Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mozaik 60 : Menang

.
.
'Kemenangan dengan selisih dua poin.'
.
.

[NEO] TWILIGHT
Selasa, 07/12/2021


Malam festival semakin ramai, apalagi murid-murid sengaja datang pada waktu pentas seni di mulai. Mereka ingin tau laki-laki dari kelas mana yang menggunakan kesempatan ini untuk menyatakan cinta. Terjawablah sudah ketika Lucas selesai bernyanyi, lalu meminta Yuqi agar menjadi pacarnya.

"Badajwo! Badajwo!"

Yuqi menerima bunga. Pun kalimat yang menuntut Yuqi untuk menerima pernyataan cinta Lucas sudah tak terdengar lagi. Yuqi tidak pernah tau kalau ketua tim boqquickent yang selalu menolaknya bergabung dalam tim menyukainya.

"Lucas," kata Yuqi menyuruh laki-laki jangkung itu sedikit membungkukkan tubuhnya, kemudian segera meneruskan dengan berbisik, "Aku tidak menyukaimu, tapi kalau kau tidak ingin merasa malu, maka aku akan berpura-pura menerimamu. Dengan satu syarat, biarkan aku bermain dipertandingan besok."

***

"Ini semua salahku," sesal Lucas.

"Kenapa jadi salahmu, aku, aku yang salah!" Yuqi sudah berulang kali mengatakan bahwa Lucas tidak perlu merasa bersalah karena dirinya-lah yang sudah bersikeras mengikuti pertandingan. "Aku tidak tau, Ryujin selicik itu." Blocker Tim Vampaneze telah sengaja melukai kudanya.

Lucas bahkan sudah sering memperingati Yuqi akan permainan kasar dari tim lawan. "Aku takut kau terluka, makanya aku tidak ingin kau bergabung."

Bibir Yuqi membentuk seulas senyum. "Sejak kapan kau menyukaiku?"

"Untuk apa aku memberitahumu setelah ditolak." Lucas tidak mau melihat Yuqi besar kepala. "Karena kau sudah baik-baik saja, aku akan pergi menonton kekalahan vampaneze."

Hampir tidak ada siapa pun di UKS, karena semua berada di lapangan untuk menyaksikan pertandingan boqquickent, begitu pula dengan dokter yang bertugas. Seulgi bergegas pergi setelah mengobati luka Yuqi.

"Aku ikut!" kata Yuqi dengan semangat berapi-api.

***

Hawa sangat dingin di awal bulan Desember. Sudah dari bulan lalu pegunungan yang mengelilingi sekolah berubah abu-abu bersaput es. Tanah di lapangan boqquickent berselimut salju dan ada bekas noda darah yang sedang dibersihkan.

Heejin menjadi gugup bila mengingat Yuqi terjatuh bersama kudanya di pertandingan sebelumnya. Bahkan kurang dari sehari ia berlatih main Boqquickent. Paginya sebelum berangkat ke sekolah, ia menyempatkan membaca buku Boqquickent Tiap Generasi. Apa tidak lebih baik Chenle saja yang bertanding?

Heejin gelisah. Hanya dalam hitungan menit, dia akan berjalan ke lapangan. "Aku akan jadi pemain cadangan!" kata Heejin dengan lantang di kamar ganti pemain wanita yang tampak sepi.

Pintu loker ditutup keras oleh Heejin yang menyebabkan suara berdebam, selanjutnya menampilkan sosok wanita berkulit seputih salju tengah menatap Heejin. "Nugu (Siapa)?" kaget Heejin setelah terpekik.

"Pernah menonton Boqquickent, Heejin?" Wanita itu bertanya, tanpa menunggu jawaban ia melanjutkan, "Kurasa belum, tapi aku harap kau jadi pemain utama, tidak seru kalau cadangan."

"Kau, mengenalku?" Heejin merasa tidak cukup populer.

"Putri negeri ini, masa tidak kenal."

Heejin selalu lupa, kalau potret dirinya terpampang di Daily VamsᅳHarian Vampir. Semacam koran yang memberitakan seluruh kejadian di dunia vampir, terutama di Neogara. Kabar dia yang akan bermain Boqquickent pun telah dimuat.

"Heejin, sudah belum ganti bajunya?" seru Jaemin dengan tidak sabar dari luar ruangan. "Aku buka pintunya, ya!"

Sejenak suasana canggung, sampai Jaemin menyapa wanita yang lama tidak dijumpainya. "Handong Nuna."

"Apa kabar, Yang Mulia Pangeran." Huang Handong telah dinyatakan lulus dari Neoskhole dua tahun lalu. "Istrimu bertanya apa boleh dia menjadi pemain cadangan?"

"Tidak boleh!" tolak Jaemin.

Heejin menciut.

Pemain lainnya datang, memastikan pitcher pengganti mereka sudah siap dengan jubah boqquickent-nya. Belum sempat memuji penampilan beraura Heejin, Renjun lebih dulu dikejutkan oleh kedatangan kakak perempuannya. "YA, Huang Handong, sedang apa kau di sini!"

"Begitukah sambutanmu padaku setelah lama tidak bertemu, dasar tidak sopan," ujar Handong mendekati adiknya yang segera saja bersembunyi di balik tubuh Jeno.

"Nuna, aku merindukanmu." Renjun menambahkan cengiran, dan Handong hanya menghela.

Johnny menyela, mengatakan bahwa pertandingan akan segera dimulai. Semua pemain berjalan di koridor dengan penuh semangat akan meraih kemenangan dengan dipimpin sang kapten. Winwin yang sehari-harinya tenang, terlihat lebih tenang. Sementara Heejin mendadak sakit perut, satu-satunya yang tidak yakin dengan kemampuan bermainnya sekaligus tampak paling gugup.

Saat itu sebuah tangan meraih tangannya, memberi kehangatan di hari yang dingin. "Jaemin, aku..."

"Jangan khawatir kita pasti menang." Kalimat penghiburan itu tidak seperti menekankan kalau Heejin harus bermain baik, malah seakan menenangkan dengan memberitahu ada anggota tim yang siap membantu. "Ini pertandingan pertamamu, wajar kalau kau merasa gugup."

Heejin mengangguk, mendapati dirinya mulai bersemangat.

"Kau pasti bisa." Sekali lagi Jaemin memberinya keyakinan sambil mengayunkan tautan tangan mereka. "Kita pasti menang," ulang Jaemin, tersenyum tipis, melelehkan es dalam kegelisahan Heejin.

Sepuluh langkah di belakang keenam pemain tim boqquickent salvatyorie, Handong menekap mulutnya, gemas melihat interaksi pangeran dan putri yang seketika memunculkan ide untuk cerita barunya. "JIAYOU (SEMANGAT, dalam bahasa cina)!"

***

"Permisi, boleh aku minta tanda tanganmu?" Soojin menyodorkan buku berjudul 'Vampire and Me' tepat ke hadapan Handong yang baru saja bergabung di kursi murid salvatyorie.

Handong merasa tersanjung ada yang mengenalinya. "Kau membaca novelku," katanya sembari menyikut JiU, Handong meneruskan, "Lihatlah aku berhasil menjadi penulis terkenal."

"Gongxi, gongxi (Selamat, selamat)," kata JiU. Selain bersahabat baik dengan Yoohyeon dan Doyoung, ia juga cukup mengenal Handong, sayangnya mereka harus terpisah karena Handong lebih dulu lulus dari Neoskhole.

"Kakimu masih belum pulih, kenapa tidak istirahat saja." Handong berbicara kepada Yoohyeon sambil menuliskan tanda tangan, tersenyum ramah saat mengembalikan buku dan Soojin hampir melompat kegirangan. "Terima kasih, Sunbae (Senior)."

"Dia bilang ingin menonton pertandingannya," tukas Doyoung selagi kedua tim yang menunggang kuda masing-masing saling berhadapan dengan lawan.

Pluit berbunyi. Kemudian Eunhyuk, wasit yang telah mengutarakan keinginannya terhadap permainan yang jujur, melempar bola ke atas, bola melambung tinggi diiringi sorakan para penonton yang mendukung tim favorit mereka. Dua belas pemain menengadahkan tatapan ke arah bola. Pertandingan dimulai.

"Jaehyun kalah cepat dari Johnny yang berhasil menangkap bola. Salvatyorie memang memiliki ketua luar biasa, lumayan keren, dan lagi..."

"XIAOJUN!"

"Maaf, guru." Ketua penyiar yang sedang menjadi komentator pertandingan tersenyum manis kepada mentor kelasnya, Kim Taeyeon, yang mengawasi dengan ketat.

Ten menjauh dengan Goalmring-nya. Sementara kejar-kejaran berlangsung sengit, dimana seluruh pemain maju ke satu arah yang sama. Bola masih dikuasai Salvatyorie.

"Jangan, jangan mengoper bola padaku," gumam Heejin saat rekan sesama pitcher-nya memberi isyarat lewat tatapan.

Bola mengarah ke arah Heejin. "Aku hanya perlu menangkapnya." Tetapi kuda berlari cepat sebelum Heejin dapat menerima bola. "Jeno-ya, maaf!"

Kesempatan itu diambil oleh Mark, yang berada tak jauh dari Heejin.

"Ini dia pitcher baru dari vampaneze, kudanya melesat mengejar Goalmer Salvatyorie. Pertemuan dua pria tampan asal Amerika dan Kanada tidak bisa terhindarkan, tapi tungguᅳbukankah Mark harus berkerjasama dengan SerplanᅳLee Taeyong menerima bola, kukira tadi Mark tidak tau peraturannyaᅳsekarang penyerang utama menargetkan Johnny, dia akan mencetak goᅳtidak, dihentikan oleh gerak hebat Blocker Salvatyorie, Renjun, dan bola memantul!"

Jaemin mampu menyelaraskan lari kudanya dengan kuda Taeyong.

"Ada apa ini, persaingan antara Serplan dimulaiᅳTaeyong kesulitan mengambil bola, dan Salvatyorie kembali memegang bola, kuda yang ditunggangi Jaemin memutar arahᅳTen bergegas kabur, dua Blocker Vampaneze mengikutinya di belakangᅳJaemin benar-benar cepat, menghindari Ryujin yang menghadang, segera saja Yuta mencoba mengecohᅳ"

Kuda Jaemin hampir terpeleset saat di depannya Yuta mendadak menghentikan kudanya. "Sungguh gesit Serplan Salvatyorie, Na Jaemin melesat tanpa halangan! Go... GOL UNTUK SALVATYORIE!"

Sorakan anak-anak Salvatyorie membahana, dibarengi jerit sesal dan ratapan anak-anak Vampaneze. Heejin yang juga melihat permainan Jaemin, merasa kalau Jaemin sangat keren ketika memasukkan bola ke Goalmring sehingga tanpa sadar ikut bersorak.

Winwin sudah berada di sebelah Heejin, dan berkata, "Heejin, kau harus berusaha menerima lemparan bola dari Jeno."

"Vampaneze memegang bola," kata Xiaojun.

Blocker Salvatyorie, Winwin, menarik ujung tali kekang kencang-kencang. "Hah!" serunya agar kuda berderap. Tentu Heejin mengikuti, dia tidak bisa diam saja di sisi lapangan.

"Jeno berhasil menggagalkan operan Jaehyun kepada Mark!" seru Xiaojun dengan suara bersemangat.

"Lee Jeno!" panggil Heejin setelah cukup dekat dengan Jeno, bermaksud memberitahu keberadaannya. Pun menarik perhatian Pitcher lawan yang bergegas mengawasi pergerakkannya.

Lengah sedikit saja, Jeno bisa kehilangan bola akibat ambisi Jaehyun yang meluap. Jeno merasa tidak bisa mempertahankan bolanya lebih lama lagi. "Tangkap bolanya, Heejin!"

Xiaojun masih mengomentari.

"Pitcher Salvatyorie, Jeno, tampak terdesakᅳdia mengoper bolaᅳHeejin berhasil menerima bola meski dengan canggung, ini permainan pertamanya, dan Ryujin menaruh minat terhadapnyaᅳoh, kuharap Heejin akan baik-baik sajaᅳ"

Penonton dari kursi Salvatyorie berseru panik, karena kini Heejin di apit dua lawan, yakni Ryujin dan Taeyong.

"Astaga, Taeyong menendang bola dari tangan Heejinᅳditangkap oleh RyujinᅳRyujin tidak langsung pergi mengejar Goalmring, tapi dia malah mengoper bolanya kembali ke Taeyongᅳmengenai HEEᅳsyukurlah, Heejin menundukᅳapa-apaan ini, Taeyong mengopernya lagi!" Xiaojun tidak bisa tidak memihak kelasnya.

Pemain lainnya terdiam, seakan ikut menonton Pitcher Salvatyorie yang berusaha mempercepat lari kudanya. "Fleur, aku mohon."

BRAK! Gerung marah bercampur lega terdengar dari anak-anak Salvatyorie. Heejin mampu menghindari hantaman bola, sebagai gantinya bola mengenai Ryujin sampai terjatuh dari kudanya.

"Opps," desis Taeyong.

"Muka Ryujin terhantam bola, kurasa hidungnya mimisanᅳrasakan kelicikan yang berbuah pahitᅳhanya bercanda, GuruᅳHeol, kapan si Mark datangᅳkedua Blocker Salvatyorie cepat lindungi kapten!"

"Xiaojun sekali lagi berkomentar memihak begitu, aku akan menyeretmu turun dari podium," ancam Taeyeon.

Diberi peringatan, Xiaojun cengar-cengir saja. "Vampaneze mencetak gol?! Oh, tidaaaak..."

Anak-anak Vampaneze bersorak. Tidak ada selisih poin antara kedua tim, mereka seri. Heejin menyalahkan dirinya yang tidak cukup membantu.

"JEON HEEJIN, SEMANGAT!" teriak Nakyung sambil berdiri melambaikan tangan.

Rencana Johnny memancing lawan menggunakan Heejin, ternyata berhasil. Sekarang pun fokus perhatian Ryujin dan Yuta tertuju kepada Heejin. Terlebih Ryujin yang kesal akibat terkena hantaman bola beberapa saat lalu.

"Tugas Pitcher dan Blocker Vampaneze, apa tidak terbalik!" protes Nakyung.

"Mereka terus berada di sisi kanan-kiri Heejin," sambung Soojin sembari meninju buku di pangkuannya.

Hampir seluruh murid mengetahui, Blocker harusnya menjaga Goalmer, bukannya menempeli Pitcher lawan. Xiaojun sudah muak dengan kelicikan Vampaneze.

"Jeno semakin dekat di belakang Heejin," kata Xiaojun, suaranya terdengar tidak bertenaga. "LEMPARAN BAGUS!" serunya kemudian saat Heejin melempar bola ke belakang.

Xiaojun berdiri dari duduknya, sepertinya tenaganya telah kembali. "TANGKAPAN LUAR BIASA DARI PITCHER SALVATYORIE, JENOᅳdua Blocker Vampaneze tampak tidak menduganyaᅳouch, dari arah berlawanan Jaemin mendekat dengan cepatᅳHeejin bahkan tidak memelankan laju kudanyaᅳwoah, woah, Heejin menunduk dan Jeno siap melempar bolaᅳGOOD, Jaemin menangkapnya..."

Sebagian dari penonton ikut berdiri, menahan napas saat jarak Jaemin dan Heejin semakin dekat. "Oh, tidak, mereka akan bertabrakan!"

Jaemin dan Heejin saling bertukar tatapan mantap. Keduanya membelok ke arah berbeda. Sehingga sontak kuda yang ditunggangi Ryujin dan Yuta berhenti dengan dua kaki depan kuda mereka terangkat akibat terkejut. Suara meringkik kuda seketika terdengar. Heejin terbebas dari dua Blocker, yang tidak sempat melindungi Goalmer mereka.

Tidak ada ampun bagi Ten. Kapten Salvatyorie mengedik memberi isyarat agar dua penjaga Goalmring pergi membantu Jaemin. Dalam hitungan detik Jaemin mampu mengejar Ten, terlebih ada Renjun dan Winwin yang telah menghadang, memperlambat proses pelarian Ten.

"Sial," rutuk Ten.

Bola dilempar memasuki Goalmring yang dibawa Ten. Seketika sorakan memenuhi lapangan menembus dingin. Yuqi bahkan memasuki lapangan setelah merebut terompet dari tangan Somi, kemudian meniupnya keras-keras. Anak-anak Dhampire turut merayakan kemenangan Salvatyorie.

***

THANKS FOR READING
Don't forget for vote, comment and share 💞
Bagi yang belum follow akun ini, silahkan di follow dulu.

SUPPORT CAST IN THIS MOZAIK
Huang Handong

Ok, Handong jadi member Dreamcatcher terahir yang muncul di penghujung cerita. Aku tidak tau apa kalian memahami pertandingan boqquickent-nya, tapi semoga kalian menikmati saat membacanya.
Nantikan Mozaik 61 'Segel - Menyegel kekuatan sang mate dengan tanda merah.'

SEE YOU NEXT UPDATE

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro