1. Kantin -Pencapaian 1066 Kata-
~Segala bimbangku mendadak hilang, disaat melihatmu sendirian, dan selangkah lebih dekat~
~Kan kutinggalkan caraku dan ikuti caramu, karna ku sadari disaat sendiri aku tak berguna, aku ada untukmu, dan aku membutuhkanmu~
*****
Hari ini suasana hatiku sepertinya tidak baik, dari tadi aku mengaduk-aduk es jerukku dengan sedotannya. Tak peduli tatapan sinis cewek-cewek disekitarku. Bisikan itu pun sudah bosan ku dengar, karna bagiku INI HIDUPKU JADI APA YANG KU LAKUKAN BUKAN URUSANMU.
Pikiranku melayang entah kemana perginya, mungkin masih tertinggal di kelas atau dikumpulkan oleh guru sejarah. Karna tadi guru sejarah yang bawel itu, terus saja mengajakku berbicara didepan kelas, dia ingin merubah sikap dinginku, tapi itu sulit bagiku maupun orang lain.
"La, lo kok kaya orang bosen idup? tiap hari gak ada kemajuan. Kali-kali belajar senyum dan bersikap manis"tanya Arhel si ketua osis.
"Iye bener, bahkan gue liat dari tadi tuh es jeruk diaduk-aduk mulu kagak di minum?"kini giliran Nafta si play boy bicara.
"Hem.." aku bingung mau jawab apa, karna tidak ada kata yang bisa menjelaskan keadaanku sekarang. Mungkin seperti biasa, namun bedanya ini lebih dari menyebalkan.
"Lagi PMS kayanya nih, atau masih BT gara-gara guru sejarah" Werhan si ketua kelas mulai sok tahu.
"Bukan..!kayanya Navila lagi puber" si bego Serfian mulai angkat suara.
"Mana ada cewek puber yang datarnya kaya Navila, dimana-mana cewek yang lagi jatuh cinta tuh senyum-senyum mulu, terus hatinya berbunga-bunga" ucap Nafta dengan gaya konyolnya.
"Kalau cewek yang jatuh cinta senyum-senyum terus, berarti si cewek yang ada dilampu merah dengan rambut acak-acakan itu juga jatuh cinta?" Tanya si Serfian.
"Idih itu sih cewek gila.." jawab Nafta.
"Kayanya cewek itu jatuh cinta sama Serfian, makanya jadi gila" ucap Werhan sembari tertawa.
"Ah gue gak mau, bodynya ke gendutan.." ucap Serfian.
"Kalau kuntilanak di gerbang sekolah lo minat kagak?" Tanya Arhel.
"Kagaklah.."jawab Serfian.
"Lah kenapa?"tanya Werhan.
"Bodynya gak bohay" Serfian selalu punya jawaban dari pertanyaan bego.
"Kalau bohay gimana?" Tanya Nafta sembari mengedipkan sebelah mata.
"Emang lo tahu si kuntilanak itu bohay? Dia mantan lo juga Ta??" Serfian balik tanya.
"Ya mungkin ajakan si kuntilanak itu bohay?biasanyakan dia pake daster putih jadi gak keliatan tubuhnya. Kalau lo mau? ambil aja dah, lagian tuh kunti bukan selera gue" ucap Nafta.
"Dih ogah, sama cewek setan" ucap Serfian.
Semua pun tertawa, kecuali aku. Bagiku itu tidak lucu, jadi tidak harus ditertawakan.
Tuhan...
Mengapa engkau berikan aku empat ekor mahluk aneh seperti mereka padaku? Dosa apa aku hingga engkau menghukumku seperti ini?
Apa mereka itu bodoh? Mengapa mereka selalu berusaha membuatku tertawa? Padahal sikapku angkuh, menatap sinis pada mereka, bahkan bicara pun hanya seperlunya saja.
Aku sedang lelah kali ini jadi kubiarkan mereka berempat mengoceh hingga berbusa pun tak apa apa.
Ku lihat sekeliling area kantin, semua murid pada memusatkan tatapannya ke meja kami seperti biasanya, kami selalu menjadi pusat perhatian.
Wajar bukan? Empat cowok yang berada di meja ini adalah cowok terfamous di SMA Nuvantus.
Arhel si ketua osis yang tampak berwibawa dimata mereka, rupanya memang menarik sebagian cewek disekolah, biasanya tampang Arhel direbutin sama cewek-cewek kutu buku.
Nafta si play boy tampan idaman semua cewek sekaligus ketua geng NUVA disekolah, sikapnya so kegantengan, biasanya fansnya cewek-cewek cantik dan pinter di Nuvantus.
Werhan si ketua kelas 11 IPS 3 yang terkenal jenius dan dia ketua tim cerdas cermas di Nuvantus, Werhan bergaya paling santai diantara berempat, biasanya dia idola bagi guru guru muda dan cewek-cewek jenius.
Tak lupa Serfian si ketua tim basket kebanggaan sekolah. Serfian memang memiliki badan yang ideal dan penampilannya itu yang buat seantero sekola berteriak teriak seperti orang gila saat Serfian ada di lapangan.
"Navila.." panggil Serfian
"Apaan?"ucapku dengan ketus
"Liat deh banyak yang liatin lo" ucap Serfian, sepertinya dia baru sadar kalau aku selalu menjadi bahan tontonan.
"Udah biasa" jawabku seadanya.
"Mereka gak ada kerjaan aja liatin meja kita tiap hari" ucap Werhan.
"Biarin ajalah, entar lehernya pada putus kok" Nafta tersenyum kaya kuda.
"Anggap aja mereka setan, udah biasakan kita kaya gini? Bawa santai aja" ucap Arhel sembari meminum es jeruknya.
Tak lama kemudian dua orang cewek kutu buku berjalan kemeja kami.
"Kak Arhel..." panggil cewek berkaca mata itu ke si konyol Arhel.
"Ya?"tanya Arhel.
"Ini buat kakak..."cewek itu ngasihin sebuah buku, udah gitu dia lari, terus yang satu lagi pun ikut lari.
"Maksudnya apaan?"tanya Arhel ke kita yang ada dimeja itu.
"Fans lo unik" ucap Nafta.
"Maen kabur aja, kaya yang takut sama kita" ucap Serfian.
"Larinya cepet juga ya? Kaya dikejar anjing" Werhan berucap.
"Coba aja lo lihat apa tulisan dibuku itu" ucapku, memberi solusi ke Arhel.
"Ah males gua, lo aja nih yang baca" Arhel memberikan buku itu kepadaku.
"Lah kok kegua sih? Kan ini buat lo" ucapku yang menolak buku itu.
"Yaellah, ambil aja" si bego Serfian angkat suara mulu, lama lama aku ingin membeli solasi untuk membungkam mulutnya.
"Oke" jawabku
*****
Kini aku tengah terdiam dikamarku, melihat hujan yang membasahi tanah lewat jendela kamar.
Rasanya bosan dan monoton, lalu aku pun teringat soal buku dari anak kutu buku yang tadi memberikan buku ke Arhel.
Aku lihat sampul cokelat buku yang menarik, lalu aku pun buka lembaran pertamanya. Disana aku terkejut luar biasa, di buku itu banyak sekali foto-foto kami berlima.
Dan disetiap moment fotonya, dia menuliskan kesenangannya melihat keakraban kami. Lalu diakhir foto, dia menuliskan betapa beruntungnya aku mempunyai empat mahluk itu.
Bahkan dia iri kepadaku? Aku pun aneh membacanya, dia bilang aku bisa saja memilih diantara empat cowok itu.
Sejujurnya aku tidak pernah berfikir seperti itu, karna bagiku mereka berempat adalah mahluk menyebalkan yang dikirim Tuhan sebagai hukuman untukku.
Tapi dari buku ini aku sadar, kalau aku harus membuka hati kepada seseorang.
Membuka hati kepada siapa? Arhel? Nafta? Werhan? Atau Serfian?
Halah kepalaku pusing jika harus memilih, karna perasaanku tidak mampuh mengakui pilihannya.
Lagian mereka tidak nampak tertarik padaku, mereka hanya menganggapku sahabat, tapi sayangnya aku mengaggap mereka setan.
*****
Aku mencintai seseorang bukan karna kesempurnaannya, tapi aku mencintai seseorang dari hatinya.
*****
Sanggupkah seorang Navila yang cuek dan jutek ini merubah sikapnya demi seorang cowok?
Apa sih istimewanya seorang Navila sampe dikelilingi cowok cowok keren?
Duh kayanya seneng deh kalau aku diposisi Navila, tapi kok Navila cuek aja? Kaya bosen hidup malah???
Mau tahu gak kelanjutannya?????
Pantengin terus cerita kehidupan Navila Vellansa. Karna nanti bakalan ada saatnya si Navila berubah.
Bahkan Navila bakalan memilih diantara satu cowok yang membuat hatinya bahagia. Selain itu Navila bakal mengorbankan perasaan sahabatnya sendiri.
Jadi jangan kemana mana yak...
LANJUT ATAU TIDAK???
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro