Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

TSUNDERE GIRL

     Tsundere berasal dari kata Tsun-Tsun yang berarti jutek, dingin dan galak. Tipe ini biasanya terlihat suka marah dan mengancam, memiliki sorot mata yang tajam dan garang terhadap semua orang. Namun, tipe Tsundere ini biasanya akan menunjukan sikap yang manis dan pemalu jika berhadapan dengan orang yang dia sukai. Bahkan, seringkali tipe ini juga tidak mengakui kalau dirinya memang mencintai orang tersebut.

^v^ NAVY BOY ^v^

Your's POV
Namanya Aomine Daiki. Siapa yang tidak kenal dengan Ace Akademi Tōō itu? Dia sangat populer, selalu bersikap cool, penyendiri, dan ramah pada seluruh sisiwi, porsi makannya besar, dan hobby-nya adalah tidur siang di atap sekolah --Eh, aku tidak menguntitnya kok-- maksudku, aku tau dari, emm ... seseorang pokoknya!

     (Akui saja, kamu memang tahu banyak tentangnya -,-)

Baiklah! Aku menyukainya! Aku suka pada Aomine-kun, tapi siapa peduli. Banyak kok yang menyukainya selain aku. Mendapatkannya untuk diriku sendiri adalah sesuatu yang sangat tidak mungkin terjadi. Aomine-kun bahkan tidak tahu namaku, dan kami tidak pernah bertegur sapa. Makanya, ak-aku ... aku, tidak terlalu banyak berharap darinya.

Normal POV
Tiba-tiba foto itu muncul begitu saja di layar Handphone-mu. Sebenarnya kamu ingin menatap foto itu lekat-lekat, tapi sifat tsundere memaksamu untuk mengalihkan pandangan dari foto itu.

     "Ahh! Itu diambil saat liburan musim panas kemarin, ya? Kyaaa~ tampannya!"
    "Aomine-kun tampak berkilauan!"
    "Astaga, ganteng banget."

Para siswi lain sangat heboh, seakan mereka mendapatkan beratus-ratus batang emas. Kelas pun mulai ricuh dengan foto Aomine yang entah disebarkan oleh siapa. Pasalnya, foto Aomine bukanlah sesuatu yang biasa disebarkan secara gratis, beberapa dari mereka rela memberikan uang saku seminggu mereka hanya untuk mendapatkan foto Aomine ketika bangun tidur.

Brakk!

(kamu menggebrak meja)
"Apaan sih, spam! Siapa pelakunya, yang mengirimkan gambar ini ke nomorku?" ucapmu tanpa sadar yang tiba-tiba kesal sendiri.

Sontak semua pasang mata di kelas tertuju padamu. Suasana ruangan itu menjadi sepi setelah mendengar respon tak suka darimu. Bahkan samar-samar kamu mendengar seorang gadis berbisik membicarakan tingkahmu.

   "Eh, bukannya foto itu disebarkan lewat grup? tentu saja semua dapat melihatnya. Dia ini kesurupan apa sih ..."

Malu, kamu tidak melihat asal notifikasi itu muncul.  Kamu pikir pesan personal tapi ternyata malah dari grup!  Karena sudah terlanjur terjadi, cara terakhir yang dapat kamu lakukan adalah kabur meninggalkan kelas.

^v^ NAVY BOY ^v^

     "Asdfghjkl, gara-gara foto sialan itu kelas jadi sangat ricuh!" Kamu berjalan sambil menggerutu, tetap saja masih menyalahkan keributan yang terjadi di kelas padahal sebenarnya mereka tak sedang meributkanmu.

Tanpa sadar, karena asik mengomel di jalan kamu pun bertabrakan dengan seseorang dari persimpangan koridor. Orang itu ternyata adalah sosok pria yang tinggi. Kamu yang berdiri tegak bahkan hanya bisa menatap sampai dadanya saja.

     "Awh!" pekikmu.

Bukan karena sakit, tapi karena mendapati jus jeruk melumuri seragammu yang berwarna putih. Dengan amarah semakin memuncak kau masih harus sedikit mendongak untuk melihat wajah si penyiram itu. Di sanalah kau melihat cowok dengan rambut biru navy-nya yang sedikit bergoyang tertiup angin. Tanpa sadar hatimu seperti meronta,  namun mulutmu membisu tak dapat bergerak.

Deg. Deg. Deg.

Entah kemana hilangnya perasaan siap meledak tadi, cowok itu seolah mengunci pandanganmu hanya padanya. Dia adalah Aomine Daiki. Aomine bingung ada apa denganmu, ia mengangkat kedua alisnya seolah bertanya 'apa yang sedang kau lihat?'

Sifat tsundere itu pun muncul lagi, membuatmu malu dan selalu melakukan hal yabg berbalik dengan keinginanmu. Kamu segera mengambil beberapa jarak darinya, mencoba menjauh. Ekspresimu pun kembali sangat marah.

     "Maaf tapi itu bukan sepenuhnya salahku. Kau juga tidak memperhatikan langkahmu sendiri," kata Aomine seraya membuang sisa minumannya ke tempat sampah tepat di sebelahnya.

Supee kesal, itulah yang kamu rasakan. Kini bagimu seolah salah bicara sedikit saja sudah lebih dari cukup untuk menyemprotnya dengan kata-kata kasar. Dan ya, kamu mulai nge-gas sekalipun dia adalah Aomin yang tampan.

     "Eh, gila ya? Akulah korbannya disini! Coba kalau saja kamu gak bawa minuman segala, paling tabrakan kita gak perlu sampai ngotorin baju aku kayak gini. Seharusnya kamu gak-"

Kamu mulai risih dengan pandangan para cowok yang memperhatikan pakaian basahmu. Menceplak warna pink dari bra yang kamu gunakan dibaliknya. Kamu hanya bisa menutupi itu dengan kedua punggung tanganmu yang kecil.

Aomine yang baru menyadari pakaianmu dengan cekatan melepaskan jas sekolahnya untuk menutupi tubuhmu yang basah. Kamu sungguh merasa tertolong sekali. Senang rasanya seorang Aomine memberikan jasnya dan merangkulmu sepanjang perjalanan menuju toilet, tapi....

     "Lepasin! Aku bisa pegangin ini sendiri," kamu benar-benar orang yang tsundere! Setelah mengatakan itu kamu berjalan cepat meninggalkan Aomine di belakangmu.

     "Tunggu disini. Jangan masuk dulu ke dalam," ujar Aomine ketika kalian sampai di depan toilet. "Biar kucarikan baju ganti untukmu. Nodanya akan terus meninggalkan warna di sana lagian kamu juga tidak mungkin keluar setelah menunggu pakaian itu kering, kan."

Sebenarnya kamu ingin bilang 'Tidak usah', tapi mau bagaimana lagi. Kamu memang butuh baju ganti. Seperginya Aomine, tak terasa kamu mulai senyum-senyum sendiri.

Sekarang kamu tahu kalau ternyata Aomine adalah orang yang bertanggung jawab. Dari film-film sinetron yang biasa kamu nonton, setelah si cowok memberikan jas biasanya ia langsung pergi begitu saja meninggalkan si cewek. Sedangkan Aomine, dia mengantarkanmu sampai depan toilet. Bahkan mencarikan baju ganti untukmu.

(Benar-benar pacar idaman Author :v #jonesluketara)

     "Nih," Aomine menyodorkanmu baju olahraga ukuran kecil, yang pasti bukan miliknya. Aomine mengerti arti tatapanmu dari caramu memandang baju yang ia berikan. Kamu mempertanyakan siapa pemilik baju ini.

     "Itu milik Sakurai," jawabnya mencoba menjelaskan,  "Aku meminjamkannya untukmu. Karena punyaku pasti kebesaran kalau kau kenakan. Lagipula Sakurai orangnya resik jadi baju olahraganya juga pasti masih harum."

Kamu tidak percaya, ternyata Aomine mengkuatirkan dirimu sampai sejauh itu. Ahh, tapi kau tetap saja berpikiran kalau ini masih karena salahnya sendiri. Jadi wajar saja kalau sampai dia bersikap begitu alih-alih minta maaf.

Tanpa bicara sepatah kata pun, kamu langsung masuk ke dalam toilet meninggalkan Aomine begitu saja. Seusai ganti baju, niatnya kamu ingin mengembalikan jas milik Aomine sambil mengomelinya. Namun ternyata dia sudah tak lagi ada di sana- Ohh astaga, memangnya apa yang kau harapkan? Dia menunggumu berganti pakaian?

^v^ NAVY BOY ^v^

Begitu bel pulang sekolah berbunyi, kamu beregas ke gedung basket untuk mengembalikan jas Aomine. Pintu masuk sedikit terbuka, kamu pun mengintip ke dalam. Tampaknya mereka belum mulai latihan karena lapangan basket terlihat sangat sepi.

     "Sudah kubilang kau harus hati-hati Aomine-kun, kenapa sih tidak mau dengar!" Itu suara Momoi-san. Kamu tidak jadi masuk karena mendengarnya menyebut nama Aomine dan malah mematung ditempat.

(Cie nguping....)

     "Tadi saat aku sedang berjalan, tiba-tiba rasa sakit sial ini kambuh. Akibatnya, aku menabrak seorang gadis dan menumpahkan minumanku ke pakaiannya. Untunglah dia sangat baik, dan mau memaafkanku. Memang sih dia sedikit mengomel. Tapi- ya ampun, aku jadi keingat wajah manisnya itu." Aomine terkekeh.

     "Pantas saja perban ini berlumuran jus jeruk. Dasar ceroboh!" Omel Momoi.

Kamu terperangah di tempatmu. Tak percaya dengan apa yang baru saja kau dengar. Ternyata Aomine lebih menderita saat tabrakan tadi- tidak, intinya adalah bahwa ia sedang sakit!

'Jadi ia menabrakku karena tangannya tiba-tiba terasa tidak nyaman dan aku malah mengomelinya habis-habisan. Lalu apanya yang 'sedikit mengomel?' Apa dia mencoba memberiku kesan baik didepan Momoi? Perasaan bersalah macam apa ini! Ia bahkan bilang aku sangat baik, bilang wajahku manis. Apa maksudnya?' kau bertanya-tanya dalam hati.

Akhirnya kamu pun tidak jadi mengembalikan jas itu dan membawanya pulang.

^v^ NAVY BOY ^v^

Keesokan harinya ketika bel istirahat pertama berbunyi, kamu langsung bergegas ke kelas Aomine. Sudah lelah berlari, sayangnya ia sudah tidak ada di sana. Bangkunya kosong. Kamu pun segera terpikirkan atap sekolah karena kau tau ia sering berada di sana.

Brugh!

Karena terburu-buru, ketika kamu berbalik badan lagi-lagi kamu bertabrakan. Lagi-lagi orang tinggi yang menabrakmu,  ketika kamu mendongak dalam jarak sedekat itu kamu bisa melihat jelas wajah Aomine yang sedang tersenyum manis padamu. Kamu tiba-tiba merasakan rasa panas menjalar di pipimu, dan jantungmu mulai berdegup kencang tak karuan.

     "Sepertinya sudah takdir, kalau aku pasti akan menumpahkan minumanku setiap kali bertemu denganmu." Aomine masih tetap memamerkan senyumannya.

Kamu menunduk agar Aomine tidak melihat rona merah di wajahmu. Namun saat itulah kamu bisa melihat tangan kanan Aomine yang dibalut perban terkotori oleh noda jus lagi yang barusan ia tumpahkan. 'Kenapa hal ini terus terjadi padanya?' katamu dengan sedih dalam hati.

     "Tanganmu...." Sebenarnya kamu ingin menolongnya mengganti perban, tapi kau sangat malu mengatakannya.

     "Tidak apa-apa. Nanti Momoi akan menggantikan perbannya untukku," ucap Aomine seolah tau apa yang kau pikirkan.

     "Aku ... biar aku saja yang melakukannya!" pintamu.

^v^ NAVY BOY ^v^

Sekarang kalian sedang berduaan dalam ruang UKS. Tidak ada petugas medis maupun siswa lain di sana.  Kamu mengganti perban Aomine dan dia selonjoran di atas kasur seperti Raja.

     "Kamu ... tidak benci padaku, kan?" tanya Aomine. "Kamu selalu berbicara dengan nada penuh penekanan padaku, jadi aku pikir kalau mungkin kau masih marah?"

     "Apa aku merepotkanmu?" tanyanya lagi,  kali ini kau juga tetap diam.

   'Aku tidak kerepotan, dasar bodoh!  Aku malah senang melakukannya. Aku juga tidak mungkin bisa marah, karena aku suka padamu.' Sayangnya kamu hanya bisa mengatakan itu dalam hati. Tapi ayolah ... jangan diam saja, Aomine akan berpikir kalau kau benar-benar marah padanya dasar tsundere. Katakan itu dengan mulutmu.

     "Ohh iya, kau pasti belum sempat makan karena mencariku, kan? Ini ambilah Onigiri punyaku." Aomine menyodorkan gumpalan nasi berbentuk segitiga dengan lapisan rumput laut.

     "Tidak usah," jawabmu langsung.

Kryuuuuuk!

Ups, ternyata perutmu berkata lain. Aomine sedikit menahan tawanya melihat tingkahmu dengan wajah yang sudah semerah tomat. Tiba-tiba Aomine membuka bungkusan Onigiri itu dan menyodorkannya ke depan mulutmu.

     "Aku bisa sendiri," ujarmu seraya mencoba merebut Onigiri itu dari tangan Aomine, namun ia menahannya.

     "Sudah, buka saja mulutmu. Kau ini, jangan bersikap terlalu tsundere begitu. Membuatku semakin menyukaimu saja."

Apa yang barusan ia katakan padamu, APA!

Kau mendongak untuk menatapnya, tapi lagi-lagi ia menaikan Onigiri itu tepat di depan mulutmu.
"Melotot padaku tidak akan membuatmu kenyang," katanya.

Akhirnya kamu pun menggigit Onigiri itu dari suapan Aomine. Tidak sampai disitu. Kamu terkejut begitu melihat Aomine juga menggigit Onigiri yang sama, di tempat yang sama.

Kamu yang sedari tadi tak bisa memalingkan pandangan darinya,  Aomine pun membalas tatapanmu. Pandangan kalian terkunci selama beberapa detik hingga akhirnya kau mengalihkan pandangan ke arah lain. Kau masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi di menit-menit sebelumnya.

Aomine terlihat kesal atas perbuatanmu yang memutus aksi saling tatap kalian. Ia memperkecil jarak di antara kau dengannya hingga punggungmu tersudut oleh tembok.

     "A- Aomine-kun ... maksudku, Aomine-san," kau tergugup dalam situasi itu. Kau tau apa selanjutnya yang akan terjadi.  Tapi sepertinya jantungmu belum siap menerima kenyataan ini.  Wajahmu sudah hampir terbakar karena malu sekarang.

    "Tidak apa-apa panggil saja aku sesukamu," kata Aomine. Kamu semakin gugup ketika wajah kalian sudah sangat dekat, "A-Ano...."

     "Maaf, aku pikir kau juga menyukaiku." Aomine menarik diri kembali, dan memberikan ruang untukmu. "Mungkin hanya perasaanku saja, maaf aku sudah membuatmu tidak nyaman."

^v^ NAVY BOY ^v^

Kamu menarik lengan baju Aomine ketika ia sudah hampir pergi, kau menatap lantai agar Aomine tidak melihat matamu yang berkaca-kaca. Kau sungguh menyesal telah membuatnya kecewa barusan. Sangat menyesal

     "Aku ini ... rasanya sulit sekali untukku mengatakan apa yang ingin kukatakan. Begitu pula tubuhku selalu bergerak berbalik dengan apa yang ingin kulakukan," Kamu masih mencoba menjelaskan ketika air matamu hampir tumpah.  "Saat aku menginginkan 'A' aku malah mengatakan 'B'. Kau tidak akan me- emph!"

Belum sempat kamu selesai bicara, Aomine sudah menghentikan ucapanmu dengan ciumannya yang tepat di bibirmu. Itu adalah ciuman pertamamu. Ciuman itu kau relakan bersama Aomine Daiki,  orang yang benar-benar kau sukai tapi tak pernah kau akui.

     "Lain kali kalau tidak bisa mengatakannya lewat kata-kata, katakan saja lewat ciuman seperti ini padaku. Itulah sebabnya aku menawarkan padamu tadi. Tapi kau malah menolaknya." Aomine sengaja mengatakan itu untuk membuatmu semakin merona. Kau semakin membenamkan wajahmu di dadanya.

     "Itu first kiss-mu, ya?" tanya Aomine.

     "Aomine, dasar bodoh!"

Emm, sedikit nggak rela sebenernya buat ini. Rasanya gimana gitu. Gimana ya, aduh gimana :v //plak
Ya pokoknya gitu, gak rela akutu berbagi halu Daiki-kun ku dengan readers huaaaa😭

Abaikan Authors gokil ini.

______________________
Chapter selanjutnya
Aomine X Kuudere Girl

-Shiro-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro