Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21. Imagination - Pencapaian 1196 kata-

Kini aku datang padamu, saat aku butuh dirimu. Tapi kenapa aku mesti menunggu untuk menemuimu. Aku selalu mencoba tuk melakukanya sendiri. Tapi nyatanya salah, karna hanya dengan mu aku akan bisa melangkah.
*****

Aku masih berdiri dan menatapnya. Ia menunggu jawabanku.

"Gue dari tadi disini" gumamku yang masih terdengar olehnya.

"Apa lo denger semuanya?" tanyanya dengan terbata-bata. Aku hanya mengangguk dengan senyuman.

"Sial, ceroboh" Jefeni menonjok pohon jambu yang tak bersalah itu.

"Jadi Demian ngancam lo?" tanyaku dengan raut wajah penasaran.

"Dia tidak hanya mengancam, bahkan dialah orang yang berniat meracuni gua" ucap Jefeni dengan frustasi.

"Apa yang dia katakan?" tanyaku sembari mendekat kearah Jefeni yang nampak ragu menjawabnya.

"Dia akan ngebunuh lo, kalau gua terus deket sama lo" gumam Jefeni.

"Kapan dia bilang seperti itu?" tanyaku dengan wajah cemas.

"Saat gua dirumah sakit" Jefeni menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jef, gue pengen minta bantuan lo" ucapku dengan gugup.

"Bantuan apa?" tanya Jefeni.

"Gue bakal jeblosin Demian ke penjara. Lo bisakan bantu gue buat ketemu dia?" Aku menatap Jefeni penuh harap.

"Itu terlalu beresiko" ucap Jefeni.

"Gak, gue bisa atasin Demian. Dia gak bakal celakain gua, please bantu gue" aku memohon dengan wajah melas.

"Apa yang menjamin lo gak bakal di celakain sama Demian?" tanya Jefeni lagi.

"Karna Demian adalah teman kecil gue. Mungkin ceritanya akan panjang kalau diceritain satu persatu, tapi intinya dia yang membunuh temen-temen gue, dan Demian yang merubah gue menjadi seperti ini" jelasku dengan air mata yang mulai menetes.

"Oke gua mau bantuin lo" Jefeni tersenyum tulus.

"Thanks Jef" ucapku dengan spontan memeluk Jefeni.

"Sama-sama La" Jefeni membalas pelukanku.

"Jef, bisa gak sepulang sekolah lo datang ke markas NUVA?" tanyaku yang langsung membuat Jefeni melepas pelukanya.

"Maksud lo?" tanya Jefeni dengan sebelah alis yang terangkat.

"Gue minta bantuan Arhel, dan sepupu gue Megan untuk memecahkan kasus Demian" aku menatap mata indah itu.

"Okey, gue nanti kesana" mendengar jawaban itu membuat aku senang sekali.

****

Jam terakhir ini, Aku dan Megan membolos pelajaran sejarah. Sungguh aku malas belajar dengan pak botak itu.

Aku berjalan dengan Megan menuju lapangan basket namun di lorong sekolah Nuvantus, aku mendengar Sepenggal lagu Imagination dari Shawn Mendes, terdengar jelas dilorong sepi ini.

Oh, there she goes again
Every morning it's the same
You walk on by my house
I wanna call out your name

I want to tell you how beautiful you
Are from where I'm standing
You got me thinking
What we could be'cause

I keep craving, craving you
Dont know it but it's true
Can't get my mouth to say
The words they want to say to you

This is typical of love
Can't wait anymore, I won't wait
I need to tell you how I fell when
I see us together forever

In my dreams you're with me
Well be everything I want us to be
And from there, who knows
Maybe this will be the night
That we kiss for the first time

Or is that just me and my imagination....

Aku menatap pria berambut landak itu dari jauh, ada rasa senang di dadaku dikala mendengarkan ia menyanyikan salah satu lagu favoriteku.

"La, itukan lagu kesukaan lo?" tanya Megan disisiku.

"Iyah, dia pun orang yang ku suka" haduh mulutku keceplosan. Aku langsung menutup mulutku dengan tangan.

"La tadi bilang apa?" untungnya Megan tidak dengar ucapanku.

"Enggak" aku langsung bersyukur.

Kami pun melanjutkan perjalanan, dan saat semakin dekat dengan Jefeni.

Ia pun tersenyum, lalu menyapaku dengan suara merdu.

"Ila.." panggilnya.

"Ya?" tanyaku.

"Kenapa berkeliaran dijam pelajaran?" Jefeni bertanya, sembari melepas earphone ditelinganya.

"Kami membolos pelajaran sejarah" bukan aku yang menjawab, melainkan Megan.

Gadis itu nampak sinis sekali melihat Jefeni. Sedangkan Jefeni menatap Megan dengan tatapan bingung.

"Siapa lo?" tanya Jefeni dengan jutek.

"Gue Megan,sepupunya Navila. Kalau lo siapa sih?" Megan melipat kedua tanganya didada.

"Gua Jefeni Collas. Cowok bego yang pernah bohongin Navila" Jefeni menatapku dan tersenyum kecut.

"Ooh lo tuh Jefeni, si bad boy yang bikin Navila hancur, sakit hati, sampai nangis air mata gara-gara cowok berhati beku kaya lo.." Megan memarahi Jefeni??

"Me, udah.." ucapku menenangkan Megan.

"Gue emang salah, dan gue minta maaf atas hal yang lalu" Jefeni meminta maaf padaku.

"Gua udah maafin kok, gue tau lo kepaksa lakuin itu karna Demian" ucapanku mampu membuat Megan melongo layaknya patung ikan.

"Demian lagi.. dan Demian lagi. Lama-lama gue jijik denger namanya" Megan berkomentar.

"Emang lo pernah ketemu Demian?" tanya Jefeni ke Megan.

"Ya iyalah, orang kemaren tuh dia babak belur dihajar sama Arhel dirumah Ila" Megan itu terlalu ceplas-ceplos kalau ngomong. Kayanya rahasia dunia bisa bocor kalau dia tahu segalanya.

"Kok bisa Demian dirumah Ila?" tanya Jefeni yang nampak cemas.

"Tanya aja noh sama Ila, yang balik dianterin sama Demian" Megan melempar jawabanya kepadaku.

"Beneran La lo balik sama Demian?" dari sorot mata Jefeni, aku bisa lihat rasa khawatir yang amat jelas terpancar.

"Iya gue balik sama dia, Demian maksa gue untuk balik bareng" aku berkata jujur.

"Kok bisa lo ketemu Demian?" Jefeni mulai mengintrogasi.

"Gua, ketemu dia di Caffe" gumamku yang ragu untuk bercerita.

"Dia baristanya?" tanya Jefeni, dan ku jawab dengan anggukan.

"Kenapa harus bertemu dengannya?" Jefeni melipat kedua tanganya didada.

"Karena Navila keluar dari mobil saat Arhel dan gue ngomongin lo. Navila menghindari pertanyaan Arhel tentang lo" Megan menjawab dengan nada yang menyebalkan.

"Pertanyaan macam apa sampai dihindari?" tanya Jefeni.

"Bukan apa-apa, dan gue gak mau membahas hal itu" aku menatap datar kearah Jefeni.

"Okey back ke topik awal, kenapa lo harus bolos? Bukanya belajar di dalam kelas" Jefeni mengelus rambutku.

"Gue males belajar sejarah, lo sendiri kenapa diem disini? harusnya lo ada didalam kelas" aku menatap mata indahnya.

"Kelas gua lagi jam kosong, dan gua malas banget liat cewek-cewek murahan yang lagi ngebacot" Jefeni nampak merinding sendiri mengingat kejadian itu, karna wajahnya mengkerut tak suka.

"Ooh" wajahku mulai sok datar.

****

Setelah bertemu Jefeni, Megan menariku menuju kelas. Dia kesal luar biasa saat aku mengobrol dengan Jefeni.

Ujungnya pun kami tidak membolos pelajaran sejarah, kami masuk kedalam kelas dengan terlambat, untungnya Megan jago sekali berdrama. Ia bilang alasan kalau kami terlambat adalah disuruh guru untuk membereskan buku di perpustakaan.

"Eh La, gua gak yakin kalau Jefeni itu orang baik. Tampangnya bad boy, orangnya pun ngeselin banget. Well gua bingung kenapa lo suka sama cowok kaya gitu?" Megan berbicara setelah bel pulang berbunyi.

"Kata orang dia itu bad boy, tapi kalau menurut gue dia itu orang yang menyenangkan dan penuh misteri" aku berjalan menuju gerbang sekolah.

"Hufft, La markas geng Nuva tuh dimana sih?" Megan merubah topik pembicaran.

"Didepan sekolah, tinggal nyebrang doang" ucapku dengan enteng, aku merasa bila Megan tak sadar kalau markas NUVA itu sering dilewatinya.

Saat berjalan keluar area sekolah, aku melihat keatas langit. Merasakan butiran air Tuhan yang jatuh ketanah.

Sungguh nikmatnya air Tuhan ini, aku benar-benar menyukai hujan yang diberikan Tuhan sebagai berkah.

"Ila.." suara toa Megan menjelegar ditelingaku.

Aku berbalik menatapnya dengan tanda tanya yang besar.

"Hujan Ila, lo mau main hujan? Bisa sakit tahu.." Megan mengomel seperti ibu-ibu nagih kontrakan.

"Gak apa-apa Me.." ucapku sembari berputar dan menikmati hujan.

"Lo gak takut demam lagi?" suara itu bukan dari mulut Megan, melainkan suara Jefeni.

"Gue suka hujan, dan hujan itu berkah dari Tuhan. Kalau gue demam, maka Tuhan tengah memberikan berkahnya, dengan menghapus dosa yang gue lakuin dibumi" ucapku sembari menari-nari. Bahkan aku tak peduli, bila hujan telah membasahi seragam putih abu-abu ini.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro