Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 10. Efek Reverse Round

"Ya, aku tahu pasti kau minum Beastron. Threen tidak boleh memberikan itu banyak-banyak padamu," ia tersenyum kecut. Matanya berpaling ke layar lagi, "memang tidak ampuh membuat mabuk. Tapi, pasti membuatmu selalu melontarkan pertanyaan tak jelas."

Ketika mulutku terbuka. Lelaki yang tadi bersama Tom keluar dengan wajah berseri-seri. Tampaknya ia sudah melakukan sedikit eksperimen bersama Tom. Atau Tom dijadikan eksperimen.

"Kalian bersiap-siap berangkat," kata lelaki yang kutebak namanya Threen. Berpaling ke arah perempuan di depan layar. "Ivy, bagaimana menurutmu?"

Perempuan bernama Ivy itu melakukan pengamatan dari bawah ke atas badan Tom. Ia geleng-geleng kepala. Memberikan sedikit kritik dengan ketidaksesuaian warna jaket dengan kemampuan pedangnya nanti. Sarannya supaya memberi Tom seragam resmi saja. Threen mencoba menerima itu tanpa menyanggah. Matanya berseri-seri semangat untuk bereskperimen lagi.

Aku berpaling pada saudaraku. Tom bukan lagi sekadar anak lelaki ceking. Ia memakai rompi anti peluru yang dibalut jaket coklat. Membuatnya terlihat berisi. Di tangannya ada pedang. Tom mengeluhkan pakaiannya yang tampak kebesaran. Gerakan tak nyaman menarik-narik rompi. Kakinya bertumpu kiri-kanan. Aku berdiri. Mencoba mengamatinya.

"Threen," Aku memberanikan diri menyebutkan nama lelaki itu. Beruntung ia menoleh. "Kau yakin dengan..."

Kata-kataku terpotong. Sekelebat ingatan lagi-lagi datang. Lenyap dengan cepat. Aku merasakan kepalaku semakin tertusuk ribuan paku beton. Suara eranganku begitu menyedihkan. Mirip serigala terluka. Samar-samar kulihat Ivy dan Threen mendekati tubuhku. Tom juga melakukan hal sama.

"Kau tak apa-apa?" Threen menyentuh pergelangan tanganku, mencoba membantu agar aku duduk. Yang terjadi justru semakin menyedihkan. "Kau bukan Nikki," imbuhnya terperajat. Tangannya melepas genggaman. Aku hampir terjengkang jika Tom tidak segera menangkapku.

"Dia apa?" Ivy mengulang.

Threen menghela napas. Mondar-mandir beberapa langkah, lalu berbalik kembali ke Ivy. Seakan mau mengungkapkan ribuan fakta mengejutkan yang pastinya bukan hanya menganggetkan perempuan itu. Tapi, juga aku dan Tom. "Nikki ini berasal dari dimensi lain."

"Kau melakukan toucher lagi?" Ivy menatap Threen dengan tatapan penghakiman.

Threen menggeleng. "Aku belum bisa mengontrolnya. Yang jelas itu langsung terangsang ke benakku," katanya berusaha meyakinkan. "Nikki, aku merasakan pikiranmu."

"Hah! Hebat, sekarang kau memberi tahunya bahwa kau lantylity-human padanya? Kau bilang ini menjadi rahasia kita saja sampai menemukan obatnya?"

"Tapi, sampai sekarang pun kita belum menemukan obatnya," gerutu Threen. "Lagi pula, ia mungkin saja bisa membantu kita."

"Kemampuannya membuka portal. Menyerang dengan gelombang. Tidak ada yang bisa membantu dengan cara begitu," Ivy bertolak pinggang. Wajah cerianya lenyap.

"Bisa saja. Ia membuat gelombang dengan resonasi tertentu." Threen menyahut. "Mengarahkannya ke aku. Dan sembuh."

"Tidak... tidak bisa begitu. Kau pikir Nikki alat kemoterapi untuk kanker? Kau tidak sedang sakit kanker!"

Mereka terus berdebat. Ivy berpendapat bahwa ia bisa menyembuhkan Threen. Threen berpendapat, orang yang bisa menyembuhkannya adalah aku. Ivy menolak fakta itu. Ia mengungkit setiap tes darah, urine, dan tes-tes lainnya yang telah ia lakukan untuk Threen. Perdebatan itu berlangsung lama.

Setidaknya lantylity human disebut sebanyak dua puluh kali. Hampir ucapan mereka telah lewat dariku. Aku paham apa yang mereka perdebatan. Tapi, tidak cukup mengerti mengapa tidak langsung dengan lantang bahwa Ivy cemburu jika ada yang membantu lelaki itu selain dirinya. Threen kesal dengan kedekatan Ivy dengan lelaki lain yang bernama Jack. Masalah selesai. Namun yang mereka lakukan justru saling berteriak. Mencoba melempar pesan tersembunyi. Lalu, menyangkut pautkan dengan aku dan lantylity human.

Implikasi tersebut membuat aku muak.

"Apa itu lantylity human?" Aku berada di tengah keduanya.

Keduanya menghela napas. Berbalik arah. Saling menjauh. Syukurlah.

Ivy beranjak ke layar. Ia mengetikkan beberapa huruf lewat keyboard. Sebagai akhir perdebatan, Ivy mencoba menunjukkan artikel-artikel berita tentang kejahatan. Sebagian besar dilakukan oleh manusia yang memiliki kekuatan. Kebanyakan mereka bertindak semberono. Sedikit yang memakai kekuatannya dengan bijak. Ada juga yang sama sekali tidak memakai kekuatan.

Belum puas, Ivy menunjukkan kamera lalu lintas. Pertunjukan manusia super adalah nyata. lantylity human merupakan istilah yang dipatenkan oleh Threen yang merujuk pada manusia berkekuatan secara universal. Wajahnya tak lagi masam, justru berseri-seri saat aku menyebutkan nama itu. Baru-baru ini kamera menangkap aktivitas seorang lelaki dengan kemampuan mengubah dirinya menjadi asap. Dan lagi-lagi seperti yang tadi kubilang, Threen memberinya nama Smoke Man. Lelaki itu masuk keluar supermarket dengan menjadi asap. Mengambil bahan pangan dan pulang tanpa beban.

Aku tidak tahu bagaimana Threen mendapat istlah-istilah sinting untuk menamakan keajaiban ini. Tapi, penamaan ini sesuai dengan keahlian tiap lantylity human. Aku penasaran apa julukan yang ia berikan padaku di dunia ini. Dan aku juga penasaran penamaan untuk dirinya sendiri.

Smoke Man bukan hanya mencuri makanan. Ia juga mengambil uang di brankas bank dalam kurun waktu seminggu sekali. Mencuri perhiasan. Mengendarai kendaraan berbagai jenis merek dari hasil mengambil.

Ketika sedang mengamati berita-berita dari berbagai sumber. Halaman itu seolah memberikan informasi bahwa dunia selama dari berbagai jenis bahaya tak terdefinisikan sejak kehadiran Nikki. Nikki di dimensi ini jenis pahlawan yang terlalu baik. Menjadi pahlawan ternyata menyebalkan. Selalu dihadapkan pilihan paling sulit di antara pilihan sulit lainnya. Nikki tidak benar-benar meleyapkan orang berkekuatan. Ia hanya menangkap. Memasukkannya ke dalam penjara Trans. Penjara itu meredam seluruh kekuatan, membuat lantylity human menjadi manusia biasa. Tidak berbahaya. Tidak ada ancaman. Nikki di dimensi ini memutuskan untuk total menggunakan kekuatannya menggunakan kebaikan. Bersama dengan saudaranya, Tom. Semacam Patner Bersaudara Anti-Kejahatan.

"Jadi, bagaimana bisa?" tanya Threen yang sedari tadi mengamatiku.

"Bagaimana bisa kau sampai di sini?" Ivy menambahkan.

"Aku melakukan permainan bersama Tom. Permainan itu semacam monopoli. Lalu, entah bagaimana setiap pion berhenti di satu petak. Maka tulisan di petak itu kejadian. Bukan sekadar kejadian, tapi juga melakukan melakukan penjelajah waktu. Berpindah-pindah dari satu zaman ke zaman lagi. Aku tidak tahu bagaimana cara keluarnya," kataku menjelaskan. "Apa kalian bisa membantuku?"

"Oh My God!" Threen langsung memekik. Bahunya merosot. Ia bangkit berdiri. Menjambak rambutnya sendiri sambil mondar-mandir. Matanya memancarkan ketakutan dan kegelisahan. Ivy langsung menghampirinya, menyuruh Threen tenang agar aku dan Tom tidak panik. Tapi, detak jantungku sudah lebih dulu bertambah cepat ketika melihat reaksi Threen. Ia berhenti, langsung duduk kembali. Ia menghela napas dalam-dalam sambil meredam kepanikan.

"Sudah berapa kali perjalanan waktu yang kau alami?" Threen bertanya serius. Wajah jenakanya telah redup.

"Tiga. Dengan kejadian ini."

"Astaga. Astaga." Ivy ganti memekik. "Kau tidak boleh begitu!"

"Ya, aku juga tidak mau begitu!" Aku balas berteriak.

Tom menekan pundakku. Ia paling tak bisa mendengar orang berteriak. Hatinya terlalu lembut untuk ukuran lelaki.

Mata Threen bergerak-gerak. "Nikki—maksudnya Nikki yang bukan kau—pernah melakukan hal sama. Tapi, bukan permainan. Kemampuannya membuka portal, ia kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan kekasihnya dari serangan Twinty Tricky. Twinty Tricky itu kembar jahat. Lupakan itu. Siapa yang peduli pada orang kembar? Berhasil. Hanya saja ada konsekuensinya. Ia mengalami migrain seperti kau. Ia pikir itu vertigo. Tapi, bukan. Musuhnya Twinty Tricky memberi tahu bahwa itu—"

"Konsekuensi." Sambung seseorang dari arah belakang.

Aku menoleh. Seolah cermin masa depan baru saja hadir di depan hidungku. Orang itu perempuan yang baru saja melepas topengnya. Ia mirip sekali denganku. Hanya saja umurnya mungkin beberapa tahun lebih tua dariku. Tanpa bicara, ia mengarahkan tangannya ke sembarang arah. Dan hal yang menakjubkan terjadi. Lubang dengan tengah-tengah bercahaya kebiruan yang diselimuti kabut keabu-abuan muncul. Luar biasa.

Ini pemandangan luar biasa yang pernah kulihat.

"Jangan mendekatinya atau kau akan berpindah zaman lagi." Threen memperingatiku. "Nikki, perkenalkan ini Nikki dari dimensi ini dan rasanya agak aneh memperkenalkan kalian secara personal ketika tahu bahwa kalian berbeda zaman. Apalagi hal ini diucapkan oleh orang yang melihat langsung."

"Apa kau mengalami sekelebat ingatan?" Nikki yang versi dewasa melihatku dengan tatapan dingin. Menghentakkan tangannya dan seketika lubang itu hilang.

"Ya. Tapi, langsung hilang," kataku pahit.

Tom bereaksi. "Kenapa kau tidak bilang padaku?"

"Bukan begitu. A—"

"Kita tak punya waktu untuk berdebat," kata Nikki dewasa tegas, tak terbantahkan. "Kau harus pulang ke masa di mana kau berasal."

Aneh rasanya berbicara dengan diri sendiri dalam versi yang lebih berumur matang. Ia tampaknya telah melewati begitu banyak kesengsaraan dari ucapannya. Dan sepertinya aku juga akan mendapatkan pelajaran jenis itu. "Bagaimana caranya?"

"Kau harus menemukannya sendiri. Kau yang membuat kekacauan, kau yang bertanggung jawab membereskannya."

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Mudah saja. Kau lebih dulu hilang ingatan, sementara ia tidak," kata Nikki dewasa itu sambil menunjuk Tom. "Tapi jangan senang dulu, ia bisa saja hilang ingatan juga."

Threen menyela. "Efek perjalanan waktu yang kau telah lakukan adalah ingatan aslimu akan hilang. Saat ingatanmu benar-benar lenyap, kau akan lupa bahwa pernah bermain permainan yang kau bilang tadi."

"Tunggu dulu. Harusnya efek itu terjadi saat seorang watcher winder menetap di suatu zaman dengan kurun waktu lama." Ivy mengingatkan.

"Pasti ia pernah menetap lama di suatu tempat." Nikki menyahut. Lebih mirip tudingan dibanding pernyataan.

Aku tidak tahu apa Nikki ini punya masalah. Atau sedang mengalami menstruasi tak teratur. Apa pun itu tampaknya membuat ia selalu berkata dingin denganku. Atau mungkin juga dengan semua orang.

"Ya, pernah," Tom lebih dulu menjawab, "aku pernah menahan Nikki untuk tinggal di masa masing-masing orangtua kami hidup."

"Kalian bukan saudara asli?" Ivy mengernyitkan dahi.

Nikki mendesah panjang. Lalu, menatapku, "Bisa kita bicara berdua secara pribadi?"

Tanpa merasa perlu menunggu jawabanku, ia bergegas keluar ruangan menuju sudut gang lain di sebelah kanan. Aku tak terlalu memperhatikan sisi kanan tadi. Ia berjalan dengan langkah panjang. Aku mengikutinya dengan tergopoh-gopoh. Nyaris menumbuk punggungnya ketika ia berhenti mendadak.

"Aku tidak tahu kenangan mana yang hilang. Tapi, kau harus tahu ini. Jika kau berlama-lama di sini atau di zona waktu lainnya, kemungkinan besar akan semakin banyak yang kau lupa. Ingatanmu sebelumnya perlahan-lahan akan terkikis. Dan jika itu terjadi, kau akan membangun realitas permanen untuk dirimu sendiri." Nikki mengatakan itu dengan lugas. Seolah ia sudah berlatih ribuan kali untuk mengucapkan kalimat panjang tersebut. Atau mengutip kalimat seseorang yang pernah mengucapkannya. "Mungkin kau bersama Tom. Mungkin juga tidak."

"Bagaimana caramu menyelesaian kekacauan sama yang pernah kau buat?" aku terkesiap, dan aku menunduk ketika belum siap mendengar jawabannya.

"Aku belajar menerimanya dengan ikhlas," kata Nikki itu getir. "Ini bukan zona waktuku sebenarnya. Aku melakukan perjalanan waktu ke masa lampau. Menyelamatkan seseorang yang berharga. Awalnya semua berjalan lancar. Lalu, kekacauan itu terjadi. Aku mengalami kejadian yang sama denganmu. Beberapa ingatan lenyap. Akhirnya aku membiarkan semua hal terjadi, berusaha kembali ke zona waktuku," Nikki mengapus air mata yang mengalir di pipi. "Ternyata aku mengubah realitasku yang asli. Bukan hanya orang yang berada di sekitarku, tapi juga semua orang di dunia ini. Mereka tidak akan menyadarinya perubahannya. Tapi, aku tahu. Ivy menjadi mudah marah. Dan entah bagaimana, ia jatuh cinta pada Threen. Tunangan Threenn telah meninggal. Istri June meninggal juga. Ini semua karena reverse round. Itu nama untuk efek sampingnya."

Akhirnya aku tahu kenapa June melihatku dengan tatapan sinis beberapa jam lalu. Lantas kemampuan lidahku untuk memadukan huruf vokal dan huruf mati tak berfungsi. Aku menarik Nikki ke dalam pelukan, menyerahkan ketidakberdayaanku pada dirinya. Ia paham. Kami berdua paham.

"Kau harus bergegas, Nikki." Ia melepas pelukan.

Untuk pertama kalinya ia memanggil namaku. Aku merasakan kekuatan dan harapan pada ucapannya. Seolah ia baru saja mendorong diriku untuk melangkah maju ketika aku memutuskan untuk mundur.

"Kalau begitu kenapa aku tidak di sini saja? Jika kau bisa menjadi pahlawan untuk dirimu sendiri, kenapa aku tidak bisa menjadi pahlawan dengan cara sama?" Aku memberikan gagasan briliant dari ucapannya barusan.

Nikki terbelalak. "Kau bukan watcher winder! Kau memulainya lewat permainan. Tidak ada yang sama dengan semua ini!"

Aku sontak menundukkan kepala. Sama sekali tidak menduga ia akan berteriak di depanku. Di depan orang yang wajahnya mirip. Jawabannya itu melencang jauh dari perkiraan reaksi yang mungkin terjadi. Mungkin aku seharusnya kesal pada diri sendiri yang sudah memutuskan untuk mau berbicara dengannya. Keheningan menyelimuti kebisuan kami. Aku dengan egoku yang terluka. Nikki dengan luka yang hanya ia mengerti.

"Watcher winder itu sepertiku. Membuka portal dan menyerang dengan gelombang. Ada speedy master, pelari cepat. Kedua lentality ini bisa menembus ruang waktu. Sementara kau dari duniamu hanya perempuan biasa. Multiunivers penuh dengan keberagaman. Nikki di planet satu dengan planet lainnya tentu berbeda. Kalau kau menciptakan kesalahan yang sama sepertiku, apa bedanya kita berdua?"

Menohok sekali. Nikki di sini berpikir aku bisa lebih baik dari dirinya. Apa setiap manusia bernama Nikki selalu berusaha menyuruh dirinya dari planet lain untuk lebih baik? Aku ingin mengatakan betapa besar keinginanku untuk melakukan cara seperti dirinya. Berhenti mengubah realitas dengan berhenti berlari. Tapi, sekarang ia mendorongku untuk pergi. Mengubah lagi realitas. Membiarkanku terperosok lubang tanpa memberiku tangga sebagai solusi.

Aku ingin menceritakan bagimana hidupku saat mengalami perubahan. Saat aku meraba-raba mencari jalan keluar. Lantas setelah aku berhasil menemukan jalan keluar. Ia melakukan dugaan. Dan aku benci mengakui bahwa dugaan itu tepat. Dugaannya benar. Bahwa aku memulai dengan permainan. Bukan karena memiliki kekuatan.

Tapi, orang macam ia harusnya mengerti. Latar belakangnya sama denganku. Mengubah waktu walau dengan cara berbeda. Harusnya ia mengerti rasa sakitnya kehilangan memori. Rasa khawatir ketika Tom menjadi tanggung jawabku. Tetapi, dipikir lagi, mungkin tidak penting baginya keberadaanku di sini. Di dunianya.

Aku menatap mata Nikki. Bola mata yang sama denganku. Melontarkan pertanyaan yang seharusnya kulakukan sejak awal bertemu. "Kau bukan Tuhan, kan?"

Ekspresi Nikki tidak berubah sedikit pun. "Bukan. Hanya seseorang yang lebih berpengalaman darimu. Kau bisa menjadi pahlawan untuk dirimu sendiri. Setiap pilihan selalu mempengaruhi kehidupan orang lain."

Kabut kepedihan menyelimuti diriku. Nada bicaranya yang tenang seeakan menusuk jantung dengan kenyataan yang akan sulit diterima. Segelombang kecewa melumat perlahan.

"Aku akan tetap tinggal di sini. Tapi, bukan di tempat persembunyiamu." Aku spontan menjawab tanpa pikir panjang.

"Aku menghapus istri June dari kehidupan June begitu saja. Hal yang sama kulakukan pada tunangan Threen." Nikki melanjutkan. "Kau tahu betapa sulitnya bagiku untuk tidak mengubah waktu di mana kekasihku meninggal? Sekali lagi di depan mataku. Aku tidak berdaya untuk menyelamatkannya. Sekarang, kau mau bertahan di sini, dan kau pikir itu keputusan bijak?"

Napasku tercekik di tenggorokan. Aku menatapnya dengan hati hancur. Apa yang terjadi padanya seolah pernah terjadi padaku. Mungkin ini yang namanya empati. Dan aku benci mengakui bahwa datangnya perasaan itu tak tepat.

Matanya kini penuh isyarat kelembutan. "Aku membuat segalanya berantakkan. Tapi, kau, Nikki dari planetmu, bisa menjadi versi yang lebih baik dariku."

Ketika hendak membuka mulut, Threen datang dengan tablet di tangannya. Ekspresi khawatir terpancang jelas dari mukanya. "Polisi Waktu datang ke sini. Mereka mengangkap sinyal kehadiran Nikki muda ini. Ia telah menjadi rangking teratas daftar pencarian kriminal. Sepertinya mereka tahu bahwa Nikki membuat sejarah baru."

"Aku? Apa yang terjadi jika aku tertangkap?" Aku terperanjat mendengar informasinya yang serba mendadak.

"Kau akan dihapus dari zona waktu. Selamanya. Kau... seolah tidak pernah ada di planetmu."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro