Aku sebuah kelakar di senja tua
di sepanjang kedai-kedai kecil
di sepanjang gang perkampungan
aku pernah hidup...
akulah identitas...
aku pernah menggaung tinggi
hingga sampai dunia barat tiba
menawarkan kilau palsu
aku tertepikan
aku terpinggirkan

aku begitu murah
aku hanya sesuatu yang kuno...
aku ketinggalan zaman katamu
aku hanya produk masa lalu

lalu kau ber-eksperimen
kau memadukanku dengan yang berbau barat
Menurutmu itu luar biasa
namun aku semakin hilang
aku terkikis sedikit demi sedikit
aku menuju punah...

biar kusimpan kembali asaku
untuk menjadi kebanggaan
untuk menjadi besar
Aku sang Bahasa
meredup...

***********************

Sebuah bentuk kecil keprihatinanku untuk Bahasa Indonesia yang semakin tak dikenal. Bahasa yang mulai tak dicintai anak-anak masa kini. Syair-syair lagu masa kini yang kebarat-baratan. Menu-menu kedai dan tempat makan yang kebarat-baratan. Nama komplek-komplek perumahan yang kebarat-baratan. Hanya seorang pejuang penyambung lidah para penyair gaek. Yang menginkan Bahasa Indonesia kembali menjadi raja di tanahnya sendiri. Menjadi kebanggaan. Sebuah permintaan sederhana...

*Beberapa waktu yang lalu di sebuah warung kopi pinggir jalan...