Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mozaik 1 : Aku Tau Itu Kamu

[NEO] Moonlight
Senin, 01/08/2022
Revisi: 30/05/2023
.
.

Perasaan antara kita yang nyata.’
-
-

DUNIA yang ditinggali vampir tidak selalu gelap, samar-samar sinar mentari menyinari dari luar kaca tak kasat mata dalam lingkup sihir, membantu meminimalisir teriknya. Berabad-abad mereka hidup nyaman oleh penyihir tersohor dan mampu bertahan sampai sekarang. Tahun dimana anak-anak vampir melakukan perjalanan ke dunianya manusia.

“Guru Kim, keterlaluan!” kata Renjun.

Kim Taeyeon yang baru di ambang pintu kelas menyahut, “Aku masih bisa mendengarmu, Huang Renjun.”

Murid-murid di kelas terkekeh menyaksikan ekspresi kikuk Renjun, termasuk Jaemin di sebelahnya. “Diam kau.” Renjun menyikut lengan Jaemin dan langsung menyalahkan sang pangeran. “Karena siapa kita harus mengumpulkan tugas seusai jam istirahat, yang berarti kita tidak bisa makan siang.”

“Kita? Aku nggak, tuh,” balas Jaemin seraya berdiri dari duduknya, mungkin bersiap untuk ke kantin.

Saat itu juga semua pandang mata tertuju padanya. Hampir seluruh murid kelas Salvatyorie masih terduduk di bangku masing-masing dengan buku menumpuk di meja. Mereka kompak menyalahkan Jaemin.

“Duduk kalau kau tidak ingin mendapat masalah,” saran Jeno.

Ketika yang lain sibuk berdumel mengenai tugas liburan yang bahkan dilupakan sang guru dan kini menyita waktu istirahat. Jeno menjadi satu-satunya yang tenang mengerjakan tugas. “SELESAI!”

Renjun menyangsikan ucapan Jeno. “Apa yang selesai?”

“Tugasku,” jawab Jeno enteng, bahkan belum semenit ia menyarankan Jaemin untuk duduk. “Ayo, kita ke kantin.”

“AYO!” Jaemin kembali meluruskan tubuhnya yang nyaris terhempas di kursi.

“Kalian meninggalkan aku, yaaaa… Na Jaemin! Lee Jeno! Dasar curang!” Renjun dibiarkan begitu saja dengan wajah masamnya. “Aku merindukan Nakyung, dia selalu berada di pihakku, tapi dia juga curang karena bisa lulus PKLM (Praktek Kerja Lingkungan Manusia). Kira-kira dia sedang apa di Seoul?”

***

“Kau ingin menyelinap keluar di jam istirahat?!”

“Kecilkan suaramu, tidak boleh sampai terdengar Renjun,” kata Jaemin dengan suara pelan, padahal posisinya sudah jauh dari kelas, mereka baru saja keluar dari ruang guru sehabis menyerahkan tugas milik Jeno.

“Terakhir kali kita hampir ketahuan oleh penjaga perbatasan. Kenapa tidak minta Heejin segera kembali, dia sudah libur terlalu lama. Atau seharusnya kau berusaha lulus sebagai peserta PKLM, jadi kau bisa bebas menemui Heejin. Aku tidak mau sampai ketahuan lalu dikeluarkan dari sekolah, tidak sampai aku lulus.”

Jaemin mendecih. Sahabatnya ini ternyata banyak bicara. Lagipula dia dan Heejin sudah mengakhiri hubungan mereka. Kemungkinan besar Heejin tidak akan kembali ke Neogara. Tetapi tidak ada yang mengetahui hal tersebut, terutama perihal kontrak pernikahan mereka.

“Sendirinya kenapa tidak lulus, supaya bisa melakukan PKLM bersama Nakyung,” ujar Jaemin mampu menangkap gelagat aneh sahabatnya. “Kalian baik-baik saja, kan?”

Jeno menggeleng, ada perasaan tidak nyaman saat harus menjawab, “Kami putus.”

“Putus,” ulang Jaemin segera melanjutkan dengan bergumam, “Akh, bahkan hubunganku dan Heejin tidak bisa disebut putus. Kita tidak pernah menjalin hubungan apa pun, selain terikat kontrak pernikahan.”

Sementara di depan sana Jeno berjalan lesu sambil bercerita mengenai hubungan pertemanan dengan Nakyung yang menjadi canggung setelah putus. Ditambah mantan pacarnya itu tengah berada di Seoul.

Jaemin masih termenung di tempatnya ketika Jeno bertanya, “Apa menurutmu Nakyung sengaja menghindariku?”

Tidak ada respon. Detik berikutnya Jeno mengetahui kalau Jaemin tertinggal jauh di belakangnya.

***

“Yoohyeon Eonni, apa maksudmu aku menghindari Jeno!” sangkal Nakyung.

“Guru Kim memberitahuku bahwa ini bukan pertama kalinya kau lulus menjadi peserta PKLM,” kata Yoohyeon.

Raut wajah Nakyung berubah murung. Kenyataannya memang benar, kalau dirinya tengah menjauhi Jeno. “Mungkin aku tidak bisa berteman dengan Jeno lagi.”

Yoohyeon manggut-manggut selagi pintu kaca berderit, seorang pria jangkung yang baru membukanya melangkah memasuki kafe sembari mengulas senyum. Netra beningnya berbinar ketika mendapati wanita berambut blonde di depannya. Seolah menyatakan kalau ia sudah mencari wanita tersebut untuk beberapa waktu.

“Johnny Sunbae, ingin memesan sesuatu?” Nakyung segera menyambut kehadiran sang pelanggan dengan suara ramah.

Pihak sekolah menyuruhnya bertugas di sebuah waralaba kafe milik alumni Neoskhole, Do Kyungsoo, yang bergabung dengan merek dagang Twosome Coffee. Sekarang Nakyung tau alasan wakil kepala sekolahnya terus merekomendasikan untuk PKLM di tempat yang merupakan mitra bisnisnya. Choi Siwon terbilang kaya, banyak memiliki bisnis sampingan di berbagai bidang, tentu selain berperan penting dalam pendirian sekolah vampir tersohor.

“Satu kopi Americano,” sahut Johnny yang lalu duduk di sebelah Yoohyeon. “Seharusnya aku tau kalau kau pasti ada di sini.”

Sementara pegawai kafe baru segera melesat menyiapkan pesanan, tampak kebingungan dengan apa yang harus dilakukan. Kenapa pula ia harus menuruti wakil kepala sekolah dan benar-benar bekerja di kafe.

“Kau mencariku, bahkan kita sudah sering bertemu di kantor. Asal kau tau… aku-masih-sebal-sama-kamu.” Yoohyeon menekankan setiap kata di akhir kalimat.

Johnny mengusak poni rekan tim boqquickent-nya itu. “Menjadi anak magang memang sulit untuk pemula sepertimu.”

“Seperti kau bukan pemula saja!”

“Iyaaa, kita sama-sama pemula,” kata Johnny sambil nyengir kuda.

“Minumanmu datang!” Kopi tumpah tepat setelah Nakyung berbicara, rupanya ia masih belum terbiasa melayani tamu. “Mianhae, Sunbae.”

Gwaenchana, Nakyung-ah. Sebentar lagi juga kita akan kembali ke kantor.”

“Oh, iya… besok aku berencana menemui Heejin di Gunung Bukhan. Kalian mau ikut?” ajak Nakyung setengah berharap.

“Menaiki gunung, ya.” Yoohyeon dan Johnny bertukar pandang. “No, thanks,” jawab Johnny sembari menggelengkan kepala.

***

Semua terlihat normal di Terminal Seoul Nambu, kecuali bagi Heejin. Satu bus berwarna hitam dengan nomor 23 hampir penuh penumpang. Bus tujuan dari Seoul ke Neogara itu menarik semua perhatian Heejin. Tersirat dari sorot matanya, bahwa ia ingin kembali atau sekedar mengunjungi dunia vampir. Ini bukan pertama kalinya Heejin berdiam diri menatap bus.

“Ke sini lagi.” Jeno yang rela mengikuti Jaemin untuk ke Seoul berkomentar, “Seharusnya dia naik bus dan pergi ke Neogara.”

Heejin tersenyum getir, sejujurnya ia sangat ingin kembali dan tinggal di lingkungan vampir. Dia merindukan Neogara serta penduduknya. Tempat yang hanya dapat dilihat orang-orang tertentu. Khususnya Vampir, Werewolf, Unicorn, Centaurus dan manusia yang memiliki kekuatan supernatural. Termasuk Heejin sebagai manusia pemilik kekuatan vampir.

Haruskah ia berterimakasih karena Van Dracula memberinya kelebihan secara tak sengaja. Sehingga mengenal dunia yang ditinggali vampir. Hidup mewah di istana Neomertanz, mempunyai teman di sekolah Neoskhole sampai menikah dengan sang pangeran vampir.

Heejin mendesah, sungguh tidak bisa menghilangkan kenangan saat tinggal di Neogara. Sulit sekali ketika harus mengganggapnya sebuah mimpi. Semua terasa nyata, begitu pula perasaannya.

"Na Jaemin?" gumam Heejin, matanya mengerjap memastikan apa benar yang dilihatnya barusan adalah si pangeran vampir.

Sedetik kemudian di seberang sana tidak ada sosok laki-laki yang dirindukannya. Heejin pikir itu halusinasinya saja yang lalu berbalik memutuskan untuk pulang. Pun bus 23 melaju cepat meninggalkan hiruk pikuk terminal di siang hari.

Sementara dua anak vampir bersembunyi di belakang pohon. Jeno menggerutu soal perbuatan Jaemin yang selalu mengawasi istrinya diam-diam. Mengatakan seharusnya ia tidak usah ikut.

"Lalu kenapa kau ikut?"

"Aku... merindukan Heejin," ucap Jeno mengundang kerut di dahi Jaemin. "Bukankah kau juga rindu padanya?"

"Anindae (Tidak, tuh)," sangkal Jaemin.

Jeno mendecih, sahabatnya itu jelas-jelas sangat merindukan Heejin dengan pergi ke Seoul untuk melihatnya. "Jaemin, tunggu aku!"

Belum ada sepuluh langkah, Jaemin berhenti memandang punggung Heejin yang menjauh, tampak di hadapan gadis itu dua pria dewasa menghadang.

"Sepertinya mereka mengganggu Heejin, kenapa kau diam saja?"

"Bukan urusanku." Jaemin berpaling enggan membantu Heejin seperti pertama kali bertemu dengannya.

"Iya, kau tau sekarang Heejin punya kekuatan jadi pasti dia akan baik-baik saja meski yang mengganggunya adalah vampir," celetuk Jeno.

"AKU BILANG MINGGIR!" Heejin berteriak.

Dua orang yang disuruh menyingkir itu malah tertawa. Heejin mencoba melewati mereka, tetapi langkahnya selalu diikuti. Sayang Heejin enggan memakai kekuatannya.

"Seorang pelajar memang sangat cantik memakai seragam, kau bolos, kan?"

"Membolos saja dengan kedua oppa ini, pasti akan seru." Laki-laki paling tinggi menambahkan sambil meletakan tangan di bahu Heejin.

Jika Heejin diam saja, apa akan ada yang membantu seperti waktu itu. Sialnya Heejin semakin teringat akan Jaemin, Jeno dan Renjun.

Bogoshipo. Sinyal menghubungkan telepati antara Heejin dan Jaemin. Jaemin pun mampu mendengarnya.

"Benar kau hanya akan pergi begitu saja-"

Seketika Jeno merasakan hembusan angin ketika Jaemin berlari secepat mungkin. Dalam hitungan detik Jaemin sudah berada di belakang Heejin, mendekapnya dengan satu tangan sehingga tangan yang mencengkram bahunya terlepas. Jeno tau pasti Jaemin tidak akan membiarkannya begitu saja.

"Tamatlah riwayat kalian," kata Jeno.

Heejin terhenyak kaget, detak jantungnya tak beraturan selagi perlahan menoleh demi melihat siapa yang berada di belakangnya. Namun, sebuah tangan yang sesaat lalu menarik tubuhnya dengan cara didekap, terangkat untuk menutupi pandangannya.

Suara jentikan jari terdengar jelas di telinga Heejin. Mengakibatkan dua pria terhempas ke kanan lalu ke kiri. Ketakutan saat melihat kehadiran Jeno dengan mata merah menyala.

"Aku tau ini kamu, Na Jaemin."

***

BERSAMBUNG

Pemanasan dulu ya readers, coba kasih tau perasaan kalian ketika baca mozaik 1 di kolom komentar.

HAPPY MARK DAY


Ikuti giveaway ultah Na Jaemin bersama [NEO] MOONLIGHT, yuk!
Cukup baca dan berikan komentar kalian mengenai tiap mozaik yang di update. Jangan lupa follow akun wattpad @AlestaCho dan instagram @neoctory_

Reward di sponsori Aksara ZIASI, berupa Fankit Jaemin & NCT Dream.


NB:
Meski udah berlalu, tapi giveaway tetep berlanjut ya man teman!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro