Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mozaik 15 : Menarik


‘Sesuatu yang tampak menyenangkan untuk dilihat.’

[NEO] TWILIGHT
Rabu, 21/04/2021


Para murid Neoskhole berbondong-bondong menuju kantin, bahkan ada yang baru dari kantin sengaja berbalik arah lagi. Mereka berlomba-lomba merekrut si Penakluk Darah Pilihan ke klub masing-masing. Ketua kelas Vampaneze sampai kesal karena jalannya dihalangi, sudah seperti serbuan tak terduga ketika mereka melewatinya dengan heboh, bahkan menabrak tubuhnya.

“Taeyong-ah, kau tidak apa-apa?”

Ketua kelas Vampaneze itu sudah berdiri tegak, berdesis menatap murid-murid yang tampaknya tak menyadari telah menabrak siapa. Kalau saja mereka tau, sudah pasti meminta maaf sambil gemetar ketakutan.

Teman wanitanya kembali berbicara dengan marah, “Aku akan memberi mereka pelajaran!”

“Tahan emosimu, Kim SuA.” Taeyong mencekal lengan SuA, bisa kena masalah besar kalau berkelahi di tempat terbuka, sekolah tidak akan tinggal diam dan surat peringatan mungkin dikirim lagi ke rumahnya. “Aku tidak ingin dikeluarkan dari sekolah.”

SuA mendengus sebal. “Gara-gara Penakluk Darah Pilihan sekolah jadi berisik, mereka sibuk berlarian mencarinya. Pokoknya dia harus masuk klub inilah, klub itulah! Memangnya keuntungan apa yang didapat bila dia bergabung dengan klub tertentu, apa dia sehebat itu!” ceroros SuA sambil melanjutkan langkah menuju kelas.

“Siapa yang kau maksud?” kata Taeyong, masih bergeming di tempatnya.

“Ah, iya, kau tidak menghadari Upacara Seleksi Pemilihan Kelas.” Dengan terus berjalan SuA menambahkan, “Murid pindahan yang berhasil meminum semua Darah Pilihan diseleksi kelas, sehingga mendapat kesempatan memilih kelasnya sendiri. Kalau tidak salah, namanya… Jeon… Jeon Heejin!”

“Jadi wanita yang dijodohkan dengan Jaemin bukan vampir biasa, ya.” Taeyong jadi ingin pergi ke kantin dan melihat seberapa cantik calon istrinya si pangeran, karena sewaktu di laboratorium ia tidak sempat melihatnya. “Lalu gimana dengan Kim Minju… menarik sekali.”

Sementara SuA baru menoleh, menyadari Taeyong tertinggal di belakang. “Kau mau ke mana?!” serunya ketika Taeyong berlalu ke arah berlawanan. “Sepertinya dia juga penasaran atau jangan-jangan mau merekrutnya masuk klub juga!”

***

“Na Jaemin, pada akhirnya kau meninggalkanku.” Kim Minju meletakkan sendok dengan getir, di hadapannya sosok pangeran yang selalu menjadikannya prioritas utama tengah berjalan cepat menuju kerumunan.

Minju merasa ini bukan pertama kalinya Jaemin memikirkan wanita lain ketika sedang bersamanya. “Di Kafe Flower Blood juga dia terus mengawasi Heejin, apa yang harus aku lakukan agar kau tidak berpaling dariku,” kata Minju, ingin sekali menahan Jaemin untuk tidak pergi.

Tapi semua telah terlambat, ketika Jaemin berada di tengah kerumunan mencari Heejin. Dan mendengar suara Nakyung yang baru saja gagal meraih tangan Heejin akibat seseorang mendorongnya. Atau mungkin, karena tiba-tiba ada yang menyambar lengan Heejin di sisi satunya.

“Heejin-ah! Loh, dia ke mana!” kata Nakyung.

“Penakluk Darah Pilihan menghilang!” sahut Haechan, mengedarkan penglihatan ke sekitar.

Kerumunan mulai berpencar, terheran-heran karena tidak menemukan Heejin di area kantin. Renjun mengira teman barunya itu berhasil kabur, ia hanya menghela napas lega menyadari keributan yang mereda, kemudian menanyakan keadaan Shuhua. Tak lama sepasang mata beningnya tidak sengaja menangkap sosok Jaemin.

“Jaemin, kau mencari Heejin, ya?” tanya Renjun.

“Padahal sesaat lalu aku melihatnya kesulitan, sekarang dia kabur dengan cepat!” timpal Nakyung.

Yuqi manggut-manggut, seperti mulai paham akan sesuatu. “Penakluk Darah Pilihan memang beda.”

“Kekacauan kecil seperti ini pasti bukan apa-apa buat Heejin,” imbuh Shuhua sambil menangkupkan kedua telapak tangan setengah bertepuk.

Jaemin meragukan ucapan teman-temannya. Meskipun memang benar, Heejin diberi gelar Penakluk Darah Pilihan tapi wanita itu tidak mengetahui apa-apa mengenai kehidupan vampir. Satu-satunya yang terpikir oleh Jaemin akan alasan Heejin mampu memilih kelasnya sendiri, hanya manusia istimewa pemilik Darah Keabadian. Mungkin itu sebabnya, Heejin mendapat julukan Penakluk Darah Pilihan.

Tidak salah lagi, itulah salah satu penyebab sang ayah bersikeras menjodohkannya dengan Heejin.

“Hei, Hei, Jaemin, kau mau ke mana?!” panggil Renjun melihat sahabatnya tergesa-gesa keluar kantin.

***

“Tanganku sakit, tolong lepaskan,” pinta Heejin, tubuhnya masih diseret ke sebuah koridor sepi.

Lee Taeyong tidak menggubris perkataan Heejin, malah semakin erat mencengkeram pergelangan tangannya sembari bersiul. Menakutkan, gemetar Heejin. Bangunan sekolah tampak kusam tak terpakai, tanaman rambat mengering menambah kesan seram.

“Lepas atau aku akan berteriak!” ancam Heejin dengan suara tak kalah gemetar.

Laki-laki yang menyeretnya adalah vampir, beribu-ribu lebih kuat darinya dan lagi aura menyakiti terpancar begitu tatapan setajam mata elang terarah padanya.

“Neoskhole terlalu besar, jadi lantai lima tidak terpakai. Akan kulepaskan setelah sampai atap,” kata Taeyong, menaiki anak tangga dengan diikuti Heejin.

“Memangnya mau apa membawaku ke atap? Kita turun saja, jam istirahat sebentar lagi habis. Sebagai balasannya, aku berjanji akan bergabung dengan klubmu,” bujuk Heejin dengan berani mengambil risiko, tidak masalah apa pun itu klubnya yang terpenting ia bisa segera kembali ke kelas.

Taeyong menghentikan langkahnya di depan pintu menuju atap, berpikir sejenak sebelum membuka mulut. “Tapi ada apa dengan matamu? Kau tidak buta ‘kan?”

“Ti, tidak kok, hanya sedang sakit mata,” jawab Heejin cepat-cepat.

Taeyong mengangguk kecil. Memang harusnya calon putri kerajaan tidak cacat. “Dia belum datang juga,” gumam Taeyong kembali menarik Heejin, menekan knop pintu dan dinginnya hembusan angin langsung menerpa tubuh.

“Apa yang akan kau lakukan, LEPASKAN!” pekik Heejin semakin diseret ke pagar pembatas.

Sebenarnya Taeyong hanya ingin mengetes pengaruh Jeon Heejin terhadap si pangeran mengesalkan yang selalu mengalahkannya di pertandingan Boqquickent. Namun,  sepertinya tidak begitu berpengaruh karena sampai sekarang Na Jaemin tidak kelihatan batang hidungnya.

“Dia bilang lepaskan tangannya!” hardik sebuah suara, mengalihkan dua pasang mata kepadanya.

“Kenapa yang datang malah Lee Jeno.” Taeyong menarik satu sudut bibirnya, sama sekali tidak mengindahkan perkataan Jeno dan mempererat cengkeraman tangan di pergelangan tangan Heejin yang sudah memerah.

“Jeno-ya,” panggil Heejin nyaris menangis.

Melihatnya membuat Jeno tergerak untuk meraih lengan Heejin yang terbebas. “Taeyong Sunbae-nim (Senior), lepaskan tangannya.”

Sireundae (Tidak mau),” kata Taeyong dengan tatapan menantang, mendadak ingin tau apa yang akan Jeno lakukan bila ia tidak menuruti ucapannya.

“Jangan salahkan aku, karena tidak akan pernah lagi bersikap hormat padamu, sekalipun kau seniorku.” Jeno balas menatap Taeyong, secara pelan menarik Heejin untuk mendekat padanya.

Taeyong menganggapnya semakin seru. Sampai terasa angin kencang dan kehadiran vampir keturunan kerajaan yang ditunggunya pun menampakkan diri tepat di belakang Heejin. Seperkian detik kemudian, ia melepaskan tangan Heejin dengan santai menyapa,

“Owh, Na Jaemin! Tidak kusangka, kau benar-benar datang,” sindir Taeyong.

“Jam pelajaran berikutnya akan dimulai dan kau malah pergi ke atap bersama seniormu!” seru Jaemin, memegang kerah seragam belakang Heejin dan segera membawanya pergi.

Mau tak mau, pegangan Jeno di tangan Heejin terlepas. Ia melihat Taeyong tertawa tampak merencanakan sesuatu. “Sunbae, aku tidak akan tinggal diam kalau kau mengganggunya lagi.”

Geure, Jeno-ya… teruslah layani pangeran naifmu dan tunangannya itu.”

“Maksudmu?”

“Jangan-jangan kau tidak tau kalau mereka dijodohkan, mana mungkin… kau ‘kan budaknya Jaemin, pasti dia memberitahumu.”

“Aku temannya,” sanggah Jeno, sungguh tidak menyukai perkataan Taeyong yang melabelinya sebagai budak.

Taeyong bedecak. “Terserahlah,” lalu pergi meninggalkan Jeno yang termenung.

Setelah mengetahui ada ramai-ramai di dekat pintu kantin, Jeno bergegas menghampiri, tentunya setelah menaruh food tray. Tepat ketika itu ia melihat Taeyong keluar bersama Heejin dan mulai mengikuti mereka.

“Taeyong tidak bermaksud merekrut Heejin bergabung dalam klubnya. Apa dia hanya ingin memancing Jaemin.” Jeno termasuk peka terhadap sekitarnya, tapi sulit baginya memahami Jaemin bahkan setelah berteman bertahun-tahun lamanya. “Kenapa Jaemin tidak memberitahuku kalau dia dijodohkan dengan Heejin?”

***

Don’t forget for vote, comment and share 💕

Terima kasih loh, buat yang kemarin antusias menjawab pertanyaan ganda dari aku dan terjawablah sudah di Mozaik 15!

Pilihan A, B dan C dimunculin semua, selanjutnya jangan bosan untuk memberi komentar ya, karena apa pun itu dapat membantu membangun cerita ini sampai tamat.

Dukung juga [NEO] Twilight di instagram dengan nama akun @neoctory_

SEE YOU SOON!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro