Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

kembali? | boboiboy

kembali? 、
boboiboy x reader

warn : powerless!au, bahasa indonesia (mangap, daku ga bisa bahasa melayu-cuma ngerti bacanya aja), ooc, etc.

boboiboy © animonsta studios
/makasih abang nizam yang udah ngebuat gempa qvq

Hari ini, umur gadis itu genap 16 tahun. Dan sudah dua tahun berjalan semenjak dia pindah dari Pulau Rintis, dan kembali ke sana-sekadar jalan-jalan. Jika perlu diperjelas, hal itu berarti sudah dua tahun dilewatinya tanpa pernah bertukar kabar dengan ... sahabatnya dulu. Salahkan dirinya yang saat itu marah tanpa alasan jelas, dan hari berikutnya malah dibawa pindah oleh sang ibu.

Kakinya melangkah menyusuri jalan, dengan mata memerhatikan setiap sisi yang dilewati. Sampai saat sekelebat bayang itu menarik perhatiannya. Spontan, gadis itu berlari mengejar sosok itu, menangkap tangannya, dan tersenyum lebar.

"Kau ... Boy, 'kan?"

Pemuda itu berbalik, sedikit heran walau tetap balas tersenyum. "Iya, aku Boy. Kau kenal aku?"

Senyumnya luntur seketika, digantikan oleh tatapan tak percaya. "Tentu saja aku kenal, kita sahabat, 'kan, Boy?" tanya gadis itu balik, "Aku [full name]."

"A-ah, maaf. Aku tidak ingat," jawab pemuda itu-Boy, sambil melirik jamnya. "M-maaf, tapi aku harus pergi."

Matanya menatap sayu punggung pemuda yang kini ditelan keramaian itu. "Haha, dia ... tidak ingat?"

.

Telepon berdering. Bergegas gadis berkerudung itu mengangkatnya. "Halo?"

"Halo, Yaya. Apa kabar?"

Yaya memekik girang saat mengenali suara dari seberang panggilan. "Astaga, [name], ini kamu? Sudah lama sekali," sahutnya, "aku baik. [name] gimana?"

Di seberang sana, [name] mengulum senyum. "Aku juga baik, setidaknya kupikir begitu," jawabnya pelan, "Ah ya, aku baru kembali ke sini. Jadi, bisa bertemu?"

"Ke sini? Pulau Rintis? [name], kau memberiku banyak kejutan hari ini." Yaya melirik jam dinding, lalu lanjut berucap, "ya sudah, jam makan siang di rumah Ying. Masih ingatkan?"

"Tentu." Panggilan diputuskan oleh [name], yang mulai menghubungi Ying.

.

Ketukan pintu terdengar, seiring salam yang mengalun. Tanpa ba-bi-bu, penghuni rumah langsung menyambut.

"[name], aku rindu! Ke mana aja sih, enggak bilang-bilang mau pindah waktu itu!" cerocos Ying saat melihat [name], sambil menyeretnya masuk rumah. Di dalam, Yaya sudah menunggu dengan biskuitnya.

"T-Tunggu, Ya. Kau tidak-"

Ying tertawa kecil. "Tenang, biskuitnya sudah tidak beracun lagi, kok." Membuat [name] bisa bernapas lega.

Yaya ikut tertawa. Sedetik kemudian menatap sahabat lamanya itu lamat. "Jadi? Mau bercerita?"

[name] menggaruk pipinya yang tak gatal, sebagai bentuk rasa canggung. "Kalian kenal ... Boy, 'kan? Maksudku, Boboiboy- ah, tentu saja kalian kenal, haha."

Yaya dan Ying menatap [name] bersamaan, dalam diam.

"Aku ... maksudku, apakah ada sesuatu yang telah terjadi selama aku pergi?" tanya [name] tanpa basa-basi. "Saat bertemu dengannya, dia tidak mengenaliku. Padahal, wajahku tidak begitu banyak berubah."

Kedua gadis itu saling bertatap, sebelum menatap [name] dengan tatapan beribu makna.

"Sebenarnya ...," jeda Yaya, membiarkan Ying melanjutkan.

"Boboiboy kecelakaan, membuatnya melupakan beberapa hal. Dan yang menjadi hal paling besar adalah ... kenyataan bahwa kepribadiannya terpecah," terang Ying.

"Dan mungkin, beberapa kepingan ingatannya dihapuskan oleh kepribadiannya yang lain."

[name] tersenyum kecut. "Itu berarti ... aku sengaja dilupakan?" tanyanya, tak percaya. "Kalian bercanda, 'kan? Haha."

"Maaf, tapi kami tidak bercanda."

.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro