Cemburu
Karena janji nonton dengan Ariel batal, maka Laila berencana untuk pergi berkencan dengan Stefan. Tidak perlu heran kenapa ia memiliki stok cowok banyak. Karena semua orang juga sudah pasti tahu kalau Laila adalah versi perempuannya Ariel.
Mereka sama-sama player kelas kakap.
Heran juga kenapa keduanya memutuskan bersama walaupun jarang menghabiskan waktu bersama, seperti pasangan lain.
Laila melihat jam di pergelangan tangan kiri, sudah lima belas menit ia menunggu Stefan di depan gang rumahnya. Laila mengumpat, ia tidak suka menunggu. Apalagi langit malam juga sudah mulai mendung.
"Lima menit belum dateng juga gue balik nih," gerutunya kesal.
Tepat setelah Laila selesai menggerutu, sebuah mobil sport warna biru tua berhenti didepannya. Laila mendengus melihat pemuda yang keluar menghampirinya.
"Udah nunggu lama?" tanya pemuda itu dengan santai.
Rupanya Stefan tidak merasa bersalah sama sekali meski sudah membuat seorang perempuan cantik menunggu. Ia bahkan hanya tersenyum manis untuk membalas pelototan yang dilayangkan si cantik.
"Buat gue nunggu apa sebuah kebanggaan buat lo?"
Stefan memiringkan wajah nampak berpikir. "Hm, mungkin," balasnya yang membuat kekesalan Laila naik satu level.
"Bangsat!"
"Terima kasih." Stefan membuka pintu mobil dan Laila langsung masuk tanpa sepatah kata.
Mobil yang dikendarai Stefan berjalan santai melewati padatnya jalanan kota di malam hari. Langit yang tadinya hanya mendung kini akhirnya menurunkan air hujan. Laila melihat ke luar jendela, tiba-tiba teringat masa lalu.
Dulu waktu kencan pertama dengan Ariel juga hujan seperti ini.
Laila tersenyum, walau singkat ternyata kenangan bersama Ariel cukup mengesankan. Bahkan membekas dihatinya.
"Tumben mau gue ajak keluar, biasanya nolak mulu," kata Stefan memecah keheningan.
"Baru putus." Laila memilih memainkan hape sambil menanggapi.
"Sama Ariel?"
Laila berdecak. "Kevin. Gue baru putus kemarin."
Stefan menggelengkan kepala. Sebagai cowok yang juga terkenal playboy rasanya ia tidak segila Laila, apalagi Ariel.
"Heran gue sama lu pada. Biasanya selingkuh tuh diem-diem, nah elo sama Ariel terang-terangan. Kayak lagi lomba selingkuh aja," komentar Stefan.
Laila mengangkat bahunya acuh. "Gue aja gak nyangka bakal kayak gini."
"Kenapa engga putus aja?"
Pertanyaan Stefan sering kali didengar oleh Laila ataupun Ariel. Namun, keduanya tidak pernah bisa di jawab.
Mereka bisa menemukan alasan kenapa selingkuh, tapi tidak tahu jawaban kenapa selingkuh.
Apakah hubungan mereka normal?
Stefan membelokkan mobilnya ke arah kiri, memasuki area luar mall. Tepat saat itu, Laila bisa menangkap kekasihnya sedang memayungi seorang gadis.
Ariel dan Rosie bercanda dibawah payung sambil berjalan memasuki pintu mall. Laila berdecak, ada rasa cemburu menyelip di dalam hati setiap kali Ariel bersama gadis lain.
Laila jadi penasaran. Apakah Ariel juga merasa cemburu kalau dirinya bersama laki-laki lain?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro