Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[6] Menuju Surga Tersembunyi

Tepat pukul satu siang, rombongan Mapala UPKI yang didampingi Tanto, memulai perjalanan menuju Basecamp Danau Ranu Kumbolo.

Setelah satu jam mendaki, mereka tiba di pos pendakian pertama, yaitu Area Landengan Dowo.

Tanto menyuruh mereka untuk beristirahat sejenak. Rombongan pun duduk di bawah rindang salah satu pohon akasia yang banyak tumbuh di tempat tersebut.

Pria itu mengecek kondisi sekilas. Lalu tersenyum dan bertanya, "Bagaimana? Belum capek, dong? Ini baru pos pertama, lho."

Dengan wajah yang diceria-ceriakan mereka pun menjawab, "Belum, Mas."

"Sip! Kalau begitu, kita istirahat sepuluh menit."

Anto yang terlihat paling lelah di antara mereka langsung berkomentar, "Cuma sepuluh menit, ya, Mas? Nggak bisa lamaan dikit?"

"Enggak bisa, Nto. Ini semua demi keselamatan kita bersama. Kalau tidak bergerak cepat, kita akan berjalan dalam gelap. Semakin malam, maka perjalanan akan semakin membahayakan. Sebab biasanya pendakian menuju Ranu Kumbolo memakan waktu lima sampai enam jam. Itu pun baru prediksi. Bisa jadi lebih lama tergantung situasi dan kondisi." Tanto menatap Anto--yang tertunduk lesu setelah mendengar penuturannya--lalu melanjutkan dengan nada lebih lembut, "Makanya, di setiap pos peristirahatan kita tidak boleh berlama-lama."

Anto pun mengangguk pasrah. "Baik, Mas."

"Oh, iya, sebagai tambahan. Ini juga demi keselamatan kita bersama. Setelah melewati pos ini, saya akan berjalan di depan, sedang kalian akan dibagi berpasangan, dan untuk sweeper Zaki bersama pasangannya."

Nama yang disebut oleh Tanto langsung mengangguk.

Sedang Ragil merasa senang mendengar kata berpasangan, lalu menyela dengan girang, "Asyik! Kita jalannya boleh sambil gandengan tangan, kan, Mas?"

Mendengar hal ini, Gilang melirik Tika dengan semangat. Namun, yang lain terlihat sebal mendengar perkataan Ragil.

Tanto berkata setengah membela, "Benar sekali, demi keselamatan kita bersama. Selama dalam perjalanan, para cowok wajib menjaga pasangannya. Bagi yang berpacaran atau sedang PDKT tentu boleh berpasangan. Tapi, kalo bosen boleh, kok, tukeran. Soalnya saya masih jomlo, nih." Tanto cengar-cengir dan yang lain tertawa mendengar candanya tersebut.

"Oke, sekarang saya bagi pasangannya." Tanto menunjuk satu demi satu anggota. "Tika dengan Gilang, Anto dengan Retno, Ragil dengan Sinta, dan Indri dengan Zaki."

Mereka yang ditunjuk langsung mendekat kepada pasangan masing-masing.

"Inget, ya! Kalian para cowok harus bertanggung jawab penuh dengan cewek-cewek ini?" Laki-laki tegap itu kembali mengingatkan.

Semua mengangguk setuju, kecuali Retno. "Mas, bisa tuker dengan Zaki nggak, sih? Anto, tuh, letoy. Ada juga nanti aku yang jagain dia, bukan sebaliknya."

Zaki yang mendengar protes koleganya itu pun berusaha menengahi. "Justru itu, No. Gue tau kapasitas elo yang strong. Makanya, gue sama Mas Tanto udah nentuin lo sama dia, supaya sepadan. Soalnya cewek yang lain nggak ada yang segagah elo."

Retno mendelik kesal kepada Zaki. "Sial lo, Ki!" timpalnya kesal. Ia masih hendak membuka mulut untuk menyumpah serapah.

Tanto langsung memotong. "Hush! Tolong Retno. Demi keselamatan kita bersama. Selama pendakian jangan berbicara yang tidak baik, ya. Omongan, kan, doa, sebaiknya bicara yang baik-baik saja dan ini berlaku untuk kita semua."

Zaki tersenyum penuh kemenangan. Sedang Retno merengut.

"Denger, tuh, No. Bicara yang baik-baik, supaya dapat hal yang baik-baik juga."

Retno melengos mendengar perkataan Zaki. "Tauk, ah!"

Semuanya tersenyum melihat pertengkaran dua sejawat ini hingga waktu sepuluh menit berlalu begitu saja. Mereka sudah harus berjalan kembali dan beranjak dari Landengan Dowo.

Satu setengah jam kemudian, mereka melalui tebing yang cukup curam dan tiba di pos ke-dua, yaitu Area Watu Rejeng. Mereka kembali berhenti untuk mengatur napas. Hari telah beranjak sore, semburat mentari semakin berusaha keras menembus kepekatan hutan.

Krosak!

Di sela waktu istirahat, terdengar suara asing dalam suasana hening oleh mereka yang sedang melerai lelah.

"Kak, sepertinya ada yang jatuh?" ucap Anto kepada Ragil yang duduk di sebelahnya.

Semua terdiam seraya menatap tajam sekeliling. Suasana yang sunyi setelahnya, justru membuat bulu kuduk merinding.

Indri melihat lengan berbulunya meremang. "Ada yang mendekat," ujarnya lirih tanpa ekspresi.

Tanto pun segera mendekati Zaki, lalu berbicara pelan. "Sebaiknya kita tidak berlama-lama di sini, Ki."

Zaki memperhatikan anggotanya satu per satu, setelah matanya memandang Indri lebih lama. Ia kemudian kembali menatap Tanto, ada anggukan kecil dan samar yang diberikan sebagai jawaban. Namun, keduanya tidak saling bicara.

"Oke! Cukup istirahatnya. Ayo! Move, move!" perintah dua pria tersebut.

Kali ini tidak ada yang protes, kejadian ganjil tadi membuat semuanya tak ada yang mau berlama-lama di tempat itu.

Indri segera beranjak mengikuti instruksi setelah menyadari kalau teman-temannya juga merasakan hal yang tidak mengenakkan.

Tika berbisik sebelum mulai berjalan. "Suasananya aneh, ya, Dri? Gue merinding."

"Iya, terus terang gue merasa enggak nyaman," jawab Indri.

"Lo nggak lihat sesuatu, kan?" Wajah Tika tampak khawatir.

"Gue ngerasain banyak yang mendekat, tapi kali ini nggak ada yang gue lihat." Indri menjawab lirih masih tanpa ekspresi. "Aneh."

Tika menatap sahabatnya ngeri.

Gilang segera mengamit lengan gadisnya agar segera mempercepat langkah. "Ayo!"

Satu menit setelah berjalan dengan sedikit tergesa. Tiba-tiba, Indri berhenti melangkah dan berpaling. Ia seperti mendengar suara desis janggal di belakang tubuhnya.

"Shhh ...."

Gadis itu otomatis terpaku. Matanya menyapu sekitar karena merasa ada yang mengawasi.

"Kenapa, Dri?" tanya Zaki yang merasakan keanehan pada diri gadis itu.

"Nggak apa-apa, Kak, hanya saja ... tadi ... Kakak denger juga, kan?"

"Denger apa?"

"Suara ... ehh, yang ...." Suara gadis itu menjadi bergetar. Dengan panik ia berbalik, ketika suara desis yang sama kembali mengganggunya.

Zaki segera menutup kedua mata Indri dengan tangan kanannya. "Nggak ada yang mesti dilihat! Abaikan saja apa pun itu. Ayo!"

Indri mengikuti arahan sang ketua, lalu berusaha membalik tubuhnya. Namun, entah mengapa kepala Indri rasanya seperti ingin kembali menengok ke belakang. Zaki menahan bahu gadis itu agar tidak kembali berpaling, laki-laki tersebut menatap Indri tajam.

"Fokus, Dri!" tegur laki-laki itu sedikit keras.

Indri terkesiap dan menatap mata pria di depannya. Sedetik kemudian, ia mengangguk perlahan. Sekuat tenaga menahan diri untuk tidak berpaling lagi. Zaki pun segera menggenggam jemari kecil gadis itu dan mengajak untuk mempercepat langkah.

Suasana yang sedikit mencekam tadi, terhapus karena beratnya medan yang harus ditempuh selanjutnya. Untung rombongan UPKI jumlahnya sedikit, membuat mereka lebih cepat dalam mendaki. Mungkin, inilah sebab pengelola TNBTS tidak membolehkan rombongan yang jumlahnya lebih dari 25 orang untuk naik ke Semeru. Karena jelas akan sulit dalam mengoordinasi anggota. Terutama kondisi alam pegunungan yang tidak menentu.

Setelah lebih dari tiga jam pendakian selanjutnya, akhirnya mereka pun sampai di tujuan. Tanto melirik ke jam tangan, senyum puas pun tersungging di bibirnya. Ia berbalik dan menatap rombongan yang kelelahan.

Seraya merentangkan tangan, ia berkata dengan bangga, "Welcome to Ranu Kumbolo, di sinilah surga tersembunyi Gunung Semeru berada."

Tahu telah sampai pada tujuan, rasa lelah yang mendera sejak siang tadi menguap begitu saja. Seluruh rombongan berdecak kagum menyebut asma-Nya. Mata mereka memandang berkeliling tanpa berkedip. Semburat senja terlihat sangat indah memantul dari permukaan danau yang tenang. Perpaduan warna oranye matahari yang semakin redup, berpadu harmonis dengan birunya air danau. Rasanya pendakian panjang selama lebih-kurang enam jam itu, terbayar sudah.

☘️☘️☘️

Danau Ranu Kumbolo "Surga Tersembunyi di Gunung Semeru"

Sumber Gambar:

https://kumparan.com/berita-update/gunung-tertinggi-di-indonesia-cocok-untuk-didaki-saat-perayaan-tahun-baru-2021-1ueh6eu8OIl

= = = = = = = = = = = = = = = =

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro