Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1 - Akabane Karma

"Nee, [Name]-chan ..."

Akabane Karma beralih dari posisi berbaringnya menjadi duduk dengan memegang sebuah buku di tangan. Iris keemasannya tak henti menatap sang kekasih yang sibuk dengan kertas soal di meja.

[Name] membalas dengan deheman kemudian kembali pada aktivitas menghitungnya dengan kalkulator yang sempat tercampakkan.

Karma mendengus sebal ketika merasa tidak dinotice oleh sang kekasih. Jemari lelaki berambut crimson itu menarik pelan kerudung jaket jumper yang dipakai [Name].

"Karma, berhenti mengangguku. Aku punya banyak utang sebelum masuk sekolah, tahu." [Name] berbalik sambil menggerutu tak jelas. Bagian bawah matanya terlihat menghitam, kentara sekali gadis itu tak tidur semalam karena mengerjakan tugas liburan.

"Hee~ Sebaiknya kau istirahat dulu, bodoh. Nanti malam sudah malam tahun baru," ujar Karma dengan penuh penekanan.

Sudut bibir [Name] berkedut. "S-sudah hampir tahun baru?"

Seketika itu juga [Name] membanting bukunya ke meja dengan penuh amarah, mencak-mencak seperti orang kesetanan sampai membuat Karma melongo keheranan.

"Kenapa aku harus mengerjakan tugas liburan bodoh ini!?" geram [Name].

"Karena kau bodoh. Nilai tujuh saja tak sampai," sahut Karma sambil bertopang dagu. Dirinya tertawa pelan di atas penderitaan [Name].

Satu hantaman buku sukses mendarat di wajah Karma sampai terjengkang ke punggung sofa. Oke, [Name] benar-benar murka.

"Gara-gara kau juga! Semua waktu dan uangku terbuang untuk menemanimu bermain di game center!"

Gadis itu mencak-mencak. Karma mengusap wajahnya yang memerah akibat hantaman buku dari kekasihnya. Ditariknya gadis itu ke sofa lalu dipegangnya kepala [Name] dengan sedikit tekanan. Perempatan merah terlihat muncul di kepala Karma.

"Akan kubuatkan menu Osechi--[makanan khas tahun baru di Jepang] sebagai ganti uangmu. Tapi, kau harus mau diam dan istirahat, oke?"

Seketika itu [Name] terdiam di sofa dengan wajah seperti bayi yang meminta makan pada Karma. Sang lelaki hanya mengulas seringai puas melihat reaksi sang kekasih sebelum melepaskan cengkraman dari kepala [Name].

[Name] melirik jam yang tergantung di dinding. "Masih lama untuk tahun baru, mou. Karma, kalau kau sudah selesai, jadilah berguna dengan membantu mengerjakan tugasku ..." [Name] tak henti-henti mengoceh.

Karma beranjak dari sofa dan meletakkan bukunya di kepala [Name]. "Sudahlah, [Name]-chan. Lupakan soal tugas~"

Lelaki itu berjalan ke dapur dan mulai mengacak-acak tempat tersebut dengan berbagai bahan masakan dan alat yang ada. Dirinya sudah hapal dimana saja [Name] menaruh semua barang di rumah.

"Lupakan, kepalamu!" [Name] menggeram. Tapi, sesaat kemudian dia menghela napas. Memaki Karma tak akan ada habisnya, pikirnya. Akhirnya gadis itu lebih memilih duduk di sofa sambil menonton televisi sampai malam.

***

"Aku tak sabar melihat kembang api!" seru [Name] sambil jingkrak-jingkrak di dekat daun jendela.

"[Name]-chan seperti anak kecil, hee~"

Karma tertawa sambil membawa kotak-kotak berisi menu Osechi-Ryori kemudian meletakkannya di atas tatami--[tikar dari tenunan jerami]. Ia duduk dalam balutan jaket jumper abu-abu seperti [Name], hanya bedanya gadis itu memakai jumper berwarna biru tua.

"Hitung mundur sudah dimulai, nee?" Karma menatap [Name] yang sudah siap dengan mata berbinar-binar hendak menyaksikan kembang api yang akan diluncurkan ke langit.

"Go ... Yon ..." Karma bergumam tanpa melepas kontak matanya pada wajah rupawan [Name].

"San ... Nii ..."

Karma mendekatkan wajahnya pada samping wajah [Name]. Hembusan napas Karma terasa di telinga dan leher [Name], membuatnya sedikit kegelian namun tak ingin melewatkan momen kembang api.

"Ichi ..."

Duar!

Cup.

Karma mengecup pelipis [Name] sambil memegangi samping kepala gadis itu dengan tangannya bersamaan dengan kembang api yang meledak di langit Jepang. Warna-warni menghiasi langit, mata [Name] terpaku pada angkasa tapi pikirannya melayang entah kemana sejak Karma mengecup pelipisnya.

Beberapa menit kemudian, bibir Karma menjauh dari pelipis [Name] dengan kembang api yang sudah tak terdengar lagi suaranya.

"Oh, sudah tahun baru. Selamat tahun baru, [Name]-chan~" Karma menyeringai melihat gadisnya masih terdiam di tempatnya dengan rona merah di wajah.

"Hei, hei, tidak mau makan osechi-mu? Datemaki--[Sweet rolled omelette] buatanku tak buruk juga, loh," ujar Karma sambil menyumpit datemaki dalam kotak.

"M-mo--"

Wajah [Name] merona hebat. Ditolehkannya wajah pada Karma dan pukulan kecil langsung menghujami lengan kekar lelaki itu.

"Baka! Baka! Karma no baka!" seru [Name] dengan suara mirip rengekan bayi.

"Ayolah, [Name]-chan! Itu masih ciuman di pelipis. Kalau kucium di bibir seperti saat Nagisa mencium Kayano, kupastikan kau pingsan! Ahaha!"

- Owari / 終わり-
Story by: Akabane Yu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro