Prolog
Suara bel pintu berdenting seiring seorang pelanggan memasuki Kafe Do-Ski, yang terletak dalam area kampus Universitas Putra Kebangsaan Indonesia (UPKI), Jakarta.
Alunan suara musik terdengar dari sebuah televisi layar datar yang tergantung tepat di atas kepala seorang pelayan--yang berdiri di depan meja kasir.
Oni--pelanggan yang baru saja masuk--melenggang ke arah kasir untuk memesan.
Sang pelayan tersenyum kepada laki-laki yang mengenakan kaus bertuliskan "Panitia Lintas Medan Bukit Barisan" itu.
"Selamat datang di Kafe Do-Ski, mau pesan apa, Kak?" tanya sang pelayan dengan wajah tersenyum.
"Saya pesan latte tanpa gulanya satu, americano dua, dan sandwich tuna tanpa mayonaise dua," jawab Oni segera.
"Semua take away, ya?" tanya sang pelayan lagi--yang dijawab dengan anggukan oleh Oni.
"Baik, pesanan diterima." Pelayan tersebut dengan cepat menekan tuts mesin kasir. "Semuanya 83 ribu rupiah," tambahnya seraya menatap laki-laki gondrong yang kini sedang merogoh saku celana jin belel warna biru muda, lalu menyerahkan uang dengan pecahan seratus ribu. Sang pelayan tersenyum sambil mengambil uang, memberikan kembalian, dan memintanya untuk menunggu.
Oni pun duduk di meja terdekat. Matanya beralih dari ponsel ke televisi yang akan menayangkan program Berita Terkini. Jingel tanda dimulainya acara pun terdengar keras seantero kafe. Pria yang sengaja menguncir kuda rambutnya itu, semakin antusias menonton.
"Selamat siang Pemirsa, kembali lagi bersama saya--Tania Amri, dalam Berita Terkini. Berita pertama. Sekali lagi, pendakian Gunung Semeru yang dilakukan oleh Mahasiswa Pencinta Alam, menelan korban. Rombongan mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Putra Kebangsaan Indonesia, Jakarta."
Oni pun terbelalak mendengar apa yang dibacakan pembawa berita cantik tersebut. Karena rombongan yang dimaksud, adalah teman-temannya satu organisasi. Ia pun semakin memfokuskan diri pada layar, menunggu berita selanjutnya dibacakan.
"Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, rombongan tersebut berjumlah delapan orang. Hingga berita ini diturunkan, tujuh dari mereka masih belum diketahui keadaannya. Tim SAR telah berupaya, tetapi akibat sulitnya medan, proses pencarian hingga sampai saat ini belum mendapatkan hasil terbaik. Demikian berita pertama, kita beralih ke berita selanjutnya."
Laki-laki yang pergelangan tangannya dihiasi gelang tali prusik sewarna jin-nya itu, tidak menunggu berita selanjutnya dibacakan. Ia segera meninggalkan kafe menuju sekretariat Mapala UPKI dengan langkah lebar.
Pelayan yang telah membawakan pesanan, terkejut melihat Oni yang pergi begitu saja.
"Mas! Mas! Ini pesanannya gimana?" panggilnya mengingatkan.
Oni sudah tidak peduli, ia malah berlari bagai terbang. Si pelayan mengejar hingga pintu keluar. Sayang, sekeras apa pun gadis itu berteriak, pria tersebut sudah terlalu jauh untuk mendengar.
☘️☘️☘️
= = = = = = = = = = = = = = = =
First Chapter, 25 Juni 2020 on ODOCWH.
Revisi, 15 Mei 2024.
Telah dipublikasikan juga di Dreame/Innovel, cek link di profil untuk membaca cerita lengkapnya.
= = = = = = = = = = = = = = = =
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro