One Fine Day : Charles dan Adrian [PART1]
"BANG GAMAOOO!!!" Adrian mengeluh, disebelahnya terdapat Charles masih anteng memainkan ponselnya.
"Apasih??? Kan kita cuman ke Bandung sehari doang Dri, udah gue beliin makanan, udah gue stok juga itu makanan, lo sama Charles ditinggal sehari doang Dri, nggak kurang nggak lebih," Arjuna menarik resleting kopernya.
"Lagipula Dri, tantenya bang Yoga lagi sakit, masa kita nggak jenguk?" Samudra mendekati Adrian.
"Ya tapi kan gue bisa ikut?"
"Lo aja kemarin ilang?" Charles akhirnya angkat bicara dengan sindiran peda miliknya. "Diem lo," Adrian merengut kesal.
"Nggak papa Dri, nggak bakalan lama, ini gue ikut karena harus gantiin nyetir Samudra, lo disini baik-baik ya, jangan ledakin kompor," Senja menepuk-nepuk pundak Adrian.
"Charles tuh yang gitu, gue mah pinter masak," Adrian menepuk dadanya bangga.
"Dih, kemarin yang bikin telur dadar gosong siapa?"
Gilang yang baru keluar dari kamar mandi menaruh kedua tangannya di pinggang, "ini masih saling lempar kata gue titipin ke nyokap gue ya kalian berdua?"
Charles dan Adrian langsung menggeleng, "jangan bang sumpah jangan! Iya gapapa tinggalin aja kita seharian disini gapapa, ikhlas gue!" Charles mengacungkan dua jari membentuk 'peace' keudara.
"Nah, gitu dong," Yoga tersenyum penuh kemenangan, "kalian kalo ada apa-apa bilang aja nanti Bianka yang dateng,"
"Eh? Apa? Apa itu Bianka dateng-dateng? Gaada, kalo butuh apa-apa telpon aja Bianka tapi gausah dateng-dateng, hih, gaada tuh ya," Gilang langsung menolak dengan tegas.
"Dih, apasih bang Gilang, bilang aja lo gamau gue telpon kak Bianka soalnya gue nanti pasti bakalan dibeliin makanan sama dia kan? HAHA," ejek Charles membuat Gilang memejamkan mata pasrah.
"Yaudah sih Lang, bilang aja jeles HAHAHAHAHAH," Senja dan Samudra bertos ria.
"Ini jadi ke Bandung ga sih!!?!?" Gilang berteriak frustasi.
***
"Les, laper,"
Charles masih memainkan gamenya.
"Masak mie sana,"
"Gamau mie,"
"Yaudah ada cheetos itu,"
"Gamau cheetos,"
"Pocari sweat,"
"Itu minuman bukan makanan,"
Charles menghentikan acara main gamenya, Adrian tersenyum tanpa dosa.
"Terus? Gue harus apa? Loncat? Salto?"
Adrian kembali tersenyum tanpa dosa. "Mau McD..."
"Tapi kata bang Juna kita gaboleh keluar apar–"
"Ih biarin aja sih bang Juna, yang penting lo sama gue keluar apart nya, ya kan?"
Charles terlihat berpikir, "iyasih, tapi okejek-in aja kali Dri?"
"Gamau:(,"
Charles rasanya harus sering-sering mengelus dada karena bocah didepannya ini benar-benar menguji kesabaran.
"Gue dikasih duit, 500k, jalan ga?"
Charles mengerling, "ya jalanlah!"
***
"Kok perasaan gue nggak enak ya?" Arjuna yang tengah menyetir seketika memelankan laju Pajero milik gilang.
"Alah, lo pasti mikirin dua dedemit itu kan? Santai aja Jun, passwordnya udah gue gan– Jun, maafin banget nih–"
"Lang lo pasti belum ganti kan passwordnya?"
Gilang menggigit bibirnya, "haha..."
Samudra menepuk jidatnya.
"Lagian ngapain sih diganti passwordnya kalau ada emergency kan kasian merekanya, udah nggak usah dipikirin, mending lo nyetir dulu terus kita makan kek dimana gitu daripada kepikiran kayak gini," Yoga menurunkan ponselnya, "Adrian sama Charles udah gede guys, bukan bocah kemarin lagi," ujar sang kakak tertua.
***
"Dri lo gila? Banyak banget woy siapa yang mau makan?!" Charles melihat Adeian membawa nampan dengan banyak isi.
"Gue lah,"
"Punya gue mana?"
"Ya beli lah!"
Charles melotot kearah Adrian.
"Bercanda, nih buat lo, khusus nggak pake acar," Adrian menaruh burger kesukaan Charles dan cola ukuran large.
"Mantap, gitu dong," Charles dengan cepat membuka bungkusan burgernya.
Dua pria muda itu sibuk dengan makanannya saat tiba-tiba celetukan Adrian membuat Charles tersedak.
"Lo tahu ga sih Nada semalem nelpon gue,"
Charles dengan cepat mengambil tempat minumnya yang memang selalu ia bawa.
"Nada tuh nggak tahu ya kalo gue tu temenan sama lo? Gue juga kaget sih dia tiba-tiba nelpon gue, NELPON lho,"
Charles menutup kembali tempat minumnya. "Dia bilang apa,"
"Halo, ini Adrian yang anak binus itu ya?"
Charles memutar matanya.
"Terus karena gue ngantuk dan baru bangun gara-gara telpon dia ya gue jawab aja iya, terus mau tau nggak dia bilang apa? Dia ngajak gue ketemuan di Ganci dong mingdep,"
Charles menggeleng-gelengkan kepalanya, "pasti dia kalah main truth or dare, gila,"
Adrian mengunyah french friesnya, "terus gue bingung dong, gue kan nggak kenal deket sama dia, semenjak dia suka gangguin Pinkan,"
Charles tertawa, "Pinkan aja diajak combat anjir sama dia, gila bagus deh gue putus sama dia,"
Adrian menggelengkan kepalanya, "lo harus tahu dua bulan lalu si Pinkan dateng ke apart gue sama bang Juna sambil nangis-nangis habis di confront sama Nada di McD sini, di Sarinah,"
"Oh iya?"
Adrian mengangguk, "tsk tsk, untung ada Bang Juna, gue mah kayak orang bego ngeliatin si Pinkan nangis-nangis katanya si Nada ceramahin dia tapi sadis banget ucapannya nusuk haha, pake suara kecil sih, tapi Pinkan bilang dia sih masih jaga sikap, tapi nyampe parkiran dia nangis-nangis," Adrian tertawa.
Charles tersenyum kecil.
"Terus lo akhirnya bilang apa ke Nada?"
"Oh, sorry, gue ada janji sama Charles, gue bilang aja gitu,"
Charles seketika tertawa keras, Adrian menggeleng-geleng tidak menyangka kelakuan mantan Charles bisa sampai begini.
"Terus terus?" Charles terlihat tertarik dengan cerita ini.
"Langsung ditutup anjir!" Adrian terbahak, "dan besoknya dia nge wa gue katanya darimana lo tahu Charles, gue dikira stalker sama dia dong!"
"Sinting!" Charles menepuk-nepuk meja saking gelinya.
"Gue besoknya cerita ke Pinkan dan lo harus tahu reaksi Pinkan nggak jauh beda sama lo," Adrian nyengir.
"Yaiyalah, ya habis udah tau sering kalah main truth or dare masih aja main begituan, giliran kena dapetnya lo, yang nggak tertarik sama begituan," Charles menggeleng nggak ngerti sama kelakuan mantannya.
"Tapi gue curiga sih, kenapa temen dia bisa dapet nomer gue,"
Charles berhenti tertawa, "iyasih, soalnya seinget gue temen deketnya Nada paling si Rianti sama Elina, ya sekitaran situ aja,"
"Dan lo harus tahu suara Nada pas nelpon gue nggak bener banget, ngeracau,"
Charles mengerutkan dahinya, "tunggu-tunggu-tunggu, lo bilang dia nelpon lo pas lo tidur, dia nelpon lo jam berapa emangnya?"
Adrian melotot saat ia sadar jam berapa Nada menelponnya.
"Jam 3 pagi anjir?!"
***
"Sumpah Les nggak usah sih, biarin aja sih," Adrian berusaha menghentikan Charles yang berjalan kearah Tesla miliknya.
"Dri, dia mabuk, dan selama ini gue nggak tahu dia mabuk,"
Adrian menghembuskan napasnya, "toh dia udah jadi mantan lo?"
Charles memandang Adrian, "ini nggak segampang itu Dri, Nada punya liver yang lemah,"
Adrian memandang Charles dalam diam. Charles menyenderkan diri pada mobil miliknya, menyisir rambut hitamnya dengan frustasi.
"Gue benci dia, tapi gue nggak bisa berhenti gitu aja,"
Adrian ikut menyenderkan diri disamping Charles, dua pria muda itu kini memandang jalanan raya Jakarta yang ramai dengan mobil-mobil dan bus yang hilir mudik tiada henti.
"Lo mungkin harus bisa melepaskan dia Les," Adrian berdeham, ia lalu menoleh, "soalnya ada yang lebih peduli dan sayang sama lo," ungkapnya.
Charles mengerutkan dahinya.
"Lo?"
Adrian memutar bola matanya, "bukan Les, bukan gue!"
Charles tertawa kecil, "ya kali aja,"
"Ya nggak lah, ada yang lain," Adrian memandang Charles.
"Pinkan."
Mata Charles melebar.
***
Ini adalah side story dari Charles dan Adrian, mungkin akan side story dari cast lain juga!
Charles dan Adrian itu kemana-mana selalu bareng, rasanya hampa kalo gaada Adrian disamping Charles dan sebaliknya.
Tapi ternyata, seiring berjalannya waktu, ada hal-hal yang terjadi diluar nalar mereka.
Inti dari cerita ini memang bukan percintaan, aku tetap akan fokus terhadap persahabatan mereka, cinta-cintaan cuman sebagai bumbu aja, karena aku tahu masa muda rasanya aneh kalau gaada yang galau karena patah hati atau yang heboh karena sedang jatuh cinta 🥺
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro