#GodsFear: Osiris
Catatan Penulis: update 29/8/2016, kuis ditutup! Penjelasan dan pengumuman pemenang ada di bawah. Selamat bagi pemenangya! :D
***
Halo, dan selamat datang lagi di #GodsFear! Pengumuman ulang, hadiah kali ini baru lho HEHEHEHEHE nanti kubahas lagi di belakang.
Jadi begini.
Ingat #GodsFear Ra dan dialog singkat Neith soal sejarah Kebangsawanan Duat? Aku menggantung keduanya di tahap setelah Ra menyerahkan takhta para dewa kepada Osiris gara-gara diracuni oleh Isis, Dewi Sihir dan Kesembuhan, istri Osiris.
Apa yang terjadi setelahnya?
Nah, kita akan menjawabnya di sini.
Sebenarnya, cerita ini sangat berhubungan dengan salah satu #Road2RCSC yang kurencanakan. Karena itu, aku memutuskan untuk menghapus #Road2RCSC yang itu dan bercerita di sini saja, supaya tidak buang-buang part cerita. Jadi, dengan sedikit perombakan jadwal, aku tetap bisa membawakan kalian konten bonus RCMJ dua kali seminggu.
Aku harus beri peringatan dulu—karena penggabungan antara #GodsFear ini dengan #Road2RCSC yang tadi kusebut itu, jadi cerita yang akan kusampaikan di sini agak luas. Bahkan sampai meninggalkan dulu karakter #GodsFear utamanya nanti. Cuma sebentar, tetapi tetap saja.
Oh, dan ada elemen seksual nanti. Sebagai peringatan saja jika kau merasa masih terlalu polos. Bahasannya lebih ke perspektif elemen plot, sih, tetapi aku tahu beberapa orang merasa bahwa bahasan ini tabu, jadi kuperingatkan saja. Aku pribadi tidak merasa ini tabu, karena tidak ada yang tabu dalam ilmu pengetahuan, jadi aku akan tetap membahasnya nanti.
Baik—kita masuk ke bahasan. Apa yang terjadi setelah Isis meracuni Ra?
Seperti yang kita sudah tahu, Ra akhirnya menyerahkan nama sejatinya pada Isis demi kesembuhan. Isis akhirnya menyembuhkannya, tetapi karena ia sudah memegang nama Ra, Ra juga tahu bahwa dia tidak akan bisa macam-macam lagi pada Isis.
Oleh karena itu, Ra menyerahkan takhtanya pada Osiris.
Mulailah era baru dalam mitologi Mesir—era Osiris.
Walaupun kuasa ini didapatkan secara paksa, ternyata masa kekuasaan Osiris berlangsung dengan baik. Osiris adalah seorang raja yang berkharisma, dan lebih dari itu, Osiris memiliki kepala yang dingin dan adil. Sangat adilnya Osiris, hingga setiap para dewa ada permasalahan dan sengketa, mereka tidak akan ragu lagi untuk segera menghadap pada Osiris untuk solusi.
Mereka tidak membutuhkan sistem pengadilan saat ini, karena raja mereka sudah sangat adil.
Selain itu, Osiris juga tegas. Dia tahu persis keputusan seperti apa yang benar, dan dia konsisten dengan keputusannya.
Bagaimanapun juga, Osiris tidak bisa dibilang bijak. Dia terkadang ceroboh dalam berperilaku. Salah satu cerita lama tentang Osiris mengisahkan bahwa Nephthys, Dewi Padang Pasir Malam dan istri dari Set, Dewa Padang Pasir dan Kekacauan, bersedih karena ia tidak kunjung memiliki anak dengan suaminya. Set juga selalu terlalu sibuk membuat kekacauan—yah, dia Dewa Kekacauan, mau bagaimana lagi?—dan mengganggu pemerintahan Osiris untuk memerhatikan Nephthys. Akhirnya, putus asa, Nephthys menyamar sebagai kakaknya, Isis.
Toh, mereka juga sudah mirip.
Setelah itu, Nephthys mendatangi Osiris. Osiris, yang sedang merasa mesra malam itu, mengira bahwa Nephthys adalah Isis, istrinya. Karena itu mereka akhirnya bercumbu dan kawin.
Hasil dari perkawinan ini adalah Anubis, Dewa Kematian. Yah, persisnya bukan Dewa Kematian juga, sih. Dia bertugas membawa jiwa-jiwa orang yang sudah mati keluar-masuk dunia fana ke Duat. Dalam ilmu mitologi komparatif, dewa-dewi yang berperan sebagai pengantar jiwa orang mati begini disebut psychopomp.
Karena Isis dan Nephthys memang dekat, dan karena Osiris juga secara teknis tidak tahu bahwa dia menghamili Nephthys dan bukan istrinya, Isis bisa memaafkan Nephthys. Belum lagi, Isis dan Nephthys sama-sama tahu bahwa Set sangat pemarah. Apabila Set sampai tahu bahwa Nephthys punya anak dari Osiris, habislah dewi itu. Osiris akhirnya mengadopsi Anubis, dan Anubis diterima di Duat sebagai psychopomp dan penjaga gerbang. Tapi itu cerita untuk nanti.
Cerita untuk saat ini adalah bagaimana Set selalu mengacau, membuat badai pasir di mana-mana, mengganggu para dewa dan kestabilan dunia, tetapi selalu berhasil dikalahkan oleh Osiris.
"Kenapa dia yang dapat takhta, sih?" omelnya suatu hari sambil menggodok satu badai pasir lagi. "Memangnya aku tidak bisa, hah? Lagi-lagi Keteraturan yang membawa kuasa. Dulu Ra. Sekarang kakakku. Dasar tidak kreatif!"
"Bung, Osiris memang lebih tua darimu," kata Ash, Dewa Oasis dan Tumbuhan Padang Pasir. "Lagipula, yang berinisiatif meracuni Ra juga istrinya, bukan istrimu. Maklumi sajalah."
"Berisik!" bentak Set sambil melempar badai pasir ke arah Ash.
"Yah, oasis yang itu masih baru kubuat," keluh Ash, melihat oasisnya luluh-lantak diterjang angin kencang dan pasir dahsyat. "Ya sudahlah, lain kali saja kuperbaiki."
Perseteruan Set dan Osiris terus-menerus terjadi, yang sebenarnya tidak mengherankan karena Osiris melambangkan Keteraturan dan Set melambangkan Kekacauan. Biasanya, Kekacauan lebih kuat daripada Keteraturan, karena Keteraturan muncul belakangan dalam penciptaan alam semesta. Segala hal bisa muncul juga berawal dari Kekacauan, dan seperti alam terhadap ciptaannya, Kekacauan juga sangat menantang bagi Keteraturan.
Masalahnya, sebagai raja, Osiris otomatis punya lebih banyak sumber daya daripada Set untuk menangani masalah-masalah buatannya. Karena itu, perseteruan Set dengan Kerajaan saat itu terus-menerus berakhir cepat.
Semua akhirnya memuncak begitu Set tahu bahwa Nephthys sempat berselingkuh.
Ada beberapa versi soal peristiwa ini. Ada yang menyebutkan bahwa Set langsung menerjang Osiris dan mereka bertarung begitu saja. Ada yang menyebutkan bahwa Set berubah wujud menjadi binatang buas dan menyerang Osiris. Ada yang menyebutkan bahwa Set terus menarik Osiris dan menyeretnya ke sungai Nil, dan para pengikut Set menenggelamkan Osiris di sana.
Versi yang paling terkenal adalah versi helenisasi (pe-Yunani-an) yang ditulis oleh Plutarch, salah seorang ilmuwan Yunani pada masa antik. Menurut versi ini, Set mengadakan sebuah pesta bagi Osiris. Dengan berbagai dalih, akhirnya Osiris mau datang di pesta itu.
Namanya juga pesta, dewa-dewi yang lain pun hadir di sana. Yang mereka tidak tahu, pesta ini adalah jebakan yang sangat khusus untuk satu hadirin di sana.
Di panggung depan, Set telah meletakkan sebuah benda yang tidak umum: sebuah kotak. Mungkin istilah tepatnya adalah sebuah boks, karena kotak itu kosong di dalam. Yang membuat benda ini unik adalah hiasannya: ukiran-ukiran indah, berhiaskan hieroglif-hieroglif mantra yang sangat kuat. Apa pun yang diletakkan di dalamnya, pasti sangat aman terjaga.
Dewa-dewi yang hadir di pesta itu pun semuanya menyempatkan diri mengagumi pameran unik itu, hingga akhirnya Set membuat pengumuman: kotak ini boleh dimiliki siapa saja, tetapi syaratnya satu—dia harus muat persis di dalamnya.
Dengan itu, para dewa bergantian berusaha masuk ke dalam boks itu. Beberapa terlalu kecil, sebagian besar terlalu besar. Tidak ada yang muat masuk di sana.
Yang tidak mereka tahu, Set sudah mengukur badan Osiris saat Osiris sedang tidur. Begitu giliran Osiris untuk mencobanya tiba, para dewa terkesima—raja mereka ukurannya sangat pas di dalam boks itu!
Saat itu juga, para pengikut Set segera merapal sisa mantra yang ada di boks itu—mantra pengunci.
Boks itu langsung menutup rapat, mengunci Osiris di dalamnya, dan Set langsung bergerak membuang boks itu ke sungai Nil.
Apakah para dewa lain tidak bertindak menyelamatkan raja mereka? Andaikan mereka bisa, pasti iya. Sayangnya, semua yang ada di pesta itu juga tahu bahwa Set, sebagai Dewa Kekacauan, kuatnya bukan main. Mencari gara-gara dengan Set sama saja mencari mati.
Dan dengan itu, akhirnya Set menguasai Singgasana Mesir.
Isis terlambat mengetahui ini, dan akhirnya terlambat berangkat untuk menyelamatkan suaminya. Tentu, ia Dewi Sihir, tetapi sihir yang digunakan oleh Set untuk mengamankan boks yang akhirnya menjadi peti mati Osiris itu juga tidak main-main.
Boks itu akhirnya terhenti di sebuah pohon, yang kemudian ditebang dan dijadikan lahan untuk sebuah kuil. Peti mati Osiris terkubur, nyaris terlupakan, di dalamnya.
Setelah sekian tahun, barulah Isis bisa mengenali sihir Set dari arah kuil itu.
Isis akhirnya berhasil mendapatkan kotak Osiris dari sana, dan di tempat itu, akhirnya para manusia membentuk kultus pemuja Osiris dan Isis.
Isis berusaha bersembunyi dari Set dengan menyeret kotak Osiris ke sebuah rawa-rawa, tetapi ternyata Set tidak sebodoh itu—dia langsung mengenali rasanya kotak ciptaannya dibuka.
Begitu Isis membuka kotak Osiris, Set muncul.
Dan dia murka.
Dengan itu, Set memutilasi Osiris.
Bagian ini konsisten dengan legendanya yang lain—dalam setiap versinya, Set mencacah Osiris menjadi banyak sekali bagian. Ada yang menyebutkan empat belas bagian, dan variasinya sangat banyak hingga ke versi yang menyebutkan empat puluh sembilan bagian, sesuai dengan jumlah daerah yang ada di Mesir saat itu.
Menurut versi Mesir aslinya, Isis dan Nephthys berhasil menemukan semua bagiannya dan menyatukan Osiris lagi. Namun, menurut versi Plutarch, Isis dan Nephthys masih kekurangan satu bagian lagi: alat kelamin Osiris, yang ditelan oleh seekor ikan suruhan Set. Menurut Plutarch, inilah asal-usul mengapa orang Mesir tabu memakan ikan—binatang itu telah berperan dalam kematian seorang dewa, dan bisa jadi, ikan yang kautangkap itulah ikan yang berisi bagian tubuh Osiris.
Dalam versi Plutarch, Isis dan Thoth—Dewa Kebijaksanaan dan Pengetahuan—akhirnya membuatkan alat kelamin untuk Osiris yang terbuat dari emas. Setelah tubuh Osiris lengkap, Isis akhirnya memumikan Osiris untuk mengawetkan badannya. Dengan ini, Osiris menjadi mumi pertama.
Lalu, dengan sisa sihir yang ada, Isis menghidupkan Osiris lagi.
Malam itu, mereka akhirnya melepas rindu dan bercinta. Dari percintaan malam inilah Isis hamil dengan Horus kecil.
Sayangnya, sekuat apa pun sihir Isis, Osiris tetap harus mati. Karena itulah akhirnya Osiris menjadi Raja Kematian dan berkuasa atas Duat. Dan karena ini juga, Anubis akhirnya bisa mendapatkan jabatan di Duat sebagai penjaga gerbang dan pengantar jiwa. Sementara itu, dalam ranah ciptaan, Set tetap menguasai segalanya.
Nah, cerita untuk #GodsFear-nya selesai di sana. Ya, aku tahu, lalu bagaimana dengan Set? Apakah dendam Osiris terbalaskan?
Berikut ini adalah lanjutan ceritanya, tetapi sama sekali tidak berhubungan dengan #GodsFear-nya. Aku akan menceritakan ini karena aku tahu kalian sudah capek kugantung, HEHE.
Kalau mau, berhentilah sebentar untuk mempertimbangkan jawaban #GodsFear kali ini.
Jika sudah siap, kita lanjut.
Siap?
Oke!
Selama sekian tahun berikutnya, Isis harus melindungi Horus dari ancaman Set. Horus adalah putra Isis dan Osiris, yang berarti seharusnya Horus-lah yang memegang Takhta Penciptaan. Ini berarti, Horus adalah ancaman bagi Set. Jika Set sampai tahu tentang keberadaan Horus, musnahlah semua harapan.
Selama tahun-tahun ini, Isis bersembunyi di antara manusia dengan Horus kecil, dan mereka dikawal oleh beberapa dewa-dewi minor. Dewa-dewi ular dan kalajengking, misalnya. Apabila ada orang kaya yang menolak melayani Isis (karena Isis menyamar menjadi manusia biasa), maka dewa-dewi ini yang akan menghukum orang itu.
Cerita mengenai masa ini diceritakan dalam bentuk doa: episode ini adalah kumpulan instruksi doa mengenai cara menangani penyakit untuk anak kecil, dari yang sederhana seperti sakit perut, hingga yang lebih rumit seperti keracunan. Doa-doanya biasanya menyebut nama Isis yang pernah menyembuhkan Horus dari penyakit itu, dan anak yang ingin disembuhkan biasanya disetarakan dengan Horus agar Isis mau menolong anak itu.
Di sisi lain, cerita ini juga menceritakan pesan moral pada rakyat Mesir: orang kaya masih bisa menderita jika dia berhati busuk dan para dewa menghendakinya. Episode cerita inilah yang mengajari rakyat Mesir—dan rakyat Yunani, dalam hal itu, karena kisah ini juga diceritakan di Yunani oleh Plutarch—untuk berperilaku baik kepada orang yang membutuhkan.
Lalu apa yang terjadi setelahnya?
Episode berikutnya mungkin adalah episode yang paling dikenal sepanjang sejarah mitologi Mesir. Bahkan, orang Mesir sendiri pernah membuat parodinya dengan menceritakan episode ini dengan nada jenaka.
Episode ini disebut Contendings of Horus and Set.
Ya—setelah Horus cukup umur, akhirnya Isis kembali muncul ke permukaan dengannya.
Osiris mempunyai seorang putra, dan putranya akan mengambil kembali takhta dari kuasa tirani Set.
Perebutan kekuasaan ini biasanya diceritakan dalam bentuk serangkaian sayembara dan pertandingan antara Horus dan Set, dengan sekumpulan dewa-dewi tertentu sebagai saksi dan jurinya. Ada versi yang menyebutkan bahwa kedua dewa itu saling berseteru dan benar-benar mengadakan perang akbar bersama pengikut mereka masing-masing—dan versi ini yang kugunakan di Ragnarökr Cycle, omong-omong—tetapi versi yang lebih banyak diceritakan biasanya melibatkan sayembara.
Salah satu pertandingannya adalah balap kapal. Para dewa menantang Horus dan Set untuk membuat kapal dari batu, lalu berlomba menyeberangi sungai Nil. Dia yang berhasil menyeberang duluan adalah pemenangnya.
Set segera mulai membuat kapalnya, mengambil sebongkah batu raksasa dan menggunakan sihir penghancurnya yang sangat kuat untuk membuat bentuk kapal. Sementara itu, Horus—yang lebih kalem—tahu bahwa para dewa ingin ini menjadi uji sihir. Dia yang sihirnya lebih kuat dalam menjaga kapalnya agar tidak tenggelam otomatis pasti menang, karena kapal yang dibuat dari batu mustahil bisa mengapung.
Sayangnya, jika bicara soal sihir, Horus sama kuatnya dengan Set. Tentu, dia bisa meminta tolong pada Isis, tetapi sihir Isis sangat mudah dideteksi saking kuatnya. Akhirnya, setelah memutar otak, Horus mendapatkan ide.
Alih-alih menyusun kapal dengan batu, Horus membuat kapal biasa dengan kayu—lalu, setelahnya, baru memberi kapal itu warna dan hiasan yang membuatnya tampak seakan dia terbuat dari batu.
Setelah itu, Set dan Horus mulai berlayar.
Set, karena sihirnya adalah sihir Kekacauan dan bersifat menghancurkan, akhirnya tidak mampu lama-lama menahan kapalnya di atas air dan tenggelam.
Sementara itu, Horus berhasil menyeberang tanpa sihir sama sekali.
Horus menang, 'kan?
Salah.
Sayangnya, walaupun sebagian besar dewa jurinya berpihak kepada Horus, ketua dewan juri itu—berbeda dewa tergantung versinya, bisa Ra, bisa Atum, bahkan terkadang Neith—lebih berpihak pada Set. Kecurangan Horus akhirnya membuat perlombaan ini dianulir, dan mereka harus bertanding lagi dalam sayembara lainnya.
Dan begitulah seterusnya—Horus dan Set bertanding, Horus menang, tetapi kemenangannya dianulir. Pertandingan ini terus berlangsung hingga delapan puluh tahun.
Suatu hari, Set akhirnya memutuskan untuk bertindak curang di balik layar.
Dia meminta berhubungan seks dengan Horus.
(Aku sudah memperingatkanmu, oke?)
Ini adalah langkah yang sangat riskan, terutama bagi Horus. Horus tahu bahwa jika dia menolak, konflik berkepanjangan ini akan terus berlanjut. Namun, jika dia menerima, posisinya akan terancam: dalam budaya Mesir, sperma adalah sesuatu yang sangat kuat dan penuh sihir, nyaris seperti racun, karena kekuatannya untuk menciptakan kehidupan.
Jika Set bisa 'meracuni' Horus dengan spermanya, Horus pasti kalah telak.
Akhirnya, setelah memutar otak sejenak, Horus menyetujui permintaan Set dengan satu syarat—Set harus menyerahkan sebagian kekuatannya pada Horus.
Set sepakat.
Tanpa sepengetahuan Set, Horus memiliki trik lain yang disembunyikannya: dia menangkupkan tangannya di bawah alat kelamin Set. Begitu Set mengeluarkan spermanya, alih-alih masuk ke dalam badan Horus, Horus berhasil menangkap sperma itu dan mencegah dirinya keracunan.
Tentu saja, Set tidak tahu ini.
Begitu Set pergi, Horus segera membuang sperma Set ke dasar sungai.
Horus segera melapor pada Isis mengenai hal ini, dan Isis mendapatkan ide: ia ingin menggunakan rencana Set melawan Set sendiri.
Pertama, ia meminta Horus untuk melapisi sehelai selada dengan spermanya.
Begitu usai, Isis meletakkan selada itu dalam mangkuk makanan Set.
Isis tahu bahwa selada adalah camilan favorit dewa itu.
Jadi, ketika Set memakan selada itu, dia menelan sperma Horus.
Esoknya, Set—mengira bahwa dia telah berhasil menanamkan spermanya dalam badan Horus—berkata pada para dewa-dewi juri bahwa dia memiliki bukti kuasa atas Horus. Para dewa-dewi menyimak, dan Set memanggil spermanya untuk menjawab.
Di luar dugaannya, spermanya malah menjawab dari dasar sungai.
Belum usai Set terkejut, Horus membalas dengan menyatakan bahwa dialah yang punya kuasa atas Set—lalu, untuk membuktikannya, Horus memanggil spermanya untuk menjawab.
Dan spermanya menjawab dari dalam tubuh Set.
Set, tentunya, tidak terima.
Ada versi yang mengatakan bahwa Thoth berusaha menengahi pertikaian yang terjadi setelahnya. Versi lain mengatakan bahwa sperma Horus akhirnya meracuni Set, 'menghamili'-nya, dan Thoth lahir dari situ.
Namun, versi yang paling terkenalnya mengatakan bahwa Set akhirnya mengadakan perang besar-besaran dengan Horus.
Horus menyeringai. Sekarang dia tidak takut.
Di tengah perang inilah, Horus berhasil memotong testis Set. Ini menyebabkan Set tidak bisa beranak lagi, dan menjelaskan kenapa padang pasir sangat tandus—padang pasir tidak lagi subur karena Horus merenggut kesuburannya.
Sementara itu, Set berhasil merenggut mata Horus.
Mata kiri Horus melambangkan bulan, dan mata kanan Horus melambangkan matahari—yang berarti, dengan dicabutnya kedua mata Horus, langit menjadi gelap.
Dengan bantuan Thoth, Horus berhasil menumbuhkan kembali matanya. Kedua mata ini akhirnya menjadi jimat bagi rakyat Mesir—mata kirinya menjadi Wedjat, yang melambangkan harapan dan perlindungan (seperti bulan menerangi kegelapan malam); mata kanannya menjadi Mata Ra, yang melambangkan kuasa dan kekuatan (seperti matahari menguasai langit siang).
Di samping itu, Horus masih mendapatkan kekuatan ekstra dari Set yang dijanjikannya tadi—yang berarti, kali ini, Horus memiliki keuntungan terhadap Set.
Keuntungan inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh Horus.
Tergantung versinya, ada banyak bentuk kekalahan Set terhadap Horus. Ada yang menyebutkan bahwa Set dan para pengikutnya akhirnya menyerah, dan seluruh Mesir jatuh dalam kuasa Horus. Ada yang menyebutkan bahwa Set berusaha berunding dengna Horus, dan akhirnya Set mendapat daerah kuasa di padang pasir sementara Horus menguasai lahan subur dan peradaban. Ada yang menyebutkan bahwa Horus berhasil memojokkan Set dan menghancurkannya.
Intinya, Horus akhirnya menang—menunjukkan bahwa dengan perjuangan, usaha pantang menyerah, dan bantuan akal, Keteraturan bisa mengalahkan Kekacauan.
Omong-omong, ingat soal Isis merawat Horus kecil? Semenjak Horus mendapatkan takhta atas seluruh ciptaan, ikon ini menjadi simbol dari Isis sendiri: Isis sebagai Ibu Para Firaun, dan para Firaun sebagai pembawa Horus dalam dunia fana.
Baik! Sekian dulu untuk konten bonus kali ini. Aku sadar betul bahwa aku terlambat dua hari kali ini, jadi sebagai permintaan maafku, ini ilustrasiku atas Osiris (dengan teknik invert-sketching, seperti yang kugunakan untuk menggambar Kur):
Kiri sketsa asli, kanan setelah di-invert secara digital. Ini bukan Osiris versi Ragnarökr Cycle, kok; ini cuma bayanganku saja soal Osiris sebagai mumi pertama.
Baik! Ini pertanyaan untuk #GodsFear kali ini: fobia apa yang diderita oleh Osiris?
Sekadar informasi saja, hadiah untuk #GodsFear yang ini adalah cerpen eksklusif dari Ragnarökr Cycle: Identity! Apa itu Identity? RC: Identity adalah seri mini yang menceritakan tentang karakter-karakter yang tidak sempat kuekspos di seri buku utama.
Untuk cerpen Identity yang menjadi hadiah kali ini, judulnya adalah Anthony.
Yup—cerpen ini bercerita tentang Tony!
Kenapa Zeus menyebutkan bahwa Tony tidak punya masa lalu?
Kenapa Kairo disebut berisi kenangan buruk bagi Tony?
Bagaimana bisa Tony akhirnya membawa Wedjat?
Apa hubungan Tony dengan Anubis?
Siapa Tony sebenarnya?
Jawabannya ada di Identity: Anthony.
Jadi, jika penasaran, silakan coba peruntunganmu di kolom komentar di bawah. Ingat format jawabannya, ya! :D
Sampai bertemu lagi di konten bonus RCMJ berikutnya!
***
Catatan Penulis: oke, kita sudah punya pemenang. Ini situasi yang agak unik, karena ... well, yang jawabannya benar cuma satu. :")
Jawabannya adalah claustrophobia, alias takut pada ruang tertutup.
Osiris dijebak dalam sebuah peti yang seukuran persis tubuhnya sampai mati. Bayangkan perasaannya. :")
Kenapa bukan takut pada kekacauan? Jika Osiris takut pada Kekacauan, dia tidak akan bisa berusaha mengaturnya--terutama karena adiknya sendiri adalah perlambang dari Kekacauan, bahkan menjadi dewa dengan aspek itu. Bagaimana dengan Ra? Bukannya lawannya juga ular?
Berbeda dengan Osiris, Ra tidak pernah berhadapan langsung melawan Apophis. Selama perjalanannya di Duat, Ra selalu dilindungi oleh pasukannya--Mata Ra--yang melawan Apophis. Setelah itu, Ra akan terbit lagi ke langit dan menjadi matahari. Setiap Ra bertemu langsung dengan Apophis, ujungnya selalu Ra dimakan--mengakibatkan gerhana matahari.
Jadi, jawaban yang benar untuk #GodsFear kali ini adalah jawaban dari UsagiMugi! Silakan kirim alamat email aktifmu kepadaku via PM untuk menerima hadiah :D
ps. Hadiah tidak berlaku jika tidak ada keterangan setelah satu minggu. Ini juga berlaku untuk semua #GodsFear yang lalu dan yang akan datang, lho, aku cuma mengingatkan lagi setelah pengumuman pertama di Loki dulu.
Oke, sekian dulu untuk kali ini. Selamat untuk pemenangnya, dan jangan takut untuk mencoba lagi. Sampai ketemu di bonus part berikutnya dan trims berat untuk semua partisipasinya!
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro