[1]
Joker Game © Koji Yanagi
Kaminaga. (Story) © J.Cho
.
.
.
.
.
Kaminaga x Reader
.
.
.
.
.
Jeco tekankan. Cerita ini menggunakan bahasa yang santai atau bahasa yang tidak baku. Sengaja digunakan untuk kepentingan cerita, karena cerita ini tidak dititik beratkan pada romance melainkan humor. Biar dapet gitu humor nya 😌😏 #slapped
.
.
.
.
.
"Dia nggak suka sama kamu, Kam. Katanya kamu mirip POOP. Maaf, ya? Mungkin memang bukan jodoh. Coba di cek dulu tulang rusukmu, lengkap atau nggak. Kalau lengkap ya mohon maaf, kamu nggak ada jodoh sampai mati pun." Ujar pacar Hatano. Memang masih ya yang begitu? Kok ngeri, sih.
"Jeanne ada-ada aja, sih. Jangan buat orang lain down, dong. Kasih semangat biar lancar percintaanya." Gerutuku kesal. Siapa yang tidak kesal dikatakan 'sendiri' sampai mati nanti?
"Maaf saja, tapi itu jujurnya. Kalau kamu minta aku ngomong bohong, aku juga bisa dari tadi. Dari pada memberi harapan palsu layaknya kamu ke perempuan-perempuan kantor itu, lebih baik kuberitau yang sebenarnya kan?" Diam-diam nyindir nih? Nggak laki nya, nggak perempuannya sama-sama bikin hati tambah sakit aja.
"Ya, sudah, aku mau ke office. Sana, hush, hush! Divisi mu bukan disini." Setelah diusir oleh Jeanne, aku pun pergi keluar dari gedung divisi design untuk menuju kembali ke tempatku bekerja―divisi editing.
Well, tempat keduanya tidak jauh. Katsuhiko corporation sengaja membuat tempat divisi design dan editing dekat demi efisiensi waktu. Hanya dengan melewati galeri yang tidak terlalu panjang dan kami pun bisa sampai kembali ke gedung divisi editing. Kami ini kantor pusat, tempatnya chairman berada, maklumilah jika gedung-gedung kami lebih besar di banding cabang.
Baru saja menginjakan kaki di gedung kantor editing, sebuah pukulan (sangat) kencang sudah kudapatkan di pundakku. Arahnya dari belakang. Siapa sih, bikin tambah kesal saja.
"Kau ini kenapa, sih?! Main pukul-pukul saj―uuh... ha-halo, Jitsui..." Ternyata si iblis. Sialan, harus segera lari.
"Halo, Kaminaga. Dari mana saja? Semua pekerjaanmu menumpuk lo, coba lihat ke meja mu." Kelihatannya sih tersenyum, tapi aku yakin sekali kalau dia sedang merencanakan 'pembunuhanku' di otaknya.
"A-ahaha, aku baru saja selesai makan dari cafetaria, Jitsui. Oh, iya, hari ini menu spesialnya katsu-don lo! " Jawabku bohong. Semoga saja berhasil.
"Oh, benarkah? Senangnya.." Berhasil, ya? Sepertinya sih..
"Sekarang cafetaria berpindah tempat di gedung design, ya? Hebat juga Miyoshi bisa memindahkannya kurang dari sehari."
Pokerface. Sudah kuduga, percuma saja berbohong padanya. Lebih baik aku segera kembali ke kantor untuk mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk.
Aku pun kembali ke office tempatku bekerja.
Benar saja kata Jitsui, meja ku penuh dengan catatan pekerjaan yang harus kukerjakan hari ini juga.
Aaah~ sepertinya harus lembur, nih!
Tap, tap, tap
BRAK! BRAAK!!
Cklek
Karena kaget, aku segera menoleh kearah belakang. Disitu kulihat ada si ceb―maksudku Hatano yang sedang memegangi perutnya sambil berusaha menahan tawa. Ada apa dengannya? Mendadak sinting 'kah?
"Hata―"
"HAHAHAHAHA!!" Yah, malah ketawa dia nya.
"Kamu kenapa datang-datang langsung main banting pintu orang? Yang pelan sedikit, dong. Kalau kasar-kasar kan juga nggak enak." Detik itu juga wajah Hatano berubah menjadi sejelek-jeleknya saat memandangku.
Hatano berjalan kearah sofa yang ada di ruanganku dan duduk disana. Aku pun juga memutuskan untuk duduk disana, bersebrangan kok. Takut terkena virus pendek, haha. Just kidding.
"Kamu tau ga?" Tanyanya dengan ekspresi wajah yang jelas sedang menahan geli.
"Nggak tau." Jawabku jujur. Kan memang benar aku nggak tau, aku sudah menerapkan ajaran Jeanne untuk jujur. Lihat, aku juga bisa baik.
BUGH!
Hatano menendang kakiku sekuat tenaga, membuatku mengaduh kesakitan. Sudah biasa sih jadi sasaran kaki Hatano, tapi yang kali ini sekuat tenaga. Kaminaga nggak kuat, tolong.. kalau bohong salah, jujur juga salah.
"Serius sedikit!" Hatano melotot kearahku.
"Kamu tadi ngomong apa ke Jitsui?" Lanjutnya. Kok kepo?
"Kenapa memangnya?" Tanyaku masih sambil mengelus kaki yang ditendang Hatano tadi.
"Tadi waktu aku sama Tazaki kembali dari cafetaria, kita lihat Jitsui lagi jalan ke galeri jembatannya kantor design-editing. Kan jarang banget Jitsui ke kantor design, kutanya saja deh mau ngapain. Kamu tau nggak jawabannya apa?" Hatano kembali menahan tawa nya agar tidak lepas kendali.
"Dia jawab apa??" Aku mulai penasaran dengan apa yang diceritakan Hatano.
"Aku mau ke cafetaria, kata Kaminaga cafetaria pindah di gedung design." Hatano terlihat menirukan cara berbicara Jitsui.
"Habis itu, aku sama Tazaki langsung lari pergi. Tadinya aku langsung mau ke office, tapi kayaknya berbagi tawa sama kamu juga bukan pilihan buruk."
Laaah.. jadi dia percaya?
Aku melongo. Hatano tertawa sambil menepuk-nepuk bahuku. "Sabar ya? Siap-siap saja habis ini lari. Hitung-hitung olah raga siang.
Hatano keluar dari office ku. Aku sendiri masih setia duduk di sofa sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi setelah ini.
Masuk ruang kesehatan? Tidak, tidak.. pasti lebih dari ruang kesehatan.
Masuk rumah sakit? Atau mungkin.. masuk liang kubur?
Tok, tok, tok
Ah, ada yang mengetuk pintu. Aku baru akan bangun untuk membuka pintu tersebut, tapi itu tidak perlu lagi karena pintunya sudah terbuka oleh orang dari luar.
"Halo lagi, Kaminaga. Cafetaria nya sudah pindah lagi ke tempat awal ya?"
Itu Jitsui.
Apa cerita cintaku hanya sampai disini? Tidak, aku masih ingin punya istri cantik dan anak-anak imut. Lalu punya keluarga kecil yang harmonis. Punya rumah. Punya mobil.
The end of me.
ーーーーー
Ciao, ciao!
Ketemu lagi sama Jeco 😚
Kali ini di book khusus Kaminaga.
Book ini bakal gimana sih nantinya?
Nanti didalam sini bakal menceritakan hari-hari, keluh kesah nya Kaminaga saat mengejar (Y/n). Kira-kira seperti buku diary Kaminaga gitu.
Jeco juga sengaja bikin tiap chapter dikit aja, karena mungkin bakal ada yang merasa bosan membaca tulisan banyak. Tapi kalian bisa request mau kira-kira berapa word. Nanti Jeco usahain selanjutnya panjangan.
Humor nya nyampe nggak? :"
Mohon dukungannya, ya! ╰(*'︶'*)╯♡
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro