Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

04. Hari Baru

Esoknya aku bangun dengan perasaan yang luar biasa segar karena tidur yang sangat nyaman dari kasur empuk. Mataku terbuka dan terlihat seorang pelayan perempuan yang sedang melakukan sesuatu. Mataku melihat ke arah kakak yang masih tertidur. Aku memilih untuk mengubah posisi menjadi duduk dan itu ternyata membuat pelayan itu kaget.

"Selamat siang tuan putri, apakah tidur anda nyenyak?" tanya pelayan itu sambil menunduk.

Oh, sudah siang ternyata tidurku memang sangat nye-eh tunggu,"Siang?!" tanyaku sedikit berteriak karena kaget.

"Itu benar, yang mulia raja tidak mengizinkan untuk membangunkan pangeran mahkota dan tuan putri karena anda berdua terlihat kelelahan," jelas pelayan itu yang masih menunduk.

"Ada apa?" Aku melihat ke arah kakak yang mengusap matanya dengan wajah baru bangun.

"Ini sudah siang!!!" Kakak sama kagetnya denganku sampai-sampai wajahnya menjadi segar. "Apa ini?! Kita sudah dikalahkan oleh kasur empuk!"

"Kita masih anak-anak. Harusnya mereka mengerti." Kakak mengubah posisinya menjadi duduk dengan ekspresi canggung.

"Yang mulia raja mengatakan untuk mengantarkan pangeran mahkota dan tuan putri untuk makan setelah anda sudah bangun. Apakah anda ingin makan siang bersama dengan yang lain, pangeran mahkota dan tuan putri?" tanya pelayan yang melirik ke arahku dan kakak.

Aku menatap kakak. "Bagaimana kak?"

Kakak ikut melihatku. "Tidak mau bertemu mereka?"

"Tidak." Aku menahan tidak menunjukkan ekspresi kesal. Tentu saja mengingat wanita yang kemarin sudah membawa kembali trauma yang ingin dibuang jauh-jauh.

"Kita hanya bisa berharap mereka sudah selesai makan saat kita sampai." Kakak tertawa pelan.

Aku mengangguk sebelum turun untuk membiarkan pelayan wanita itu melakukan tugasnya. Ia membantuku untuk berganti pakaian yang sama ribetnya seperti kemarin, hanya saja desain dan warnanya berbeda. Sedangkan kakak, ada pelayan lagi yang berbeda. Setelah beberapa menit terlewati sangat lama, aku dan kakak sudah siap dengan pakaian kami.

Di luar kamar ternyata ada dua prajurit yang kemarin, yang berambut biru dan hijau, menunggu di dekat pintu. Mereka berdua berjalan terlebih dahulu lalu aku dan kakak mengikuti dari belakang. Kemarin aku tidak begitu menyadari tetapi perjalanan seperti ini sangat panjang. Apa ini rasanya tinggal di istana? Semuanya terasa jauh walau hanya berjalan dari kamar menuju ruang makan.

Saat pintu di buka ternyata mereka semua, SEMUANYA, masih menikmati makanan mereka. Ada jam pasir tidak? Aku mau putar biar kembali 5 menit sebelumnya dan membuang waktu sebelum ke sini.

"Hah! Beginilah etika pangeran mahkota masa depan, datang kesiangan. Luar biasa," kata ular merah. Tunggu, itu panggilan yang bagus.

Aku memilih untuk menunduk ala orang barat dulu yang aku lihat di komik. Mengangkat kedua sisi rok lalu menunduk hormat, tidak lupa dengan gerakan kaki yang aku tidak tahu terlihat atau tidak. Terlihat semua mata melihat ke arahku dengan kaget, bahkan kakak juga. Karena merasa malu, berpikir bahwa gerakanku salah, aku menarik kakak ke dua kursi kosong yang di depannya sudah ada piring.

"Se-setidaknya salah satunya tahu etika yang baik," kata ular merah yang terdengar bergetar. Salting?

"Dari mana kamu tahu gerakan tadi?" Kakak melihatku serius.

"Oh, itu aku baca di .... " Aku terdiam melihat kakak, sepertinya ia tidak akan mengerti apa yang akan aku katakan setelahnya. "Aku akan menceritakannya kapan-kapan." Aku tersenyum ke arah kakak.

"Baiklah, kita sama-sama berhutang cerita." Kakak kembali melihat ke depan.

Aku mengangguk kecil. "Aku menantikan saat itu."

Hari ini makanannya juga mewah! Aku bahkan tadi tidak sadar ada pelayan yang mengambilkan makanan untukku. Mau bagaimana lagi tangan ini terlalu pendek, bahkan kursi yang aku duduki ditambahin bantal. Memalukan sekali! Tetapi mau bagaimana lagi, aku masih anak-anak.

"Sungguh mengurangi selera makan." Aku melirik ke arah suara sinis di sampingku, walau jaraknya dua kursi dariku. "Aku sudah selesai," kata ular merah yang berdiri dari duduknya.

"Seharusnya aku yang duduk di sana."

"Tenanglah kak, aku tidak apa-apa." Aku menoleh ke arah kakak yang terlihat sedikit kesal dan sedih.

Aku mencoba cuek dengan pura-pura menikmati makanan yang sudah pasti enak ini. Saat berada di belakang aku dan kakak, ular merah itu mendengus kesal lalu pergi menuju pintu.

"Sudah di benci ya." Aku tetap melihat ke arah makanan.

"Itu sudah pasti."

"Bagaimana tidur kalian?" tanya wanita berambut hitam dengan senyuman manis.

"Ehem!" Raja menatap kesal wanita berambut hitam.

"Kenapa? Bukankah mereka sudah jadi bagian dari keluarga? Jadi bukan kesalahan jika aku bertanya kepada mereka bukan?" tanya wanita berambut hitam.

"Jadi, apakah tidur kalian nyenyak semalam? Aku dengar kalian tidur hampir seharian," kata wanita berambut coklat dengan tawa pelan. Aku bisa melihat raja menunjukkan ekspresi yang semakin kesal.

Tunggu, benar juga! Kemarin setelah makan siang kami langsung tidur. AAAAH! Kalah telak sama keempukan kasur!!

"Tentu, tidur kami nyenyak," kata kakak yang menarik pikiranku ke kenyataan.

"Baguslah, bagaimana dengan Putri Alvira?" tanya wanita berambut hitam.

Sungguh tidak menyangka aku akan benar-benar mempunyai nama. Aku hanya mengangguk pelan sebagai respon dari pertanyaan.

"Oh, apakah Putri Alvira malu? Imut sekali," kata wanita berambut hitam dengan tawa pelan. Mau protes tapi ... ya sudahlah, biarkan mereka berpikir seperti itu.

"Itu benar, mereka sangat imut. Sayang sekali Permaisuri Garnet terlanjur membenci mereka," kata wanita berambut coklat itu terlihat sedih.

Oh, jadi ular merah namanya Garnet toh.

"Ibu, kita belum mengenalkan diri kepada mereka bukan?" tanya lelaki yang mempunyai mata berwarna ungu dengan senyuman manis.

"Itu benar! Kenalkan aku adalah Selir Ebony. Akan menyenangkan kalau kalian memanggilku ibu," kata wanita berambut hitam itu dengan senyuman manis. Aku rasa ia bersungguh-sungguh, matanya mengeluarkan cahaya. "Lalu ini adalah anakku, Pangeran Kedua Dylan." Lelaki bermata ungu itu menunduk dengan senyuman yang tidak kalah manisnya.

"Kenalkan aku adalah Selir Fayna. Aku juga menantikan kalian memanggilku dengan ibu," kata wanita berambut coklat lalu tertawa pelan. "Kenalkan, ini adalah anakku-"

"Namaku adalah Vernell, pangeran ketiga. Panggil aku kak Vernell!" seru lelaki bermata hijau dengan ceria. Aku seperti bisa melihat ekor yang bergoyang di belakangnya.

"Curang! Jangan ragu memanggilku dengan kak Dylan juga!" seru Pangeran Dylan yang juga bersemangat. Yah, secara umur aku memang harus memanggilnya dengan sebutan kakak, tetapi aku masih belum ... masih terasa aneh.

"Ehem." Perhatianku tersedot ke arah raja. "Namaku adalah Silvano Remigio-"

"Berhenti di sana Yang Mulia Raja Silvano," kata Selir Ebony dengan senyumannya yang entah mengapa berbeda dari sebelumnya. "Apakah anda yakin nama anda yang panjang akan diingat oleh anak-anak?"

Raja melihat ke arahku dan kakak. Ia memejamkan matanya sejenak. "Panggil saja ayah."

"GEH!" Kalau sampai ada makanan di mulutku aku bisa tersedak.

"Pfft!" Aku melihat ke arah Pangeran Vernell yang menahan tawanya. "Alvina sampai lompat dari kursinya." Lalu semuanya mulai tertawa, termasuk kakak.

"Apa tadi sangat terlihat?" Aku melihat kakak yang menunduk untuk tertawa dan tangannya yang menutup mulutnya.

"Tentu saja, apalagi suara aneh yang kamu keluarkan." Kakak masih saja tertawa.

Ah sudahlah, mari kita menikmati daging yang luar biasa ini. Enak!

"Lalu yang tadi adalah Permaisuri Garnet. Secara tingkat ia memang yang paling berkuasa di sini," kata Selir Ebony. "Lalu dia adalah Lorenz, anak dari Permaisuri Garnet." Aku hampir membuka mulutku lebar menyadari bahwa anak Permaisuri Garnet masih di sini.

Wajahnya yang datar menunduk sedikit ke arahku dan kakak. Aku ikut menunduk canggung. Sepertinya dari sebelum-sebelumnya ia tidak terlihat banyak mengeluarkan ekspresi. Kenapa ya? Apa karena tekanan yang ia terima sebagai pangeran mahkota sebelumnya?

.
.
.
.
.

Jadi mulai sekarang saya akan update setiap minggu. Ini dia list ceritanya:

1. The 7 Element Controllers

2. New Daily Life Royal Twins

3. A Little Hope [Revisi]

4. As Blue Sea

5. My Family is Perfect But I'm Not

6. Akar Merah

Itu dia urutannya, bisa dicari setelah saya posting. Mungkin ada perubahan dari tata bahasa dsb-dsb tapi semoga kenyamanan dalam membaca masih bisa dinikmati yaa~

Sampai jumpa kembali :3

-(10/08/23)-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro