Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

saat umurku 5tahun


Setiap malam yang dilakukan Hira hanya menatap jendela kamar, melihat bulan bersinar berharap dunianya akan secerah bulan itu
-
-

"Berhenti disana" Irene menyilang tangannya
"maaf mah, Hira tidak tahu kalau papah akan datang hari ini" Hira menunduk gemetar
"Bodoh" Irene menggenggam tubuh kecil Hira dengan kedua tangannya "mamah sudah bilang jangan pernah membuat kesalahan sedikit pun di depan papah, kalau kamu tidak mau di buang seperti mamah Hira!
kamu harus bisa buat dia menoleh kearahmu kamu tunjukin bahwa kamu layak menjadi anaknyaa" tegas Irene dengan tatapan yang tajam menyorot ke mata Hira
"Hiraa... Kan me..mang anak papah" jawab Hira ragu ragu sambil menahan tangisnya

"Hahahhaha"tawa kesal Irene yang kembali menatap tajam Hira "apa kamu pernah diperlakukan sebagai putrinya hira???????" Tanya Irene matanya memerah seolah olah menahan kesakitan yang dalam mendengar pernyataan anaknya yang jelas tidak mengerti apa peran ayah yang sebenarnya karena Hira memang tidak pernah merasakannya.

"Ma..maah jangan naangiss, maafin Hira" jawab Hira sambil menghapus air mata Irene dengan tangan mungilnya
Irene menghempas tubuh mungil Hira hingga jatuh kelantai "kembali kekamar jangan keluar sampai papah keluar rumah" Irene tidak mau Hira melihat kelemahannya.
Irene sadar bahwa mentalnya ini tidak sehat kadang ada kalanya emosinya meluap secara tiba tiba ketika melihat Hira seorang bocah yang ingin ia benci tetapi tidak pernah bisa rasa sayang sebagai seorang ibu selalu muncul secara bersamaan ketika Irene mencoba membencinya.
Satu satunya cara dengan meredakan emosinya Irene selalu mengkonsumsi obat penenang.

"Akhhh" keluh Hira masih diam melihat Irene yang sedang mencari sesuatu bahkan gelagatnya pun aneh, Hira berdiri menghampiri Irene yang sedang mengacak acak laci yang ada di mejanya
"Ma mahh" menyentuh tangan Irene dengan hati hati "PERGIIII Hira" teriakk Irene histeris sambil mengeluarkan air mata.

Teriakan itu sangat keras bahkan terdengar sampai ruangan Yuda

Hira yang kaget melihat mamahnya yang seperti itu,, langsung memeluk erat Irene dan Irene pun kembali mendorong Hira lebih keras hingga akhirnya kepala Hira terbentur dinding mengalami pendarahan yang lumayan parah di kepalanya

Irene yang sadar apa yang dia lakukan hanya teriak menggila
mengambil obat yang sedari tadi ia cari dan menenggak seluruh obat itu sambil meraih tangan mungil Hira yang sudah tidak sadarkan diri "hiraa maafin ma..mahh"
"Kamu gaboleh mati, hiraaa bangunnn" menepuk nepuk pipi hiraa sambil mengangis histeris bahkan Irene pun mulai kehilangan kesadaran karena terlalu banyak mengkonsumsi obat penenang
-
-
Yuda mendengar suara teriakan Irene "Irene??" batin Yuda ia merasa kekhawatiran akhirnya dia berjalan kearah ruangan Irene yang berada di lantai 2 sedangkan ruangannya berada di lantai 3 semakin mendekat semakin keras terdengar suara teriakan itu, Yuda mempercepat langkahnya dan berdiri diam di depan ruangan Irene tidak lama kemudian terdengar suara benturan dinding
Yuda langsung membuka pintunya tetapi terkunci "Irene sedang apa kamu" teriak Yuda yang khawatir sebenci apapun dia dengan Irene tetapi masih ada rasa simpati yang tersimpan 
Ia mendengar Irene menyebut nama Hira, Yuda langsung mendobrak pintu dengan sekuat tenaga tetapi tidak berhasil dia mencoba berulang kali
Sampai di dalam ruangan itu sudah tidak terdengar suara apa pun
Yuda panikk sekali lagi dia mencoba mendobrak pintunya dengan tenaga yang tersisa dan akhirnya bisa terbuka.

Yuda terpaku melihat Hira yang tidak sadarkan diri berlumuran darah di kepalanya begitupun Irene yang mengeluarkan busa dari mulutnya
Yuda panik mengoyak tubuh kecil hiraa "apa yang terjadiiii ini??????"  teriakkkk Yuda mengambil telepon genggamnya menyuruh bawahannya membawa 2 ambulan secepatnya

Tidak lama kemudian ambulan itu datang Yuda menggendong tubuh kecil Hira sedangkan Irene diangkat oleh paramedis

25 menit kemudian sampai di rumah sakit Hira dan Irene di larikan ke ICU karena kondisinya yang kritis
-
-
-
Nyonya Kimberly ada telepon
Berita itu sampai ke telinga ibu yuda
Telepon
"Pagi nyonya"
"Ohh pak Johan ada perlu apa menelpon saya" jawab Kimberly dengan santai
"Terjadi sesuatu dengan Bu Irene dan nona Hira"
"Apaa!!?????kenapaaa????" Kimberly bangun dari duduknya langsung mengenakan blezer nya siap untuk pergi
"Mengenai kenapanya saya belum tahu pasti nyonya, saya kirimkan alamat rumah sakitnya sebaiknya nyonya cepat kesini"
"Baik terimakasih pak Jo" Kimberly langsung menutup telponnya langsung bergegas kerumah sakit

1 jam kemudian Kimberly sampai di rumah sakit menghampiri Yuda yang sudah terlihat dari kejauhan sedang duduk di depan ruang ICU

Plakkk

Kimberly menampar keras wajah Yuda tanpa basa basi.
Yuda yang terkejut melihat kedatangan ibunya langsung berdiri menunduk
"Siapa yang beri tahu ibu!" Batin Yuda
Melirik kearah pak Jo, senyum sinis "gua lupa kandangin salah satu anjing peliharaan nyonya kimberly" batin Yuda lagi dia menyadari yang membeberkan masalah ini adalah pak Jo sekertaris Irene

"Ada apa dengan Irene dan Hira" tanya Kimberly ke Yuda
"Terjadi begitu saja mah" jawab Yuda dengan posisi menunduk, sebetulnya Yuda pun tidak tahu pasti apa yang terjadi diantara Irene dan Hira
Plakkkk
Kimberly kembali menampar Yuda
"Kamu memang becus menjaga perusahaan tetapi, kamu tidak sama sekali becus mengurus keluarga kamu sendiri, untuk apaa harta kamu melimpah tapi tidak ada kebahagiaan di keluarga kamu????"

"Hahahhah" Yuda menatap mata kimberly seperti menantang "bahagia??? Bagaimana bisa boneka sepertiku bahagia bahkan jalan kehidupannya pun di rangkai oleh nyonya Kimberly yang terhormat!, Lagi pula ini salah cwe gila itu" Senyum sinis Yuda

Kimberly yang sedikit tersentak melihat kelakuan anaknya "tutup mulut kamu berhenti merengek seperti bocah ikuti dan terima dengan begitu semua akan baik baik saja, jangan lupa satu lagi.
Ini kamu yang memulai Yuda" Kimberly langsung pergi meninggalkan Yuda untuk melihat kondisi Irene dan hira.

Pada saat mengetahui kondisi Irene dan Hira bahkan kronologi kenapa ini bisa terjadi. Kimberly menutup rapat rapat insiden ini bahkan keluarga Irene pun tidak tahu tentang insiden ini.
Setelah Irene dan Hira Melawati masa kritis mereka berdua langsung di pindahkan ke bangsal VIP keamanannya di perketat yang bisa masuk hanya dokter terpilih, suster  terpilih, Kimberly, dan yuda.
keluarga Irene hanya tau anaknya pergi ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya.

3 hari berlalu Yuda masih menunggu anak dan istrinya sadar dari komanya mereka berdua berada di satu ruang

Yuda berdiri di samping ranjang Irene menatap dingin wajah Irene "wanita bodoh" Yuda memegang pipi Irene yang masih belum terbangun dari koma nya menitihkan air mata yang penuh emosi ia tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan bercampur aduk dia merasa sedih, rasa bersalah, rasa kesal,rasa benci.

Dia beralih ke ranjang Hira ia bahkan tidak berani berlama lama menatap wajah Hira "anak yang malang, kamu salah telah terlahir sebagai anakku"

Selagi Yuda masih fokus dengan Hira tanpa sadar pun Irene sudah sadar menatap samar samar punggung Yuda "Yuda??? Kamu gaakan meninggalkan aku bukan?" Mengangkat satu tangannya berusaha meraih tangan Yuda yang jelas sangat jauh dari ranjangnya

Yuda tersentak menoleh kearah Irene berjalan kearah ranjang Irene dengan tergesa gesa langsung memegang tubuh Irene merubah posisi Irene menjadi duduk "kamu liat disamping ranjang kamu siapa??, Kamu gila?? Masih bertanya itu disituasi seperti ini?"

Ingatan tentang kejadian itu terulang kembali di kepala Irene samar samarr iya mengingat kejadian itu setelah melihat Hira yang terbaring di samping ranjangnya "akhhhhh" teriak Irene menutup kupingnya  "hiraa aku membunuh hiraa???, Semua gara gara kamu kamu yang bikin aku seperti ini Yuda" Irene memukul tubuh Yuda dan memaksakan untuk turun dari ranjangnya untuk melihat Hira

Yuda hanya diam berdiri melihat apa yang ingin Irene lakukan tanpa membantu atau menghalangi.

Irene berjalan dengan seadanya bahkan sesekali iya terjatuh dan bangkit lagi "Hira ini mamah" menggenggam tangan mungil Hira dan tertawa emosi "HAHAHHA aku terdengar seperti ibu yang baik bukan padahal aku yang membuatnya seperti ini" ia berbicara berbarengan dengan tangisnya ia membanting tubuhnya ke lantai duduk menyandar tembok samping ranjang Hira sambil menekuk kakinya memeluk dengan tangannya menunduk dan menangis.

Yuda yang melihat Irene berdiri didepan Irene lalu menyamakan posisinya berjongkok menarik paksa kedua tangan Irene
Irene mendongakkan wajahnya masih dengan tangisannya

Yuda hanya menatap dingin Irene "seorang ibu muda menyiksa anaknya yang baru berusia 5 tahun hingga tidak sadarkan diri. sepertinya bagusnya kalau ada berita seperti ini bukan?" Yuda dengan senyum sinisnya

Irene tersentak matanya menyorot "aku tidak menyiksa Hira, kamu yang membuatnya seperti ini" teriak Irene
Irene masih tidak mau menerima perbuatannya sepertinya dia akan benar benar gila

Yuda melepas satu genggamannya beralih memegang dagu Irene "jangan melampiaskan semua kesalahan mu ke aku, satu lagi sekali lagi kamu berbuat seperti itu terhadap Hira aku akan benar benar membuang mu seperti yang kamu takutkan selama ini" melepas semua gengamannya berdiri meninggalkan ruangan itu

Setelah Hira terbangun dan pulih dari sakitnya begitupun Irene

Hira yang diam diam berjuang melawan traumanya dengan apa yang terjadi dia selalu mencoba melupakannya tetapi tidak bisa alhasil dia tidak berani berbicara dengan Irene tetapi selalu ia paksakan ia tidak mau ibunya Ter menerus merasa bersalah dia tetap bersikap biasa saja di depan Irene karena ia tahu ibunya tidak sedang baik baik saja

Akhirnya karena penyakit mental yang di derita Irene semakin parah ibu dan anak ini terpaksa di pisahkan selama 2 tahun Irene dirawat oleh keluarganya, Hira di bawa Kimberly tinggal bersamanya di Amerika Yuda terpaksa selalu mendampingi Irene walaupun hanya formalitas

Kejadian ini menjadi salah satu trauma Hira yang saat besar dia masih sangat mengingatnya bahkan saat ia ingin berangkat ke Amerika dia tak di perbolehkan bertemu Irene tapi ia berhasil diam diam pergi ke kamar Irene ia tersentak melihat ibunya yang seperti orang lain perlahan ia Mundur menjauh dri Irene ia takut kejadian itu terulang kembali disaat Irene seperti itu

Ingatan itu sangat menyakitkan bagi Hira ia sangat amat menyayangi Irene lebih dari apapun tapi pada saat kondisi Irene seperti itu untuk berjalan mendekat kearahnya pun sangat berat, pada saat itupun setelah Hira keluar dari kamar Irene ia menangis di depan pintu entah apa yang dia tangisi dan disitu saat pertama kali Yuda memeluk Hira

Yuda mengikuti Hira sedari tadi karena melihatnya mindik mindik berakhir menangis di depan kamar itu ia merasa kasihan bahkan rasa gengsinya pun bisa hilang ia memeluk Hira bahkan menggendongnya tanpa mengeluarkan suara begitupun Hira ia memeluk Yuda dengan sangat erat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro