Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

hening

Ardo terpaku masih dengan pandangannya yang kebingungan perlahan ardo mendekat ke ranjang Hira
Memegang tangan Hira yang penuh luka gua gak ngebayangin luka Hira bisa sebanyak ini, dimana gua selama ini gua yang selalu ada di sampingnya pun gak sadar kalau Hira gak baik baik aja
Ardo melepas tangan Hira emosinya sedikit meluap dia menyalahkan dirinya sendiri

Ardo menghantam tembok dengan tinjunya "bodoh, bodoh, bodoh, bajingannnn ahkkkk sialan"
Tanpa sepengetahuan ardo Hira sudah sadar memperhatikan ardo, setalah ardo berbalik Hira menutup matanya lagi
Terlalu canggung untuk bicara dengan ardo sekarang, dia udah pasrah dengan apa yang akan ardo pikirkan tentangnya

Ardo menarik selimut sampai menutupi kedua tangan Hira

Ceklek

Ibu Diana masuk keruangan langsung membuka selimut Hira yang menutupi tangannya
"YAAMPUN" ibu Diana memegang kepalanya

Ardo cuma diam melihat reaksi ibunya
Dia tau pasti ibu akan tau dari dokter itu

Diana langsung cepat menelpon Irene orang tua Hira
Irene: halo
Ada apa Diana?
Diana: kerumah sakit center Medika sekarang Hira dirawat disini
Irene: hah? Kenapaa lagi anak itu berbuat apa lagi dia?

Hira yang menyadari kalo ibu Diana lagi menelfon mamahnya tangan Hira meraih tangan kiri diana "ibu jangan" suara serak Hira berhasil membuat ardo menoleh

"Masihh ada yang sakitttt????" Ardo menatap mata Hira tajam

Diana melihat kearah Hira yang lagi memohon untuk tidak bilang orang tuanya "semua akan baik baik aja sayang percaya ibu" mengelus kepala Hira

Diana : saya tunggu disini Irene
Irene : 15 menit saya sampai
Diana menutup telfonnya
-
-
-
"Masih pusing gak tuh pala klo masih copotin aja lah ganggu" Adit goyang goyangin pala disha

Disha ngelirik sinis "tambah pusing bodoh" menepak tangan Adit "utuk utukkkk sini eluss palanya" mengelus pala disha

"Udah sambil dimakan itu makanannya" Adit menyodorkan bubur ke disha

"Tanya ardo dlu gimana Hira"

"Iya iyaa nih ditanya, udahh makan dlu" Adit ngambil hpnya di saku

Pesan
Adit : gimana???
Ardo: udah sadar
Adit: otw

"Baik baik aja Hira, sekarang abisin dlu Abis itu baru kesana" Adit menuangkan minum
-
-
-
Sekitar 17:20 Irene sampai rumah sakit
"Diana??, Dimana ruangan Hira" Irene melihat Diana di tempat duduk lobby yang memang sedang menunggu kedatangan Irene

"Duduk sini dulu Irene ada yang ingin saya sampaikan" Diana menepuk kursi di sampingnya, Irene duduk si samping Diana "ada apa??" Tanya Irene fokus

"Something wrong with Hira" dia memegang tangan Irene

Irene hanya mengangguk "dia bisa melaluinya sendiri Diana, dunia ini keras" Diana kaget mendengar jawaban dari Irene "kmu udah tau maksud saya?" Tanya Diana yang masih bingung
Irene mengangguk
"Dia butuh perhatian yang cukup Irene" tegas Diana
Irene mengalihkan topik"bagaimanapun makasih atas bantuan mu, Hira biar saya yang urus dengan cara saya, tidak perlu khawatir saya ibunya"
Irene pergi dari tempat duduknya berjalan ke arah resepsionis

Ia menghindar dari Diana merasa jengkel seakan akan Diana mengecap Irene bukan ibu yang baik, Hira bukan anak lemah seperti anak lain aku akan buat dia seperti itu.
Sambil berjalan menuju ruangan Hira, Irene menelpon sekertarisnya yang lagi menunggu di mobil
Irene: Halo pak Johan siapkan mobil di depan saya akan bawa Hira pulang
Johan: baik Bu

Ceklek

"Halo Tante" ardo bangkit dari tempat duduknya
"Hey halo terimakasih sudah menjaga Hira ardo" menepuk pundak ardo
"Bukan apa apa Tante" jawab ardo

Hira menolehkan wajahnya kearah jendela ia menghindari menatap Irene
Irene berjalan kearah kursi roda dan mengarahkan ke kasur Hira
"Naik" suruh Irene
Diabaikan oleh Hira yang masih menghadap jendela

"Kamu semakin lemah ya Hira?, Bukannya seharusnya mamah yang ada di posisi kamu mamah yang merasakan semua rasa sakit itu Hira bukan kamu" Irene menarik selimut Hira

Ardo yang kebingungan melihat Irene yang tidak ada lembutnya dengan anaknya sendiri "Tante mungkin Hira masih pusing kepalanya"

Irene sadar di belakangnya masih ada ardo "ardo boleh tunggu depan Tante ingin bicara dengan Hira" mengabaikan omongan ardo Irene senyum "ah iya Tante silahkan, ardo jalan kedepan ruangan dan berdiri di depan pintu mennguping,

"Bangun Hira, jangan bikin mamah semakin gila" Irene menarik kasar tangan Hira
"Kenapa mamah selalu berfikir mamah yang paling sakit? Hira menarik tangannya

"Kenapa? Kamu masih nannya???? Kare-

"Karena akuuuu, karena akuuuu, karena akuuuuu bukaannn" teriakkk Hira di sela ucapan Irene "aku gak minta kalian berdua melahirkan aku, aku gak minta kalian pertahanin aku, aku udahhh mati semenjak mamah lahirin aku" teriak Hira histeris emosinyaa tidak bisa dikontrol lagi "akhhhhhhhhhh" teriakan Hira bercampur dengan airmataa dia menarik infusannya sampai darahnya berceceran di kasurnya

Irene sudah tidak kaget lagi melihat anaknya "lakukan, lakukanlah apa yg kamu mau"
Irene menatap dingin anaknya yang sedang tidak terkontrol

Ardo terpaku di depan pintu menyaksikan semuanya memegang kepalanya dan duduk di kursi samping pintu

Hira menepis tangan irene"Pergiiiiiii, lepass, lepass" masih dengan teriakannya yang semakin besar kali ini Hira benar benar kehilangan kesadarannya dia membanting apapun yang ada di sampingnya kearah Irene
Irene Masi dengan tatapan dinginnya meskipun tubuhnya terlempar benda benda yg Hira lempar

Ardo mendengar bantingan barang segera masuk melihat Irene yang masih tegak berdiri meskipun tubuhnya di hujani benda benda lemparan Hira

Dan Hira mulai melukai dirinya dengan mencakar tangannya

Ardo memegang kedua tangan Hira menghentikan Hira melukai dirinya tetapi Hira masih memberontak "Hira" teriak ardo Hira Masih memberontak bahkan teriak

Dari lorong Adit dan disha menyadari apa yang dia dengar "kaya suara ardo" disha menoleh ke Adit, Adit langsung lari keruangan hira yang tadinya jalan santai

Sampai ruangan tanpa basa basi Adit memegang tubuhnya Hira membantu ardo begitupun disha "akhhh lepas lepasss" teriakan Hira mulai terdengar keluar, akhirnya suster pun datang membawa obat bius untuk disuntikan ke Hira

Perlahan Hira mulai melemah dan tertidur.

Irene memegang kepala
bahkan memukul kepalanya sendiri karena merasa emosi sekaligus pusing "tolong angkat dia ke kursi roda" perintah Irene ke ardo

" biarin dia istirahat disini dlu Tante"

"Tolong" suruh Irene dengan nada membentak

Ardo,Adit, disha kaget menoleh ke Irene
Sebelum Ardo menjawabnya
sekertaris Irene pun datang "ada apa Bu"

"Tolong angkat Hira ke kursi ini pak Johan, sekarang" Irene menunjuk kursi rodanya ia lelah bahkan rambutnya sudah terurai tidak beraturan

"Gak pak" ardo menghalangi pak Johan

Irene menghela nafas "ardo tante tahu kamu merasa aneh sama situasi ini, bahkan mungkin kamu berfikir aneh tentang tante tapi mohon jangan menghalangi Tante"

Adit memegang ardo "udah do"

Pak Johan mengangkat tubuh kecil Hira ke kursi roda

Ardo mengepal tangannya gilaa gahabis pikir Hira punya orang tua kaya gini

"Kalian bertiga Tante berterimakasih dengan kalian Hira sekarang akan dirawat dirumah jadi tidak usah khawatir" Irene berjalan keluar dengan pak Johan yang mendorong Hira

Disha dan Adit hanya bisa menepuk pundak ardo menenangkan.

Ibu Diana yang masih di lobby rumah sakit menelfon ardo
Diana: halo nak gimana masih ada Tante Irene
Ardo: ardo gangerti Bu Tante Irene kenapa sekeras itu padahal anaknya lagi sakit
Diana: kenapa emang sayang??
Ardo: sekarang dia bawa Hira pulang bu
Diana: hah???
Kemudian tidak lama Irene pak Johan lewat di depan mata Diana, Diana melihat Hira yang tidak sadarkan diri di kursi roda

Diana menjegat jalannya Irene
"Irene, mau dibawa kemana Hira? Dia belum pulih terus kenapa ini tubuhnya banyak darah???" Memegang kepala Hira
"Dia demam Irene"

"Diana dia putri saya bisa tidak, tidak ikut campur untuk hari ini saya lelah, jalan lagi pak" Irene mengabaikan Diana
"Bukannya besok kamu ada perjalanan ke Amerika Irene???" Irene menoleh
"Ada apa?" Jawab Irene

"Hira biar saya yang urus dirumah saya" Irene tercengang mendengarnya
"Dari pada kamu meninggalkan Hira dirumah sendiri kamu gatakut dia kenapa Napa" ucap Diana meyakinkan Irene

"Dirumah ada suster tidak usah repot repot" Irene berjalan kembali
Diana mengejar "demi keselamatan anak kamu Irene"
"Kenapa kamu sangat peduli dengan putri saya Diana???" Irene sedikit kesal

"Hira seperti almh anakku Irene, kamu titipkan ke aku selama perjalan kamu aku akan jaga baik baik Hira" Diana memegang tangan Irene

Irene tidak bisa berkata apapun hatinya sedikit terenyuh bagaimanapun juga Diana dulu pernah jadi sahabat Irene yang selalu ada entah kenapa seiring berjalannya waktu Irene merasa tidak cukup baik menjadi teman untuk Diana dan akhirnya Irene menjauh dari Diana.

"Tidak ada kaitannya dengan saya, tolong jangan halangi saya Diana"

"Aku tau Irene, kamu masih Irene gadis yang baik hati jangan tutupi dirimu yg asli"

"Tau apa kamu tentang hidup saya" tanpa menghiraukan Diana lagi Irene langsung berjalan pergi

Diana tidak bisa berbuat apa apa lagi, di satu sisi ia merasa bersalah kepada Hira karena dia menghubungi irene

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro