BAB 19 || NAGA
Naga, Jangan Bucin!
❖Bab 19❖
a novel by Andhyrama
www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama// Shopee: Andhyrama
Instagram Naga: @nagaputramahendra
Kepercayaan seseorang bukanlah urusan kita. Tidak perlu mengusik, tidak perlu menghakimi, dan tidak perlu mendebatkan kepercayaannya. Kita hanya perlu mengerti bahwa setiap orang punya privasi.
Kepercayaanku: kebucinanku pada Kak Gadis akan berbuah manis. KALIAN JANGAN USIK KEPERCAYAANKU!
(。♥‿♥。)
Pre-Question
Absen dulu! Buku cetak yang terakhir kalian baca?
Pernah baca buku sampai nangis?
Kalau ada, buku apa itu?
Komen hadir di tim kalian ya!
#BucinnyaNaga
#RakyatnyaBima
Just random questions before you read the story!
1. Kalian tipe orang yang suka ngemil apa makannya dijaga dan terartur?
Ada yang pakai jam malam? Misal jam 10 ke atas nggak boleh makan?
2. Kalau ada teman yang jatuh, kalian tipe yang tertawa dulu atau langsung bantuin?
3. Mana yang lebih sakit, nggak ada duit di kantong apa nggak dianggap sama orang yang kalian suka?
4. Kalian tipe berani masuk rumah hantu apa enggak? Atau tipe yang berani masuk sendiri?
5. Kalau kalian jadi pemain film, kalian lebih suka jadi tokoh baik atau tokoh jahat?!
6. #TimAntiSpoiler atau #TimMintaSpoiler?
7.Dari skala 0-100, seberapa bahagia kalian hari ini?!
Yang nggak bahagia hari ini, semoga Naga bisa bantu hibur kalian, ya!
Happy reading, don't forget to vote , comment, and share!
(。♥‿♥。)
Sayang, kamu suka kucing juga?
Suka dong! Apa yang Kakak suka, aku juga suka.
Kok masih panggil Kakak sih?
Maaf, Sayang, Kebiasaan.
Abang bangun! Sekolah, nggak?!
(。♥‿♥。)
Di sekolah, aku semakin terkenal. Selain karena Bima yang masih terus memukau di lapangan, itu juga berkat statusku sebagai YouTuber. Video kolaborasi dengan Kak Gadis sudah diunggah dan banyak sekali yang membicarakan video itu.
@rahasiailahi238: Lucu banget lihat Naga kayak salting gitu depan Gadis. Semoga cinlok. Ayo guys doain!
Aku tersenyum sendiri melihat komentar yang disukai hampir seribu orang itu.
@samaranggakpernahmarah: Gemes! Aku kok berharap mereka jadian ya, lucu banget.
@terlalu_bucin140: Ah jeles gue! Nagakuuu! Tapi kalau kamu bahagia dengan Kak Gadis aku ikhlas. Ah tapi jeles!
Berbagai komentar positif membuat harapanku pelan-pelan kembali terbuka. Namun, saat membaca komentar-komentar bernada negatif. Aku kembali down.
@julid24jamnonstop: Apaan sih konten gaje, nggak jelas. Gemesin apanya, mereka nggak cocok. Naga cowok skincare anjay, gue juga nggak suka Gadis, sok banget bahasanya kayak paling bener aja. Jijay, nggak banget!
@FansGadisKalimalang: Apaan sih pada ngeship-ngeship, Kak Gadis bisa dapat yang lebih kali dari cowok kayak gitu.
@AgumXGadisNo1Shipper: Balikan sama Bang Agum aja, Kak! Jauh lebih keren! Lebih cocok! Kangen kalian berdua live bareng tahu!
"Ga, lihat cewek-cewek itu," kata Kevin yang menunjuk kumpulan cewek—kurasa adik kelas—yang tengah berdiri bergerombol memperhatikanku di tepi kantin.
Satu dari mereka mengangkat tangan. "Kak Naga!"
"Hai!" Aku melambaikan tangan sembari tersenyum. Aku malu sendiri saat mereka semua tampak histeris dan memandangku dengan gemas. Ya, harus diakui aku memang punya killer smile yang sangat menawan.
Cewek dengan rambut sepundak, yang kurasa adalah pemimpin mereka itu mendekati aku dan Kevin. Duduk di depan kami. "Kenalin Kak Naga, aku Lala." Dia menjulurkan tangannya ingin berjabat.
"Naga," ujarku.
Bisik-bisik gemas kembali terdengar. Ya, kumpulan anak-anak itu sepertinya sedang jealous karena temannya sedang menjabat tanganku.
"Tangan Kakak lembut banget sih," puji Lala. "Kak Kevin, salam kenal juga."
Kevin menjulurkan tangan ingin berjabat. "Kevin."
"Maaf Kak, aku nggak mau bekas tangan Kak Naga ilang." Lala menolak jabatan tangan Kevin.
Kevin menelan ludah dan menarik tangannya lagi. "O-oke."
"Jadi, Kak Naga. Aku itu founder dari fansclub-nya Kak Naga," ungkap Lala. "Fans Kak Naga sudah sepakat kami namai BucinnyaNaga, bagus nggak Kak?"
Kevin di sebelahku ingin tertawa. Aku juga. Pasalnya, lucu juga. "Iya bagus."
"Jadi official nih, ya?" tanya Lala lagi.
Aku mengangguk. Lala kemudian mengacungkan jempol ke gerombolan cewek-cewek yang jumlahnya lebih dari tiga puluhan itu. Seketika, mereka kembali heboh. Lala meminta nomor ponselku, memintaku untuk sesekali masuk ke grup chat BucinnyaNaga itu. Setelahnya, dia kembali ke gerombolannya dan sorak-sorak histeris kembali menggema. Aku menutup wajah karena malu.
"Astaga, gue temenan sama artis sekarang," goda Kevin. "Mau dong jadi bucinnya Kakak juga."
Aku mendorong Kevin. "Bayar sana!" Aku memberikan uang seratus ribuan padanya. "Ambil sisanya."
"Asiap!"
(。♥‿♥。)
Bang Rangga: Tips pertama. Lo harus umumin lo suka si Gadis itu! Pakai toa masjid atau speaker sekolah juga bisa! Gue bahkan pernah sabotase speaker sekolah terus nyanyiin lagu Perfect buat Iyisku. Lo coba gih, tapi pakai lagu dangdut aja kalau lo pantesnya.
Naga: Pengin dosa tapi takut ngakak, Bang!
Bang Rangga: Kebalik woy Ampas Kopi!
Naga: Boleh skip nggak Bang? Nggak berani.
Bang Rangga: Nih anak. Lo itu kudu barbar.
Naga: Nggak gitu Bang, soalnya gue udah punya banyak fans, takutnya mereka patah hati semua kalau gue umumin gue suka Kak Gadis.
Bang Rangga: Oke, gue hargai kesongongan lo. Tips kedua aja deh ya. Buat taklukkin dia, lo harus jadi cowok yang pede! Kalau nggak punya malu, over pede kayak gue nggak juga bisa. Kenapa cewek suka cowok yang pede? Karena mereka butuh tempat berlindung. Kalau lo pede, dia juga bakal percaya lo bisa lindungin dia.
Membaca lagi pesan dari Bang Rangga, membuatku berpikir kalau selama ini aku kurang percaya diri di depan Kak Gadis. Memang, kadang aku yakin sekali kalau aku cukup menggemaskan untuk jadi brondongnya Kak Gadis. Akan tetapi, aku tidak boleh berpikiran seperti itu lagi. Aku kan yang akan menjaga Kak Gadis kalau kami jadi pasangan. Aku harus lebih laki di depannya. Betul kata Bang Rangga.
"Naga!" panggil seseorang yang membuatku langsung menoleh karena tahu siapa dia.
Dengan hati berdesir, tubuh melunglai, dan kepakan ribuan sayap kupu-kupu serasa muncul dari di sekitarku membuatku terpana. Beginilah nikmatnya menjadi bucin, melihatnya saja sudah terasa terbang ke dunia fantasi yang penuh keajaiban.
"I-iya Kak?" Aku yang sedang berjalan ke gerbang langsung berhenti.
"Mau ngucapin makasih lagi. Konten yang kita buat lumayan sukses," kata dia.
Aku merasakan ada beberapa siswa yang memperhatikan kami, itu membuatku semakin gugup. Namun, nampaknya Kak Gadis tetap santuy. Mungkin karena dia hanya menganggapku teman. Teman? Itu udah oke banget, dong! Naik pangkat dari sekadar adek kelas, jadi teman, habis itu jadi .... Ah menghayalnya nanti dulu.
Itu karena kontennya emang menarik Kak. Seperti konten-konten Kakak sebelumnya. Normalnya, aku akan bicara seperti itu. Tapi ingat! Pede! Ayo pede. "Itu pasti berkat kegantengan gue, Kak!"
Dia diam. Astaga! Apa aku salah berucap? Apa dia ilfeel dengan kenarsisanku. Nyatanya, tidak. Kak Gadis justru tertawa. "Pede banget lo. Gue iyain aja ya biar cepet."
"Iya dong Kak, harus pede, masa cowok terganteng se-Nuski nggak pede, gimana yang lain?" kataku sembari menaikturunkan alis.
"Aslinya keluar ya," kata Kak Gadis seraya menggeleng.
Aku tertawa. Gue juga pengin tau asli aslinya, Kakak.
"Jumat malam ada acara nggak? Gue mau traktir lo makan," ujar Kak Gadis yang membuatku diam beberapa detik.
Kak Gadis mengajakku makan malam? Apa itu kencan? Astaga .... Apa yang terjadi? Secepat inikah? Kami berdua ... makan malam ... bersama. Melihatnya tengah menatapku menunggu jawaban, kurasakan pipiku memanas—pasti sedang memerah. Naga, dia hanya ingin mentraktirmu untuk keberhasilan kontennya. Jangan terbang terlalu tinggi dulu!
"Ma-mau banget Kak," kataku. "Tapi gue aja yang tra—"
"Gue." Kak Gadis memasang wajah tegas, aku jadi sedikit takut. Entah kenapa, itu terlihat imut.
"Kafe Hujan jam delapan ya!" ujarnya. "Bisa, kan?"
"Bi-bisa, Kak!"
"Oke, gue bakal booking buat kita bertiga." Tiba-tiba harapanku luntur. Sesuatu yang mengkhawatirkan langsung terbentuk di otakku.
"Ber ... tiga?"
"Kemarin, Agum bantuin ngedit videonya. Jadi gue juga ajak dia. Bagus kan, kapten dan mantan kapten makan bersama?" Andaikan itu berubah menjadi pacar dan mantan pacar.
"I-iya, Kak. Bertiga lebih seru," kataku yang menutupi rasa sedih karena harapan yang semula menjulang tinggi—makan malam berdua dengan Kak Gadis—harus dijatuhkan.
"Oke. Ntar gue kabari lagi, ya!" ujar Kak Gadis yang tersenyum ke arahku, lalu dia mendapati sesuatu. "Dinda!" Dia pun izin untuk menemui Kak Dinda.
Aku masih diam di sini. Memikirkan apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus melakukan kejahatan dengan membuat Bang Agum tidak bisa datang ke makan malam itu? Aku langsung menggeleng. Tidak. Aku tidak mau mendapatkan Kak Gadis dengan cara seperti itu. Sudah kuputuskan! Aku akan mengatakan pada Bang Agum kalau aku suka dengan Kak Gadis. Aku akan bersaing dengannya secara sehat.
(。♥‿♥。)
"Pangeran," panggilku saat menemukan Bima sedang membuka sebuah bingkisan di kamarku. Ada bingkisan kecil di dalamnya dan sebuah surat. Sementara Bima membaca surat itu, aku mengambil bingkisan kecil yang dilemparkan Bima ke ranjang.
"Ayah tidak akan pulang sampai Sea Games selesai. Tapi, Ayah akan selalu tahu perkembangan turnamenmu. Kamu lihat bingkisan kecil itu? Kamu pikir Ayah akan lupa memberikanmu hadiah? Kapten Ayah bisa pergi ke mana saja sekarang," ujar Bima yang membaca surat itu dengan suara yang datar.
Aku berhasil membuka bingkisan kecil ini. Tentu saja, aku syok karena isinya adalah SIM A! Ayah memberikan ini untukku? Astaga Naga! Aku benar-benar senang sekarang. Ayah mengizinkanku untuk membawa mobil tanpa harus menunggu tujuh belas. Saking senangnya, aku sampai memeluk Bima.
"Lepas!" Bima seperti tidak senang dengan pelukanku. Tentu saja, aku si rakyat jelata tidak pantas memeluk seorang putra mahkota kerajaan.
"Maaf, gue terlalu senang, Pangeran," kataku yang masih tidak bisa berhenti tersenyum. "Terima kasih. Ini semua berkat Pangeran."
"Tentu saja itu karena aku. Di mata ayahmu, kau akan selamanya anak yang payah jika aku tidak muncul menggantikanmu di lapangan," ungkapnya seraya berjalan melaluiku, menyenggolku dengan bahunya, hingga aku hampir terjatuh.
Bima membuka pakaiannya di depan lemari dan berganti baju. Daripada memandangi badannya yang membuatku iri, aku menoleh ke sesuatu yang kini kupegang. Aku akan mengemudi malam ini. Namun, saat kembali melihat Bima yang tanpa sepatah kata melaluiku dengan ekspresi kesal, membuatku merasa tidak nyaman. Ada apa dengannya?
(。♥‿♥。)
Aku menyalin pekerjaan rumah milik Citra yang dia kirimkan lewat WhatsApp. Sementara itu, kucing oranye ini tengah rebahan di kursi sebelahku. Dia tampak kelelahan.
"Jendral," panggilku.
"Yo?"
"Aku khawatir dengan Bima," ujarku. "Apa dia tidak apa-apa?"
"Dia tidak apa-apa," jawab kucing itu tetapi seperti menyembunyikan sesuatu.
"Aku merasa ..., Bima cemburu padaku," ungkapku yang dari tadi mencoba mengartikan sifat Bima saat aku mendapat hadiah dari Ayah.
"Tentu saja dia cemburu padamu," jawab kucing itu. "Kau punya Ayah yang masih sehat dan kuat. Ibu dan adik-adik. Sedangkan Bima hanya punya Ayah. Yang mulia sedang berjuang menggantikan ayahnya yang sekarat, di sisi lain dia bertarung dengan emosinya untuk menerima kenyataan bahwa ayahnya mungkin akan segera pergi."
Aku merasakan sesuatu yang aneh di dadaku. Sesak. Tentu saja Bima cemburu. Harusnya dia yang mendapatkan hadiah, mendapat kasih sayang, dan apresiasi atas usahanya. Walau dia punya Ayah sendiri, tetapi aku tidak akan keberatan berbagi kasih sayang ayahku padanya.
"Kau mungkin kesal dengan sifatnya yang arogan. Yang mulia merasa dirinya tinggi dan menyepelekan kemampuan orang lain," kucing itu memandangku seakan ingin membuatku mengerti. "Di Bataranusa, dia selalu menjadi sorotan. Kamera menyorotnya hampir setiap waktu," Jendral kemudian tertawa miris. "Apa yang akan kau lakukan jika kau ada di posisinya? Jutaan orang menyaksikanmu setiap saat?"
"Hmm... berusaha selalu ganteng?" jawabku yang bingung.
Kucing itu menepuk dahinya. "Yang Mulia berusaha mati-matian untuk menjadi sempurna, melakukan berbagai kegiatan, melatih diri dalam banyak hal. Tekanan begitu besar dia rasakan di usianya yang masih muda. Untungnya, dia adalah pekerja keras dan sosok yang tak mau menyerah. Dia mampu menguasai banyak hal dengan keyakinannya yang kuat itu.
"Sorotan tanpa henti, sanjungan yang terus datang, dan harapan rakyat yang tinggi telah membuatnya menjadi sosok yang arogan. Dia merasa bahwa dia adalah yang terbaik. Benar, itu adalah fakta, dia adalah yang terbaik dari yang terbaik. Tidak ada yang lebih pantas menjadi raja selanjutnya kecuali Pangeran Bima. Namun, ada satu hal yang dia butuhkan."
Aku yang begitu antusias mendengar cerita Jendral pun bertanya, "Apa itu?"
Kucing itu menatapku dengan serius, aku menjadi penasaran dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan Bima.
"Kau penasaran?"
Aku mengangguk.
"Setelah pesan-pesan berikut ini," jawab kucing itu yang ingin kutendang.
(。♥‿♥。)
Tekan tombol ★ kalau kamu suka part ini!
Jangan lupa jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, ya!
Question Time
1. Apa pendapat kalian tentang bab ini?
2. Bagian paling kalian suka di bab ini?
3. Pendapat kalian tentang komentar-komentar di video Kak Gadis?
4. Menurut kalian, Bima dan Naga bisa berteman, nggak?
5. Menurut kalian, tips-tips dari Rangga bakal berhasil, nggak?
6. Menurut kalian, ada nggak tokoh yang kurang diberikan spotlight? Istilah lainnya underrated. Kalau ada, siapa itu?
8. Di Bab 20, one of the best moments Naga-Gema hadir lagi! Sudah tidak sabar?
Yang nggak sabar buat baca Bab 20, komen: Naga, jadi abang gue dong!
#BucinnyaNaga vs #RakyatnyaBima
Komen #NagaSmooth untuk Naga dan #BimaStrong untuk Bima!
[Medan Perang]
Sampai jumpa di hari Rabu pukul 17:00 WIB!
(。♥‿♥。)
Pulpen gue wangi caramel. Harga 3 juta. Net, minat DM!
Jangan lupa ikut Giveaway di Bab sebelumya ya, KARAKTER || GA Ya!
Yang mau bonus part, baca pengumuman di bagian bawah BAB 18!
(。♥‿♥。)
Jangan lupa untuk follow:
@andhyrama
@andhyrama.shop
Akun role player:
@nagaputramahendra
@bimaangkasarajo
@gemaputramahendra
@gadisisme
@mayapurnamawarni
Coming soon!
Gemi
Agum
(。♥‿♥。)
GRUP CHAT!
Pembukaan GC #RakyatBucin
Syarat: Follow IG: @andhyrama dan @nagaputramahendra
Follow Wattpad: @andhyrama
Link: Di bio Instagram @nagaputramahendra atau @bimaangkasarajo
Note: Yang sudah masuk di grup #BucinnyaNaga dan #RakyatnyaBima tidak diizikan masuk ke #RakyatBucin, beri kesempatan yang lain untuk gabung di grup, ya!
Note: alur Naga jauh lebih lambat dari Alan dan Juno, ya! Semoga nggak bingung yang baca pararel.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro