Not in Wonderland | 21
Tantangan komen kali ini; JEBOLIN CAPSLOCKNYA!
Chapter 21
Langit menangis bukan karena ia tersakiti. Tapi karena ia tahu, di dunia ini ada yang perlu sembunyi, ada yang butuh sepi, atau ada yang ingin menyendiri. Untuk apa lagi jika bukan ketenangan yang dicari?
*
Mungkin kau dapat perannya..
Tapi hanya sebagai, bayang-bayangnya saja..
Jangan minta jatuh cinta...
Luka lamaku juga belum reda,
Beri dulu aku waktu untuk sembuh sendirinya...
Lagu berjudul Tanpa Tergesa yang dibawakan band bernama JuicyLuicy kini menggema.
Rachel bahkan ikut bernyanyi. Sementara di belakangnya, Lathan menjaga agar orang-orang tidak menabrak Rachel.
Rachel merasakan udara di sekitarnya penuh. Baru kali ini ia menyukai keramaian. Rachel menoleh untuk memastikn Lathan masih di belakangnya.
Gadis itu beberapa kali menarik Lathan ke sampingnya namun Lathan bersikukuh tetap di belakang Rachel.
Jadilah sekarang Rachel memutar tubuhnya membelakangi panggung untuk melihat cowok itu.
Jangan minta jatuh cinta
Sakit sebelumnya masih ku rasa
Beri waktu hingga aku mampu
Lupakan semua.. 🎶
Rachel menatap Lathan, gerakan bibirnya mengikuti lirik lagu. Saat lagu itu selesai, Rachel tidak bisa menyembunyikan tawanya, ia terlalu gembira.
"Apa terlalu tergesa kalau gue jatuh cinta sama lo sekarang?" ucap Lathan tiba-tiba, mendadak membuat kadar oksigen di tempat ini menipis atau mungkin habis.
Rachel jelas terlihat salah tingkah, "Apa sih Lathan," jawab Rachel kemudian melihat sekitar.
Raisa menaiki panggung, menyapa seluruh penonton. Sontak banyak penonton yang mulai histeris,
"Jadi pacar gue, ya?" Lathan mendekat agar suaranya terdengar jelas.
Di sini memang berisik, namun Rachel masih bisa menangkap apa yang diucapkan Lathan.
Rasanya Rachel ingin meledak saja. Cowok itu menyadari Rachel yang salah tingkah, Ia memutar pundak Rachel hingga tubuh gadis itu kembali menghadap panggung.
Rachel menoleh pada Lathan yang kini sibuk memperhatikan Raisa.
Barusan Lathan beneran nembak gue?
Degupan jantung Rachel masih saja tidak normal. Di tengah-tengah lagu yang dibawakan, tiba-tiba saja awan berubah kelabu. Tidak perlu waktu lama, rintikan air turun menderas.
Rachel masih mematung, kemudian baru menyadari bahwa kini ia tengah berlari, tangannya bertaut dengan Lathan.
Di sekitar lapangan tempat konser, banyak kedai-kedai yang bisa mereka jadikan tempat untuk berteduh.
Lathan memilih kedai yang terlihat seperti sebuah kafe, dengan lampu-lampu kecil juga warna coklat yang mendominasi. Pundak Rachel sudah basah, Lathan melepas jaket yang ia pakai untuk menutupi kaus Rachel yang hampir menerawang. Rachel memakainya tanpa bertanya lebih.
"Woyy jodoh..!"
Baik Lathan maupun Rachel sama-sama menoleh pada sumber suara yang tidak asing. Mereka melihat Bintang yang tengah berkumpul. Lathan mengajak Rachel untuk berkumpul bersama mereka, Rachel tidak keberatan, ia menyetujuinya.
Di sana ada Bintang, Keenan, Bidi, Clary juga teman Clary. "Sena ikut?" tanya Rachel pada Bidi yang langsung mengangguk.
"Lagi sibuk biasa, sama April." Bidi menggeser bangku yang ia duduki.
Mereka sedang bermain poker, kemudian Lathan bergabung. Clary menatap Rachel, memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Rachel sadar dirinya diawasi, namun ia tidak terlalu memperdulikan.
Sudah hampir dua jam hujan mengguyur dan tak kunjung reda. Bahkan jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Lathan beranjak dari kursinya, "Gue duluan ya," ucap Cowok itu yang disambut kekehan keras dari Bintang.
"Lo pulang jam segini? Haha! Bayi dasar!" cibir Bintang namun Rachel juga ikut beranjak.
"Nanti kalau mau, gue nyusul lagi ke sini, harus pulangin dulu anak orang." Cowok itu berjalan, menunggu Rachel yang tengah memasukkan ponsel pada tasnya. Rachel menyusul dengan cepat.
Mereka berjalan menuju parkiran, untung saja parkirannya tertutup jadi mereka tidak kebasahan. Lathan mengeluarkan jas hujan dari bagasi motornya. Hanya ada satu, jadi Lathan menyerahkan jas hujan itu pada Rachel.
"Terus lo gimana?" itu kata yang pertama kali diucapkan Rachel ketika menerima jas hujan milik Lathan.
"Ya gak gimana-gimana," jawab Lathan santai kemudian mengisyaratkan Rachel untuk segera memakai dan menaiki motornya.
"Kalo gitu, lo pake jaket lo nih," Rachel berniat membuka jaket Lathan yang digunakannya.
"Gak usah, udah cepet naik. Nanti kalau telat gue gak diizinin bawa lo lagi." Lathan menyalakan mesin motornya.
Setelah selesai mengenakan jas hujan, Rachel segera menaiki motor Lathan. Kemudian mereka melesat, membelah keramaian jalanan walaupun langit menangis malam ini.
"Jangan ngebut Lathan! Nanti lo masuk angin!" teriak Rachel yang sama sekali tidak digubris cowok itu.
Rachel memeluk Lathan dan ternyata baju Lathan sudah basah dengan sempurna.
Lathan sedikit menegapkan punggungnya, ia tidak masalah jika hanya sekedar kebasahan. Sekitar setengah jam perjalanan, mereka memasuki komplek dan di sana kering. Tidak ada tanda-tanda tempat ini habis diguyur hujan.
Rachel turun, melepas jas hujan dan jaket yang langsung ia berikan pada Lathan.
"Baju lo basah banget!" komentar Rachel namun Lathan hanya menaikkan kedua alisnya.
"Jadi gimana?" tanya Lathan menunggu jawaban.
"Apanya yang gimana?" Rachel berharap Lathan mengulangi pertanyaannya.
Cowok itu mendengus sebal, ia tahu Rachel sengaja. Lathan menyalakan mesin motornya sementara Rachel terkekeh melihat ekspresi Lathan.
"Iya gue mau," ucap Rachel membuat Lathan mengerutkan keningnya.
"Mau apa?" goda Lathan yang kemudian membuat ekspresi gadis itu berubah drastis.
"Tau ah!" Rachel berbalik berniat masuk ke dalam rumahnya.
Kini giliran Lathan yang tertawa. "Malem, Sayang!" ucap Lathan sedikit keras.
Rachel menoleh sedikit, "Bodo!" ujar gadis itu kemudian menunggu Lathan pergi.
Cowok itu tersenyum, kemudian benar-benar melajukan motornya untuk meninggalkan kediaman Rachel.
Gadis itu mau berteriak, jika saja ia tidak memiliki tetangga yang akan terganggu oleh teriakannya. Jadi, ia hanya tersenyum kemudian menaiki tangga dengan cepat. Ketika sampai di kamar barulah Rachel benar-benar berteriak.
Malam ini, Rachel resmi menjadi gadisnya Lathan.
***
AAAAAA MEREKA TAKEN, HAMBA GAK KUATTTTT!!!
Btw, makasih udah temenin Bella sampai di titik ini.
Abis ini, mending kepoin instagram mereka. Kalian bisa liat tag in postan aku di instagram; bellaanjni. Aku suka ngetag mereka, biar gak usah searching.
Salam, Bellaanjni.
Author jahat, udah.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro