Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

epilog

Artha Azzavier dimakamkan tepat di bawah 'Pohon Harapan' meski raganya tidak ada. Semuanya tahu, bahwa semalam, gadis itu sudah tiada, meninggalkan mereka dalam duka. Thera, si Akar Tanah Abadi membangun makam Artha dengan kokoh, yang tidak akan bisa disentuh siapa pun selain orang-orang yang dikehendaki oleh mendiang Artha.

Archana yang pertama kali menemukan jejak kematian Artha berhak atas buku harian itu. Terlebih ada sepucuk surat yang ditujukan untuknya. Freya dan Milen, orang kedua yang mengetahuinya, hanya mengangguk sembari tersenyum. Dayang Lili bahkan sukarela memberikan buku itu pada Archana. Mengejutkannya, sang Raja mengizinkan Archana sebagai orang pertama yang membaca buku itu.

14 Maret tahun 1568, Eltras.

Ini kali pertama aku mengunjungi dunia luar kerajaan. Aku pergi ke Taman Peruna yang katanya taman terindah di Eltras. Aku sedikit merasa bersalah karena telah membohongi Kay, tetapi biarlah.

Aku berjalan ke sana dengan kaki yang tertatih-tatih. Beruntung tidak ada yang melihatku. Namun, sialnya, aku bertemu dengan salah seorang rakyat yang bukan anggota kerajaan di sana. Dia seorang laki-laki yang sedang memetik bunga (tunggu, memangnya memetik bunga diperbolehkan?). Kelihatannya dia seumuran atau lebih tua sedikit dariku.

Tetapi aku takut. Jadi aku hendak berlari keluar, padahal dia seperti hendak membantuku.

Kuharap aku tidak bertemu dengannya lagi!

*

10 April tahun 1570, Eltras.

Banyak yang terjadi hari ini.

Tadi aku memohon pada 'Pohon Harapan'. Aku sudah pasrah. Entah apakah permohonanku benar-benar akan dikabulkan oleh sang Dewi.

Lalu, Milenia Winter, kakak tiriku, baru saja lulus dari akademi penyihir dan dilantik sebagai sang Bunga Musim Dingin. Aku iri padanya. Kenapa harus dia? Kenapa bukan aku? Padahal Ibu adalah penyihir hebat, tetapi kenapa aku bahkan tidak memiliki mana sedikitpun?

Yang terakhir ... aku bertemu dengan laki-laki yang kutemui di Taman Peruna dua tahun lalu saat kabur dari pandangan Kay. Dia seorang Penyihir Musim Semi, namanya Archana Lilichen. Dan dia berjanji padaku suatu saat nanti akan membawaku pada dunia luar dan menjagaku.

Pfft, terlihat bodoh, ya? Tetapi mari kulihat.

*

20 Maret tahun 1572, Eltras.

Archana benar-benar datang. Dia meraih gelar kesatria tingkat ketiga demi aku. Aku sudah sangat bahagia. Namun, dia malah mempercayakan janjinya pada kesatria wanita bernama Freya.

*

15 Mei tahun 1574, Eltras.

Ibu Suri, yang seorang penyembuh terhebat di Eltras sampai menyembuhkanku, tetapi tidak bisa. Sebagai gantinya, dia hendak menghapus ingatanku dan memundurkan waktu kematianku. Namun, dia tidak bisa menghapus ingatanku, entah kenapa.

Semua orang tidak mengungkit penyakitku lagi. Baiklah, aku akan mengikuti skenario mereka.

Dan, oh, aku tahu kalau Satin sebenarnya dieksekusi. Aku turut sedih. Walaupun dia menyebalkan, dia adalah figur ibu pengganti untukku. Namun, sekali lagi, aku akan mengikuti skenario mereka.

*

1 April tahun 1576, Eltras.

Jika hari ini kematianku, aku akan ikhlas. Karena aku sudah merasakan cinta sejak sang Dewi mengirimkan Archana Lilichen padaku. Sedikit demi sedikit aku merasakan kasih sayang yang berbeda saat aku diasingkan dahulu.

Yang Mulia-atau bolehkah kupanggil 'ayah'?-mengasihiku. Begitu pun dengan Ibu Suri yang rela mengeluarkan banyak mana untuk menyembuhkanku. Milen, Thera, Yoshr menyayangiku layaknya saudara. Aku bisa merasakan ketulusan dan kelembutan mereka, tetapi tidak ada yang bisa menandingi rasa sayang, ketulusan, dan kelembutan Archana padaku.

Aku suka pelukan hangatnya. Aku ingin hidup bersama dengannya, tetapi itu tidak mungkin. Aku tidak ingin menyakitinya.

Archana Lilichen ... kuharap kau dapat bertemu dengan gadis yang jauh lebih baik daripada aku (Freya boleh juga). Jadi jangan bersedih. Di kehidupan selanjutnya, mari kita menjalin kasih.

Salam cinta,

Artha Azzavier.


Archana Lilichen menyunggingkan senyum sembari menggenggam erat buku harian bersampul magenta milik gadis yang dicintainya. Di pergelangan tangannya melingkar liontin dengan rantai keemasan dan bandul kristal rubi.

"Pada akhirnya, aku gagal memenuhi janjiku untuk melindungimu," ujar Archana lirih. "Tetapi di kehidupan selanjutnya, aku berjanji, kita akan selalu bersama di taman musim semi yang abadi."

End.


Terima kasih sudah membaca dan mengikuti (Not) An Eternal Spring!

Salam manis,

-Rav

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro