Yandere girl.
Author : Aomine, kemarin 'kan kamu pacaran sama cewek Dandere itu!
Aomine : Males ah, kalo ngomong dikacangin mulu.
Author : Tapi kemarin kamu puji-puji dia manis-_-
Aomine : Itu cuman gombalan, siapa suruh dibawa perasaan.
^v^ NAVY BOY ^v^
Yandere berasal dari kata Yanderu yang berarti Gangguan Mental. Tipe Yandere biasanya merupakan karakter berbahaya yang tidak akan berfikir dua kali untuk menyakiti seseorang. Seperti maknanya, keadaan mental Yandere biasanya tidak stabil. Sedikit pemicu saja dapat membuat tipe Yandere menajdi Gila dan melampiaskan emosinya melalui kekerasan. Dalam kehidupan normal, tipe Yandere biasanya terlihat baik dan tidak mempunyai masalah apapun. Tipe Yandere juga tidak akan segan melakukan pembunuhan hanya dengan dasar Cinta atau kecemburuan semata.
^v^ NAVY BOY ^v^
Your's POV
"Daiki.. kun?" Aku sedikit memiringkan kepalaku, bingung.
Yang sedang dibicarakan tiba-tiba lewat dihadapan kami. Ini pertama kali aku melihatnya.
'Aw, lihat tubuhnya yang indah itu.. Kira-kira bagaimana rasanya kalau melihat kulitnya sedikit terbuka dan cairan merah hangat mulai mengalir dari dalamnya. Semakin dalam akan semakin perih, tapi aku akan membenamkannya lebih dalam lagi-'
"[Nama depan]-chan?" Panggil salah seorang temanku, "Doushita no?"
"Daiki-kun ganteng, ya?" Aku menopang dagu sambil terus menatapi Aomine, sedangkan pikiranku kembali dipenuhi hal-hal gila yang tak akan pernah terbayangkan.
Normal POV
Selama ini mereka pikir kamu hanyalah gadis biasa, tapi siapa sangka ternyata kamu adalah seorang psikopat yang suka menyiksa orang lain? Kali ini korbanmu adalah Aomine Daiki. Kamu sudah mengincarnya sejak lama, sejak pertama kali melihatnya. Lalu sekaranglah saat yang tepat..
"Tenggorokanku kering. Rasanya agak gugup." Aomine menggaruk tengkuknya.
"Santai saja, tidak ada orang dirumahku. Lagipula kamar ini kedap suara." Kamu mulai naik ke pangkuan Aomine dan mengangkat perlahan rokmu.
Kamu tersenyum miring, "Aku bisa merasakan sesuatu yang mulai mengganjal di bawah sana.."
"Atata! Jangan disentuh." Aomine menahan tanganmu yang ingin mengecek.
Lagi-lagi kamu tersenyum.
"Kalau sudah siap, berbaringlah.." Perlahan kamu mendorong tubuh Aomine agar berbaring di kasurmu, kemudian kau mulai merangkak mensejajarkan wajah kalian. Kamu menggigit bibir bagian bawahmu.
'Ini adalah posisi yang sangat pas! Aku benar-benar bisa merasakan seluruh bagian tubuhnya. Darah mengalir dengan derasnya dibalik kulit ini, kalau kurobek sedikit saja. Pasti akan muncrat dengan indah..' pikiranmu mulai menggila.
"Terlalu banyak darah yang keluar dari bibirmu, kenapa kau menggigitnya terlalu keras?" Aomine menyeka darah yang mengalir dari ujung bibirmu dengan ibu jarinya.
Pandangan kalian terkunci beberapa detik.
"Ahaha.. Tidak apa, aku suka dengan darah yang mengalir." Ujarmu. Ups, sifat monstermu mulai terlihat.
Kamu mulai mengecupi rahang Aomine. Kemudian berbalik, posisimu kini di bawah Aomine dan dia menjilati lehermu. Lalu kalian bertukar posisi lagi, sekarang kau berada di atas Aomine. Kamu mengambil seutas tali dari meja nakas, meraih kedua tangan Aomine dan mengikatnya pada penyanggah kasur.
"Aomine, kau bilang akan tetap mencintaiku. Meskipun aku seorang monster.." Perkataanmu membuat Aomine menghentikan aksinya dan menatapmu penuh tanya.
"Ahh! Rasanya aku sudah tidak tahan!!!" Jeritmu.
Kamu menjambak rambutmu sendiri, kemudian meraih pisau buah dari meja nakas.
"Gagangnya berwarna pink, kawaii.." Bisikmu.
Kamu membolak-balikan pisau itu seakan itu adalah benda yang paling indah di dunia.
"Akkkkhh!" Pekik Aomine begitu kamu memberikan sayatan di wajahnya. Kamu bingung, Aomine bahkan tak meronta dan malah tersenyum padamu setelahnya.
"Aaaaaah! Aaaaaah!" Kamu mulai menggila dan menyat di banyak tempat. Kamu memejamkan mata, menikmati jeritan Aomine yang seakan musik penenang bagimu. (Aw, yamete kudasai:" kasihan Aomine)
"Doushitan.." Gerammu, "Kenapa kamu diam saja!? Kenapa kamu tidak marah? Kenapa tidak menghinaku? Kenapa tidak meronta!?"
Lagi-lagi Aomine tersenyum manis, meskipun kini wajah tampannya telah dipenuhi bercak darahnya sendiri.
"Apa kau senang?" Tanya Aomine, "Sudah kubilang bahwa aku mencintaimu. Jadi apa yang kau senangi, pasti aku akan ikut senang."
"Baka janai yo!?" Bentakmu.
Aomine melepaskan ikatan tangannya dengan mudah, "Lihat, kau bahkan tidak perlu sampai mengikat tanganku. Kau saja tidak bisa mengikatnya dengan benar."
Jadi sebenarnya sedari tadi Aomine bisa saja melepaskan ikatan tangannya, tapi ia tidak melakukannya. Semua itu.. Demi dirimu.
Puk!
Tiba-tiba Aomine mendaratkan tangannya di kepalamu dan mengelusnya lembut.
Kamu terkejut, ini pertama kalinya ada orang yang mengelus kepalamu. Ternyata rasanya seperti ini. Ternyata sebuah 'puk puk' bisa membuat hatimu bergetar. Tak terasa air matamu mulai mengalir.
"Go- Gomenasai.. Gomenasai.. Gomenasai.." Kamu membenamkan wajahmu ke dada Aomine dan mulai menangis.
Aomine memelukmu erat, "Daijoubu."
Eh, kok jadinya sad ending, ya?
Gimana nih, chapter ini? Tadinya mau ditambahin bagian 'ena-ena', tapi nggak deh. Hehe.
Pokoknya Aomine tuh, rela ngelakuin apapun buat orang yang dia sayang. Buat kalian para yandere, susah lho dapetin cowok yang pengertian dan rela di apain aja kayak Aomine gini.
Chapter selanjutnya Aomine x Himedere girl.
-Shiro-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro