Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mozaik 33 : Mimpi Buruk


'Mimpi yang belum diketahui itu, bisa jadi baik atau buruk.'

[NEO] TWILIGHT
Kamis, 01/07/2021


Dua tahun lalu, Neoskhole
Murid-murid mengeluhkan Kelas Vampir Sepanjang Malam, yang diadakan untuk persiapan ujian semester. Pengawasnya kali ini Kim Heechul, mentor vampaneze yang terkenal tegas dan tidak segan-segan menghukum murid hanya karena mengantuk di kelas. Bahkan dia pernah atau mungkin sering memberi hukuman pada Jaeminᅳanggota keluarga kerajaanᅳpangeran yang kelak menjadi penerus takhta.

Jisung mulai mengantuk, kepalanya terasa berat dan sesekali bergerak ke kanan lalu ke kiri sampai terantuk meja. "Wonyoung ke mana?" tanyanya sambil mengusap dahi.

"Dia sudah pulang," jawab Yoohyeon, terkekeh setelah memperhatikan adiknya yang terserang kantuk dan masih sempat-sempatnya menanyakan sang pujaan hati.

"Ini semua gara-gara Jaemin Hyung, Guru Kim jadi menyuruhmu menulis ulang, satu buku tebal lagi!" keluh Jisung.

Jaemin ketahuan mengajak ngobrol Renjun di jam pelajaran. Mereka berebut buku hingga robek. Menyita perhatian Heechul yang memang sedang menunggunya membuat kesalahan. Jadilah, Jaemin mendapat hukuman. Jisung dan Yoohyeon menemaninya karena malam sudah cukup larut untuk membiarkan Jaemin pulang sendirian. Tidak lupa dua sahabat si pangeran yang masih di kelas, walau beberapa kali menguap.

"Ya, sudah, kalian pulang saja duluan." Jaemin berkata dengan tangan sibuk menorehkan tinta di buku catatannya.

"Assa (Asyik)! Kajja, Noona!" kata Jisung, kantuknya sudah hilang karena akan segera pulang.

"Jaemin-ah, kau pulang sendirian tidak apa-apa?" kata Yoohyeon selagi adik bungsunya menarik-narik lengannya.

"Tenang saja, ada Jeno dan Renjunᅳ"

"Bukannya tadi kau menyuruh kita pulang." Renjun sudah menyampirkan tas selempangnya.

"Dasar tidak setia kawan," tukas Jaemin.

Jeno menaruh kembali tas ranselnya, berpura-pura melakukan peregangan. Di sisi lain Jisung berhasil menyeret Yoohyeon untuk segera pulang saja. Toh, Jaemin bukan anak kecil dan bisa pulang sendiri. "Kajja, Noona," ucap Jisung manja.

"Kalau begitu pecat saja aku sebagai kawan setiamu, bye!" Renjun berlari menyusul Jisung dan Yoohyeon.

"Jeno," panggil Jaemin tidak terlalu berharap ditemani Jeno.

"Ya?" sahut Jeno.

"Kau kupecat! Jadi pulanglah, lagipula kita tidak searah."

"Kau yakin memecatku jadi kawan setiamu?"

"Cepat pulang, sebelum aku berubah pikiran."

Adakalanya Jaemin bersikap baik, seperti hari ini. Kelas benar-benar kosong, hanya ada Jaemin dengan suara goresan penanya. Malam itu ia pulang sendiri untuk kali pertama. Deru angin menerpa tubuh, meninggalkan dingin yang cukup membuat tubuh menggigil. Jaemin meyakinkan bahwa ia tidak takut dengan malam mencekam.

Burung gagak lewat di atas kepalanya, lalu hinggap di dahan pohon pinus. Lama-lama semakin banyak dengan diiringi suara kepakan sayap. Derap langkah mendekat terdengar di malam tanpa cahaya.

"Siapa itu?" Jaemin mendadak waspada, bisa saja itu serigala yang sedang mencari mangsa.

Tak lama lebih dari sepuluh vampir dewasa dengan mengenakan jubah hitam muncul, mengepungnya. Jaemin harus segera lari, melewati batas satu kilometer dari Neoskhole agar dapat menggunakan kekuatannya. Menggerutu soal peraturan sekolah yang malah membahayakan murid.

"Sial," rutuk Jaemin ketika lengan atas terkena cakaran kuku tajam.

Pertempuran tak seimbang pun terjadi. Jaemin masih terlalu muda sehingga sulit sekali mengalahkan vampir-vampir yang agresif. Dia hanya mengelak, menangkis dan melayangkan pukulan demi menjauhkan lawan seraya terus berlari secepat langkah kaki bisa membawanya.

Jaemin tersandung akar pohon yang mencuat. Dalam sekejap saja vampir-vampir telah berada di depannya. Jika dilihat dari dekat, mereka lebih menyeramkan dengan mata merah penuh ambisi, gigi taring runcing yang masih tersisa bercak darah seperti habis digunakan mencabik-cabik daging. Tudung jubah tampak lebih besar, menyembunyikan setengah wajah mereka.

"Siapa kalian sebenarnya?!" geram Jaemin, tenaganya sudah terkuras habis sebelum benar-benar bisa menggunakan kekuatan.

Tombak dengan ujung lancip diangkat oleh salah satu vampir, di arahkan ke jantung Jaemin.

***

Jaemin membuka mata, sontak terduduk dari berbaringnya. Keringat membasahi wajah seakan ia memang telah lari berkilo-kilo meter. Mimpi yang telah lama terlupakan, kembali mendatangi tidurnya.

"Na Jaemin, kau sudah bangun?" tanya Heejin dengan tatapan cemas. Dia sedari masuk ke kamar Jaemin terus mencoba membangunkan Jaemin. "Apa mimpimu sangat buruk," lanjut Heejin sembari mengambil segelas air minum dan menawarkannya pada Jaemin. "Minumlah dulu."

Dari situ Jaemin beranggapan kalau mimpi buruknya datang lagi karena kehadiran Heejin. Ia mendecih, sungguh tak terima bila Heejin melihat kelemahannya. Siapa pun pasti memiliki satu ketakutan yang tidak ingin diketahui orang lain. Dan ketakutan Jaemin adalah serangan pemberontak yang nyaris merenggut nyawanya, lebih tepatnya ia mengalami trauma.

"Sedang apa kau di sini!" sentak Jaemin, menepis tangan Heejin hingga gelas terjatuh dan pecah.

Lagi-lagi perlakuan kasar yang Heejin dapat atas kebaikannya. "Tadi kau tidak turun untuk makan malam. Yang Mulia Ratu sangat mengkhawatirkanmu, lalu dia menyuruhku mengantarkan makanan," jelas Heejin setelah beberapa detik terdiam sambil membersihkan pecahan kaca.

Jaemin melirik nampan di meja nakasnya. Nampaknya Yuri telah menyiapkan makanan yang ia sukai. Tetapi dengan enggan Jaemin mengalihkan pandangan dari sepiring galbiᅳdaging iga sapi yang dipanggang dengan menggunakan saus yang terbuat dari jus buah pear itu tidak menggugah selera makannyaᅳberdecak ketika mendapati kecerobohan Heejin yang melukai jarinya.

"Mana mau aku hidup dengan wanita menyusahkan sepertimu," cemooh Jaemin, turun dari kasur berniat mengobati luka dengan setitik darah di jari telunjuk Heejin.

Dengan cepat Heejin mengulum jari sebelum Jaemin bisa melakukannya. "Sudah," kata Heejin, menunjukkan jari telunjuk yang bersih dari darah, menyisakan goresan setengah sentimeter saja. "Aku bisa mengurus lukaku sendiri. Kau tinggal mengabaikanku saja, kan."

Jaemin berdiri tegap dari setengah jongkoknya. Jujur ia agak malu. "Aku ingin darahmu, bukan ingin mengobatimu," sangkal Jaemin.

Heejin selesai membersihkan pecahan gelas, mengangguk paham dan tentu memercayai ucapan Jaemin.

"Aku mau tidur lagi, cepat kau pergi!" usir Jaemin.

"Tidak disuruh pun aku akan pergi, selamat melanjutkan mimpi burukmu." Heejin segera melesat keluar kamar.

"Ya! Ya! Ya! Mimpi burukku itu akan terjadi besok!"

***

Ruangan nan megah dan luas telah dipenuhi para tamu undangan. Pilar tinggi besar menandakan betapa kokohnya bangunan yang menjadi bagian dari Kastel Neomertanz. Penjagaan ketat di sekitarnya juga memberitahu seberapa penting acara yang akan berlangsung.

Nakyung sudah berkeliling mencicipi beberapa hidangan lezat. "Delicious and yummy," kata Nakyung dengan sangat ekspresif.

Jeno berpikir kuenya memang enak, apalagi Nakyung makan dengan lahap. Tapi dia tidak suka makanan yang terlalu manis.

"Tidak seenak itu, akh." Renjun menanggapi setelah menggigit kue berwarna pelangi dengan banyak krim di atasnya. Dia pun melihat ke arah pintu dan seketika sorot matanya berbinar. "Shuhua!" seru Renjun menyerahkan sisa kue ke Nakyung, tergesa-gesa menghampiri Shuhua yang tampak cantik mengenakan gaun berlengan panjang.

"Nakyung-ah," kata Jeno.

"Ini enak, kok. Kau harus mencobanya, sedikit saja." Nakyung menyodorkan kue ke depan mulut Jeno.

Jeno menggigitnya dan merasakan kue lembut meleleh di lidahnya. "Hmm, tasty! Tapi Nakyung-ah, tadi itu aku mau bilang kalau ada krim di mulutmu," ujar Jeno sambil menghapus noda krim di sudut kiri bibir Nakyung.

Perasaan Nakyung langsung berbunga-bunga, manisnya kue yang sedang ia kunyah pun terkalahkan dengan perlakuan Jeno. Debaran jantung itu muncul dan mulai membuatnya salah tingkah. Nakyung harap rona merah di pipinya tidak ikut muncul.

"Uhuk, manis sekali." Nakyung terbatuk, sontak menepuk-nepuk dadanya dan melanjutkan, "Aku perlu minum."

Jeno hanya mengulas senyum simpul melihat Nakyung berjalan ke meja yang menyajikan deretan minuman beraneka rasa. Tangan Nakyung meraih asal gobletᅳgelas yang memiliki kaki jenjangᅳmeminumnya sampai sebuah suara tegas menyapa indra pendengar.

"Haksaeng (Pelajar), tidak boleh minum wine." Nakyung pun menyemburkan wine, yang ia kira air putih ke baju lelaki yang baru memperingatinya itu.

"Owh, Guru Kim, jweosonghamnida (maafkan aku)," sesal Nakyung, menjadi panik sekaligus takut akan reaksi sang guru.

Kim Heechul hanya berdesis. Sepertinya ia sedang melakukan telepati dengan seseorang karena tampak berbicara mengenai kejadian yang menimpanya. "Iya, aku harus ke toilet... aku akan urus pangeran," tutur Heechul sebelum berbalik untuk pergi, ia segera menambahkan dengan suara pelan, "jadi kau hanya perlu mengawasi tunangannya."

Bola mata Nakyung bergulir, mendengar kata 'mengawasi', yang dirasa kurang pas untuk diucapkan Heechul terkait pangeran dan calon putri.

"Lee Nakyung, kau tidak apa-apa?" Jeno sudah berada di dekat Nakyung.

"Tidak apa-apa, sungguh tadi aku takut kena hukuman, padahal jelas-jelas kita di luar sekolah."

Tak jauh, hanya terpaut beberapa langkah, ada teman sekelas mereka yang tengah memperhatikan. Wanita itu tampak tertarik yang lalu memutuskan mendekati Jeno dan Nakyung. Kemudian mengendus-endus, membaui aroma keduanya secara bergantian.

"Chaeyeon Sunbae, kau sedang apa?" tanya Nakyung keheranan.

"Kalian vampir," balas wanita bernama lengkap Jung Chaeyeon, seolah telah mengkonfirmasi sesuatu.

Jeno dan Nakyung saling bertukar pandang, merasa aneh. "Tentu, kita vampir," kata Nakyung.

"Mian, hanya memastikan saja, soalnya aku pernah menemukan darah manusia di hari laboratorium kebakaran," ungkap Chaeyeon.

Saat itu juga Jeno langsung teringat Heejin. Bertanya-tanya apa Heejin terluka saat kebakaran terjadi. Sedangkan penglihatan Chaeyeon beralih ke kedatangan Taeyong dan teman-temannyaᅳyang harus paling dia curigaiᅳada di antara mereka yang berada di lapangan basket.

***

Wow, mau tembus 1500 kata. Kepanjangan ngga sih?
Don't forget for vote, comment and share

_SUPPORT CAST IN THIS MOZAIK_
KIM HEECHUL
(Mentor Vampaneze)

.
.
JUNG CHAEYEON
(Vampaneze Class)

NB:
Mau ngucapin terima kasih sama @souvarrel atas usulan nama pelajaran 'Kelas Vampir Sepanjang Malam', Noona pake ya..

Dan juga terima kasih buat @aaanselll yang udah nunggu2 update cerita ini, part lebih panjang dari biasanya buat temenin kamu rayain ulang tahun. SAENGIL CHUKHAMNIDA!
(Ehem, ultahnya samaan ma Taeyong 😍)

Ketemu lagi di Mozaik 34 dgn subtitle 'Tunangan', lets party!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro