25
Monster tersebut meraung keras, membuat Jane memberanikan diri untuk sedikit mengintip. Gadis itu terbelalak saya menyadari bahwa tembakannya berhasil mengenai satu mata makhluk itu.
Gadis itu berlari maju, masih menunduk dan kembali menembak saat jaraknya sudah dekat. Monster itu berbalik, membanting tubuh Jane dan membelah senapannya sekaligus. Tubuh gadis itu menabrak batang pohon dengan keras, Jane mengeluarkan pisau dari saku celana dan mengayunkan tangan saat merasakan badannya ditarik ke belakang.
Eyeless itu menggigit tangan Jane, membuat gadis itu sontak menjerit dan menendang wajah makhluk di depannya. Sebenarnya Jane hanya menendang udara asal-asalan karena dia masih tidak bisa melihat. Makhluk itu menjatuhkan Jane karena tendangan gadis itu tepat mengenai matanya yang sudah buta.
Jane tiarap, tangan kirinya perih dan berdarah. Gadis itu melepaskan tas punggung berat yang menghalangi gerakannya lantas mulai merayap maju. Monster di belakang gadis itu mengangkat tangan, lantas menusuk tanah.
Jane berguling ke kanan, berusaha berada tetap di titik buta makhluk itu. Dia berdiri, berlari mengelilingi monster itu ke arah kanan tubuhnya dan berdiam di belakang badannya yang besar sambil berusaha memikirkan ide untuk mengalahkan makhluk sialan ini.
Eyeless itu berputar ke kiri, menggunakan sebelah matanya yang tersisa untuk melacak keberadaan orang yang mencelakainya. Badan monster itu sudah berlubang-lubang dan memiliki garis-garis lurus panjang yang mengeluarkan cairan hijau-kehitaman.
Jane terus bersembunyi, memasang jarak sedekat mungkin dengan bagian belakang monster itu dan memastikan dirinya selalu berjalan ke sebelah kanan untuk menghindari matanya yang masih bagus. Dia melirik ke belakang, melihat James yang terkulai lemah di atas tanah. Gadis itu teringat obat-obatan dalam tas dan merutuk karena sudah melepaskan benda itu dari tubuhnya.
Setelah aksi sembunyi-sembunyi selama hampir genap dua menit, Jane akhirnya berhasil mengumpulkan keberanian untuk membungkuk rendah dan berjalan maju guna melukai mata Eyeless itu. Sayangnya, monster tersebut sadar dan mengempaskan tubuh Jane menggunakan tangannya. Membuat Jane terpelanting mundur dengan bekas sabetan memanjang di bagian perut.
Tubuh Jane terjatuh tak jauh dari sang kakak, dia meringis pelan. Samar-samar, gadis itu bisa mendengar suara parau James yang memanggilnya.
“Ja-Jane, pergilah dari sini. Aku akan menghalau monster itu untukmu.”
“Kau bodoh apa? Bagaimana caranya kau menyelamatkanku kalau tidak bisa mengurus dirimu sendiri,” cibir Jane, dia berusaha menahan rasa sakit dan meringkuk. Kemudian duduk di tanah, tangannya tak lagi menggenggam pisau. Entah terlempar ke mana selagi dia terbanting tadi.
Gadis itu berlari menjauhi James saat Eyeless mendekat, bersyukur monster tersebut tidak menghabisi kakaknya. Jane meriah sebuah batu runcing, ukurannya tidak terlalu besar dan ramping sehingga mudah digenggam. Permukaannya kasar, bergerigi, dan berwarna abu-abu. Melihat benda itu bisa dijadikan senjata, Jane menggenggamnya erat-erat dan menunggu sampai Eyeless itu cukup dekat dengannya sambil bersembunyi di balik sebuah batang pohon.
Makhluk itu memotong batang di atas kepala Jane, membuat gadis itu menundukkan tubuh. Dia berlari kecil menghindari bagian bawah tempat persembunyiannya ke sebelah kiri masih sambil terpejam. Gadis itu bisa merasakan kulitnya yang bersentuhan dengan sang musuh, Eyeless itu berkulit dingin dan sedikit berlendir. Sekuat tenaga, Jane menusukkan batu runcing pegangannya ke tubuh makhluk tersebut dan langsung berlari selagi monster itu meraung kencang.
“Di mana sungainya?” Jane bertanya, terburu-buru.
“Jalan terus ke arah Selatan.”
Gadis itu berencana melakukan hal yang sama dengan James, memancing Eyeless ini menuju sungai untuk menceburkannya dan membiarkan makhluk itu hanyut terbawa arus. Jane menelan ludah, dia punya perasaan tidak enak yang berhubungan dengan sumber air tersebut. Bayangan kalau dirinya akan tercebur dan hanyut terbawa sampai ke air terjun menghantui, tetapi kakinya terus berlari sekuat tenaga. Membangun jarak yang tak butuh waktu lama dipangkas oleh sang pengejar.
Berbekal sedikit petunjuk yang diberikan James tadi, Jane memacu langkah sampai dia bisa mendengar bunyi derasnya air di kejauhan. Dia menarik napas dalam-dalam, kembali berlari. Gadis itu terpeleset, tulang ekornya menabrak tanah keras. Jane meringis, dia berguling sebentar menghindari tusukan kedua lengan monster itu. Semua serangan Eyeless itu terlihat sia-sia karena sekarang dia buta.
Jane berdiri, masih memegangi bokong. Sambil melihat ke belakang, dia sedikit terpincang-pincang menuju sumber suara. Akhirnya, gadis itu mencapai pinggiran hutan yang lain dan berjalan keluar dari celah seukuran manusia di antara dua pepohonan besar. Sungai besar itu masih terlihat sama derasnya seperti kali pertama, tetapi jelas saja sudah lebih dingin.
Makhluk yang mengejarnya sudah sampai di tempat yang Jane rencanakan, sekarang dia hanya harus membuang monster cacat berwajah rata ini ke dalam air dan membiarkannya menyusul kedua saudaranya yang sudah lebih dulu tenggelam ke dasar air terjun.
Eyeless menerjang maju. Meskipun tidak memiliki mata, dia masih memiliki indera pendengar dan penciuman yang tak kalah tajam. Namun, Jane tak gentar. Satu-satunya hal yang perlu ditakuti adalah pengelihatan dan kedua lengan juga kaki monster ini.
Menyadari bahwa dirinya tidak bersenjata, Jane tahu bahwa dia hanya bisa memanfaatkan postur badannya untuk menjatuhkan makhluk ini ke dalam air. Tubuh kurus gadis itu merosot ke bawah badan Eyeless, menghindari serangan kedua lengannya yang membentuk sebuah X sampai melubangi tanah.
Di bawah perut Eyeless, Jane menyikut badannya sekuat tenaga. Namun, dia sendiri sudah lemas karena tak beristirahat sama sekali. Eyeless itu hanya sedikit bergerak dan terganggu, sama sekali tidak kesakitan atau apa pun. Dia malah kini mengulurkan tangan panjangnya yang berbentuk lengkung seperti bulan sabit ke bawah badan.
Jane berusah menjauh, tetapi terlambat. Ujung bajunya tersangkut pada tangan Eyeless itu dan sebelum gadis itu sempat meronta. Badannya ditarik keluar dari bawah dan dilempar memasuki sungai.
Detik berikutnya yang Jane hanyalah dinginnya suhu air sungai dan gelembung udara yang keluar dari mulut.
[]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro