Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sol 21 : Fenbendazole

Makhluk itu masih bergerak, namun lemah. Sementara River, ia begidik ngeri karena beberapa bagian tubuh Hybrid  telah menyatu dengan ban Rovernya.

Ia mengambil tongkat besi yang ada di dalam Rover, mencungkil Hybrid  yang sudah tidak berbentuk itu agar menjauh dari Rovernya.

Nyekk, Nyekk, Nyess...

Suara Hybrid  yang bergerak membuat River mual, ia phobia akan hal seperti ini. Dan phobia utamanya adalah;siput, dan makhluk berlendir lain.

Sekarang, apa yang akan ia lakukan? River harus pandai-pandai memanfaatkan kesempatan. Hybrid  tengah lengah, tapi tidak menjamin kalau ia sudah mati. Beberapa bagian yang terlindas mulai tumbuh perlahan, River panik. Ia segera mengorek isi ransel, mencari sesuatu yang dapat menghentikan Hybrid  berkembang biak.

Pisau? Yang benar saja! Apa River akan memotong Hybrid? Melihatnya saja sudah ketakutan.

Foto Ethan? Tunggu, dalam ransel ini banyak sekali foto-foto para kru Helliot. River berharap, foto Ethan dapat menakuti Hybrid. Karena baik Ethan maupun Hybrid sama-sama  mengerikan. Oke, ia hanya bercanda. Dalam hal darurat seperti ini rasa humornya masih saja muncul.

(Foto Ethan. Ganteng2, eh sayang dijadiin pengusir Hybrid wkwk)

Lalu, tangannya menyentuh sesuatu di dalam ransel, dan mengeluarkannya.

Sebuah fenbendazole.


"Kenapa ada obat cacing di sini?!" Kata River panik. Yang ia harapkan adalah sebuah senjata mematikan, bukannya sebuah obat cacing.

Tapi tunggu, ia pernah menbaca sesuatu mengenai cacing planaria. Ya! Hybrid dapat dikategorikan hewan itu, karena perkembangbiakannya sama persis.

"Maybe."  batin River.

Ketika ia hendak membuka tutup obat itu, ia teringat hal penting lain.

"Kadar garam di dalam fenbendazole cukup ampuh membunuh cacing planaria. Namun belum tentu ampuh membunuh Hybrid. Tergantung senyawa apa saja yang mereka pakai untuk membuat makhluk itu." Gumam River.

Terpaksa, karena tak ada cara lain, sebelum Hybrid  itu semakin pulih dan berbalik memakannya, maka ia menuangkan sebagian obat itu ke tubuh Hybrid yang menggeliat.

Apa yang terjadi selanjutnya membuat River mual.

Hybrid  itu menampakkan seluruh taring kecilnya, namun tajam. Sepertinya River menuang tepat mengenai bagian kepalanya. Mulut Hybrid itu menganga, seperti berteriak hingga menampakkan lidahnya yang penuh lendir, namun jika dilihat dari jauh lidah itu bagaikan ular. 

River tidak kuat, phobianya sangat nenyiksa, apalagi dengan Hybrid  ini. Beberapa saat, Hybrid itu berhenti bergerak, namun ada bagian yang terlihat berdenyut.  Bisa dipastikan bahwa Hybrid itu masih hidup, namun dalam keadaan sangat lemah.

River menendang Hybrid itu, hingga terguling bercampur dengan tanah. Makhluk lunak seperti mollusca  itu hampir hancur dan mengelupas, sepertinya garam memang membuatnya tersiksa. Dan River, sudah menyiapkan karung goni bekas ubi, dan memasukkan Hybrid  ke dalam sana. Ia tak peduli sudah seberapa hancur makhluk ini, ia hanya butuh cairannya saja.

Setelah itu, ia mengendarai Rover  dan kembali, masih dalam keadaan waspada akan karung  Hybrid yang ia letakkan disampingnya. Ia masih berpikir, kemana perginya semua tikus-tikus kecil yang sempat ia lihat dulu? Mengapa pertemuannya malah makin sering dengan Hybrid  ini. Sebenarnya yang mana makhluk yang di panggil Hybrid? Tikus itu, atau makhluk ini? Tak kuasa menanggung beban pertanyaan yang menumpuk, River memukul stirnya, bersamaan dengan suara cicitan tikus di sekitarnya.

River menoleh ke arah jendela, bagian Rover  lainnya, namun tidak ada tikus itu. Ia lalu berhenti dan keluar, melihat sekeliling Rover dan berharap bisa menemukan tikus yang selama ini memakan rasa penasarannya.

Karena tak kunjung menemukan, River melanjutkan perjalanan ke housecuff kedua. Setelas sampai, ia mengangkat karung berisi Hybrid tadi, lumayan berat dari awal ia mengangkat karung itu untuk masuk ke dalam Rover. Atau, karung itu semakin bertambah berat. Karena penasaran, River membuka kembali ikatan karung yang cukup rumit, mencegah Hybrid  melarikan diri walau rasanya tidak mungkin. And, lagi-lagi ia dikejutkan oleh isi karung tersebut.

Yang Rover-nya gilas, bukan Hybrid biasa. Bukan, ada beberapa tikus kecil tanpa bulu disana, seperti baru lahir. Itulah mengapa karung yang River bawa semakin berat. Karena ada 3-4 bayi Hybrid. Namun, kenapa bentuknya berbeda jauh dari,

Ibunya.

Barulah River sadar bahwa dihadapannya ini adalah Ibu dari semua Hybrid yang ia lihat.

NASA

Rencana mau update tadi siyang.  Tapi kenapa sinyal nggak bisa nyambung di laptop. Akhirnya update lewat ponsel. Dan baru beberapa kata yang aku ketik, sang ponsel lepas dari pengawasan dan jatoh, DUARR. Temperglassnya pecah. Okay, cukup basa basinya wkwk.

Ada beberapa nanti chapter khusus yang isinya tentang Misi Helliot, kru-nya Ethan. Aku menyebutnya Jackpot Chapter wkwk, karena emang spesial kayak martabak.

Nah loh, si River nemuin si janda Hybrid, entah kenapa w ngakak nulis itu. Aneh ya?

Sol 21 : (Panacur) Fenbendazole

720 words.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro