Mozaik 3 : Kembali
.
.
‘Jalan pulang bersamamu.’
[NEO] Moonlight
Sabtu, 13/08/2022
Revisi: 01/06/2023
.
.
Sejak tadi pagi pihak kepolisian Neogara sudah sibuk mengatasi pembunuhan massal yang dilakukan vampir di pusat kota Seoul. Kemudian menyusul perampokan Blood Bank, diduga lima vampir telah membuka paksa brankas besar yang menyimpan berkantung-kantung Darah Keabadian. Mengakibatkan Neorizon Alley menghentikan aktivitas jual beli, hampir semua toko tutup lebih awal.
Yoona tidak bisa menghentikan pemberitaan media terkait serangan yang menewaskan puluhan manusia.
“Yeoboseyo, Letnan Park!” seru Yoona melihat sambungan terputus di layar ponselnya. “Dia hanya bisa menyalahkan bawahannya. Apa aku hapus saja ingatan para reporter, akh, tidak… pasti sudah banyak yang membaca artikelnya.”
Terlebih pemerintah korea menuntut agar Kementerian Vampir bertanggungjawab atas kematian tragis warganya dengan memberi tunjangan penuh kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Eomma, apa situasinya sangat parah?”
“Nde, Jeno-ya… kejadian ini cukup menggemparkan terlebih memakan korban. Mereka yang tidak tau akan adanya vampir beranggapan manusia terkena virus gila. Bisa gawat kalau Orde Varney dibubarkan.”
“Orde Varney?” tanya Jeno, mengeryit mendengar istilah asing.
“Organisasi yang dibuat BIN (Badan Intelijen Negara) khusus manajemen pemecahan masalah terkait hubungan vampir dan manusia. Ke tujuh anggotanya turut disalahkan akan kejadian penyerangan warga sipil sehingga terjadi konflik,” terang Yoona yang lalu menutup mulut dengan tangannya.
Mengundang pertanyaan lain dari Jeno. “Tujuh anggota?”
Seharusnya Yoona tidak memberitahu siapa pun mengenai organisasi rahasia itu. Nada dering ponsel mengagetkan Yoona sekaligus merasa terselamatkan. “Iya, Letnan Park… aku akan segera ke sana!”
Yoona meninggalkan rasa penasaran bagi Jeno yang ingin tau lebih banyak terkait Orde Varney. Tim yang terdiri dari empat vampir dan tiga manusia itu dibuat sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis. Semua anggota Orde Varney bertugas menyeimbangkan kehidupan agar kelak dapat hidup berdampingan.
***
Hari terhangat sejauh ini pada musim panas, bukan akibat cuaca melainkan karena Heejin tengah digendong di punggung Jaemin. Rasanya semua kerinduan luruh bersamaan dengan pertemuan kembali mereka.
“Bagaimana bisa kakimu terluka parah begitu!” seru Jaemin, terselip nada kesal. “Makanya kalau pakai sepatu itu ikat talinya kuat-kuat agar tidak lepas,” omel Jaemin sudah seperti ayah yang mengomeli anaknya.
“Nde (Ya),” balas Heejin patuh.
Matahari sudah menghilang setengah jam lalu, tergantikan dengan munculnya bulan di balik awan hitam. Perlahan cahayanya menerangi malam dimana Heejin kembali memasuki dunia vampir. Menurutnya tidak ada tempat semenarik Neogara.
“Jaemin, apa benar ayahku baik-baik saja?” tanya Heejin sembari melongokkan kepala ke wajah Jaemin.
“Perlu berapa kali kubilang kalau ayahmu aman di Neohealtez, ayah Jeno yang langsung mengobatinya.”
Percaya atau tidak sekarang Jaemin sedang dilanda gugup, posisinya yang begitu dekat dan bahkan dapat mendengar deru napas Heejin membuat hati berdebar tak keruan.
“Jeno, apa hari ini dia tidak ikut bersamamu?” Karena malas menjawab Jaemin menggeleng saja. “Padahal aku ingin bertemu dengannya,” lanjut Heejin yang seketika menghentikan langkah santai Jaemin.
“Jangan terlalu dekat dengan pria lain, nanti akan muncul gosip yang tidak enak didengar.”
“Jeno ‘kan sahabatmu!” bela Heejin, rasanya dia tidak melakukan kesalahan. “Ingat poin dua yang kau buat dalam kontrak, tidak boleh ikut campur urusan pribadi. Mau dekat dengan siapa pun itu terserah aku.”
Heejin tiba-tiba merasa ingatannya menjadi tajam. Tetapi laki-laki yang tengah menggendongnya juga mengingat isi kontrak lainnya. “Poin tiga, tidak ada skinship berlebihan. Bukankah sekarang kau terlalu menempel?”
Dengan cepat Heejin menarik tubuhnya ke belakang. “Kalau begitu kau bisa menurunkanku, aku bisa jalan sendiri,” kata Heejin dengan nada kecewa.
Jaemin tersenyum miring sembari membenarkan posisi Heejin. “Tidak bisa begitu, aku akan melindungimu.”
“Aah, poin pertama!” seru Heejin.
“Harus saling melindungi,” ucap Jaemin dan Heejin serempak.
Lagipula mana bisa Jaemin membiarkan luka di kaki Heejin semakin parah. Mungkin keputusan membawa Heejin kembali lebih baik, ketimbang harus meninggalkan gadis itu sendirian tanpa ada yang melindunginya. Kenyataannya pihak rumah sakit menyatakan Jeon Sungmin dalam keadaan vegetatif. Ayah Heejin mengalami serangan jantung dan tengah koma.
Tetapi Jaemin tidak ingin memberitahu Heejin dulu. Jaemin juga tau mengenai perampokan yang terjadi di Blood Bank. Kementerian vampir menduga Darah Keabadian yang dicuri telah digunakan untuk Ramuan Kebangkitan. Van Dracula pasti akan kembali untuk membalaskan dendamnya.
“Kau akan mengobati luka di kakiku?”
“Aniyo (Tidak).” Jaemin menggeleng, berpikir apa ada cara lain untuk mengobati luka mate-nya selain dengan air liurnya. “Kita obati seperti manusia umumnya, menggunakan perban dan salep sembari mengetes seberapa cepatnya kau pulih. Siapa tau pemulihanmu bisa secepat vampir.”
Heejin tidak menyangka dapat mengingat semua isi kontrak pernikahannya. “Maksudmu kau akan melatih kemampuanku tanpa emosi, terdapat di poin ke empat. Pantas saja kau repot-repot menggendongku padahal jaraknya cukup jauh.”
Apa pun caranya Jaemin akan melindungi Heejin. “Ini sama sekali tidak merepotkan.”
Perkataan Jaemin terdengar jelas oleh Heejin yang sedetik kemudian menyunggingkan senyum lebar. Untuk pertama kali, Jaemin mengatakan bahwa dirinya tidak merepotkan. Tanpa sadar Heejin mengeratkan pegangan tangannya di sekeliling leher Jaemin. Kedua kakinya terayun seiring dengan perjalanan tenang mereka menuju Neomertanz.
Baik Jaemin dan Heejin sempat berpikir tidak ingin melawan vampir terjahat, mengingat poin kelima tertulis bahwa kontrak berakhir saat berhasil mengalahkan Van Dracula. Sepertinya mereka sudah gila karena perasaan cinta yang menggebu-gebu.
“Heejin-ah,” panggil Jaemin dengan lembut. “Aku mau bilang, kalau aku juga merindukanmu.”
Tuk, kepala Heejin terantuk punggung lalu jatuh di bahu Jaemin. Setelah mengetahui Heejin tertidur sebelum mendengar pernyataannya, Jaemin tertawa kecil dengan pandangan menengadah menatap langit malam penuh bintang dan sinar rembulan yang sayang untuk dilewatkan. Saat itu Jaemin bertekad akan menyatakan perasaannya di tempat indah di bawah cahaya bulan.
***
“LEE NAKYUNG!”
Suara ceria dari laki-laki imut mengenakan sweater berwarna kuning dan celana panjang hijau lumut itu menyapa, hampir memecahkan gendang telinga. Tentu yang empunya nama dapat melihat kehadiran teman-temannya dari ujung koridor pintu utama sekolah.
“Kalau sepagi ini sudah melihat Jeno, bagaimana bisa aku moveᅳON!” Nakyung berseru di akhir kalimat karena Renjun yang sesaat lalu berlari, kini tengah memeluknya, rasanya seperti tertubruk mobil yang sedang melaju pelan.
“Akhirnya kau kembali! Haruskah aku bersyukur karena PKLM tahun ini dibatalkan,” kata Renjun bersemangat, sebaliknya Nakyung menghela enggan. “Lihatlah kau sampai lesu begitu, pasti pekerjaanmu di sana sangat melelahkan.”
“Tidak melelahkan sama sekali, justru sangat… sangat menyenangkan,” sanggah Nakyung menekankan kata sangat.
“Annyeong, Nakyung.” Heejin mengangkat satu tangannya.
Nakyung balas mengangkat tangan. “Hai, kau juga kembali ke sekolah.”
“Selamat datang kembali di Neoskhole!” seru Renjun sambil melemparkan potongan kecil kertas kerlap-kerlip ke arah Heejin dan Nakyung.
“Woah, indah sekali,” kata Heejin memberikan respon yang memuaskan untuk Renjun.
“Woah, senang sekali,” imbuh Nakyung dengan terpaksa, selanjutnya ia malah tidak sengaja bersitatap dengan Jeno yang sedang tersenyum. Cepat-cepat Nakyung mengalihkan pandangannya.
Sementara decakan terdengar dari Jaemin, mengatai temannya kekanakan sekali. “Cepat bersihkan lantainya.”
“No Jaem (Nggak asyik),” kata Renjun sambil memalingkan wajah, beralih menatap serius Nakyung dan bertanya, “Jadi siapa peserta PKLM yang terlibat penyerangan dan melukai manusia cukup parah?”
***
Yuhuu, balik lagi di hari spesialnya Na Jaemin!
Masih ingatkan sama project Ramaikan Ultah Jaemin, dilihat dari pembaca yg suka menuhin kolom komentar dari Mozaik 1 - Mozaik 3
Pengumuman Pembaca Teramai di update mozaik selanjutnya, ya.
*gambar di atas salah satu reward-nya
Ini masih berlaku ya teman, aku kek punya hutang kalo event 10 bulan lalu di cancel hehe
Seketika tersadar, aku hiatus lama bgt :')
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro