Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mozaik 57 : Festival Neoskhole


'Kemeriahan di balik pagar sekolah.'

[NEO] TWILIGHT
Kamis, 25/11/2021


Neoskhole diubah menjadi tempat ramai yang hampir tidak dikenali Heejin. Festival hari pertama penuh sesak ketika pengunjung bersemangat mendatangi banyak stand jualan, mulai dari berbagai makanan, aksesoris buatan tangan, jasa melukis hingga menawarkan keseruan lainnya, seperti harus melakukan permainan dan nantinya akan mendapat hadiah.

Paling menggelikan menurut Heejin, ialah stand yang dijaga Xiaojun. Ketua penyiaran yang terkenal narsis itu berkeliaran menggunakan karton bertuliskan 'Free Hug, hanya seharga 5000 won'.

"Siapa yang mau membayar untuk memeluknya." Heejin menggelengkan kepala seraya menoleh pada Yujin yang berjalan pelan di sebelahnya.

Selanjutnya Heejin nyaris tidak percaya ketika segerombolan wanita datang lalu mulai berbaris demi dapat memeluk Xiaojun. "Ternyata banyak yang mau."

"Aku juga mau," ujar Yujin bergegas menuju barisan.

"Ahn Yujin, es krim-nya!" seru Sungchan yang berlari menghampiri dengan kedua tangan memegangi tiga es krim rasa stoberi. "Apa dia sedang mengantri?" tanyanya menatap sebal kehebohan di depan sana, padahal sesaat lalu ia telah bersusah payah membelikan es krim sambil mempertahankan antrian agar tidak diserobot anak-anak dari kelas vampaneze.

Heejin mengambil satu es krim di tangan Sungchan. "Iya, kupikir dia tidak akan tertarik," katanya mendapati bagian renyah es krim yang berbentuk kerucut agak penyok.

"Pegang ini." Sungchan memberikan satu es krim lagi kepada Heejin, kemudian melangkah cepat untuk ikut mengantri di belakang Yujin.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Yujin bertanya seraya menyuruh Sungchan pergi saja.

Senyum Heejin mengembang saat kedua temannya saling dorong. "Tidak kusangka, Sungchan juga ingin dipeluk Xiaojun."

"Kau salah, Sungchan cemburu!" Tiba-tiba Jaemin sudah berada di sebelah Heejin. "Disuruh tetap diam menungguku, malah keluyuran... kau tau, aku berkeliling ke seluruh area lapangan."

"Bukannya aku sudah mengirimkan pesan, ya." Heejin berusaha membela diri.

Jaemin menunjukkan layar ponselnya, tidak ada satu pun pesan dari Heejin. "Pesan melalui pikiran, kukira telepatinya berhasil."

"Jeon Heejin, kau bercanda." Ponsel dimasukkan kembali ke saku celana dengan kekesalan tertahan. "Seharusnya aku larang kau menghadiri festival dan menyuruhmu berlatih sampai bisa mengirim pesan melalui pikiran," lanjut Jaemin.

"Kenapa kau tidak menelepon saja, sebelum berkeliling lapangan untuk mencariku. Terus apa hakmu melarangku?"

"Aku suamimu," balas Jaemin pendek.

Heejin terbatuk ketika sedang memakan es krim, meninggalkan noda belepotan di sekitar mulutnya.

***

Pagi tadi Heejin sempat kebingungan mendapati dirinya terbangun di kamar Jaemin, terlebih tengah memeluk dengan satu kaki menindih tubuh bagian bawah Jaemin. Kepanikan seketika melanda begitu secara pelan-pelan Heejin menjauhkan diri, berguling melewati garis tengah lalu berakhir di sisi kiri ranjang.

"Hukuman apa yang pantas diberikan kepada pelanggar sepertimu?" Sialnya Na Jaemin memergoki kesalahan Heejin. "Sedang tidur pun kau sungguh menyusahkan, tendang sana, tendang sini, aku hampir terjatuh dari ranjang."

"Seburuk itu?"

"Lebih buruk... tanganmu juga tidak mau diam, memelukku begitu erat. Aku curiga kalau sebenarnya kau tidak tidur."

"Kaupikir aku sengaja memelukmu, begitu. Tidak, sama sekali tidak. Itu hanya kebiasaan tidurku."

"Iya, iya, karena hari ini hari pertama kita sebagai pasangan suami istri. Aku memaafkanmu." Jaemin turun dari ranjang, melangkah menuju kamar mandi dengan tersenyum simpul.

***

"Jeon Heejin, Na Jaemin!"

Seruan ceria dari Nakyung telah mengagetkan Heejin akan lamunannya. Es krim yang seharusnya milik Yujin disodorkan sampai mengenai bibir Jaemin. "Makan ini," kata Heejin dengan salah tingkah.

"Tidak mau!" tolak Jaemin sembari menepis tangan Heejin, membuat es krimnya jatuh.

Langkah kaki Jeno yang cukup lebar mampu membuat Nakyung tertinggal. "Na Jaemin bersikaplah lebih dewasa. Jika kau tidak menyukainya, katakan baik-baik." Jeno menengahi pasangan suami istri itu, kemudian memberikan sapu tangan kepada Heejin. "Seka mulutmu."

"Gomawo," kata Heejin.

"Jeno-ya, kau tidak lihat mulutku juga belepotan," protes Jaemin.

"Bersihkan saja menggunakan punggung tanganmu." Dengan sekali sapu Jaemin menghapus noda es krim di mulutnya.

Nakyung sebisa mungkin memasang senyum terbaiknya. Rahasia yang coba ditutupi Jeno, namun telah diketahuinya itu tampak kian kentara. Kemungkinan hanya dia yang tau. Kalau sebenarnya wanita yang disukai Jeno, adalah Heejin.

"Ada yang ingin aku beritahukan kepada kalian."

Jaemin dan Heejin berhenti bersiteru, bersamaan mengalihkan pandangan pada Nakyung yang telah berdiri di dekat mereka. Pun Jeno yang sepertinya tidak mengira kalau Nakyung akan mengumumkan hubungan mereka di tempat umum.

"Kemarin, aku dan Lee Jeno resmi berpacaran!" Kedua lengan Nakyung terangkat tinggi, membentuk huruf 'V'.

"Jeongmalyo (Benarkah)? Chukhae, Nakyung-ah!" Saking senangnya Heejin bertepuk tangan, melompat-lompat dan memeluk Nakyung dengan turut gembira.

Akhirnya cinta Nakyung berbalas. Itulah yang Heejin syukuri, karena ia tau sudah lama sekali Nakyung menyukai Jeno dan selalu mendapat penolakkan.

Jaemin juga tidak ketinggalan menggoda Jeno. "Uh, Lee Jeno, sudah berani pacaran."

"Selamat Nakyung-ah." Bahkan teman-teman yang mendengarnya, ikut mengucapkan selamat sambil lalu.

Dengan wajah tersipu Nakyung menepuk pelan pundak Soojin, teman sekelasnya itu baru saja membeli gelang dari manik-manik cantik di stand klub prakarya. "Gelang yang bagus," puji Nakyung.

"Dimana Renjun?" Heejin bertanya karena dari tadi ia tidak melihat Renjun.

***

Klub Merajut tidak mau kalah dalam menunjukkan keahlian merajut mereka. Mendirikan stand yang menjual hasil rajutan berupa topi musim dingin, syal, hingga baju. Hampir terjual semua dengan Huang Renjun sebagai pembeli pertama sekaligus terbanyak.

"Dengan begini aku bisa meminta ditemani pacarku menikmati festival."

"Aku sedikit tidak enak pada Chaeyeon Eonni," kata Shuhua.

"Kau harus lebih tenang setelah menjual banyak. Lagipula dia sebagai ketua klub harus mengerti. Karina ada bersamanya menjaga stand, kan." Renjun melilitkan syal di lehernya, membenarkan topi rajut berwarna oren kemudian memperlihatkan penampilannya kepada Shuhua. "Bagaimana, aku sudah seperti pria tampan di musim gugur, kan?"

"Ehm, pacarku sangat tampan." Shuhua mencubit gemas pipi Renjun.

"Appo... keunde, jhoa (Sakit... tapi, aku suka)," kata Renjun, segera setelah selesai mengucapkannya ia mendapat pukulan ringan di dadanya.

Renjun suka ketika Shuhua bermanja kepadanya. Mengelus rambut hitam nan halus berkilau yang selalu disukainya. Berpikir ingin menikah juga seperti Jaemin dan Heejin, agar ia bisa terus bersama Shuhua.

Tiba-tiba sebuah topi hitam bundar terjulur. Haechan berpakaian bak pesulap tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya. "Musim gugur rasa musim semi, sekuntum bunga untuk melengkapi hari indah ini," ujar Haechan seraya mengeluarkan setangkai bunga mawar dari topi.

Renjun mengambil bunga, bahagianya melambung setinggi langit. Ketika hendak memberikan bunga tersebut pada Shuhua, sebuah suara menyela,

"Harganya 3000 won."

"Arin, Arin, harganya 10.000 won," ralat Haechan.

"Bukankah itu terlalu mahal?" sahut Yuju, si ketua klub Magic melipat jari-jari seakan sedang menghitung keuntungan.

Somi terburu-buru menghampiri teman sesama anggota klub-nya selagi Renjun dan Shuhua menimbang-nimbang akan apa yang harus mereka lakukan dengan bunga mawarnya.

"Klub penyiar sukses besar dengan free hug seharga 5000 won-nya!"

"Yang benar?" ujar Haechan.

Somi mengangguk dengan antusias. "Aku baru saja dari sana dan mengantri, maksudku... antriannya panjang." Semua pasang mata tertuju pada gadis blasteran Kanada-Korea itu, terutama pandangan menyelidik Haechan yang sebentar lagi mampu menebak kalau sebenarnya Somi juga telah membeli pelukan gratis.

"Dengar, kalian harus tau berita terhangat dari dua murid salvatyorie yang mulai berpacaran kemarin," ucap Somi cepat-cepat.

Disambut heboh oleh Haechan. "Pasangan baru lahir setelah ujian selesai. Siapa? Siapa mereka?"

Dua tamu undangan yang hadir di acara pernikahan Jaemin dan Heejin saling bertukar pandang. Menduga pengumuman akan pernikahan pangeran sudah dipasang.

"Lee Jeno dan Lee Nakyung! Selesai sudah cinta bertepuk sebelah tangan Nakyung, akhirnya dia berhasil. Respect!"

"MWO?!" kata Renjun dan Shuhua serempak, yang lalu berlari sambil bergandengan tangan.

"Aku harus memastikannya sendiri." Renjun tidak bisa langsung memercayainya.

"Eyy, mereka pergi sebelum membayar bunganya," gerutu Haechan.

Jeon Somi yang tidak tau apa-apa bertanya dengan alis yang bertaut, "Kau jualan bunga?"

"Ayo, ayo, kita bersiap untuk melakukan pertunjukan sulap." Yuju mengomando sembari berjalan mendekati stand-nya yang nyaris terabaikan.

***

Bukan hanya kabar berpacarannya Jeno dan Nakyung yang tersebar luas seantero sekolah. Rupanya desas-desus akan adanya pernyataan cinta di pentas seni kembali merebak. Seperti festival semester lalu, Nakamoto Yuta yang dikenal berwajah dingin dengan bermacam kenakalan bersama teman-temannya berhasil mengejutkan seluruh murid, setelah menaiki panggung dan bernyanyi untuk wanita yang disukainya.

"Aishiteru. Miyawaki Sakura."

Saat itu puluhan wanita yang menonton terbawa suasana, padahal pernyataan cinta bernada tegas itu bukan ditujukan pada mereka.

"Yuta? Yuta dari kelas vampaneze?" ulang Heejin, sulit memercayai cerita Nakyung.

"Iya, dia mengungkapkan cintanya dengan berani. Aishiteru, Miyawaki Sakura. Membuat iri saja." Nakyung melirik laki-laki di sebelahnya yang belum pernah menyatakan cinta, dan malah banyak menerima pengakuan, termasuk darinya.

Jeno hanya mengatakan mau menjadi pacarnya dan mencoba berkencan sampai menemukan mate masing-masing, sungguh menampar keras hati Nakyung. Meski begitu, Nakyung masih menyukainya. Lebih dari sekedar bahagia karena mendapatkan kesempatan.

"Lihatlah, pasangan legendaris lainnya datang." Nakyung mengedikkan kepala ke arah kedatangan Renjun dan Shuhua.

Sebelum keduanya bertanya, Nakyung lebih dulu membuka suara sambil mengangkat genggaman tangannya dengan tangan Jeno, "Benar, seperti yang kalian dengar, kami berpacaran."

Jeno tersenyum. "Beri kami ucapan selamat."

***

Semuanya tampak bahagia di hari festival sekolah. Heejin terlalu berlebihan akan kekhawatirannya, bila ditanya, bagaimana perkembangan hubungannya dengan Jaemin setelah menikah?

Nakyung menggantikan Heejin untuk memberi jawaban ketika Shuhua menanyakan hal tersebut. "Tadi aku melihat mereka bertengkar dengan es krim sebagai senjatanya, hubungan mereka tetap sama, seperti Tom and Jerry."

"Kau mengataiku tikus," kata Heejin.

"Maaf." Nakyung menambahkan cengiran.

"Kalau begitu sekarang ceritakan, bagaimana Jeno bisa menerimamu?" Shuhua penasaran dengan meluluhnya pertahanan Jeno, yang bersikeras terhadap zona berteman.

Sementara laki-laki yang menjadi topik pembicaraan sibuk membidik balon, berusaha keras mendapatkan hadiah, bersaing ketat dengan Jaemin. Sedang di tengah mereka ada Renjun yang menyemangati. Siapa tau kebagian hadiah dari si pemenang, nanti ia akan berikan pada Shuhua.

"Kalau saja uangku tidak habis, pasti balonnya sudah kutembaki semua dan meletus tanpa tersisa." Renjun sesumbar.

Nakyung menghela mengakhiri ceritanya. Kemudian Shuhua menepuk kedua belah pundak Nakyung sambil mencoba memahami. "Kau masih harus berusaha keras setelah berhasil menjadi pacarnya Jeno. Aku harap kau memang ditakdirkan sebagai mate-nya Jeno."

Langkah kaki tergesa terdengar dari belakang, tak butuh waktu lama Winwin melewati Heejin yang sedang memikirkan kalimat Shuhua mengenai takdir.

"Na Jaemin! Putri Yoohyeon terluka!" ujar Winwin dengan napas tersengal, ia segera menambahkan, "dokter bilang dia tidak akan bisa mengikuti pertandingan besok."

***

THANKS FOR READING
Don't forget for vote, comment and share 💞
Bagi yang belum follow akun ini, silahkan di follow dulu.

Hai, hai, apa kabar? Semoga kalian baik dan sehat selalu.

Aku penasaran adakah di antara readers yang penumpang kapal Jeno & Nakyung?

SEE YOU NEXT UPDATE

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro