Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Hari Ini, Pukul 16.00

なぜ青い花
を咲かせる
のか誰も教
えてくれな
かった

no one told me why I blossom blue | 16.00

°

Pernah dengar tentang Mono No Aware? 

Filosofi Jepang yang berarti kesadaran akan kefanaan, berharap terlahir kembali—seperti simbol bunga sakura. Meski hanya hidup selama dua minggu sebelum berguguran membawa hujan kelopak, orang-orang juga berkata kalau sakura persis seperti kehidupan; cantik, sementara, dan pasti mati.

Sama seperti Miyawaki Sakura di hadapanku detik ini.

Dia mati.

Mati dengan cantik di bawah pohon sakura.

Terpejam, kaku, bibir membiru—manifestasi akibat tikaman di leher menggunakan jarum hakpen yang biasa dipakai merajut di kelas seni. Garis polisi mengelilingi mayat berseragam bernoda merah, tubuhnya diangkat setelah diperlakukan ini-itu—dipotret sampai ditandai nomor oleh pihak berwajib.

"Pukul 16.00, Taman Ueno. Ditemukan mayat siswi Shogakuen, Miyawaki Sakura, 17 tahun. Tewas kehabisan darah."

Aku terpekur sesaat, memikirkan bagaimana bisa teman sebangkuku tewas mengenaskan seusai pulang sekolah di tengah terik keramaian kota Tokyo.

Miyawaki Sakura adalah bintang sekolah. Aku benci mengatakannya, tetapi dia memang cantik dan disukai banyak orang. Tapi dari sekian banyak kelebihan itu, sangat kubenci fakta bahwa dia begitu baik kepadaku. Seolah-olah, secara khusus, dia menggunakanku sebagai objek iba agar orang-orang dapat melihat bahwa ialah sang dewi.

Oh, malangnya Sakura-chan, kini malaikat cantik Shogakuen telah gugur.

"Konnichiwa*. Bae Joohyun-san?" Polisi di hadapanku menunjukkan kartu identitas, Ishihara Suga. "Bicara bahasa Jepang? Kami butuh kesaksianmu."

Kini polisi bermaksud menanyaiku sebagai tersangka, hanya karena Sakura terakhir berkomunikasi denganku? Tidak, tidak. Itu tidak benar. Nama Bae Joohyun yang tertampil di ponselnya bukanlah aku. Aku tidak ingat pernah—Oh, sial! Apa ketika 'itu' aku tidak sengaja menerima panggilannya?

"Aku tidak bisa ikut. Sumimasen*. Pekerjaan. Dilarang terlambat." Kujawab dengan bahasa Jepang seadanya. Dia seharusnya tahu aku murid pertukaran pelajar.

Belum sempat kuperbesar jarak kami, tanganku dicekal. Aku mematung gugup ketika menerima tatapan selidik. Sial. Manusia keras kepala. Tetapi ketika melihat aku tidak berontak, polisi itu melepaskanku. Sepertinya Ishihara-san tersadar sendiri bahwa aku memiliki hak menolak. Bagaimanapun, aku bukan warga negara Jepang. Aku masih dilindungi hukum Kedutaan Korea Selatan.

"Kau punya alibi?"

"Ya." Semuanya berjalan sesuai rencana. Kueratkan genggaman pada ransel, berusaha melontarkan kejujuran. "Aku bersama Kim Taehyung, seharian."

"Kim Taehyung?"

"Dia juga murid pindahan dari Korea."

"Apa hubungan kalian?"

Aku mendadak menyeringai miris. Itu sulit dijelaskan.

"Teman," tukasku pendek.

Sebelum pergi, Ishihara-san memaksaku menyimpan nomornya. Kuterima kartunya, lalu menjauh cepat-cepat. Hubunganku dengan Taehyung? Pertanyaan terakhir Ishihara-san benar-benar membuatku gusar. []

____________________________________________

FOOTNOTE:

*Konnichiwa  Halo (Siang)

*Sumimasen — Maaf (dalam bahasa formal)

____________________________________________

to be continued.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro