Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8. New Year Confession

Malam ini, kesempatan terakhirnya.
Malam ini juga, harus ia akhiri semua.

“Terima kasih ya, sudah mengijinkanku dan Senra ikut menginap.”

Duduk berdua di bangku taman, menyaksikan orang yang lalu-lalang menikmati malam tahun baru.

“Uhn. Senra dan Sakatan juga terlihat nyaman dengan penginapannya.”

Ano, Urata-san, tentang yang ingi kubica—“

“Aku mau naik bianglala,” potongnya sambil beranjak dari bangku taman.

“Eh? Karena malam tahun baru, jadi buka sampai malam?” gumam Shima sambil melihat ferris wheel yang menjulang itu.

“Ayo, kita naik itu sebelum pulang,” ajaknya sambil menggenggam pergelangan tangan Shima dengan telapaknya yang dingin.

“Kadang … aku merasa takut saat naik wahana ini, lho,” celetuk Shima kala ia berada dalam bilik ferris wheel bersama Urata. Urata memandangnya heran, seolah mengatakan ‘kenapa ?’.

“Saat aku berada di tempat tinggi, aku takut suatu saat jatuh dari ketinggian itu.”

“Hee … kita sedikit berbeda, ya.”

“Berbeda?”

“Ya. Kalau aku justru ingin seandainya saja … kita terhenti di puncak bianglala.”

Seandainya saja begitu.

Seandainya waktu terhenti. Terus merasakan kebahagiaan dengan berada di puncak, bersamanya.

“Ahh … aku jadi ingin naik lagi. Sayang sekali harus pulang,” ujar Urata seraya meniup-niup kedua telapak tangannya yang sangat dingin itu.

“Urata-san, gomen,” ujar Shima yang berjalan di belakang Urata.

Suara ledakan kembang api di langit malam menyusul setelahnya.
Mau sampai kapan Urata mengulur waktu, ia harus menghadapi ini. Entah akan bagaimana akhirnya nanti.

Urata berbalik, memandang Shima sambil tersenyum kecut. “Kenapa? Bukannya kau bilang kau menyukaiku?”

“Dulu aku sangat yakin kalau Urata-san nyaman bersamaku. Dan karena kecelakaan itu, aku membuatmu sedih.”

Si surai brunette terdiam. Sekian lama ia tak bersama Shima, apakah Shima tumbuh dewasa secepat itu, hingga bisa memahami perasaannya? Surai dan netra amethyst itu masihlah sama di ingatannya. Yang telah berubah, hanya Urata sendiri.

“Tapi kalau bersama Sakata … kau bisa kembali tertawa, ‘kan?”

Tepat sasaran, mengenai titik terdalam hati Urata, menghapuskan semua kegelisahannya selama ini. Sejauh ini, ia bisa sedikit rileks dan kembali menjalani lagi kesehariannya dengan ceria adalah karena Sakata. Bagaimana ia tak terus menerus berlarut dalam kesedihannya.

Saat sadar, ia tak bisa lagi membalas perasaan Shima.
Tak bisa.
Perasaannya tak sama lagi seperti dulu.

“Aku senang Urata-san terus menungguku, jadi kupikir aku bisa melakukan kokuhaku. Tapi, saat aku kembali, aku sadar kau menyukai Sakata.”

“Eh?” Netra emeraldnya melebar, tenggorokannya tercekat mendengar itu.

“Dan aku ingin merebutmu kembali sebelum kau menyadari perasaanmu sendiri,” lanjut Shima.

“Maaf— aku …” Urata menggigit bibir, kepalan tangannya gemetar entah karena dingin atau apa. Kalau dulu, ia sangat yakin bisa menyerukan bahwa ia juga menyukai Shima. Tapi kali ini perasaannya sudah berbeda.

Shima menggenggam tangan yang gemetar kedinginan itu. Urata mendongak, iris emerald dan amethyst itu bertemu pandang sekali lagi.

Ia sangat baik, karena memikirkan perasaanku dan Sakata.
Tapi aku tak ingin ia terbebani karena hal itu.

Shima mengulas senyuman terakhirnya pada Urata malam itu. “Jadi, katakanlah semuanya dengan jujur. Walaupun aku tidak tahu bagaimana nanti jadinya.”

Yang pasti, aku tahu, aku akan patah hati lagi.

Ia pergi, meninggalkan Shima di taman itu bersama riuhnya suara kembang api malam ini.
Ia menyadari perasaannya, dan aku sudah mengutarakan perasaanku. Bukannya terasa sakit, melainkan terasa hampa.

Ketika yang lain bersukacita merayakan mendekatnya tahun baru, aku sendiri bahagia telah jujur padanya.

.
.
.
.
.
“Aku sangat suka senyuman dan semua tentang Urata-san.”

“Itulah yang ingin kukatakan … di malam tahun baru, setahun yang lalu.”
.
.
.
.
.
Kamu bahagia saja.
Yang turun biarlah salju,
yang gugur biarlah daun,
yang jatuh biarlah aku.
.
.
.
-OWARI-

Ichika's note :
Terima kasih sudah mengikuti karya ini dari awal hingga akhir♡

Ichika
22.12.18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro