BAB 26 || NAGA
Naga, Jangan Bucin!
❖Bab 26❖
a novel by andhyrama
IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama// Shopee: Andhyrama [an Online Bookshop]
Instagram Naga: @nagaputramahendra
Orang dengan mudah ingin lepas, berhenti bertahan, dan mau melupakan yang lain hanya karena tak sesuai harapan.
Walau hubungan gue sama Kak Gadis nggak sesuai harapan pun, gue nggak akan mau lepas, tetap mau bertahan, dan nggak akan ngelupain Kak Gadis. Sampai mati!
(。♥‿♥。)
Pre-Question
Absen dulu! Cuaca di sana gimana gais?
Komen hadir di tim kalian ya!
#BucinnyaNaga
#RakyatnyaBima
Just random questions before you read the story!
1. Kalian pernah nggak ada temen kalian yang ngambek ke kalian dan kalian bingung apa salah kalian? Kalaupun kalian tahu salah kalian kayak kurang make sense dia ngambek gitu.
2. Kalau kalian udah berusaha baik sama orang tapi orang itu nggak ada terima kasihnya, kalian bakal ngapain?
3. Menurut kalian, hari ulang tahun itu istimewa nggak sih bagi kalian? Atau udah kayak hari biasa aja?
4. Lebih ngeselin temen kalian batalin janji ketemu tiba-tiba, atau dia nggak pernah mau diajak ke mana-mana?
5. Menut kalian, lebih susah dimengerti semua orang apa mengerti semua orang?
Mulai bagian ini, bakal ada alur yang maju mundur gitu gais. Semoga kalian tetap paham, ya!
Happy reading, don't forget to vote , comment, and share!
(。♥‿♥。)
Bocah ngapa, ya?
(。♥‿♥。)
Hari ini, Ganteng-Ganteng Gragas akan merekam konten keempat. Aku membawa mobil menjemput Alan dan Juno. Mereka berdua duduk di belakang dan di sampingku ada Gema.
"Abang Juno sakit apa?" tanya Gema yang melihat Juno pakai nasal kanul.
"Dia sakit gigi sama bisulan," jawab Alan.
"Dua hal itu kan nggak perlu terapi oksigen, Bang," kata Gema yang ada benarnya.
Jangan-jangan Juno bukan sakit itu. "Jadi, itu sakit apa Jun?"
"Naga. Lo nggak perlu tanya itu lagi. Gue fine. Gue nggak bakal repotin kalian sama kondisi ini kok," jawab Juno.
Benar. Aku seharusnya tidak terus-terusan menanyainya.
"Lo mending nyetir yang bener, gue waswas nih kalau lo bakal nabrak. Gue sambil dengerin Yasin ya," kata Alan.
"Dih santuy dong!"
Ada orang yang tiba-tiba menyeberang, aku mengerem mendadak.
"Tuh kan!" Alan langsung kesal. "SIM nembak yang gini!"
"Lo sih ngajakin ngomong!"
"Kok nyalahin gue? Makanya, yang ditembak tuh Kak Gadis bukan SIM!"
Kami pun akhirnya bisa keliling mencari tempat-tempat makan dan mencoba berbagai menu yang asing. Gema dengan telaten merekam semua kegiatan kami. Alan terus mengoceh, seperti biasa dia yang paling heboh.
"Ini pedes banget gais. Lo jangan coba-coba, karena butuh jiwa yang strong kayak gue buat makan ini."
"Lo dari tadi makan sambelnya, Alan. Itu harusnya dicampurin dulu sama lauknya!"
"Lah, gue kira ini udah menu utama!" Alan yang kepedasan tampak kesal.
"Nih!"
"Juno makan sayur aja," kata Alan.
"Dih gue bisa makan ikan itu juga kali," ujar Juno.
"Ya udah gue bantuin, banyak durinya soalnya," jawab Alan yang sekarang jadi perhatian banget sama Juno.
"Nggak perlu disuapin juga!" Juno kesal.
"Ayo dong, Juno sayang buka mulutnya!"
Aku tertawa.
"Mereka biasa gitu?" bisik Gema sambil terus merekam Alan dan Juno.
Aku pura-pura mengangguk dan tertawa melihat Alan dan Juno.
Entah kenapa, pikiranku justru kembali ke kejadian kemarin. Aku mengajari Kak Gadis memasak dan mendapatkan banyak momen manis dengannya. Namun, keanehan Maya sangat membuatku khawatir. Dia adalah pelatih Gemi yang sangat baik. Apa yang bisa aku lakukan untuknya?
(。♥‿♥。)
"Kok lo ada di sini, May?" tanyaku dengan nada bercanda. "Pasti karena tertarik magnet kegantengan gue, ya?"
"Idih Curut Alaska! Kan gue yang ke sini dulu!" sahut Maya. "Yang ada, lo yang kena radiasi pesona gue."
"Mana ada curut segans ini, herman gue," kataku sembari tertawa.
"Mending ya lo tiru adik lo deh, gantengnya kalem. Iya, nggak Ma?" dia menoleh ke Gema yang dari tadi hanya senyum-senyum sendiri.
"Gue mah nggak kalem, Kak," kata Gema. "Gue udah bosen ganteng."
"Dih kalian sama aja deh." Maya tampak kesal.
"Eh Naga udah datang, ayo masuk!" kata Kak Gadis yang baru muncul.
Tentu saja, aku langsung terpesona dengan kecantikan Kak Gadis. Aku hampir tidak berkedip sepuluh detik memandanginya yang hanya memakai kaus putih dengan riasan wajah yang minimalis. Namun, saat aku menoleh ke Maya. Wajah pelatih Gemi ini tampak aneh, seperti dia ingin mengucapkan sesuatu padaku. Sesuatu yang sulit kujelaskan.
Aku baru tahu kalau Maya adalah adik kelas Kak Gadis saat di SMP. Katanya, mereka cukup dekat dulu karena pernah jadi pengurus OSIS bareng. Namun, aku terus merasakan sedikit keanehan dengan Maya. Dia seperti menyembunyikan sesuatu. Beberapa kali dia menatapku dan menahan senyum atau memberikan isyarat yang tidak kumengerti.
Gemi pernah bilang kalau Maya suka denganku. Aku hanya menganggap perkataan Gemi tidak berdasar. Mana mungkin cewek secantik dan sekeren Maya menyukaiku. Ya, walau aku ganteng, kaya, dan menggemaskan bukan berarti semua cewek harus suka padaku. Kurasa, cewek seperti Maya pasti suka dengan tipe-tipe bad boy.
"Jadi gini, Ga. Karena kebetulan lo pengin ajarin gue bikin gue, jadi kenapa nggak jadiin konten aja. Kita berempat bisa tampil bergantian," kata Kak Gadis.
"Bo-boleh, Kak," kataku.
"Gema, mau kan?" tanya Kak Gadis ke adikku.
"Jangan deh Kak, gue takut terkenal soalnya," kata Gema beralasan. "Kak Gadis sama Bang Naga aja. Kita berdua jadi kameramen. Iya nggak Kak May?"
Maya menoleh ke Gema. "Iya be-betul." Dia menoleh ke Kak Gadis. "Iya Kak, gue pegang kamera aja. Soalnya nggak pede juga kalau masuk YouTube," jawabnya. "Eh tapi gue nggak bisa ngerekam."
"Ntar gue ajarin, Kak," sahut Gema.
Mantap! Tidak salah aku membawa Gema. Aku tetap bisa memasak kue bersama Kak Gadis berduaan, walau Gema dan Maya juga ikut merekam.
"Kalian kok kelihatan cocok ya," kata Kak Gadis ke Gema dan Maya. "Namanya juga bisa digabung jadi Gemaya."
Gema dan Maya berpandangan dengan canggung, lalu mereka tertawa.
"Gue udah ada, Kak," jawab Gema.
"Gue juga!" sahut Maya sembari memamerkan cincin di jari manisnya. Saat dia memandangku, keanehannya datang lagi. Mungkin, hanya perasaanku saja. Maya tidak menyukaiku, buktinya dia sudah lamaran.
"Lo udah dilamar?" tanyaku ke Maya sembari tertawa. "Gercep juga. Baru kelas sebelas."
"Ish! Ini dari pacar gue!" jawabnya.
Kak Gadis menarik tangan Maya dan memperhatikan cincin bermata berlian itu. "Kapan-kapan kenalin dong!"
Maya melirik ke arahku. "Kalau dia ngizinin sebenarnya sekarang juga bisa gue kenalin. Tapi, ada something Kak. Jadi, belum bisa gue kasih tahu dulu siapa dia."
Kak Gadis tertawa. "Main rahasia-rahasiaan nih ceritanya."
Aku ikut tertawa, perasaanku atas keanehan Maya sudah hilang. Sekarang, kami pun mulai mempersiapkan tempat untuk shoot. Karena Bibi dan sepupu Kak Gadis sedang pergi, kami hanya berempat di rumah ini. Dapur ini kami tata dengan rapi hingga siap dijadikan latar.
"Nanti pencet yang ini, fokusinnya kayak gini ya Kak," Gema sedang mengajari Maya memakai kamera milik Kak Gadis itu.
Sebelumnya, aku dan Kak Gadis sudah membicarakan ingin membuat kue apa. Aku mengusulkan Japanese Cotton Cheesecake. Kue ini benar-benar punya tekstur yang lembut dan memanjakan mulut. Bahan-bahannya juga gampang dicari. Kak Gadis langsung belanja sendiri kemarin malam, jadi sekarang semua bahannya sudah ada.
"Satu ..., dua..., tiga! Mulai!" seru Gema.
"Halo Gadisisme di seluruh nusantara dan dunia! Sekarang, gue mau bikin konten spesial lagi bareng Naga! Yang kemarin pada request datengin Naga lagi pasti udah nggak sabar, kan?"
"Hai!" Aku melambaikan tangan ke kamera Gema dan kemudian ke kamera Maya. Kenapa Maya terlihat sangat gugup?
Kak Gadis selalu bisa tampil santai. "Naga sesuai janjinya mau ngajarin gue bikin kue. Kita mau bikin kue apa nih, Ga?"
"Japanese Cotton Cheesecake!" Aku menunjuk ke bawah seolah-olah nanti akan ada gambar kue yang sudah jadi setelah video diedit.
Kami pun mulai menerangkan bahan-bahan yang ada di meja dan sesekali sembari mengobrol dan bercanda. Kak Gadis jelas sangat tertarik dengan penjelasanku mengenai bahan-bahan makanan dan caraku memulai membuat kue.
"Misahin kuning telurnya bisa perfect banget lo ya," puji Kak Gadis saat melihatku memisahkan kuning telur dengan cara biasa—membiarkan putih telur jatuh ke mangkok dengan cara membolak-balikkan kuning telur dari dua bagian cangkang.
"Ngomong-nomong soal Jepang, gue salut sama kebudayaan orang sana. They are hard workers. Selalu menghargai waktu dan prosesnya. Dan lo juga kan Ga?" tanya Kak Gadis.
Aku mengangguk. "Itu kenapa gue suka masak Kak. Masak itu kan juga proses untuk menciptakan hidangan yang enak. Butuh bahan dan persiapan juga. Semacam kalau kita menginginkan sesuatu pasti kita harus menghargai prosesnya biar sampai ke sana. Jadi, hasil apa pun akan kita terima."
Mengatakan itu di depan kamera, aku merasa menjadi orang yang munafik. Aku mendapatkan ketenaran ini secara instan. Bima melambungkan namaku sebagai pemain bola yang sangat hebat. Adanya Bima membuatku bisa menjadi YouTubers bersama Alan dan Juno yang menggiringku di-notice Kak Gadis. Aku ada bersamanya membuat konten semua karena kemunculan Bima. Itu memang tetap proses, tetapi ada kecurangan di dalamnya yang membuatku tiba-tiba merasa tidak pantas bersanding dengan Kak Gadis.
"Banyak orang menggunakan berbagai cara untuk mempercepat proses, ingin mendapatkan hal yang mereka inginkan secepatnya. Itu nggak sepenuhnya salah, kita punya akal dan logika untuk mengerti cara-cara mana yang baik dan buruk," ungkap Kak Gadis. "Seperti Naga, dia sudah paham dengan membuat kue, dia pasti punya berbagai trik untuk mempercepatnya. Ya, kan Ga?"
Aku mengangguk sembari menuangkan adonan cream cheese ke mangkok kuning telur yang sudah dikocok. "Kak coba ayak tepungnya."
"Oke." Kak Gadis mulai mengayak tepung.
Tiba-tiba, aku melihat sesuatu. "Tunggu Kak."
Dia berhenti.
"Ada tepung di dagu Kakak." Aku mengambil tisu dan kubersihkan tepung itu. Dia memandangku dengan tatapan yang tidak bisa kudeskripsikan. Aku menelan ludah, merasa jantungku berdebar makin keras. Kami bertatapan hingga mendengar sesuatu yang jatuh.
Kami berdua menoleh bersama ke arah Maya. Cewek itu menjatuhkan kamera. Sebelum dia menunduk untuk mengambil kamera itu, aku melihat ekspresi yang membuatku merasa sangat bersalah pada Maya. Aku tidak tahu kenapa aku merasakan seperti ini. Matanya berkaca-kaca dan dia seperti sedang kecewa dan sedih.
"Ma-maaf Kak Gadis," kata Maya yang memperhatikan Kak Gadis mengambil kamera itu di tangannya.
"Nggak masalah, Maya," ujar Kak Gadis walau tahu kameranya tidak baik-baik saja. "Ini bisa gue perbaiki sendiri."
"Gue tetep bakal ganti, Kak," kata Maya lagi masih merasa bersalah.
Kak Gadis menggeleng. "Nggak perlu."
Aku tahu kesusahan Maya, kamera itu tidak murah. Aku tidak akan biarkan dia mencari uang untuk menggantinya. "Gue aja yang ganti, May," kataku ke Maya.
"Nggak!" jawabnya hampir seperti gertakan. Maya marah padaku?
"Kayaknya gue harus pulang Kak, tapi gue janji bakal ganti kamera Kakak," kata Maya yang kemudian melangkah pergi dengan ekspresi yang seperti ingin menangis.
"Kak Maya kenapa ya?" tanya Gema yang bingung.
(。♥‿♥。)
Tekan tombol ★ kalau kamu suka part ini!
Jangan lupa jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, ya!
Question Time
1. Apa pendapat kalian tentang bab ini?
2. Bagian paling kalian suka di bab ini?
3. Kalian siap nggak sih sama konflik-konflik yang akan terus muncul dan klimaksnya?
4. Selain NaGadis dan BiMaya, kalian ada ngeship pasangan lain nggak sih di cerita ini?
5. Perasaan Maya saat ini gimana menurut kalian?
6. Apa yang seharusnya dilakukan Bima untuk menyelesaikan masalah ini?
7. Di Bab 27, dengan sangat baik hati aku bakal kasih PART BIMA lagi biar kalian langsung tahu gimana interaksi Bima sama Maya setelah kejadian ini! SUDAH SIAP?! WAJIB CAPSLOCK, YA!
Yang nggak sabar buat baca Bab 27, komen: Bima tanggung jawab anak orang tuh!
Sampai Jumpa hari Rabu!
Mana tim kalian?
#BucinnyaNaga vs #RakyatnyaBima
#NaGadis vs #BiMaya
(。♥‿♥。)
REMINDER!
GA2 di bab ALUR || GA2 akan terus berlaku sampai ceritanya tamat, ya! Cus daftar!
Pengin bonus Bab? Baca rules di bawah BAB 18, ya!
Pengin mutualan di Twitter? Baca rules di BAB 23, ya!
(。♥‿♥。)
Parfum kaum borjuis biar gebetan mendekat! Harganya tidak ternilai. Nggak bisa dibeli!
(。♥‿♥。)
Jangan lupa untuk follow:
@andhyrama
@andhyrama.shop
Akun role player:
@nagaputramahendra || @bimaangkasarajo || @gemaputramahendra || @gadisisme || @mayapurnamawarni || @gemiputrimahendra || |@agumtenggara
Akun fanpage:
@team_nagabima
di Instagram!
(。♥‿♥。)
GRUP CHAT!
#BucinnyaNaga || #RakyatnyaBima || #RakyatBucin
GC yang open member akan diinfokan di Instagram Naga dan Bima, ya!
Syarat: Follow IG: @andhyrama, @nagaputramahendra, dan @bimaangkasarajo
Follow Wattpad: @andhyrama
Link: Di bio Instagram @nagaputramahendra atau @bimaangkasarajo
Note: Tidak boleh masuk lebih dari satu grup.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro