Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Zhongli

"Lama tak jumpa, Morax."

Sebuah nama penuh kenangan akan masa lalu kamu ucapkan, ketika sosok laki-laki dewasa dengan sepasang netra emas berjalan melewatimu saat kamu sedang berjalan di pinggiran kota Liyue.

Laki-laki itu spontan menghentikan langkahnya, ia kemudian membalikkan badan dan menatapmu heran. "Morax?"

Seringai tipis terulas di wajahmu. Kamu yakin ia tidak terlalu mengenalimu, oleh sebab kamu mengenakan topi yang agak menutupi wajahmu. Kamu menikmati ekspresinya tak berubah sedikitpun, meski kamu memanggil namanya. "Terakhir kali kita bertemu ... setelah perang archon waktu itu, ya."

"Engkau tak banyak berubah, Morax. Aku bisa langsung mengenalimu dari auramu," katamu sesaat sebelum terkekeh pelan.

Kamu melepas topimu. Sore hari angin berembus kencang, rambutmu seketika berlarian diterpa angin. Ketika pada akhirnya mata kalian berdua bertatapan, kamu tersenyum kecil.

"Bagaimana kabarmu, Morax?"

Laki-laki yang kamu panggil dengan sebutan Morax itu terdiam, netranya menyipit ketika menatapmu. Ia mengamatimu dari atas sampai ke bawah, tampak berusaha mengenali identitasmu yang sesungguhnya.

Sampai akhirnya laki-laki itu menyerah. Ia menanyakan padamu, "Siapa ... kau?"

Kedua irismu melebar saat mendengarnya, cukup terkejut oleh sebab ia tak mengenalimu. Namun, sedetik kemudian kamu pun tersadar–bahwa wujud yang kamu ambil saat ini bukanlah sosokmu yang ia kenal sebelumnya.

"Engkau tidak mengenaliku?"

Anggukan pelan diberikan olehnya.

"Aku tidak bisa mengubah wujudku sekarang, ada banyak orang di sini. Tetapi–," katamu sambil mengeluarkan senyuman khasmu, "–bagaimana kalau aku memanggilmu ani-ue?"

Laki-laki itu kemudian membelalakkan kedua matanya. Di seluruh Teyvat, hanya dirimulah seorang yang memanggilnya dengan sebutan ani-ue. Ia langsung mengingatmu, dan buru-buru ia menghampirimu sambil memegang bahumu dengan gemetar.

"(Name) ... ini benar-benar kau?" tanyanya tidak percaya. Netra emas miliknya membulat, ekspresinya tak dapat kamu artikan.

Kekehan pelan kembali kamu keluarkan. Kamu meraih tangan kanannya, kemudian menariknya untuk kamu bawa menyentuh pipimu. Senyuman tipis kamu pasang di wajahmu. "Benar, ini aku, ani-ue. Salam jumpa, sudikah engkau menyambut kepulangan adikmu ini?"

***

Kamu dan Morax adalah kakak beradik.

Meski sesungguhnya, hanya satu alasan yang membuatmu menjadi adiknya. Itu karena kamu dan dirinya berasal dari satu entitas yang sama, dan ia lahir lebih dulu daripada kamu. Hanya itu.

Selebihnya, kalian tetaplah individu dengan ego masing-masing. Laki-laki atau perempuan, lebih tua atau lebih muda, kalian tetaplah seorang dewa. Kalian berjalan di jalan kalian masing-masing.

Meski begitu, kalian tetap saling menyayangi, karena bagaimanapun juga kalian adalah keluarga.

Kamu dan kakakmu memilih untuk pergi ke pesisir pantai di dekat Guili Plains. Tempat ini adalah tempat dengan banyak kenangan–antara kamu dengan dia, baik kenangan manis atau pahit. Tempat ini sepi, cocok untuk mengangkat pembicaraan bertopik masa lampau kalian.

"Jadi, siapa nama engkau tadi–Zhongli, benar?" tanyamu.

"Benar. Zhongli. Aku telah cukup lama menggunakan nama ini." Zhongli terkekeh kecil, sambil melirikmu yang memandang kosong laut di seberang kalian. "Bagaimana kabarmu?"

"Jauh lebih baik dibanding saat itu."

Ia terdiam saat kamu menyebut kejadian itu secara tersirat. Zhongli kemudian menundukkan kepalanya, dan bergumam pelan mengucap satu kata, "Maafkan aku."

"Kenapa engkau meminta maaf? Toh, itu kejadian yang telah lalu. Aku baik-baik saja," jawabmu sambil mengulas senyum. "Engkau sehat-sehat saja, ya, ani-ue. Kupikir kau benar-benar mati."

"Rex Lapis memang telah mati, yang di hadapanmu sekarang adalah Zhongli. Seorang konsultan biasa dari Wangsheng Funeral Parlor."

"Oh, engkau benar juga, ani-ue."

Kamu dan Zhongli pun kemudian berada dalam keheningan. Zhongli tak lagi bicara, dan kamu pun enggan untuk memulai percakapan–sebab tak tahu apa yang harus dibicarakan. Sudah ribuan tahun kamu menghilang–sejak perang archon yang telah lalu. Kamu cukup merasa canggung, sebab perpisahan kalian tidak dilakukan dengan cara baik-baik.

Zhongli memerhatikanmu yang tetap menatap laut lepas, sepasang netramu memantulkan laut biru yang indah itu.

"(Name) ... jawablah dengan jujur." Zhongli mendekatimu seraya netranya memandangmu dengan serius, kamu menyadari kesedihan tersirat di matanya. "Soal kejadian waktu itu, apa kau masih membenciku?"

Seketika raut wajahmu menjadi murung. Kamu menatap ke arahnya, sesaat sebelum kamu menundukkan kepala dan menghindari kontak mata secara langsung dengannya.

Kejadian ribuan tahun lalu, kalian masih mengingatnya dengan jelas. Di sini, di pesisir pantai Liyue–Zhongli pernah membunuh seorang dewa. Seorang dewa yang memiliki hubungan denganmu–dewa yang kamu kasihi dan cintai dengan sepenuh hati.

Dulu ia dikenal dalam sejarah Liyue, tetapi seiring berjalannya waktu keberadaannya pun dilupakan. Meski begitu, kamu akan terus mencintainya.

Sebab, dewa yang dibunuh Zhongli adalah kekasihmu.

Sayangnya, dewa yang baik hati itu termakan oleh erosi, membuatnya mengamuk di daratan Liyue, menimpa Liyue dengan musibah dan wabah penyakit. Maka, dengan terpaksa Zhongli harus membunuhnya ... tepat di depan matamu.

"Soal itu, aku telah lama melupakannya, ani-ue. Engkau tidak perlu khawatir," jawabmu sambil memasang senyum getir. "Aku memang sedih. Tetapi, aku sadar itu adalah hal terbaik untuknya."

"Maafkan aku yang naif ini, ani-ue. Aku terbutakan oleh emosi ... lalu mengamuk ... hingga aku menyerang pengikutmu dan melukai dewi Guizhong ...."

Kamu masih ingat jelas, seberapa naifnya dirimu. Kamu dikuasai oleh emosi, sehingga melakukan hal bodoh. Namun, tetap saja pada akhirnya kekuatanmu tak sebanding dengan kakakmu–kamu dikalahkan dengan telak.

Hanya kebencian yang terpatri di hatimu kala itu. Sejak hari itu, kamu memilih menjauh dari Zhongli dan Guizhong, selama itulah kamu hidup sendirian. Kamu tidak mempedulikan perang archon yang sesungguhnya, apalah arti tahta dewa bagimu jikalau kekasihmu tiada, pikirmu saat itu.

"Kau tidak perlu minta maaf. Jika itu aku, mungkin saja aku akan melakukan hal yang sama," jawab Zhongli sambil tersenyum tipis. "Setidaknya, aku senang kau sudah kembali. Kuharap ... kita bisa kembali seperti dulu lagi."

"Aku tak tahu bagaimana perasaanmu pada kakakmu ini. Tapi, aku selalu menyayangimu, (Name)."

Kamu tertawa pelan ketika mendengar perkataannya. Kamu pun menoleh ke arahnya, kemudian memasang senyuman terbaikmu. "Tentu, aku yakin engkau dan aku bisa kembali seperti dulu lagi."

"Aku ... sudah pernah salah. Tetapi, engkau memberikan aku kesempatan kedua–dengan membiarkan aku hidup, meski saat itu seharusnya engkau membunuhku," ujarmu saat ia mengalihkan atensi sepenuhnya padamu. "Aku berterimakasih pada engkau, ani-ue. Kali ini, aku takkan salah lagi memilih jalan."

"Aku memang menyayangi kekasihku ... tetapi, harusnya aku tidak membohongi perasaanku. Aku menyayangimu, ani-ue. Lebih dari rasa sayangku padanya."

Kamu memutus jarak di antara kalian berdua. Tanganmu yang kecil itu memeluknya erat-erat. Air matamu perlahan mengalir, dan membiarkan air matamu membasahi pakaiannya.

"Maafkan aku, untuk segalanya. Aku menyayangi engkau ... ani-ue."

Tangan Zhongli perlahan-lahan bergerak, ia pun kemudian segera membalas pelukanmu dan mengusap-usap pundakmu untuk membuatmu lebih tenang.

"Aku juga menyayangimu ... (Name). Selamanya, tetaplah bersamaku. Jangan pernah meninggalkanku lagi."

End of Zhongli's Part

Hewwo! Rashi update lagi~ Hari ini jadinya double update!

Rashi kalo nulis tentang Zhongli cepet banget HAHAHAHA the power of bucin is real! Mana lebih panjang dari part-part kemarin, pula

Buat yang nanya siapa dewa yang jadi kekasihnya (Name), itu bukan Osial loh ya :( Rashi ngarang aja hehee. Also di sini (Name) ngomongnya pake 'engkau' karena dia hidup dari jaman baheula dan ngikut cara bicara orang jaman sekarang~ kan dia gak membaur sama manusia hehe

Oh ya, akhirnya part DCKZ selesai! Gak ada yang mau ngucap selamat ke Rashi? /g

Untuk selanjutnya, Rashi masih bimbang mau ambil karakter siapa. Kalo ada yang mau request karakter, boleh komen yaa~ Biar nanti Rashi tulis duluan.

Semuanya bakal kebagian sih, cuma request aja siapa yang bakal duluan hehee

See ya!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro