[14]

Oleh
strawsea

•

"Di mana, ibu?"

kelengangan melanda tak terhitung sudah ku,

Rasa dongkol t'lah menguasai,

Urat-uratnya mengkeras, melemparkan tatapan setajam mata pisau tak pandang bulu,

"Di mana, Ayah!?"

Tanya Kala marah.

Tak terjawab, amarah pun meledak,

"K-kami tidak tahu!"

Dusta bagaikan camilan biasa.

Omongan hina bagai asupan setiap hari.

Hidup di kaum Penyihir.

Dipandang sebelah mata sudah menjadi ciri khas.

Kala oh Kala, bagaikan sebuah anak yang tersesat di dunia tak terjamah,

Hidup tanpa orang tua,

Betapa dibuat bodohnya anak itu,

Perasaan yang tak dapat diputuskan apapun,

Seolah mengirim sinyal,

Memberi tahu perasaan aneh yang asing,

Pelukan ibu yang hangat,

Dan rangkulan Ayah yang damai,

Serta keluarga yang harmonis,

Angan-angan sederhana namun mustahil,

Tetapi ketika Tuhan berkehendak,

Alam turut mendukung,

Maka tak acuh para penyihir kurang ajar itu,

Malam ini,

Detik ini,

Kala anak yang tak jelas statusnya,

Menemukan Ibu dan Ayah,

Fatamorgana itu,

Akan dibuatnya nyata,

Tak peduli segala batu rintangan,

Tekadnya bulat,

Hanya tinggal menunggu waktu.

•

BERSAMBUNG