Mata Hati Telinga
Song Title: Mata Hati Telinga by Maliq & D'Essentials
Aku melihat foto pada media sosial yang ada di ponselku. Semburat senyum kecil aku cuatkan pada wajahku, yang kemudian berubah perlahan tapi pasti menjadi sendu. Aku merasakan yang orang bilang bernama rindu. Rindu pada dia, orang yang ada pada foto itu.
Rindu.
Orang bilang rindu untuk dinikmati. Orang bilang rindu hanya butuh dilalui. Tapi, apa gunanya kalau rindu hanya membuatku seketika nyeri di hati? Sebesar apapun rindu terpatri, sesering apapun kubiarkan rindu menari, pada akhirnya hanya aku yang sakit sendiri.
Aku merasakan pelupuk mataku penuh. Air perlahan mengalir, membasahi pipiku yang terasa dingin. Sampai kapan aku tidak bisa bahagia? Sampai kapan aku akan terus merasa kalau ... yang namanya suka, sayang, atau jatuh cinta pada seseorang itu tidak ada gunanya. Pada akhirnya ketika kau menikah, semuanya tidak berguna.
Iya, tidak berguna.
Aku tidak perlu cinta untuk menikah dengan pria pilihan orang tua. Aku tidak perlu rasa untuk selanjutnya berkeluarga dengannya. Aku hanya butuh restu, butuh kesiapan hati untuk selanjutnya berperan menjadi istri dari pria pilihan ibu.
Sedangkan pria lain yang ada di foto yang aku rindukan itu, selamanya hanyalah akan menjadi mimpi yang semu. Sebesar apapun perasaanku padanya, sebesar apapun rasanya padaku, kami ... yang dulu sedekat nadi sekarang sejauh matahari dari bumi.
Aku merasakan seseorang memelukku dari belakang. Seketika aku bergeming. Mataku membulat perlahan, jantungku tak lagi berdegup wajar. Tanganku masih dengan jelas membuka foto yang sama sejak beberapa menit yang lalu. Sedangkan dia, suamiku .....
"Aku akan tunggu," ucapnya sembari meletakkan dahinya pada bahu kananku, kemudian mengertakan pelukannya. "Aku akan tunggu sampai foto yang kamu buka diam-diam itu fotoku."
Aku terdiam cukup lama, sibuk dengan pikiranku sendiri. Aku baru tahu kalau dia tahu bagaimana aku. Bukankah ini seharusnya menyakitkan baginya?
"Aku masak perkedel tahu kesukaanmu barusan," ucapnya masih dengan menempelkan dahinya pada bahuku.
Hatiku mendadak nyeri, lebih nyeri dari rasa nyeri beberapa menit yang lalu. Mataku seperti terbuka, lalu aku kini sulit berkata-kata.
--
Adakah kau rasakan kadang hati dan pikiran
Tak selalu sejalan seperti yang kau harapkan
Tuhan tolong tunjukkan apa yang 'kan datang
Hikmah dari semua misteri yang tak pernah terpecahkan
Buka mata hati telinga
Sesungguhnya masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta
Yang kau inginkan tak selalu yang kau butuhkan mungkin yang paling penting
Cobalah untuk membuka mata hati telinga
--
.
.
Katakanlah kita perlu membuka mata, hati, dan telinga dulu agar tahu apa yang ada di dekat, kemudian dapat melihat segalanya lebih cermat. Karena menutup mata, hati, dan telinga hanya akan membuat pikiran kita tidak berjalan dengan tepat. (Agustus 2015)
END
copyright © 2015 by just-anny
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro