Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7 [END]

Disclaimer Kouhei Horikoshi
Nearly by reeshizen
Todoroki Shouto x Reader
Warning: sedikit Chara!OOC, typo(s), beberapa salah EBI, plot yg tyduc sempurna, etc

.

Don't Like Don't Read

.

Happy reading!

.
.
.


"Sasuga, [name]-san berhasil mempromosikan perusahaan klienmu! Bukan itu saja, bahkan sampai-sampai kau mendapat bonus berlebih yang bisa diinvestasikan untuk keperluan masa depan," timpal Yaoyorozu yang mendelik kagum pada [name].

[Name] tertawa geli. "Karena berjalan lancar, dan itu sudah wajib kulakukan sebagai public relations."

"Karena keberhasilan [name]-chan dalam menggaet banyak promosi, bagaimana kalau hari ini kita rayakan? Sebagai tambahan, [name]-chan akan mentraktir kita semua!" seru Ashido kegirangan.

"Boleh juga, tapi aku ada urusan setelah ini, mungkin lain kali saja, ya," tutur [name] seraya berdiri dari bangkunya.

Yaoyorozu sempat melihat sekilas pada es kopi yang dipesan [name] sebelumnya. "Tapi, es kopimu baru kauminum sedikit, setidaknya habiskan dulu sebelum kaupergi."

"Mubazir," timpal Ashido. Bibir [name] cebikkan sungut.

"Sayang sih, tapi aku sudah tidak ada waktu. Terlambat sedetik aku akan membuatnya menunggu. Maaf, kuduluan!" tanda [name] tanpa menghabiskan es kopinya sama sekali. Ia langsung beranjak tergesa-gesa seperti akan ketinggalan diskon besar akhir tahun yang ditenggat beberapa jam.

"Ada apa dengan [name]-chan? Bukannya pekerjaannya sudah selesai? Kenapa harus terburu-buru pula," tanggap Ashido tak terima ditinggal [name]. Kedua tangannya bersedekap seolah-olah tak habis pikir dengan [name], pula rasa dongkol yang terselip.

Yaoyorozu angkat bahu, menegaskan tak tahu. "Kekasihnya?" tebaknya.

Lipatan dahi Ashido makin kentara, solah-olah turut berpikir. "Masa, sih? Dia punya kekasih?" tanyanya menegas. "Aku sepertinya kurang yakin, tapi pasti orang yang ditemuinya cukup penting."

"Mungkin semacamnya atau berkaitan dengan kekasihnya, misalnya calon ibu mertuanya."

Ashido membeliakkan mata. "Dia utang penjelasan ke kita."

Yaoyorozu menatap tidak enak, seakan-akan yang diucapkannya merupakan fakta. "Itu belum tentu, Mina-chan. Bisa saja orang lain, 'kan?"

***

[Name] berdiri tegap membantu wanita di sampingnya. Dalam ruangan berisi satu ranjang, bangku, nakas, serta kamar mandi di dalamnya menjadi tempat yang dikunjungi [name] selama beberapa bulan terakhir. Lebih-lebih, [name] turut membantu sang wanita membersihkan ruangannya sebelum ia pergi menuju tempat baru.

"Maaf merepotkanmu, [name]-chan. Ibu jadi tidak enak meminta tolong padamu." Ada rasa sungkan terpancar dari sorot mata hitam sang wanita.

[Name] tersenyum manis. "Tidak sama sekali kok, Todoroki-san. Aku malah senang membantu Todoroki-san apalagi ke rumah barunya, hehe," ungkapnya riang.

Wanita yang dipanggil "Todoroki-san" itu tersenyum balik. Senyumnya seakan-akan menghangatkan [name] lebih dari mentari musim dingin. "Nanti sesampainya di rumah ibu, [name]-chan ingin makan apa? Nanti ibu buatkan makanan di sana, sekalian pula makan siang. Sudah lama ibu tidak memasak, mungkin agak-agak kaku karena sudah jarang digunakan."

"Kalau itu tidak merepotkan Todoroki-san, aku tak masalah. Masakan semua wanita itu enak, kok, ahahaha."

"Dulu Shouto sangat suka sekali soba dingin, ibu selalu membuatkannya karena ia minta selalu, bahkan waktu terakhir kalinya ia sampai-sampai membawa soba dingin untuk dinikmati bersama. Ibu enggak tahu lagi kenapa ia begitu suka soba dingin, seakan tak ada makanan lain yang dapat memuaskannya," ceritanya semringah. Mendengarnya, [name] dibuat tersenyum geli.

Sudah beberapa bulan berlalu, nyaris setahun kejadian hantu Shouto menimpanya. Semenjak itu pula [name] sudah tidak berkunjung ke rumah besar itu. Beberapa minggu setelahnya pun sudah tidak terdengar kabar simpang siur di daerah tersebut. Mungkin karena yang diminta Shouto sudah [name] lakukan dengan benar. [Name] lagi-lagi tersenyum bila mengingat hal itu.

Ada dua hal yang diminta Shouto padanya saat itu. Pertama, untuk mengunjungi ibundanya di rumah sakit. Shouto meminta [name] untuk menjaga ibundanya, setidaknya sampai sang ibunda dapat pindah ke rumah yang telah Shouto siapkan. Yup, saat kecelakaan Shouto saat itu tengah mempersiapkan kepindahannya ke tempat baru dengan sang ibunda. Saat itu Shouto kembali ke rumah keluarganya untuk mengambil berkas penting mengenai rumah barunya itu, tapi sayang kuasa Tuhan berkata lain. Ibunda Shouto sendiri tak mengetahui tentang rumah baru yang telah disiapkan Shouto, bahkan kecelakaan yang menimpanya. Setelah beberapa tahun tak dikunjungi Shouto, ia menjadi sangat murung. [Name] pun datang dengan membawa kabar buruk, menambah kesedihannya. Namun, seiring berjalannya waktu [name] dapat membuat wanita yang amat disayangi Shouto itu ceria kembali. Tak perlu waktu lama, cukup dengan beberapa bulan saja [name] membuat Todoroki-san menyanyanginya.

Lalu, satu lagi. Shouto meminta [name] untuk memberi tahu ayahnya, Todoroki Enji. Ia meminta [name] untuk menghancurkan rumah yang ditempati Shouto itu. Shouto menceritakannya, setelah kecelakaannya, ayahnya juga turut murung karena anak emas kesayangannya tiada. Ditambah beberapa waktu sebelumnya, kedua kakak laki-laki Shouto tiada karena kecelakaan yang menimpanya saat kembali dari dinas. Maka dari itu, sang ayah memindahkan diri ke luar kota. Membiarkan rumah keluarganya sendiri tak terawat.

Awalnya, [name] ditolak mentah-mentah oleh sang pemilik Todoroki Company itu, bahkan ia dianggap gadis gila karena tiba-tiba datang meminta menghancurkan rumahnya dulu. Namun, dengan berkali-kali usahanya yang pantang mundur, akhirnya Todoroki Enji mengerti juga dan menyerah untuk mempertahankan rumah lama mereka. Alasan Todoroki Enji meninggalkan rumah tersebut, tetapi tak menjualnya atau pun menghancurkanya karena ia merasa pedih ketika mengingat kematian anak-anaknya, maka ia tak sanggup menyentuh rumah itu lagi, tetapi pula tak sanggup untuk meninggalkannya.

Sementara dengan ayahnya yang cukup dramatis di akhir-akhir, kakak perempuan Shouto terlihat tenang dan malah mendukung keputusan [name]. [Name] sendiri dapat merasakan keperihan dari sorot matanya. Ia bukan seorang kakak, tapi [name] mengerti rasanya ditinggalkan oleh seseorang.

"[Name]-chan, bahan-bahannya cuman ada untuk bikin soba dingin, jadi ibu membuat soba dingin. Maaf, ibu tak kira akan sedikit sekali bahan-bahannya," ujarnya merasa bersalah.

[Name] menatap soba dingin di dua mangkok tersebut. Soba dingin kah, mengingatkannya pada Shouto. Jika hantu itu masih ada pasti ia akan merengek minta dibuatkan juga. "Tidak apa-apa, Todoroki-san. Soba dingin enggak masalah kok. Aku jadi ingin cepat-cepat mencobanya, ingin tahu bagaimana rasanya," sahutnya semringah.

Todoroki-san tertawa gemas. "Cepat ambil sumpit di sebelah sana, ayo kita nikmati segera!" Berada di samping Todoroki-san membuat [name] tak menyesal mengenal Shouto. Todoroki-san sungguh baik hati dan juga penyabar, seperti sosok ibu kedua bagi [name]. [Name] bahkan dibuatnya nyaman.

Omong-omong soal Todoroki-san, [name] memang memberi tahu kabar kematian Shouto. Akan tetapi, ia tidak memberitahukan bahwa Shouto adalah seorang arwah, termasuk pada Todoroki Enji atau Fuyumi-nee. Jika ia memberitahukan itu pasti mereka akan dibuat melongo tak percaya, lagi pula Shouto memintanya untuk tak menceritakan bagaimana [name] meminta mereka untuk ini itu. Mengetahui Shouto menjadi hantu semacamnya pasti akan membuat mereka sedih, maka [name] hanya mengatakan karena wasiat Shouto yang diberikannya.

"Pekerjaanmu sepertinya lancar ya, [name]-chan," celetuk Todoroki-san tiba-tiba saat mereka sedang menikmati soba dingin.

"Lancar banget! Nanti ketika promosiku selanjutnya lancar, aku akan mengajak Todoroki-san berlibur bersamaku, bagaimana?" tawarnya tak main-main yang malah disambut Todoroki-san dengan terperangah.

"Ya ampun, mending digunakan untuk tabunganmu saja atau kau tidak perlu mengajakku."

[Name] menggelengkan kepalanya, menolak saran Todoroki-san. "Aku sungguh-sungguh mengajakmu lho, Todoroki-san. Jangan menolak tawaranku, aku sakit hati," ucapnya dramatis.

Mereka pun tertawa bersama selagi menikmati waktu yang tengah berjalan.

Jika dipikir-pikir, sudah lama sekali [name] tidak berkunjung ke rumah lama Shouto. Mungkin memang sudah dihancurkan rumah tersebut. Ia sendiri pun belum pernah menyambangi makam Shouto. Sama sekali belum.

Nyaris setahun ia melewati semua ini. Mungkin musim panas kali ini ia bisa berkunjung sebentar, sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai public relations.[]

OWARI

.
.
.

[A/N]

Oke, ini benar-benar udah selesai. Tenang aku, biarkanlah gaje yang penting menyenangkan diriku sendiri. Menulis untuk kesenangan pribadi aja.

Ah mungkin bagi penggemar Fate Series khususnya Fate/Stay Night bisa mampir ke lapakku sebelah, kubuat ff GilgameshxReader ahaha.

Ada kemungkinan kujuga bakal buat ff ShotoutxRea lagi, tapi entah kapan. Dah ada gambaran plot tp lom disusun. Semoga yg ini jadi hahaha.

Siplah, sampai berjumpa di karyaku yg lain.

Salam, Zena adik kandung Todoroki Shouto
21 January 2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro