BAB 16 || NAGA
Naga, Jangan Bucin!
❖Bab 16❖
a novel by Andhyrama
www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama// Shopee: Andhyrama
Instagram Naga: @nagaputramahendra
(。♥‿♥。)
Walau kenyataan memang tidak selalu sesuai harapan. Akan tetapi, jangan pernah berhenti berharap. Harapan yang buat kita bisa terus hidup. Kecewa boleh, putus asa jangan!
Kayak gue dong selalu berharap Kak Gadis bakal nerima gue. Walau kenyataannya, ya gitu deh tahu sendiri kalian.
(。♥‿♥。)
Pre-Question
Absen dulu! Pelajaran sekolah paling kalian suka?
Kalau yang paling kalian benci?
Komen hadir di tim kalian ya!
#BucinnyaNaga
#RakyatnyaBima
Just random questions before you read the story!
1. Saat kecil, kalian percaya nggak sama dongeng? Atau sampai sekarang masih ada yang percaya kalau beberapa dongeng memang ada kejadiannya?
2. Kalian pernah dengar mitos? Coba apa mitos paling kalian ingat?
3. Kalian lebih sering curhat apa dicurhatin?
4. Kalian pernah pergi terus ketinggalan sesuatu yang bikin kalian emosi nggak? Ketinggalan apa tuh?
5. Tim #SokKalemDepanGebetan atau #ApaAdanyaDepanGebetan?!
6. Kalian pengin sekolah di Nuski nggak sih?! Alasannya apa?
7. Sejauh ini, apa yang kalian kangenin kalau Naga belum update?!
Jangan lupa ikut Giveaway di Bab sebelumya ya, KARAKTER || GA Ya!
Selamat membaca, jangan lupa vote komen dan share!.
(。♥‿♥。)
Makan sambil merem biar nikmatnya kerasa.
Ada yang mau gue suapin?
Eh kena hidung, sori ga lihat kan merem.
(。♥‿♥。)
Aku berhasil kabur dari pesta ulang tahun itu. Semoga hanya Dani yang mengenaliku tadi, aku bisa membuat seolah-olah dia salah orang jika nanti bicara. Namun, akan menjadi sulit jika Bibi Galuh juga melihatku. Sekarang, aku mengesampingkan itu. Aku harus menuju ke rumah Kak Gadis. Pada Bang Albi, aku hanya pamit lewat WA. Aku mengatakan ada urusan mendadak.
Menaiki taksi, aku melaju ke rumah calon istri—kenapa aku jadi percaya diri sekali, ya? Aku sudah membawa hadiah untuk Kak Gadis. Aku tidak tahu dia suka tas atau tidak, tetapi aku membelikannya Prada seharga dua ribu dolar. Rasanya aneh kalau aku tidak membawa apa-apa ke rumah Kak Gadis.
Jika Gemi tahu aku sudah keluar banyak uang untuk cewek, dia pasti akan marah dan mengadu pada Ayah. Jadi, ini tidak boleh sampai bocor. Kebucinan-ku tidak boleh diketahui Ayah, dia pasti akan mengurangi uang bulananku—dana yang selalu mengucur ke rekeningku selain uang jajan. Ayah lebih suka aku menghabiskan uang untuk hal-hal berbau olahraga. Ke luar negeri menonton pertandingan sepak bola, membeli atribut dan alat-alat yang mahal, atau taruhan jika ada pertandingan. Yang ketiga memang sesat, aku yang masih enam belas disuruh berjudi—tidak akan kulakukan.
Rumah Kak Gadis sangat aestetik. Minim warna, tetapi terasa sangat memanjakan mata. Aku suka rumah seperti ini. Menekan bel di dekat pintu, aku langsung bersiap-siap. Naga, udah ganteng nggak usah dicek terus.
"Naga, ayo masuk!" kata Kak Gadis setelah membuka pintu dan mendapatiku.
Aku mengangguk dan malu-malu melangkah ke dalam. Aku menaruh sepatu di rak yang ditunjukkan Kak Gadis dan mengikutinya. Sembari mengikuti Kak Gadis, aku terpesona dengan tatatan rapi rumah ini. Interior tampak minimalis dan cantik, seperti penghuninya.
Calon mertua, hampir aku mengatakan itu. "Ibu Kak Gadis di mana?" tanyaku.
Dia menempelkan tangannya di dada, aku langsung paham kalau ibunya sudah tidak ada. "Gue tinggal sama Bibi, kebetulan dia sama anaknya lagi pergi. Jadi, gue di rumah sendiri."
"Oh ini, Kak," aku memberikan bingkisan yang dari tadi kupegang.
"Apa ini?" tanyanya.
"Rasanya aneh kalau bertamu nggak bawa apa-apa," kataku.
Dia menerimanya. "Lo sopan ya anaknya, tapi lain kali jangan repot-repot ya," kata dia.
Aku mengangguk, tapi aku tetap akan membelikan sesuatu padanya di lain waktu.
Kami berdua pun masuk ke gudang. Namun, gudang ini sangat rapi dan bagus. Lemari, rak, dan barang-barang tersusun rapi. Aku mengingat toko Remember Me yang dipenuhi barang antik. Gudang ini pun sama. Di tengah gudang sudah ada meja dengan peralatan make up yang disusun rapi. Lalu, sudah ada kamera yang di atas tripod yang menyorot ke meja itu.
"Nanti gue dulu yang muncul ya, lalu lo gue panggil dan kita perkenalan dulu," ujarnya. "Tas sama jaketnya lepas dulu."
Aku melepaskan tasku, Kak Gadis membantu menaruh tas itu di dekat lemari dengan sigap. Lalu, dia kembali padaku dan membantu membuka jaket—aku sangat grogi hingga kesulitan membuka kancing. Aku diam saja saat dia melepaskan jaketku dari belakang dan mengambilnya. Lalu, dia mengecek penampilanku.
"A-apa ada yang kurang?" tanyaku.
"Mundur dikit," suruhnya.
"Gantengnya kelewatan, ya?" Aku bermaksud bercanda.
"Pede banget! Biar gue lihat keseluruhan maksudnya," kata dia yang kemudian tertawa. "Tunggu!"
Dia mengambil sisir, lalu membantu menyisir rambutku. Aku menelan ludah karena wajahnya dan wajahku sangat dekat. Aku takut dia mendengar debaran jantungku yang sedang terpacu.
"Kalau penampilan gue gimana?" tanyanya.
Kak Gadis terlihat sangat manis dengan gaun berwarna hijau itu. Semua warna memang cocok dengannya. Make up yang minimalis dan gaya rambut yang dibuat bergelombang. Aku suka, tidak pernah ada yang tidak kusukai darinya kecuali satu, belum bisa kumiliki.
"Perfect," jawabku.
Dia mengangguk. "Kita mulai aja ya, biar nggak tabrakan sama Maghrib entar."
Aku mengiyakan. Lalu, Kak Gadis mulai menyalakan kamera dan duduk di kursi depan meja itu. Aku senyum-senyum sendiri karena ini adalah pertama kalinya aku melihat dia sedang membuat konten secara langsung.
"Gue bakal bawa temen kali ini!" Kata yang ditakutkan semua pejuang cinta, hanya dianggap teman. Namun, aku yakin kalau itu bakal berubah tidak lama lagi.
"Kalian pasti penasaran, kan? Dia ini lagi viral! Anggota salah satu trio yang lagi hits di YouTube Indonesia. Trio yang lagi diomongin di mana-mana karena aksinya yang bisa dibilang kocak. Apalagi cewek-cewek, udah demen yang beginian. Langsung aja gue panggil! Naga!"
Melawan rasa gugup, aku langsung masuk mendekat. Kak Gadis menyuruhku duduk.
"Halo semua!" panggilku. "Gadisisme seantero dunia! Gue Naga, ya anggota Ganteng-Ganteng Gragas."
"Ga, banyak lho yang kepo sama Ganteng-Ganteng Gragas. Lo bisa jelasin nggak arti di balik itu?" tanya Kak Gadis.
"Yakin banyak kepo, Kak?" Aku mengkonfirmasi.
"Banyak. Kan anak Nuski pada ngomongin kalian," kataku. "Kebetulan lo bias gue lho di Ganteng-Ganteng Gragas."
OMG, aku jadi bias Kak Gadis! "Ah jadi malu dibiasin Kakak," kataku.
Dia mendorongku pelan sambil tertawa. "Buru jawab!"
"Jadi, kami tuh bertiga kan ganteng. Kayaknya nggak perlu diragukan, ya. Terus gragas juga. Gragas tuh artinya sebenarnya negatif kayak maruk, atau serakah. Kalau makan gragas banget! Tapi kami menyimpulkannya lain, kalau gragas tuh penuh semangat bikin konten apa aja, gragas dalam berkaryalah intinya," jelasku dengan semangat.
"Mantap juga ya," sahut Kak Gadis. "Makasih lho udah ke sini. Lo penasaran nggak mau gue dandanin jadi apa?"
Aku memasang wajah bingung. "Apa ya? Jadi Thanos bisa, nggak?"
Dia memegang kepalaku, menghadapkannya ke kamera. Jangan gugup, please!
"Lihat ya, ini before-nya," kata Kak Gadis. "Gue bakal ubah Naga jadi Joker!"
Aku sedikit kaget, tetapi karena Joker masih cukup hits jadi kayaknya masih oke dibuat jadi konten.
"Ya, film Joker kan masih lumayan hits, masih banyak yang ngomongin juga. Sebenarnya gue udah pengin bikin make up-nya dari pertama nonton, tapi nggak kesampaian karena nggak ada modelnya. Sekarang, gue punya modelnya!" ungkap Kak Gadis. "Lo udah siap belum, Ga?"
"Siap! Tapi abis di-make up, gue nggak jadi jahat, kan Kak?" tanyaku.
"Lo kudu disakitin dulu kalau mau jadi jahat," jawabnya seraya tertawa.
"Ya udah, sakitin aku Kak!" pintaku yang memang untuk bercanda.
"Beneran mau disakitin?" tanyanya.
"Bener nggak, ya?" Aku memasang wajah bingung. "Cubit aja deh."
Dia kemudian mencubit pipiku dengan gemas. "Sakit?"
"Nyubitnya nafsu banget Kak, sakit," kataku.
Dia tertawa saat aku mengelus-elus pipiku yang sebenarnya tidak sakit.
"Oke, kita langsung pakai foundation," mulai Kak Gadis. Dia kemudian mengoleskan kosmetik itu ke wajahku. Aku diam saja karena menahan rasa gugup.
"Kita langsung pakai Aquacolor Kryolan warna putih di seluruh bagian wajah, sisakan pinggir-pinggir," kata Kak Gadis sembari menunjukkan bagian wajahku ke kamera.
"Ngilanginnya nanti gampang kan, Kak?" tanyaku.
"Santai, gue bantu. Belum juga mulai udah pengin diilangin," kata dia seraya tertawa.
Soalnya kalau ngilangin perasaan ke Kakak, gue nggak bisa. Kalimat itu tertahan.
Lalu, Kak Gadis mulai telaten mendadaniku menjadi badut pembunuh ini. Melihat wajahnya yang tampak serius saat mewarnai wajahku. Aku menjadi semakin gugup. Apakah netizen bakal tahu kalau aku suka Kak Gadis dari ekspresi malu yang tertahan-tahan ini?
"Sebenarnya, gue nggak setuju sama quote, orang jahat berawal dari orang baik yang tersakiti." Kak Gadis memulai pembicaraan yang serius. "Kita seharusnya nggak boleh mentolerir apa pun yang dilakukan oleh orang yang berbuat jahat. Tersakiti bukanlah pembenaran dari tindakan kejahatan," ungkapnya.
Aku mengangguk menyetujui.
"Jangan banyak gerak, ntar gue salah," bisiknya yang kuangguki—duh malah gerak lagi.
"Joker di filmnya, punya mental illness. Kita nggak bisa sama-samain dia kayak kita yang masih waras. Tapi, dari film itu gue ngambil kesimpulan kalau hidup ini memang kayak komedi. Kita bisa senyum di depan banyak orang, tetapi hati kita enggak. It's funny. Kita bisa diam saja saat orang lain bicara buruk pada kita, tetapi hati kita nggak bakal bisa diam. But if you think you are weak by doing that, you're wrong. You're strong. Strong enough to make your life better."
Aku sangat senang, dadaku terasa menghangat hanya dengan mendengar apa yang dia katakan. Kak Gadis yang selalu kulihat di layar adalah sosok yang seperti ini. Sosok yang inspiratif. Bagaimana aku tidak bucin, jika dia bukan hanya cantik luarnya, tetapi di dalamnya jauh lebih cantik.
"Jika kalian minder. Berubah bukan hal yang utama. Menjadi diri kalian adalah jawaban. Tanyakan di depan cermin, 'Gue ini apa? Gue ini siapa?' jawaban jujur kalian adalah cerminan diri kalian. Tapi ingat, our emotion can change our perception. Tanyakan itu saat kalian sedang bahagia, positive thinking pada diri kalian itu perlu. Kalian nggak akan minder lagi kalau kalian menganggap diri kalian positif. Kesalahan bisa dibenahi, tapi labelling pada diri sendiri adalah hal dasar. God makes no mistakes. Be better version of yourself."
Kak Gadis. Kenapa melakukan ini padaku? Kenapa membuatku makin jatuh cinta?
"Selesai!" serunya. "Lihat! Sangat mirip dengan Joker, kan?"
"Gue pengin lihat, Kak!" kataku.
"Di sana ada cermin, kostum, sama wig. Pakai ya!" suruhnya seraya menunjuk ke dekat lemari besar yang ada cerminnya.
Aku pun bangkit dan menuruti kata Kak Gadis. Kembali setelah memakai kostum dan wig. "Gimana, Kak?"
"Duh, nggak rapi banget pakainya," komentarnya yang kemudian membantu merapikan kostum yang kupakai ini. Dia juga merapikan wignya.
"Why so serious?" Aku mengucapkan selogan paling terkenal dari Joker versi Heath Ledger.
"Versi Joaquin Phoenix dong, ketawanya coba gimana," kata Kak Gadis.
Aku mencoba tertawa seperti Joker.
"Itu tertawanya bisa nggak usah ngeledek gitu, nggak?" tanya Kak Gadis sembari tertawa.
"Gimana dong, nggak ngerti Kak," kataku.
"Polos banget sih, kesel!" Kak Gadis mendorong pelan lenganku.
"Gue masih pakai baju Kak, nggak polos."
"Bukan polos itu, Bambang!"
Aku tertawa.
"Kalian tahu nggak sih, Naga ini kapten kesebelasan klub sepak bola di SMA kami, SMA Nuski. Anaknya hits, banyak penggemarnya. Kalian cewek-cewek pasti nggak tahan kalau nonton dia tanding di lapangan. Bentar lagi juga dia akan ikut turnamen, doakan si Naga yang nggak bisa terbang tapi bisa menerbangkan hati cewek-cewe, ini ya!"
Ingat dia memuji hanya untuk konten, jangan melayang! Jangan melayang, Naga! "Doakan Joker, ya guys!" ujarku.
Setelah selesai, Kak Gadis membantuku membersihkan wajah. "Makasih ya, udah jadi korban gue," kata dia.
"Nggak masalah Kak, kan gue yang pengin," jawabku. "Sering-sering juga boleh."
Dia tertawa juga. "Mau langsung pulang?"
"Iya, Kak. Masalahnya, udah ditanyain adik-adik mau makan malam bareng apa enggak. Soalnya, kemarin nggak bisa," kataku.
"Makin salut sama lo. Sayang adik-adik juga, ya," kata dia seraya tersenyum.
Kak Gadis pun mengantarku ke pintu. Saat pintu dibuka, aku sangat kaget. Di depan sana, ada cowok yang baru turun dari motor ninja warna hitamnya. Sosok dengan jaket kulit hitam yang tampak begitu gagah. Dia membawa bingkisan, seperti makanan.
"Naga?" Bang Agum tampak heran.
"Dia tadi habis shoot buat ngisi konten gue, Gum," kata Kak Gadis.
"Oh, jadi, ya?" Bang Agum sudah tahu?
"Itu ayam penyet Pak Santoso, ya?" tanya Kak Gadis menunjuk bingkisan yang dibawa Bang Agum.
"Iya, aku sengaja beli dua buat makan sama kamu, Dis. Kan kamu lagi sendirian di rumah. Masa aku tega biarin kamu makan malam sendiri," kata Bang Agum.
"Ya udah, ayo masuk!" Kak Gadis tampak sangat senang.
Aku sedang marah, sedih, dan kecewa. Mataku menahan sesuatu yang ingin segera dikeluarkan. Air mata. Naga, jangan nangis! Jangan!
"Mau ikut gabung, Ga?" tanya Bang Agum.
"Enggak Bang." Aku tersenyum padanya, seakan semua baik-baik saja. "Gue udah janji mau makan malam di rumah."
"Oke, hati-hati ya!"
"Naga!" panggil Kak Gadis.
Aku menoleh.
"Sekali lagi, makasih ya." Senyum Kak Gadis semakin membuatku sesak.
Aku mengangguk, lalu pamit pergi. Aku menggenggam tanganku saat melangkah ke jalan raya. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin mereka bersama lagi? Harapanku sudah hancur. Bukan hancur, aku baru sadar jika aku tidak punya harapan. Aku memang akan selalu jadi yang kalah.
(。♥‿♥。)
Question Time
1. Apa pendapat kalian tentang bab ini?
2. Bagian paling kalian suka di bab ini?
3. Menurut kalian, Gadis orangnya gimana?
4. Tokoh mana sih yang kemunculannya selalu bikin kalian kesel? Atau nggak ada?
5. Maunya part selanjutnya siapa yang muncul?
6. Dari 1-100 seberapa labilnya seorang Naga?
7. Ada yang baca HSS.1 (BOYS & GIRLS)?
Kalau baca yang mana aja?
Kalau buku, kalian punya yang mana aja?
8. Di Bab 17, ada cogan HSS.1 yang bakal ketemu sama Naga? Siapa dia? Semangat nggak?!
Yang nggak sabar buat baca Bab 16, komen: Naga, cup-cup!
#BucinnyaNaga vs #RakyatnyaBima
Komen #NagaDonat untuk Naga dan #BimaKotak2 untuk Bima!
[Medan Perang]
Sampai jumpa di hari Rabu pukul 17:00 WIB!
(。♥‿♥。)
Jangan lupa ikut Giveaway di Bab sebelumya ya, KARAKTER || GA Ya!
(。♥‿♥。)
Jangan lupa untuk follow:
@andhyrama
@andhyrama.shop
Akun role player:
@nagaputramahendra
@bimaangkasarajo
@gemaputramahendra
@gadisisme
Belum bisa bikin akun lagi gais, sori ya yang nungguin akun lain.
(。♥‿♥。)
GRUP CHAT!
#BucinnyaNaga-2 [15 Member lagi]
Syarat: Follow IG: @andhyrama dan @nagaputramahendra
Follow Wattpad: @andhyrama
Link: bit.ly/BucinnyaNaga2
Link-nya diketik di Browser huruf besar kecilnya sama, ya!
Kalau nggak bisa, kalian bisa minta link langsung lewat inbox Wattpad-ku @andhyrama atau DM IG-ku @andhyrama, ya!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro