Manuscript 16 : Stalk
Ashido Mina selalu merasa dirinya adalah pengamat yang baik. Dia bisa membaca mood dalam ruangan atau suasana hati teman-temannya. Bagi si gadis, ekspresi tiap manusia yang unik itu bisa menjadi batu loncatan untuk mengenal mereka lebih dalam.
Itu sebabnya, dia mungkin salah satu dari sedikit orang yang bisa melihat perbedaan pada Todoroki hari ini.
"Todoroki-kun kelihatan ceria hari ini! Apa ada sesuatu yang terjadi, ya?"
Begitu kalimat barusan terucap pada Uraraka, Yaoyorozu, dan Hagakure di lounge room asrama, mereka hanya melongo.
"Ceria?" ulang Yaoyorozu. Anak itu melempar pandangan ke Todoroki. Yang duduk manis di sudut lain ruang tengah asrama mereka.
Wajahnya datar.
"Itu kamu bilang ceria?"
"Iya! Lihat, auranya berbeda!"
Tidak lama, anak berambut dwiwarna itu tersentak. Tidak menyadari mata para siswi mengikutinya. Tangan meraih ponsel di saku. Notifikasi getar dari sana yang membuat dia terbangun dari lamunan.
Dia membuka ponsel, membaca apapun yang ada di layar, lalu—
Tertawa.
Bukan, bukan hanya tersenyum.
Dia tertawa.
Tentu bukan tawa besar yang membuat perut berguncang. Ini Todoroki yang dibicarakan. Dia hanya terkekeh lembut. Namun tetap saja, itu sudah lebih dari standar biasa sang anak.
Itulah kenapa para siswi terheran-heran.
"Heheh, kau benar Mina-chan," celetuk Uraraka. "Jarang aku melihatnya begitu. Kira-kira, dia dapat pesan dari siapa ya?"
"Itu sudah jelas, kan? Ochako-chan!" malah Hagakure yang menyahut.
Gadis itu—sepertinya—berkacak pinggang. Sulit mengatakan mengingat dia tembus pandang. Namun, sepertinya semua bisa membayangkan senyum yang menyelinap ke wajahnya. Dia memajukan tubuh. Kemudian berbisik.
"Dengan senyum seperti itu pasti karena dihubungi pacarnya!"
"EEEH?!"
Mata anak-anak perempuan di sana langsung melebar. Untung suara mereka tidak cukup keras untuk menarik perhatian yang lain.
"Ah, yang benar saja," ucap Uraraka. "Aku tidak lihat Todoroki dekat dengan salah satu dari kita."
"Oh, oh! Mungkin dari kelas lain! Bukankah dia sering pergi ke asrama kelas 1-C??" Mina ikut menambahkan.
"Bisa saja," gumam Yaoyorozu. "Anak seperti Todoroki pasti terkenal, kan?"
Keempat anak melempar pandangan penasaran ke Pangeran Es kelas mereka itu.
Yang disebut sama sekali tidak sadar. Malah sibuk mengulum senyum melihat layar ponselnya.
***
Group Chat Those Who Know
Fertilizer
image.attached
image.attached
image.attached
image.attached
image.attached
image.attached
image.attached
Fertilizer
Mochi appreciation hour!!! :]
Glorified Translator
Kau punya terlalu banyak foto Mochi
Fertilizer
Kalau menurutmu ini banyak. Kau harus lihat ponsel Shinsou
Mindfreak
Kapan kau membuka ponselku??
Ouija Board
Shinsou? More like Softsou
Dispenser
Itu kucing di kafe langganan kalian?
Fertilizer
Iya!
Fertilizer
Oh benar kau belum pernah ke Espurresso kan Todoroki-kun?
Ouija Board
Benar juga...
Ouija Board
Bagaimana kalau kita semua ke sana pada akhir pekan?
Fertilizer
Setuju! Kita harus mengenalkan Todoroki-kun pada Mochi! In Mochi we trust!
Mindfreak
All hail Mochi
Ouija Board
All hail
Glorified Translator
All hail
Dispenser
All hail
Canary
Woah aku tidak diajak :"(
Fertilizer
Kalau kau senggang, kau boleh ikut kok Hawks-san!
Canary
Ah, itu agak susah. Aku bahkan masih patroli sekarang
Ouija Board
...
Ouija Board
Hawks apa kau mengetik sambil terbang?
Ouija Board
Hawks??
Canary
Awww apa imouto-ku khawatir pada onii-chan-nya UwU
Ouija Board
Ew
Canary
Dingin sekali, Dorothea-chan!
Ouija Board
Todoroki, aku menyalahkanmu
Dispenser
Bukan salahku kalian mirip
Ouija Board
MIRIP DARIMANANYA NAK???
Glorified Translator
Tunggu
Glorified Translator
Hmm, mata kalian mirip sih
Glorified Translator
Todoroki... sepertinya... teorimu masuk akal
Mindfreak
Bagus mereka sekarang ada dua
Glorified Translator
Canda~
Ouija Board
I still going to strangle you
Ouija Board
I will strangle you both
***
Hari minggu yang sudah diharapkan para siswa akhirnya bergulir. Todoroki menunggu yang lainnya di depan gedung asrama 1-C. Namun, hanya Dorothea yang keluar. Tangan melilit syal ke leher sembari tersenyum lebar.
"Todoroki-kun! Good morning!"
"Pagi Dorothea." Todoroki menyapa balik. "Dan—Eins?"
Sang gadis terkikik. Lalu mengangguk sembari menunjuk udara di sampingnya. Todoroki melambaikan tangan ke sana.
"Mana yang lain?"
"Shinsou ingin pulang ke rumah dulu. Hikaru disuruh mengecek toko bunga keluarganya sebentar. Dan kemana Hikaru pergi, Tanaka ikut."
"Ah, jadi mau bagaimana?"
"Kita bisa pergi jalan-jalan sebentar? Lalu menjemput mereka mungkin?" tawar Dorothea.
"Ide bagus, bagaimana kalau—"
Todoroki menoleh.
Kalimatnya terputus.
"Hm? Ada apa?" tanya Dorothea. Melihat ke arah yang sama dengan Todoroki.
Tidak ada siapapun di sana.
"Ah, tidak..." Todoroki menggaruk lehernya. Pandangan masih terpaku ke tempat tadi.
"Aku hanya merasa... diawasi."
Tubuh Dorothea menegak mendengar itu.
"Err? Kau yakin? Kita masih ada di area U.A., kan? Bagaimana bisa—"
"Ah, kau benar. Mungkin hanya perasaan," ucap Todoroki cepat. Merasa agak bersalah ketika melihat wajah gadis di depannya langsung berubah khawatir.
"Tadi kau bilang jalan-jalan?" tanya Todoroki mengalihkan topik. Ekspresi Dorothea langsung kembali ceria.
"Yep! Aku tahu ada kedai es krim baru dekat sini. Aku mau mencobanya."
"Es krim? Untuk sarapan?"
"Well, tidak ada yang menghentikan kita, no?" Dorothea terkikik. Todoroki ikut tersenyum.
"Yeah, ayo memberontak sedikit..."
"That's the spirit, Todoroki!"
Kedua anak itu kemudian berjalan beriringan. Keluar dari lingkungan asrama.
Tidak sempat berbalik dan melihat semak di belakang mereka bergemeresak.
***
"Hei, hei, kalian lihat itu, kan?!"
"Iya Mina-chan. Itu Todoroki dan Dorothea-chan, kero."
"Ah! Kira-kira mereka akan pergi kemana, ya??"
"Entahlah, Hagakure-san. Tapi kupikir kita tidak seharusnya mengintip—"
"Ayolah Yaomomo! Kau tidak penasaran?"
"Eh, err, bagaimana ya..."
"Ayo kita ikuti mereka!"
"Eh?!"
***
Kedai es krim yang mereka kunjungi baru buka. Pemiliknya seorang pria dengan senyum lebar dan tawa ramah. Dia tidak keberatan melayani dua anak itu. Walaupun bisa dibilang masih terlalu pagi untuk es krim.
Dorothea memilih es krim blueberi sementara Todoroki memesan campuran vanilla dan sherbet stroberi. Mereka memakannya di patio toko kecil itu.
"Hehehe... es krimnya mirip dengan rambutmu!" canda Dorothea.
"Hmp?" Todoroki memiringkan kepala. Dorothea terkikik. Anak laki-laki itu kembali menyendok dan memakan es krimnya.
Selang beberapa detik mereka menghabiskan es krim sembari mengobrol ringan. Dorothea sesekali menjawab Eins dengan kedok berbicara ke Todoroki. Anak di depannya hanya tersenyum geli. Paham betul apa yang si gadis lakukan.
"Fiuuh, habis!" ucap Dorothea. Dia melirik Todoroki yang menyuapkan gigitan terakhir.
"Hei, ada es krim di pipimu," celetuk gadis itu. Dia mengambil tisu dari tas lalu memberikannya ke si anak dwiwarna.
Todoroki menyeka wajahnya sembari menggumamkan terima kasih. Dorothea menggeleng kecil.
"Sudah, kan? Ayo kita pergi."
***
"Uwaa~ es krim! Mereka makan es krim! Imutnya!"
"Tapi ini rasanya masih terlalu pagi..."
"Mereka tidak terlihat keberatan, kero."
"Ugh—harusnya yang menyeka yang perempuan dong! Eh—mereka pergi! Ayo!"
***
Toko bunga keluarga Hikaru memiliki cat kuning. Dengan sedikit mural bunga-bunga pastel. Ada papan bertuliskan 'Lovely Spring' terpajang di depan. Nama yang manis untuk toko yang manis pula.
Berbagai macam tanaman tertata rapi di meja-meja panjang di dalam. Pot-pot berisi tumbuhan hias memanjakan mata. Ketika masuk, aroma harum bunga dan daun segar langsung menyambut hidung.
"Woah," gumam Dorothea. "Karena sering melihat The Hourglass dan toko Keluarga Tanaka, rasanya aneh melihat toko yang tidak berantakan."
Todoroki berdehum. Matanya sibuk mengamati rumpun bunga berwarna putih. Sementara Eins tampak tertarik pada sekumpulan kaktus di sudut ruangan.
Tidak lama, terdengar suara ribut dibelakang pintu yang ada di samping kasir. Sedikit teredam. Sebelum pintu menjeblak terbuka. Gadis berambut biru melangkah keluar. Diikuti anak laki-laki yang mengolet di belakangnya.
"Dorothea-chan! Todoroki-kun!" sapa Hikaru begitu melihat mereka. "Pagi! Kalian sudah siap ke Espurresso?"
Dorothea menyeringai. "Tentu saja, Todoroki harus segera bertemu Mochi dan yang lainnya."
Anak yang disebut dengan polosnya mengangguk. Tanaka terkekeh pelan. Sebelum menguap.
"Bagus, aku juga butuh kopi."
"Kau harus berhenti bergadang menerjemahkan buku, Kogoro-chan."
"Bukan salahku. Buku-buku yang dipinjamkan Nikky-san terlalu menarik!"
Obrolan-obrolan kecil seperti itu yang muncul berderet sembari keempat anak berjalan keluar toko. Mereka kadang tertawa kecil di sela-selanya. Sampai—
PRANG!
Suara keras membuat mereka menengok. Di belokan jalan tak jauh dari sana, tampak tempat sampah jatuh tergeletak. Isinya berceceran.
"Huh? Apa itu?" gumam Hikaru.
"Eh, mungkin anjing liar atau apa," celetuk Tanaka.
Mereka saling bertukar pandang. Sebelum mengangkat bahu dan memutuskan untuk lanjut berjalan. Mochi pasti sudah menunggu mereka.
***
"Fiuuh hampir saja!"
"Kau harusnya hati-hati, Mina!"
"Toru-chan, Mina-chan, jangan bertengkar, kero."
"Ah! Kita kehilangan mereka!"
"Yah, tidak apa. Sekarang kita tahu Todoroki hanya ingin keluar dengan temannya, kan?"
"Aw, Yaomomo! Apa kau tidak lihat?"
"Eh? Lihat?"
"Mereka berpasangan! Mereka pasti sedang kencan ganda!"
"Eh?!"
***
"Jengjeng~! Ini Mochi!"
Hikaru mengatakan itu dengan gestur ke arah si kucing yang meringkuk di pelukan Shinsou. Mochi menggeliat sebentar. Menolehkan kepala dengan bosan ke Todoroki. Lalu kembali mendengkur ketika anak dwiwarna itu menggaruk telinganya.
"Heh, dia menyukaimu," ucap Shinsou.
Todoroki berdehum. Tersenyum ketika dengkuran terdengar semakin keras.
"Awh! Imut!" pekik Hikaru. Dia mengeluarkan ponsel. "Kufoto ya? Ya?"
"Hikaru..."
"Hipokrit, Shinsou. Kameramu sendiri juga sudah siap."
"Tanaka!"
Dorothea tertawa melihat keantikan kawan-kawannya. Eins juga terkekeh di dekat telinga gadis itu. Tangan transparan dingin melingkari lehernya.
"Tidak ada hari yang tenang untuk kalian, huh?"
"Yep. Dan aku tidak akan menukarnya untuk apapun!"
***
Senja datang di penghujung hari libur. Anak-anak sudah kembali ke asrama masing-masing. Termasuk Todoroki yang kini duduk manis di common room asrama 1-A.
"Pst... ayo!"
"Kenapa bukan kau saja, Mina?!"
"Bukankah kau yang dari awal penasaran, Hagakure?!"
"Hei! Sudah, sudah!"
Kepala merah-putih anak itu menoleh. Tampak Yaoyorozu, Hagakure, Ashido, dan Asui saling berbisik. Sampai yang terakhir disebut menghela napas dan melangkah mendekati Todoroki. Lidah sedikit menjulur seperti biasa.
"Todoroki-chan?"
"Ada yang bisa kubantu?"
"Hari ini kau keluar, kan?" Tanyanya sembari menelengkan kepala. "Kami melihatmu dengan anak-anak lain, kero."
"Ah, iya." Todoroki mengangguk. "Mereka temanku, kami pergi ke kafe kucing hari ini."
"Teman?" kata Hagakure.
"Eh, iya?"
"A-ah, tidak—bukan apa-apa."
Todoroki memiringkan kepala bingung. Namun langsung teralih pada ponselnya yang berdering. Notifikasi beruntun masuk dari Hikaru. Dia tersenyum.
"Ah, gambar kucing lagi..."
***
.
.
.
Manuscript 16 :
STALK
The End
***
.
.
.
.
.
.
.
A.N. :
Ide chapter ini dari keikinchi ! Terima kasih untuk inspirasi briliannya! Maaf aku lama sekali menulis ini, kuharap kau suka! :')
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro