menyebrang jalan raya depan gedung apartemennya. Ia berencana ingin kesebuah taman yang letaknya berada tepat dihadapan gedung apartemennya ini.
Sudah lama ia tidak kesini, merindukan tempat yang menjadi saksi bisu dimana ia dengan orang yang ia rindukan itu bertemu untuk pertama kalinya, sampai kedua menyadari bahwa mereka berada di sekolah yang sama.
Gadis itu terkekeh pelan mengingatnya. Kakinya melangkah semangat berjalan memasuki taman tersebut.
Walaupun yang di dapatkannya adalah suasana hening dan gelap. Memang ada banyak lampu taman yang menyala, namun redup.
Ia berhenti sebentar hadapan sebuah panggung tua yang masih berdiri dengan kokohnya. Pikirannya melayang pada ingatan masa lalu.
Ia merindukan ini semua.
Sangat. Sampai tidak terasa jika kedua matanya sudah meneteskan satu demi satu air mata.
Ia tersenyum kecil. Lalu ingin mengambil langkah melanjutkan jalan-jalan tengah malamnya.
Kalian tahu?
Sekarang sudah jam 23.24, dan ia menyukai keadaan gelap penuh ketenangan seperti ini. Walaupun tidak sepenuhnya suka.
Tapi, dirinya tidak menyangka...
"Taufanie?"
Ia menoleh.
Mendapati sosok yang selama ini ia rindukan.
"Thunie?"
.
.
.
“Kemarilah, tangkap aku.
Tolong kau tahan aku agar tidak lagi pergi dari sisimu.
Hanya sentuhanmu yang dapat membuatku candu.
Aku tidak ingin yang lain.
Karena hanya kau yang dapat mengisi hatiku sebagaimana dahulu.
Ku pertahankan hati ini untukmu, dan ku buka lebar selebar-lebarnya pintu hati ini agar kau dapat masuk dengan mudah.
Tidak ada lagi yang ku inginkan.
Selain hidup bersamamu, dan bahagia selamanya.
Aku bisa mati jika hidup tanpamu.
Thunie (Halilintar),
Aku mencintaimu!
Aku merindukanmu!
Aku membutuhkanmu!
Ayo, kita buat masa depan yang indah.
Aku hanya ingin hidup bahagia selamanya bersamamu.”
— With Love, Taufanie~ —
.
.
.
.
.
“Hold me now
Touch me now
I don’t want to live without you”
.
.
.
.
.
TBC
Holaa~
Gaes, maaf banget, tapi sepertinya ini updetan terakhir Akira.
Karena 2 hari lagi Akira harus balik ke pondok.
Huhuhu TwT.
Tapi ndak papa, tetap updet kok walau harus dengan jarak yang cukup lama :v
BETEWE, ADA YANG SEORANG CARAT NDAK??? :)
Pen ceplas - ceplos sebentar...
KOK ANE SENENG BANGET YA GITU PAS NGELIAT BATTLE TRIP KE YOGYAKARTA INDONESIA MEREKA (S. Coups, Jeonghan, dan Wonwoo). PEN NANGIS MASA :'(
Kalian sudah berjuang, ku bangga! 😭😭😭 gemuruh ini hanya bisa ku tumpahkan dengan menangis 😭😭
Apalagi pas Wonwoo bilang "akan menulis lirik lagu sambil mengingat hal ini" 😭😭😭
Tersentuh dakuh sebagai Carat yang berasal dari Indonesia, HUAAAA😭
Lebay dah ah:3
Tapi ku bahagia heuheu~^w^
Ok, tunggu ya chapter berikutnya UwU~
Salam tiga orang tampan HOHOHO~
😆
~Gomapda~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro