Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5. Langkah Pertama.

Fariza mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja sambal terus memandangi pintu yang tidak kunjung terbuka, padahal ia sudah meminta seluruh anggota kelas minat untuk berkumpul di ruang OSIS sepulang sekolah.

Gadis itu meraih ponselnya dan membuka ruang obrolan grup. Ia memastikan seluruh anggota sudah membaca pesannya, Nathan dan Yulian berjanji akan segera kembali setelah dari kamar mandi, Syahdan dan Nuca akan menyusul setelah menyelesaikan beberapa urusan di kelas. Sudah lima belas menit berlalu tapi keempat temannya itu tidak kunjung muncul.

"Oke, maaf. Gue harus mampir kantin karena diseret Yulian," jelas Nathan, ia mengangkat dua tangannya tanda menyerah agar Fariza tidak langsung menyerangnya.

"Ada anak kelas sebelah incaran gue. Masa nggak memanfaatkan kesempatan dengan baik?" KIlah Yulian tidak mau disalahkan, Fariza hanya menghembuskan napas melampiaskan kekesalan.

omong-ngomong, ini beneran kita cuma berlima? Nggak ada pemain cadangan?" tanya Fariza sambal menunjukkan grup obrolan mereka yang hanya berisi lima orang.

Nathan mengangguk, "Kebanyakan nggak dapat ijin orang tua. Kelas minat sesuatu yang baru, kan. Ditambah kita kelas minat e-sport. Udah negatif duluan pandangan orang tua."

Obrolan ketiganya terhenti karena kedatangan Nuca dan Syahdan. Keduanya tampak membawa beberapa buku dan kotak tempat dokumen, barang-barang itu diletakkan di atas meja.

"Untuk sementara kita bakal nebeng sama OSIS sampai ruangan khusus kelas minat selesai dipasang AC dan beberapa kebutuhan lain," ujar Nuca menjelaskan karena ia adalah ketua kelas minat.

"Untuk sementara kelas kita dianggap salah satu kegiatan ekstrakurikuler sampai jumlah minimal kelas terpenuhi," imbuh Syahdan.

"Bukannya di sekolah kita banyak yang main game? Meski bukan mobile legend, bukannya game lain juga bisa masuk?" Fariza menyuarakan keheranannya.

Nuca menganguk lalu menghela napas panjang, "Ijin wali murid. Cari instruktur buat ngajarin juga nggak segampang itu, jadi masih banyak ini dan itu dari sekolah. Kasarnya, kita disebut angkatan percobaan." Nuca merapikan dokumen yang ia bawa tadi.

Kelimanya duduk mengelilingi meja, Fariza menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan pamflet sebuah turnamen game. Nuca terlihat paling semangat menatap pamflet tersebut, ia memang sudah menunggu acara tersebut.

"Ini rekrutmen untuk pemain profesional, meski kita nggak kepilih tapi bisa lolos ke sini aja pasti bisa jadi hal positif," jelas Fariza dan yang lainnya mengangguk setuju.

"Catat aja persyaratannya. Secepatnya kita daftar, kirim jug ke gue biar bisa diomongin sama pihak sekolah." Nuca memberi arahan karena melihat anggotanya tidak ada yang keberatan.

"Mulai besok kita bisa latihan sepulang sekolah, gue coba hubungi beberapa teman yang bisa buat sparing." Syahdan menatap Nuca, meminta persetujuan ketua kelas dan Nuca jelas setuju dengan ide tersebut.

Nuca berdiri lalu mengeser papan tulis menghadap teman-temannya, "Kita bahas beberapa hal teknis, kayak  hero andalan, gaya permainan dan beberapa hal lain." Nuca mulai menulis di papan.

"Ada beberapa posisi pemain. Kalau berdasarkan perannya bisa dibagi jadi tank, marksman, assassin, fighter dan mage." Nuca menuliskan lima kategori tersebut dengan ukuran besar.

"Gue biasa all role terutama yang bisa dijadiin hyper, tank bisa tapi nggak banyak, mage juga lebih ke yang bisa jadi hyper." Nuca menuliskan namanya di bawah role yang ia kuasai.

"Gue MM atau Fighter, sesekali bisa jadi hyper juga." Syahdan mengangkat tangan dan Nuca menulis nama Syahdan.

Yulian mengajak Syahdan tos, mereka menguasai role yang sama.

"Tank, MM, bisa hyper juga." Setelah Nathan berujar keempatnya kompak bertepuk tangan.

"Ini yang harus dihormati," ujar Nuca.

Beberapa pemain memang jarang memilih tank sebagai role utama. Selain tugasnya yang harus melindungi teman satu tim dengan menerima damage terbanyak, role ini juga jarang melakukan kill pada lawan karena fokusnya memang untuk membuka pertarungan dan melindungi teman bukan sebagai damage utama.

Fariza tertawa canggung saat seluruh mata tertuju padanya, "Hehehe... Cuma bisa mage. Jangan harap gue jadi hyper,  tank masih bisa tinggal ganti build tapi kalau suruh hyper gue nyerah."

"Mau lebih kaget lagi?" tanya Yulian sementara yang lain menatap cowok itu dengan penasaran, Nathan yang paham malah sudah mulai tertawa.

"Berapa hero yang lo bisa main dengan yakin?" tanya Yulian lagi.

"Hehehe... Satu, dua, tiga, empat.... Eh enggak. Satu itu baru belajar," ujar Fariza dengan suara pelan.

Nuca menepuk jidat, Syahdan langsung merebahkan kepala di atas meja.

"Kalau tiga-tiganya masuk list ban gimana?" tanya Nathan masih berniat menggoda Fariza.

"Pasrah pake support. Equipment tank jadi pas diculik nggak mati," jawab Fariza dengan yakin seolah itu adalah rencana terbaik yang ia miliki.

"Bentar gue butuh menenangkan diri," ujar Nuca sambil duduk di kursi.

Nathan dan Yulian tertawa puas melihat wajah shok Nuca dan Syahdan.

Jumlah kata 723
14 Januari 2023

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro