MOBIL CHARLES
"Bang gue aja yang nyetir!"
"Nggak usah gue aja!"
Adrian geleng-geleng melihat Charles dan Yoga saling rebutan kunci.
"Bodoh kalian semua," Adrian menekan tombol di pintu dan membuka pintu mobil, menekan tombol di sebelah stirring dan mesin mobil menyala.
"Diem lo semua, masuk gih, gue yang nyetir."
Charles melongo, Yoga menggaruk belakang kepalanya sembari tersenyum-senyum.
Ya bener juga sih, orang mobil ya nggak butuh kunci buat nyala. Yang penting kuncinya masuk radius terdekat😂
"25.000 rupiah,"
Adrian memberikan kartu E-money miliknya kepada petugas parkir.
"Terima kasih, " si mbak menatap Adrian dengan tatapan terpesona, sedangkan Adrian hanya membalasnya dengan senyuman super manis miliknya
"Najis tebar pesona,"
Adrian mengerlingkan mata sembari menutup jendela mobil, "orang jelek diem deh,"
Mata Charles melebar, "anying dulu pas SMA gue yang menang jadi King of Prom ya, JELEK DARI MANA?!"
Yoga tertawa dari belakang, "udah lebih dari setahun gue tinggal kalian masih suka berantem kayak gini astag, kangen.."
"Diem deh bang gue nggak mau ya nangis-nangis nggak jelas," Charles langsung menutup telinganya karena dia sadar dulu saat Yoga pergi ke Amerika dia yang nangis paling kejer.
Yoga tertawa makin keras, ia lalu mengambil sesuatu dan belakang.
"Nih, ada hadiah, masing-masing satu ya, jangan berantem lo pada milih ya!"
Charles mengambil paper bag tersebut.
"WOAH!!!"
Adrian melirik-lirik, "apaan bro?"
"INI KAN TEDDY BEAR YANG LANGKA ITU!"
Adrian mengerling,
"Boong anjir ya kali bang Yoga beliin kita Teddy bear, nih,"
"GUE ITEM!" Charles dan Adrian teriak secara bersamaan.
"IHHH GUE YANG ITEM!" Adrian menyipitkan matanya dan berusaha mengambil kotak.
"Gue yang item!!" Charles tidak mau kalah.
Yoga menarik napas.
"Sama aja anjir buat naruh kartu juga!! Lo item, lo ijo, udah selesai."
Charles memeletkan lidahnya kearah Adrian.
"Makasih bang Yoga, hehehehe," Charles tersenyum lebar lalu mulai menaruh kembali kotak berisikan dompet kartu itu kedalam paper bag.
"Ini kita parkir di PIM I atau II?" Adrian memutar stir ke kekiri.
"II aja gue mau makan cold stone," jawab Yoga, karena cold stone adalah kesukannya.
"Udah lama gue nggak makan es krim,"
"Yaiyalah cemilan lo kan starbak,"
Charles melirik Adrian dengan tatapapan tajam.
"Yaudah entar pilih aja rasa apa, oiya sebelum itu ke POLO dulu yah mau cari baju," Yoga memainkan ponselnya.
"Masih sama Greta?"
Yoga melirik Adrian dari belakang melalui kaca spion.
"Nggak,"
Charles menolehkan kepalanya bersamaan dengan tubuhnya. Kaget.
"Serius?"
"Iya, emang kenapa sih?!"
"Greta yang mutusin atau lo yang mutusin?"
Yoga terlihat sedikit tidak nyaman, "Greta yang mutusin,"
"Gila lo salah apa sampe Greta mutusin lo?" Adrian menutup kembali jendela mobil setelah mengambil tiket.
"Kok feedback lo ke bang Yoga sama gue pas kemarin diputusin Nada beda sih?!"
"Ya soalnya Greta baik banget dia kan suka beliin gue Big mac!"
Yoga mengerling, "berisik deh, ini niat nanya gue nggak sih?!"
Adrian terdiam, Charles masih menolehkan kepalanya.
"Kata Greta dia nggak pantes buat gue, katanya dia jelek, gue ganteng,"
" HEEEY adanya dia yang cantik lo yang jelek bang," Adrian menggebu nggak setuju membuat Yoga hendak menoyor kepala adik nya itu kalau saja Charles tidak menahannya.
"Ah, padahal gue udah minta balikan, NGGAK, gue bahkan nggak mau putus, tapi Greta bilang kalo dia nggak kuat, orang-orang sebenci itu ya sama dia?"
"Nggak habis pikir ada yang benci Greta, dia baik banget, salah apa dia sampe ada yang benci?"
Yoga membalas tatapan Adrian, "karena dia jelek dan gue ganteng.. karena fisik..."
"Susah sih jadi lo bang, dipuja segala umat wanita, gimana Greta nggak pusing tujuh keliling?"
Yoga mengambil toples berisi yupi pizza milik Charles.
"Padahal Greta cantik, kalau bukan lo cowoknya udah gue tikung bang dari kapan tau.."
Yoga melotot mendengar penjelasan Adrian, "lo gila ya? Sejak kapan lo naksir Greta?" tanya Yoga yang belum sempat buka kemasan yupi miliknya.
Adrian nyengir, "dari awal ketemu,".
Yoga menyenderkan punggungnya, "tapi dia maunya sama gue HAHAHAHAH," Yoga tertawa, agak terpaksa.
"Najis bang, sok kuat lo, nangis mah nangis aja– ini kenapa parkir penuh semua sih?!" Adrian mulai misuh- misuh.
"Tuh kosong!" Charles menunjuk salah satu tempat parkir kosong.
Adrian memarkirkan mobil, Yoga dengan cepat keluar dari mobil setelah mesin mati dan merapihkan bajunya.
"Woy Nada ada di PIM!!!!!" Charles menunjuk-nunjuk layar iPhone barunya.
"HAH?!" Yoga mendekati sahabatnya itu.
"Mati lo!"
Charles melenguh kesal, enggan bertemu dengan mantannya itu.
"Dia di PIM satu Char, kita di PIM dua, masih sabi lah, emang kenapa sih?!" Adrian mengunci mobil.
"Gue gamau disuruh anter pulang!"
Yoga mengerlingkan mata, "ya gimana bisa bodohhh, lo kan bareng kita kalo lo anter dia pulang kita gabakalan bisa pulang!"
"Bilang aja yang bawa mobil gue elah, ribet amat sih hidup lo?!"
Charles mengerucutkan bibirnya.
"Sok imut, nggak mempan di gue!" Adrian berjalan menuju pintu masuk sedangkan Yoga mengalungkan tangannya dibahu Charles, "lo ngapain sih takut? santai aja kali, ada gue sama Adrian,"
---------
Nada segalak apa ya sampe Charles ga berani? 😣
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro