Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1 Minggu Yang Lalu

なぜ青い花
を咲かせる
のか誰も教
えてくれな
かった

no one told me why I blossom blue | a week ago ...

°


"Hoek!"

Sudah seminggu kumuntahkan bunga sakura bersama cairan anyir. Aku mengidap Hanahaki. Penyakit langka yang timbul ketika memendam perasaan dalam jangka waktu lama. 

Kutatap kosong ampas kerongkonganku yang sekarang berputar-putar, bercampur air flush sebelum musnah. Tanganku menopang pada kloset, berusaha menahan beban tubuh—sempoyongan.

Takut ketahuan, kuusap mulut dengan punggung tangan sebelum keluar dari toilet sekolah dengan tergesa-gesa. Tapi, sungguh sial.

Kecemasanku menjadi nyata.

"Joohyun-ssi?"

Kim Taehyung, satu dari puluhan murid pertukaran Korea-Jepang. Bahasa Jepang kami belum sempurna meski telah setahun belajar di sini, tentu saja memiliki kawan-satu-bahasa membuat kami lebih cepat akrab. Kami lumayan mengenal satu sama lain.

Dia tahu siapa akuㅡmeski tidak tahu bahwa aku mencintainya.

Taehyung mengamatiku, cemas. "Ada darah di pipimu."

Memeriksa apa yang ia katakan, aku baru tersadar. Ada kelopak bunga ternoda merah darah jatuh berayun-ayun ke lantai—entah bagaimana menempel padaku. God. Jantungku berdegup, gelisah. Dia... takkan tahu soal Hanahaki, bukan?

"Apa itu Hanahaki?"

Ah. Apa yang kuharapkan gagal besar. Taehyung tanpa basa-basi membolongi relung hatiku dengan satu kata.

Penyebab Hanahaki-ku mengetahuinya.

"Oh. Cintamu bertepuk sebelah tangan."

Taehyung memberi tatapan kasihan yang membuatku malu sekaligus marah. Tubuh atletisnya mendekat. Aku ingin kabur, tapi seiring jarak yang terkikis, kurasakan tumitku terpaku seutuhnya di ubin, sementara netra terjatuh pada pesonanya.

Meraih tanganku, Taehyung mengelap bercak darah sampai bersih dengan saputangan. "Seharusnya kau juga menyiapkan ini."

Huh? Juga?

"Hanahaki..." Ia menatapku lekat-lekat, "Aku juga mengidapnya."

Shit. Aku nyaris kehilangan keseimbangan saat mendengar kegetiran nada bicaranya.

"Sebagai sesama pengidap Hanahaki, mau kuberi tahu satu rahasia?"

Tatapan nanar yang kuberikan dibalas Taehyung dengan senyuman pahit. "Miyawaki Sakura tidak membalas perasaanku. Sebentar lagi aku akan mati."

Kontak mata terjadi begitu intens. Kurasakan simpati yang sama banyak dalam obsidiannya yang begitu misterius dan memikat hati. "Bagaimana denganmu?"

"Siapa yang tega tidak mencintai gadis semanismu, Joohyun-ssi?"

Aku tersenyum ironis. Pertanyaannya harus kujawab dengan apa?

"Kau tahu cara mengakhiri Hanahaki?" Tentu tahu. Banyak forum yang membahasnya. 

Ada tiga cara; operasi berkonsekuensi kehilangan memori parsial, dicintai kembali oleh sang pujaan, atau menewaskan sang pujaan.

Dan kuyakin sekali pertanyaan Taehyung bukanlah pertanyaan.

Dua mata hitam beserta aura yang ia punya seakan-akan menyeretku ikut setuju saat dia mengucap sumpah, "Aku akan membantumu—menghapus Hanahaki-mu."

"Dan Joohyun, lakukanlah sebaliknya buatku."

Aku melototinya, setengah percaya. "Apa yang kau inginkan? Kau takkan bisa membantuku." Jelas saja. Mustahil Taehyung mencintaiku ketika dia baru saja mendeklarasikan perasaannya terhadap Sakura. 

Dari dua opsi tersisa—mati atau amnesia parsial—jelas aku tidak sudi!

"Tawaranmu kutolak."

"Kenapa begitu yakin?"

Menghela napas, aku menatapnyaㅡtiba-tiba emosional. "Karena kau mencintai Miyawaki-san."

Mendadak seperti mau mati, aku menyesal telah melucuti harga diri begitu impulsif.

Aku benci fakta bahwa hatiku menumbuhkan bunga untuknya, sedangkan yang kudapatkan hanya duri-duri yang membuatku berdarah-darah, meninggalkan bengkak melara biru.

Belum sempat mencerna situasi, Taehyung sekali lagi mempersuasi—memaksakan—penawarannya.

Bibirku habis dilumat.

Bersembunyi di sekat agar tidak tertangkap siapapun, aku dibuat tidak meronta. Lama-kelamaa, aku menikmati apa yang kuterima—hasrat nikmat terhanyut buaian.

Waktu seolah-olah melambat. Sembiluku seolah-olah mereda.

Di sela-sela desahan pertautan, Taehyung tersenyum layaknya malaikat penyelamat.

"Haruskah kita memulainya dengan membunuh Miyawaki Sakura?"

Begitu ucapan Taehyung seminggu lalu, sebelum akhirnya klandestin simbiosis mutualisme kami terealisasikan.


Sudut pandang yang kutunjukkan pada Ishihara-san hanya dusta. Kartu namanya bahkan sudah kubuang saat berada di Tokyo Metro Ginza-Line menuju Shibuya. Aku tidak peduli apapun. Sekarang, hanya perlu kupedulikan Taehyung yang sedang menungguku. Kami akan menghabiskan malam di motel. []



____________________________________________

to be continued.



A/N: Saya pesimis banget tentang ini, tapi semoga berbuah yang baik-baik saja deh :')

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro