Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6

Jane melompati batu sebesar kepala sapi, terus berlari sambil sesekali menoleh ke belakang dan sekitarnya untuk memeriksa jarak antara dia dan sang pengejar.

Gadis itu mulai memperkirakan lokasi dalam otak, memetakan tempat-tempat yang tadi dijelaskan James selama perjalanan mereka. Berharap dia bisa segera sampai ke sana, sebelum monster ini menghabisinya lebih dulu.

Kalau ada hal yang bisa dikatakan cukup beruntung dari kondisinya saat ini. Maka itu adalah fakta bahwa kejar-kejaran maut sekarang terjadi ketika malam hari, yang artinya hanya ada sedikit kemungkinan Jane menatap mata Eyeless dan menjadi seperti Robert.

Gadis itu memasuki wilayah dengan tanah yang lebih lapang, mirip lokasi James jatuh tadi. Rambutnya sedikit berkibar ketika dia perlahan melambatkan lahan, memberi Eyeless di belakangnya harapan kalau makhluk besar itu bisa menangkap Jane. Begitu dirasa sudah cukup dekat, Jane kembali memacu langkah dan tangan sabit sang monster hanya berhasil memutuskan beberapa helai rambut pirangnya saja. Jane melompat, kakinya direntangkan jauh-jauh supaya bisa mencapai sisi lain tanah yang kelihatannya tertutup.

Monster itu masih mengikuti, tetapi kali ini dia terjatuh ke dalam lubangnya. Jane menoleh, memeriksa. Makhluk besar tadi mengerang tak suka dan mengais-ngais tanah dengan kedua tangannya yang melengkung. Tak lama, dia sudah kembali berdiri di tanah dan kembali mengejar kali ini lebih cepat dan lebih marah.

Gadis itu memfokuskan pandangan ke tanah agar tak salah mengambil langkah, dia kembali melompati beberapa titik yang sebenarnya tidak berbahaya. Jane melakukan itu untuk menimbulkan kesan bahwa ada jebakan kalau dia melompat, padahal bisa saja dia hanya berlari dan jebakan itu mengenai Eyeless seperti sekarang. Satu jebakan beruang, mengepit kaki raksasa monster itu. Dia menggeram kencang, dengan kesal menarik logam tajam bergerigi tersebut.

Jane tidak memperhatikan jalannya, dia tersandung kaki sendiri dan tersungkur. Gadis itu mengumpat, Eyeless besar berdiri kokoh di atasnya. Makhluk itu menyerang kepala Jane, tetapi gadis tersebut berguling ke kanan untuk menghindar.

Jane menendang perut Eyeless sambil terpejam, mencoba membuka sedikit ruang agar tidak dipojokkan seperti tadi dan berhasil mendapatkannya. Makhluk itu tidak melepas buruan dengan mudah, dia menangkap Jane dengan menusuk ujung tangannya yang seperti kail pancing ke bahu kanan sang gadis. Membanting perempuan tersebut kembali ke tanah. Jane meringis, ujung senjatanya digunakan untuk memukul wajah tak karuan  monster tersebut. Bagian belakang senapan memukul tangan depan Eyeless, kemudian dia memukul lagi rahangnya dan keluar dari kurungan kedua dalam kondisi masih bernapas.

Gadis itu membuka mata dan lanjut berlari, kali ini terang-terangan memicu sejumlah perangkap yang dipasang James di beberapa titik. Ada sejumlah anak panah beracun memelesat begitu kaki Jane menarik sebuah tali, ada kapak yang melayang turun, juga beberapa lubang beragam ukuran yang ditutupi ranting-ranting beserta dedaunan kering. Jane sempat bertanya-tanya, apakah James menciptakan ini benar-benar hanya untuk menangkap hewan atau dia sudah merencanakan pelarian kalau dikejar-kejar seperti sekarang?

Monster di balik tubuh sang gadis menerima beberapa luka di punggung, tetapi hal tersebut tidak menghentikan niatnya untuk menangkap Jane. Kendati demikian, makhluk besar itu sudah melambat---walah dalam taraf Jane, masih tergolong cepat---Jane sendiri merasa dirinya tak mampu berlari lagi, napasnya tersengal-sengal dan kedua lututnya perih bukan main.

Jane menunduk, sebatang pohon tempatnya bersembunyi patah. Dia menghindar ke kiri, menjauhi lengan tajam yang membelah sisa batang yang terpotong tadi. Buru-buru Jane terpejam, hampir tidak bisa menghindari serangan kedua yang terlampau cepat dan nyaris memenggal lehernya.

Gadis itu jatuh ke belakang. Dia berbalik, tiarap menatap tanah sebagai ganti tak mampu menghadap depan. Monster menggeram, memukuli tanah beberapa kali hingga terasa sedikit bergetar. Sampai Jane yakin dia bisa mengenai makhluk tersebut dengan tepat, dia akan terus menyimpan peluru yang tersisa. Jane mulai memikirkan cara lain untuk melarikan diri, bertanya-tanya sendiri jebakan mana yang belum terbuka.

Mata gadis itu bergerak liar, mencari sisa-sisa jebakan buatan kakaknya. Eyeless bergerak pincang mendekati Jane, tangan kanan diayunkan ke depan dan masih bisa dihindari. Jane berdiri, mengayun senapan sebagai senjata. Namun, senapan anginnya menabrak udara kosong---meleset---masih terpejam, gadis itu merutuk begitu merasakan badannya melayang di udara dan terpental menabrak pohon.

Eyeless mendekat, Jane tak sempat bereaksi saat makhluk besar itu mengangkat kaki belakang dan berniat menginjak lalat menjijikkan berambut pirang ini. Jane menggunakan senapan James untuk menahan kaki besar monster tersebut, perbedaan kekuatannya sangat kentara. Namun, Jane tahu kalau makhluk ini juga sudah pincang dan terluka. Jadi dia berusaha sekuat tenaga menahan diri agar tidak terinjak. Monster tersebut mengerang, menambah kekuatan kakinya.

Menyadari bahwa makhluk ini tidak akan segan mematahkan satu-satunya senjata yang Jane pegang, gadis itu berusaha membelokkan ujung senjatanya yang menghadap kanan jadi ke atas. Matanya tertutup, sehingga tidak bisa melihat apakah moncong senapan tersebut berada di posisi yang tepat untuk menembak atau tidak. Namun, prioritasnya sekarang adalah melepaskan diri tanpa merusak senapannya.

Kaki monster itu menginjak perut Jane kasar, membuat gadis itu nyaris muntah detik itu juga. Dia sedikit mengintip, melihat mulut makhluk besar tersebut terbuka lebar untuk menyantap senjata beserta kepalanya. Pada saat itulah, Jane menarik pelatuk dan peluru timah menembus mulut Eyeless sialan itu.

Makhluk itu menggeram dan mengerang, mundur dua langkah sambil mengeluarkan bunyi memekik yang menyakiti telinga. Jane kembali berdiri, dia mulai berlari setengah tertatih-tatih akibat sakit di sana-sini. Eyeless itu mengikuti dari belakang, satu tembakan saja tak cukup untuk membunuhnya.

Jane berjalan cepat mendekati sebuah pohon, meraba batang pohonnya dan merasakan sebuah tali yang masih kencang pada kulit batang. Gadis itu lantas mengeluarkan pisau dari saku---dirinya baru ingat kalau membawa pisau selain senapan---begitu monster tersebut berlari dan berdiri di titik yang dirasa Jane tepat, dia memotong tali dan sebuah jaring besar berisi sejumlah jebakan beruang mengurung makhluk itu dan menggantungnya di pohon.

Tanpa memberi celah untuk melepaskan diri, Jane mengokang senapannya dan menutup mata. Dia menarik napas dalam-dalam, berharap tembakannya tidak meleset dan mengenai kepala.

Gadis itu kemudian menarik pelatuk dan suara bising Eyeless yang meronta-ronta tak lagi terdengar. Ketika Jane membuka mata, monster tersebut sudah tak bergerak dan peluru Jane mendarat di salah satu bagian tubuhnya---jelas bukan kepala.

Jane menggenggam sebuah pisau erat-erat, dia berjalan perlahan sekali mendekati jaring dan menusuk badan berkulit macam katak itu sampai ke pangkal. Monster tersebut tidak bereaksi, bahkan setelah dua sampai tiga tusukan yang membuat Jane yakin dia sudah mati.

Gadis tersebut mengibaskan pisaunya, membuang darah kental berwarna merah kehitaman yang melumuri senjata tajamnya. Begitu selesai memasukkan benda itu kembali ke kantong, dia mendengar jeritan serupa Eyeless dari kejauhan. Saling bersahutan satu sama lain.

Ada lebih dari satu makhluk itu sekarang.

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro