Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 22 || NAGA

Naga, Jangan Bucin!

Bab 22

a novel by andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama// Shopee: Andhyrama

Instagram Naga: @nagaputramahendra

Memangnya jadi bucin harus saling memiliki? Kan enggak. Bucin bisa jadi kenikmatan tanpa ambisi untuk mendapatkan.

Tapi bucinku ya harus mendapatkan KAK GADIS! Nggak mau tahu. Bodo amat lo semua bilang apa. HAHAHAHAHA. (terus meratap di pojokan mengetahui faktanya)

(。♥‿♥。)

Pre-Question

Absen dulu! Apa kalian sudah siap menyambut 2020?

Apa harapan kalian di tahun 2020?

Kalau harapan kalian buatku dan Naga?

Komen hadir di tim kalian ya!

#BucinnyaNaga

#RakyatnyaBima

Bonus: #SintanyaRama

Just random questions before you read the story!

1. #TimSakitCurhat vs #TimPendamSakitSendiri

2. #TimSukaJulid vs #TimMerasaSeringDijulidin

3. #TimMaluMaluMau vs #TimMauLangsungNgomong

4. #TimSukaSerius vs #TimApaApaDibecandain

5. #TimCepetKenyang vs #TimNggakKenalKenyang

6. #TimVoteDuluBaruBaca vs #TimBacaDuluBaruVote

7.Dari skala 0-100, seberapa semangat kalian hari ini?!

Yang semangat, ayo doakan Naga biar semangat juga!

Yang nggak semangat, ya masa Naga update nggak semangat sih? Wkwk

Happy reading, don't forget to vote , comment, and share!

(。♥‿♥。)

[Mahendra Adi Perkasa]

Gantengan gue apa bokap gue?

Yang jawab bokap gue! Fiks, seleranya om-om!

(。♥‿♥。)

Aku masih tidak bisa percaya apa yang sedang terjadi. Sekarang, aku sedang menyetir dengan Kak Gadis yang duduk di jok sampingku. Tanganku sampai berkeringat di atas kemudi. Aku harus fokus ke jalan, aku mau Kak Gadis nyaman dalam perjalanan ini. Bagaimana aku bisa membuatnya nyaman saat dia jadi pacarku kalau hanya dalam satu perjalanan singkat aja tidak bisa?

"Naga."

Menoleh cepat. "I-iya." Langsung kembali menatap jalan.

"Lo baca-bacain komen di konten kita, nggak?" tanya Kak Gadis yang membuatku menelan ludah.

"Ba-baca beberapa, Kak," jawabku yang kemudian terkekeh.

"Banyak yang lucu sih, apalagi pada ngaco jodoh-jodohin kita." Kak Gadis tertawa, dan itu membuatku sangat canggung. Dia bisa sesantai itu membahas jodoh-jodohan denganku? Itu artinya, dia sudah nyaman bercanda denganku.

"Ada juga yang pengin Kakak balikan sama Bang Agum," responsku walau menahan rasa nyeri di dada.

"Ada-ada saja mereka. Sekarang kan kami sahabatan."

Tiba-tiba jantungku berdebar lebih keras, ada perasaan hangat yang muncul di dalam dadaku. Kesenangan yang luar biasa. Jadi, Kak Gadis dan Bang Agum tidak mungkin balikan? Mereka berdua hanya bersahabat. Walau begitu, keinginanku untuk mengatakan bahwa aku suka pada Kak Gadis pada Bang Agum masih ada. Sesegera mungkin aku akan mengakatan itu.

"Kak," panggilku.

"Iya, kenapa?"

"Kakak masuk ekskul tari, kan ya? Tapi sekarang udah nggak aktif ya?" tanyaku.

"Iya sudah nggak aktif. Kayak sepak bola aja, kelas dua belas udah nggak ikut turnamen kan bareng lo," jawabnya. "Ya, walau sometimes gue kangen sih nari."

"Gimana kalau Kakak ajari gue nari?" tanyaku yang hanya niat bercanda. "Muka gue kan udah pas jadi anggota boyband, iya nggak?"

"Visualnya aja, bakatnya gimana?" Kak Gadis tertawa mengejek.

"Ya makanya minta diajarin Kakak," lanjutku yang ikut tertawa.

"Mending lo yang ajari gue bikin kue," responsnya kemudian.

Kak Gadis minta diajari bikin kue? Aku menelan ludah, lagi-lagi aku kegirangan. "Bo-boleh banget Kak," jawabku.

"Oh ya, gue mau minta maaf," kata Kak Gadis tiba-tiba.

"Lho, buat apa Kak?"

"Masalah Jessica. Dia emang kayak gitu kalau ada cowok deketin gue. Itu karena Jessica sayang gue dan nggak mau gue dipermainkan. Takutnya lo sakit hati aja, dia aslinya baik kok," ujarnya padahal aku sama sekali tidak sakit hati. Aku sudah biasa dipanggil payah, bodoh, dan cuma modal tampang dan duit doang. Jadi, nggak ada masalah kalau hanya dijudesin.

"Gue nggak sakit hati kok. Gue malah seneng ada Kak Jessica yang peduli banget sama Kakak. Jadi, gue nggak khawatir lagi," ujarku.

"Khawatir kenapa?"

"Kha-khawatir Kakak dinakalin," jawabku yang kemudian tertawa. Khawatir ada cowok lain yang dekatin Kakak selain aku.

Dia balas tertawa. "Tapi gue seneng sih punya sahabat kayak Dinda sama Jessica. Mereka tuh emang lebih sering beda pendapat. Tapi mengenal opini yang berbeda buat gue punya pandangan lebih luas. Ibarat Jessica itu batas kiri dan Dinda itu batas kanan, mereka bantu gue buat stay di tengah."

Aku jadi ingat Alan dan Juno. Mereka berdua juga punya kepribadian yang beda banget. Mungkin, aku ada di antara keduanya. Aku mirip sama Kak Gadis. Itu artinya, kami Jodoh! Aku tersenyum sendiri.

"Oh ya, lo mau tahu sesuatu nggak?" tanya Kak Gadis yang wajahnya seperti ingin tertawa.

"A-apa Kak?"

"Ah, kayaknya ntar biar lo tahu sendiri aja deh," jawab Kak Gadis malah bikin gemas.

"Duh, padahal penasaran banget."

"Beneran penasaran banget?"

"I-iya!"

"Eh, ini restorannya masih jauh ya, Ga?" tanya Kak Gadis.

Aku yang dari tadi tidak terlalu fokus ke jalan karena harus bolak balik nengok ke Kak Gadis akhirnya sadar. "Kak! Kelewatan!"

Dia malah tertawa. "Harusnya gue tadi di belakang aja ya, bener lo jadi nggak fokus."

"Puter balik dulu ya, Kak," kataku yang merasa bersalah.

"Sok-sok, gue diem dulu aja deh," kata dia yang masih menahan tawa.

Kak Gadis tidak marah. Itu membuatku makin suka. Dia anaknya asyik dan mudah akrab dengan orang lain. Dia sama sekali tidak menunjukkan kecanggungan dan begitu santuy menghadapiku. Aku senang sekaligus merasa harapanku sedikit terkikis. Cewek yang suka padaku biasanya akan bersikap gugup. Kurasa karena aku yang terlalu gugup, aku tidak bisa melihat jelas detail kegugupan Kak Gadis yang tersembunyi.

"Ayo, Kak!" kataku saat kami sudah turun dari mobil.

Dia mengangguk dan mau berjalan berdampingan denganku. Tanganku sedikit gatal karena ingin bergandengan tangan dengan Kak Gadis. Untuk mengatasinya, aku pura-pura kedingingan dan menggosok-gosok telapak tanganku.

"Kak," panggilku.

"Apa?" tanyanya.

"Cubit dong! Gue lagi mimpi apa enggak," kataku. "Soalnya nggak nyangka bisa makan malam sama Kakak."

"Nih anak dari kemarin pengin banget dicubit!" Kak Gadis.

"Kayaknya itu mau jadi hobi baru gue Kak."

"Astaga! Hobi kok dicubit!" Kak Gadis dengan gemas menyubit lenganku.

"Sakit!" jawabku. "Nyata ya ternyata."

"Lo ada-ada aja," kata Kak Gadis.

Kami pun sampai di pintu masuk dan sesuai rencana dua pelayan cowok dan cewek menghampiri, lalu konfeti menyerang kami dari party popper yang mereka pegang. "Selamat! Kalian adalah pasangan kesepuluh ribu di tahun ini!"

Kak Gadis tampak terkejut. Aku pun pura-pura kaget.

"Selamat! Kalian akan mendapatkan private dinner gratis!" kata si pelayan cowok. Aktingnya bagus banget. Aku menahan tawa.

"Tapi kami bukan pa—"

"Serius?" tanya Kak Gadis memotong omonganku

Pelayan cewek mengangguk. "Benar. Ini promo kami setiap tahun," kata dia dengan sangat menyakinkan. "Ayo, kami antarkan ke meja private dinner-nya," ujarnya yang kemudian berjalan dan memberikan kode agar kami ikut.

"Kak kita nggak apa-apa bohong?" tanyaku.

"Kita kan pasangan kolab bikin konten, dia tuh nggak detail bilang pasangan apa. Jadi nggak bohong juga," jawab Kak Gadis yang kemudian terkekeh.

"Iya juga ya, Kak Gadis pinter deh," responsku.

Dia terkekeh pelan seperti excited dengan bentuk private dinner yang dimaksud. Hawa hangat kembali muncul, kebahagiaan. Rasanya melihat Kak Gadis tersenyum karena usahaku adalah kebahagian yang besar. Orang yang biasanya hanya kulihat dari layar, hanya bisa kupandangi dari jauh, hanya bisa kuharapkan bisa mengobrol, hanya bisa kuharapkan dia tahu aku. Sekarang, dia ada di sini, makan malam bersamaku.

Di lantai atas restoran Bang Albi ada sebuah ruangan yang cukup besar, di sini ada meja bundar yang diposisikan dekat jendela kaca dengan pencahayaan yang redup. Dekorasi ruangan ini simpel, lukisan pasangan yang sedang berdansa, lampu-lampu kecil yang berkelip di langit-langit bagaikan bintang. Ada sebuah piano besar tidak jauh dari meja kami.

Kami pun duduk bersama. Lalu, seorang wanita dan pria datang. Sang pria dengan setelan jas rapi duduk di depan piano dan wanita dengan gaun merah itu berdiri di depan mikrofon.

Dua pelayan itu memberikan kami buku menu yang dari tadi mereka pegang. Aku tak memperhatikan buku menuku, yang kuperhatikan hanya Kak Gadis yang tampak serius memilih makanan. Wajah seriusnya tampak menawan.

Lagu Location Unknown mulai dinyanyikan oleh penyanyi wanita itu. Kak Gadis berhenti melihat ke meja menu saat pemain piano itu juga mulai bernyanyi dengan pelan. Mereka berduet. Suasana di ruangan ini begitu romantis.

My location unknown tryna find a way back home to you again

I gotta get back to you gotta gotta get back to you

"Benar-benar private, ruangan sebesar ini hanya ada kita dan dua penyanyi itu," kata Kak Gadis yang tersenyum senang.

I just need to know that you're safe, given that I'm miles away

On the first flight back to your side

Bibir Kak Gadis ikut bernyanyi tanpa suara. Kenapa dia sangat manis? Kenapa Kak Gadis membuatku tak tahu lagi harus melakukan apa ya? Rasanya, aku ingin di sini selamanya dan memandanginya saja. Lalu, dia mengangkat wajahnya dan kami berdua saling bertatapan. Jantungku seperti berhenti berdetak.

I don't care how long it takes, i know you'll be worth the wait

On the first flight back to your side

Tanganku gemetaran, aku ingin mengungkapkan itu sekarang. Aku ingin mengambil sesuatu di saku jasku, memberikan padanya, dan mengatakan bahwa aku ingin menjadi ....

"Udah pilih menunya?" tanya Kak Gadis memecah lamunan kami.

"Ka-kakak udah?" aku bertanya balik.

"Udah," ujarnya. "Ini!" Dia menunjukkan pesanannya.

"Gue sama aja, Kak," jawabku. "Kan Kakak yang traktir," lanjutku terkekeh.

"Tapi gratis lho ini," jawabnya. "Kita beruntung ya."

Aku nggak beruntung karena itu, Kak. Aku berntung karena Kakak diciptakan di dunia ini.

Sambil menunggu pesanan datang, kami mendengarkan lagu-lagu romantis yang dialunkan dengan iringan piano dari dua penyanyi itu. Kak Gadis sangat menikmatinya. Dia benar-benar terlihat sedang bahagia.

Aku ingin memulai obrolan. "Kak, boleh tanya nggak?"

"Tanya aja."

"Kakak setelah lulus mau lanjut kuliah jurusan apa?" tanyaku yang memang random.

"Arsitektur," jawabnya.

"Kakak ingin jadi arsitek?" tanyaku.

Dia mengangguk. "Itu cita-cita gue dari kecil. Ayah juga seorang arsitek. He is my hero. Keinginan gue jadi arsitek bukan karena tuntutan, itu memang seperti panggilan jiwa gue. Ya, mungkin banyak yang raguin arsitek cewek. Tapi gue yakin, gue bisa. Dan satu hal lagi, dengan meneruskan apa yang dia kerjakan, gue percaya Ayah bakal selalu hidup walau dia udah pergi," ungkapnya.

"Ternyata Kak Gadis lebih kuat dari yang gue bayangin," ungkapku lirih.

"Cewek juga harus kuat. Nggak selamanya kami musti berlindung sama cowok. Be more independent with confident," ungkapnya.

Tiba-tiba, aku menanyakan kepantasanku. Seorang seperti Kak Gadis apa mungkin pantas bersama denganku? Dia adalah sosok yang kuat, sementara aku ... lembek, lemah, dan mudah jatuh. Ketika Kak Gadis menjadi strong independent woman, aku di sini hanya menjadi weak hopeless boy.

"Kok lo kelihatan sedih?" tanya Kak Gadis. Dia peduli padaku.

"La-lagunya sedih Kak," jawabku mengarang. Kebetulan lagunya memang sedang sedih.

"Lucu."

"Gu-gue lucu, Kak?"

Dia mengangguk. "Lucu aja lihat cowok baper sama lagu."

Aku ikut tersenyum karena melihat senyumnya. Saat makan pun, aku tidak fokus makan. Mataku hanya memperhatikan Kak Gadis yang tampaknya tidak ada cela di mataku. Ya, memang beginilah kalau cowok lagi jatuh cinta. Ribuan cewek di luar sana tak mampu memalingkan mata dari yang sudah ada di hati. Kalau ada yang mudah berpaling dan mengkhianati pasangannya, kurasa itu bukan cowok.

"Lo nggak nafsu makan?" tanya Kak Gadis yang memperhatikan piringku yang masih penuh. Aku semakin tidak tahan dengan kepeduliannya, ingin rasanya aku mengarunginya lalu bawa pulang.

"Mau gue lama-lamain Kak, biar makan malamnya makin lama sama Kakak," jawabku yang dibalas dengan senyum dan gelengan kepala darinya.

Walau begitu, akhirnya aku menghabiskan makananku lebih cepat dari Kak Gadis. Kami menyantap hidangan penutup pelan-pelan sembari masih mendengarkan lagu keenam yang dibawakan pasangan duet itu.

"Kak, boleh tanya nggak?"

"Tanya ya tanya aja, masih kaku aja lo," ujar Kak Gadis yang tampak heran. Dia benar-benar sudah mulai merasa akrab denganku.

Aku masih gugup untuk menanyakan ini. Tanganku meraba saku jas, di sana masih ada barang itu. "Me-menurut Kakak, gue orangnya gimana sih?"

Dia memasang wajah seperti berpikir. "Jawab jujur apa ditambah-tambahin nih?" tanyanya.

"Jujur Kak," jawabku.

"Lo itu orangnya ...," Kak Gadis berhenti bicara untuk membuatku penasaran.

"Kak, jangan bikin kepo," responsku pura-pura kesal.

"Asyik kok. Gue lihat lo itu kayak punya dua sisi yang berbeda. Saat gue lihat lo tanding sebelumnya, lo kayak harimau, tapi di balik itu lo kayak kucing."

Bima harimau, oke bisa dimaklumi. Aku kucing? Aku penasaran. "Kenapa kucing, Kak?"

"Kucing kan lucu, gue suka kucing."

Jantungku berhenti berdetak. Rasanya, aku mau mati di tempat saja. Secara tidak langsung, Kak Gadis suka aku. Kak Gadis suka padaku!

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

Aku akan mengatakannya sekarang. Dengan tangan gemetaran, aku sudah siap mengambil apa yang ada di saku jas, memberikan itu padanya dan menyatakan perasaanku yang terpendam selama lebih dari satu tahun.

I have faith in what I see

Now I know I have met an angel in person

And she looks perfect

"Kak," sapaku lirih.

"Iya?"

"Ka-Kakak."

Dia bingung.

Aku semakin gemetaran.

Dia menunggu aku bicara.

Aku tidak bisa mengatakan apa pun.

"Bukan berarti gue nggak suka harimau. Harimau keren, beringas, dan kuat. Tentu saja berkarisma. Gue nggak nyangka lo bisa jadi kapten yang Agum akui sendiri kalau lo lebih hebat dari dia." Kak Gadis tertawa kecil.

Aku masih diam.

"Rasanya jadi jomblo enak ya, Ga. Kita bisa jalan berdua tanpa ada perasaan nggak enak sama pacar kita. Rasanya bebas, gue pengin jomblo terus," ujar Kak Gadis yang membuatku langsung down.

I don't deserve this

You look perfect tonight

Dia akan menolakku jika kukatakan sekarang. Nyaliku menciut. Aku runtuh. Kak Gadis, aku masih pengecut. Bersyukurlah Kakak tidak pernah jadi pasanganku.

Aku benci diriku! Ingat Naga, kamu ganteng dan kaya. Mantra itu tidak berfungsi lagi. Aku masih benci diriku!

(。♥‿♥。)

Tekan tombol kalau kamu suka part ini!

Jangan lupa jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, ya!

Question Time

1. Apa pendapat kalian tentang bab ini?

2. Bagian paling kalian suka di bab ini?

3. Kalian paling suka Naga mode apa?

#Naganteng (Naga yang selalu songong dan pede)

#Nagalau (Naga yang pesimis dan benci dirinya)

#Nagagap (Naga yang suka salting dan begonya keliahatan)

#Nagayeng (Naga yang selalu senang dan menggembirakan khususnya ke adek-adeknya)

Note: Gayeng di KBBI adalah kata dari bahasa Jawa yang artinya menyenangkan/menggembirakan.

4. Menurut kalian, bagaimana cara agar Gadis luluh sama Naga?

5. Menurut kalian, Gadis orangnya nggak peka atau emang dia sedang nguji si Naga?

6. Tanyain aku soal cerita Naga dong! Misal kalian ada yang bingung atau apa gitu? Serah dah.

7. Di Bab 23, ada si Dani dan Mita?! Apa Dani bakal bocorin soal waktu itu?! Mana yang nggak sabar?!

Yang nggak sabar buat baca Bab 23, komen: Naga, tahun baru status baru dong!

Mana tim kalian?

#BucinnyaNaga vs #RakyatnyaBima

#NaGadis vs #BiMaya

Bonus: #YayangnyaGema vs #SintanyaRama

Sampai jumpa di 2020!

Aku ngucapin terima kasih banget buat kalian yang udah support cerita ini. Akhirnya, tahun 2019 bakal ditutup dan kita mulai bertemu tahun yang baru. Harapanku kalian semua jadi better person than last year, segala doa dikabulkan ya! 

Mau ingetin jangan lupa buat mulai nabung buat beli versi cetak Naga ya! #PelukNaga #BawaNagaPulang #BucinBarengNaga #NagaTerbang2020 #NagaBerApiApi2020! 

(。♥‿♥。)

Lucuan gue apa boneka beruangnya?

Yang pilih beruang, fiks kalian nggak ada uang!

Mau gue kasih?

Siapa lo?

Hujat-hujat sini!

(。♥‿♥。)

Jangan lupa untuk follow:

@andhyrama

@andhyrama.shop

Akun role player:

@nagaputramahendra @bimaangkasarajo @gemaputramahendra @gadisisme @mayapurnamawarni @gemiputrimahendra @agumtenggara di Instagram!

(。♥‿♥。)

GRUP CHAT!

Pembukaan GC #RakyatBucin

Syarat: Follow IG: @andhyrama dan @nagaputramahendra
Follow Wattpad: @andhyrama
Link: Di bio Instagram @nagaputramahendra atau @bimaangkasarajo

Note: Yang sudah masuk di grup #BucinnyaNaga dan #RakyatnyaBima tidak diizinkan masuk ke #RakyatBucin, beri kesempatan yang lain untuk gabung di grup, ya!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro