Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#GodsFear: Hod

Catatan Penulis: Update 10/9/2016, kuis ditutup!

***

Selamat datang lagi di #GodsFear! Wah, aku tidak menyangka kita akhirnya sampai sini. Seperti #RCMJScience, #GodsFear akan segera berakhir—persisnya, dua #GodsFear lagi. Yang berarti, #BehindChara dan #Road2RCSC juga akan segera habis ... yang berarti Ragnarökr Cycle: Storm Chasers akan segera terbit. Berita bagus untuk teman-teman yang menunggu sekuelnya!

(Dan berita buruk untuk jadwal kuliahku, tapi aku akan coba cari cara nanti.)

Untuk dua #GodsFear ini, aku akan kembali lagi ke mitologi-mitologi mayor—mitologi Nordik dan Yunani. Kita sudah menebak ketakutan Loki, Ra, Prometheus, dan Osiris. Rasanya cocok saja jika kita menutup lingkarannya. Plus, ketiga mitologi itu juga yang jadi sumber kekuatan keenam Myth Jumpers.

(Aku barusan memberi kalian hint, lho, ada yang sadarkah?)

Setelah itu, aku akan menyasar sebentar ke mitologi lain yang belum kuungkit sama sekali di Myth Jumpers untuk menutup #GodsFear nanti.

Berhubung aku sedang senang menonton Vikings yang ditayangkan di History Channel, sepertinya kita akan bicara dulu soal mitologi Nordik.

Omong-omong, Vikings seru, lho. Dia bercerita tentang Ragnar Lothbrok, salah satu ketua suku pada awal masa Viking dulu, yang rekam jejak hidupnya diabadikan di dua saga dan satu catatan petualang Denmark. Yah, jelas, karena terekam di saga, jadi banyak elemen mitologis di dalam ceritanya—tetapi, toh, justru itu yang membuat kisah-kisah begini jadi seru, 'kan? Manusia-manusia setengah dewa. Belum lagi, jika kisahnya benar, ada implikasi menarik. Dalam mitosnya, Ragnar menikah dua kali: sekali dengan seorang shieldmaiden bernama Ladgerda, dan kedua kalinya dengan seorang putri bernama Aslaug atau Kraka.

Nah, Aslaug ini adalah anak perempuan dari Brunhild—dan Brunhild adalah seorang Valkyrie, yaitu roh-roh wanita utusan Odin yang bertugas menjemput jiwa pahlawan yang mati di medan tempur. Kisah tentang pernikahan Brunhild dengan seorang pahlawan, Sigurd, diceritakan dalam saga yang lain lagi—yang berarti saga tentang Ragnar bisa dihubungkan dengan saga yang satu ini, membuat cerita mitologi ini jadi satu jalan atau canon.

Brunhild sendiri terkadang disebut sebagai putri Odin, walaupun garis keturunan ini sebenarnya tidak terlalu jelas dari catatan klasiknya (dan hanya diperkuat oleh cerita-cerita modern, seperti versi Odin yang muncul di film Atlantis 2: Milo's Return).

Jika ditambahkan dengan referensi berkali-kali bahwa Ragnar mengikuti petunjuk langsung dari Odin, ini berarti pernikahan Ragnar dengan Aslaug benar-benar merekatkan hubungan langsungnya dengan sang Raja Asgard itu sendiri.

Oke, kenapa aku malah melantur?

Namun, serius, mumpung kita bicara tentang Odin, bahasan kali ini adalah tentang peristiwa yang sangat penting dalam hidupnya: kematian putra semata wayangnya.

Tidak, aku tidak sedang bicara tentang Thor.

Dalam naskah-naskah Nordik Kuno, peristiwa ini sering disebut sebagai Odin's Great Sorrow atau Frigg's Great Sorrow. Frigg, atau Frigga, adalah istri Odin. Peristiwa ini adalah satu-satunya peristiwa (sejauh yang bisa kuingat) yang menunjukkan bahwa Odin juga punya perasaan.

Memang peristiwanya apa, sih?

Teman-teman tahu bagaimana Loki sangat jail? Dalam bahasa internetnya, Loki adalah seorang troller.

Peristiwa ini mungkin adalah troll terkejamnya.

Kita set dulu latarnya. Saat itu, dunia sudah terbentuk. Tumbuh-tumbuhan sudah mampu berbuah sendiri walaupun beberapa tumbuhan masih sangat muda, umat manusia sudah menjadi peradaban, para binatang sudah berkeliaran. Bentuk pohon Yggdrasill—Pohon Dunia, tempat seluruh alam semeseta berada—sudah mirip dengan yang terekam.

Saat itu, perang antara kaum Æsir, para dewa perang, dan kaum Vanir, para dewa pertanian, sudah usai. Perdamaian akhirnya dicapai. Freyr, seorang Vanir, Dewa Cuaca dan Musim Panas, sudah bisa menyebarkan kuasanya bersama dengan Thor, seorang Æsir, Dewa Halilintar dan Kekuatan. Tyr, seorang Æsir, Dewa Perang, bisa beristirahat sementara Freya, seorang Vanir, Dewi Cinta dan Kesuburan, bisa melaksanakan tugasnya.

Para dewa sedang sangat bahagia.

Hingga, akhirnya, suatu hari, Balder bermimpi buruk.

Balder adalah putra kedua Odin, dan dia lahir kembar dengan seorang dewa lain yang bernama Höðr atau Hod. Balder adalah Dewa Cahaya, Keadilan, dan Titik Balik Musim Panas yang sangat tampan dan sangat baik hingga praktis seluruh ciptaan mencintainya. Hod, sementara itu, terlahir buta—tetapi ia juga sangat baik, jadi semua orang pasti tidak tega padanya dan bergerak membantu jika mereka bisa.

Suatu hari, Balder memimpikan kematiannya—dan mimpi ini muncul beberapa kali. Bagi para dewa, tidak jarang, mimpi adalah sebuah pertanda. Karena itulah, dengan sangat resah, Balder akhirnya melapor pada ibunya, Frigga.

Ini tidak membuat semuanya jadi lebih baik.

Sebagai Dewi Takdir dan Sihir, Frigga tahu persis kekuatan mimpi—terutama mimpi seorang dewa yang berkali-kali muncul. Dengan kegelisahan yang sama dengan putranya, Frigga akhirnya melaporkan mimpi ini pada suaminya, Odin.

Odin, seorang Dewa Takdir dan Kebijaksanaan, juga tidak merasa lebih baik.

Akhirnya, Odin memutuskan untuk berkonsultasi pada seorang völva, wanita yang mempraktikkan sihir seidr—jenis sihir kaum Viking—yang bisa melihat masa depan. Odin sudah sering menanyakan soal masa depan pada völva, jadi dia sudah terbiasa dengan yang harus dilakukan. Mengambil penyamaran sebagai seorang pengelana bernama Vegtam, Odin akhirnya turun ke Helheim—Ranah Orang Mati.

Di luar dugaan Odin, Vala—sang völva—ternyata sedang menghiasi ruang tempat tinggalnya dengan riang. Odin bertanya tentang kenapa dia menghias.

"Oh, untuk seorang tamu istimewa, tentunya. Kau memaksaku menjawab, dan sekarang aku akan diam."

"Janganlah diam dulu, Vala! Siapa tamu istimewa ini?"

"Tidak lain dan tidak bukan, Balder, sang Dewa Cahaya. Kau memaksaku menjawab, dan sekarang aku akan diam."

"Janganlah diam dulu, Vala! Bagaimana bisa dia terbunuh?"

Apabila roh memasuki Helheim, berarti roh itu tidak mati di medan tempur—kaum Viking sangat menghindari ini. Yang berarti, jika Balder akan masuk Helheim setelah matinya, kematiannya pasti sangat buruk.

"Darahnya akan ditumpahkan oleh darahnya sendiri. Kau memaksaku menjawab, dan sekarang aku akan diam."

Saat itulah, melihat ekspresi gelisah tamunya, Vala baru menyadari siapa Vegtam sebenarnya. Namun ia terlambat. Vegtam sudah bergerak untuk pulang ke Asgard.

Setibanya di Asgard, Odin menyampaikan berita terbarunya—bahwa Helheim tengah bersiap menyambut Balder. Berita ini jelas tidak membuat semua orang merasa baikan, dan Frigga akhirnya memutuskan untuk berinisiatif melakukan pencegahan sebisanya.

Frigga segera turun, mendatangi segala hal yang ada di alam semesta ini satu per satu—batu yang diam, bunga yang mekar, pohon yang tumbuh, rumput yang bergoyang bersama, para dewa, para manusia, para kurcaci, para elf, para raksasa, para setan api, para binatang, semuanya—dan menarik sumpah dari mereka bahwa mereka tidak akan pernah menyakiti Balder.

Karena Balder sangat disayangi, seluruh ciptaan bersumpah.

Semuanya, kecuali satu tumbuhan yang masih terlalu muda untuk bersumpah.

Loki, tentunya, juga ditarik sumpahnya.

Karena ini, Loki jadi penasaran.

Suatu hari, para dewa sedang bercengkerama bersama-sama, melempari berbagai hal kepada Balder. Wajan, batu, pisau, pedang, tombak, apa pun yang bisa mereka lempar. Karena semua benda sudah bersumpah tidak akan pernah menyakiti Balder, semua benda tersebut terpental balik tanpa menyentuh Balder sama sekali. Ternyata, Balder dan para dewa menganggap hal ini lucu. Mereka mulai melempar apa yang mereka punya pada Balder.

Di tengah keramaian ini, Loki menyamar menjadi seorang wanita—toh, dia sudah pernah menyamar jadi seekor kuda betina juga sebelumnya dan benar-benar hamil—lalu mendatangi Fensallir, bangunan tempat Frigga tinggal. Frigga sedang menonton anaknya yang aman di kejauhan, tersenyum pada dirinya sendiri.

"Nyonya Frigga," kata Loki sopan. "Apa yang terjadi pada Tuan Balder?"

"Oh, itu," kata Frigga. "Itu bukan Balder. Aku membuat seluruh ciptaan bersumpah tidak akan pernah menyakitinya, jadi mereka tidak bisa menyakitinya."

Loki mengendus kesempatan untuk jail. "Benarkah? Seluruh ciptaan?"

"Iya! Seluruh ciptaan." Frigga terdiam sejenak. "Yah, kecuali mistletoe, sih. Tumbuhan itu masih sangat, sangat muda. Dia belum bisa bersumpah."

Mistletoe. Kata itu menyambar pikiran Loki seperti petir. "Oh ... sayang sekali."

"Iya. Sayang sekali. Namun tidak apa-apa, kok. Mistletoe juga tidak tajam, 'kan? Dia tidak akan bisa menyakiti Balder."

Ya, dia tidak akan bisa, pikir Loki sambil pergi dari Fensallir. Kecuali jika aku melakukan sesuatu soal itu.

Loki akhirnya mengambil mistletoe yang belum bersumpah itu dan membawanya diam-diam ke Asgard. Di Asgard, para dewa dan dewi masih bermain-main dengan sumpah perlindungan Balder ... kecuali satu dewa, yaitu kembaran Balder sendiri, Hod sang dewa buta.

"Oi, Hod!" sapa Loki. "Kenapa kau malah menyendiri di pojok sini? Semua dewa sedang bersenang-senang!"

"Ah, itu," kata Hod sedih. "Anu. Aku tidak bisa melihat. Jadi, mereka tidak memberiku barang apa pun untuk dilempar. Takut hilang jika aku salah arah melemparnya."

"Aw, jangan sedih begitu, Bung," kata Loki sambil mulai melilitkan mistletoe yang baru diambilnya ke sebilah tombak—memastikan bahwa ujungnya terlapisi dengan tumbuhan itu. "Nih, aku punya sesuatu. Aku arahkan lemparanmu supaya tidak meleset. Bagaimana?"

"Wah, boleh juga. Terima kasih, lho."

"Tidak masalah, Kawan."

Loki lalu menuntun Hod, menggambarkan sekuat apa dia harus melempar, sudut dan arah yang tepat, memastikan bahwa ujung tombaknya akan mendarat persis di Balder—

Dan Hod melempar.

Saat itu, Loki sudah menghilang pergi.

Para dewa melihat tombak aneh itu memelesat melewati kerumunan mereka—tombak berlilitkan mistletoe. Tidak hanya melilit, ujung tombak itu bahkan ditutupi mistletoe.

Tombak itu sudah bersumpah tidak akan menyakiti Balder.

Mistletoe tidak.

Jadi, di depan mata semua orang, tombak itu menembus Balder dengan sangat lancar.

Semua orang tercengang saat itu juga.

Tidak lama kemudian, Balder akhirnya terjatuh.

Mati.

Semua orang langsung panik.

Mereka semua sadar bahwa Hod pelakunya.

Namun bagaimana bisa lemparannya tepat mengenai saudaranya?

Belum lagi, bagaimana bisa dia menemukan sesuatu yang bisa menembus Balder?

Masalahnya, tidak ada orang lain di sana yang menyaksikan saat Hod berbincang dengan Loki—yang berarti, semua tuduhan praktis mengarah pada Hod.

Tidak ada yang berani bertindak ... kecuali Odin.

Sang ayah, ditelan amarah, segera mendatangi seorang raksasa wanita bernama Rinda, dan dengan bantuan sihir, mereka melahirkan seorang anak—Vali, Dewa Pembalasan Dendam.

Vali menjadi dewasa dalam waktu satu malam, dan segera setelah itu, Vali membunuh Hod—membalaskan dendam saudaranya. Vali menusuk Hod sampai mati, seperti Hod telah menusuk Balder.

Sementara itu, sebelum Vali tumbuh dewasa, para dewa akhirnya memutuskan untuk memberi Balder pemakaman di laut—pemakaman Viking khusus bagi seorang kepala suku. Balder dibaringkan di sebuah kapal yang megah, lukanya dibersihkan, badannya ditutup dengan baju yang bagus, lalu para dewa mengucapkan kata-kata terakhirnya.

Terutama adalah Odin, yang membisikkan sesuatu pada Balder.

Tidak ada satu hal pun dalam ciptaan yang tahu apa kata-kata terakhir Odin pada putranya.

Akhirnya, kapal itu dibakar. Dengan palunya, Thor memastikan bahwa api di kapal itu membakar sebesar-besarnya.

Lalu, dengan bantuan seorang raksasa, kapal itu akhirnya dilepaskan ke laut dalam satu tendangan yang getarannya sampai ke Bumi.

Nanna, dewi cinta muda dan istri Balder, sangat sedih hingga dia mati saat itu juga. Ada juga versi yang mengatakan bahwa Nanna ikut melompat ke dalam api pemakaman Balder untuk mati bersama suaminya. Yang pasti, dalam semua versinya, Nanna ikut mati—menunggu dibangkitkan kembali dengan kekasihnya setelah Ragnarok usai nanti.

Setelah Hod dimakamkan juga, akhirnya Hermod—salah seorang putra Odin—mendapatkan ide. "Aku akan turun ke Helheim," katanya. "Aku akan coba bertanya pada Hel dan meminta Balder kembali darinya."

Hel adalah putri Loki, Dewi Penjaga Kematian, dan Penguasa Helheim (malah, tempat itu mendapatkan namanya dari nama Hel. Helheimr artinya adalah Ranah Hel). Konon katanya, separuh dirinya sangat cantik, sementara separuhnya lagi sudah membusuk seperti mayat semenjak Odin membuangnya ke Helheim.

Odin menghela napas. Ide Hermod terdengar gila ... tetapi mungkin. Toh, setelah Ragnarok nanti, semua jiwa juga akan lepas dari Helheim. Tempat itu bisa ditinggalkan, jika Hel mengizinkan. "Baik. Bawalah kudaku, Sleipnir, dan semoga perjalananmu aman hingga kaupulang."

Sleipnir adalah kuda Odin yang berkaki delapan, dan mampu pergi dari Jotunheim hingga ke Asgard hanya dalam satu lompatan. Akhirnya, mengambil kendali atas kuda itu, Hermod berangkat.

Setibanya di Helheim, Hermod menemukan bahwa Balder—pucat pasi dan tampak seperti mayat hidup—sedang duduk di pesta penyambutannya, di kursi spesial di sebelah Hel.

"Hel," kata Hermod. "Atas izin Odin, aku kemari untuk meminta Balder kembali lagi kepada dunia fana."

Hel tertawa. "Apa kaumau seenaknya saja merebut tamu kehormatanku?"

Hermod mengerang gelisah. "Hel, kautahu bahwa seluruh ciptaan mencintai Balder. Kematiannya membuat segalanya jadi hancur. Tidak ada satu orang pun yang bisa tersenyum setelah kematiannya."

Hel berpikir sejenak. Ia tidak mau macam-macam dengan Odin, tetapi aturan adalah aturan. "Baik. Namun buktikan dulu."

"Buktikan apa?"

"Bahwa seluruh ciptaan mencintai Balder. Apabila seluruh ciptaan menangisi kematian Balder, aku akan mengembalikan Balder pada kalian."

Seulas senyum cerah segera merekah di wajah Hermod. "Ah, astaga. Terima kasih banyak, Hel, Putri Loki."

Mata Hel agak berkedut mendengar nama Loki. "Sama-sama. Sekarang pergilah dan kabari semuanya."

Persis itu yang Hermod lakukan. Setelah mengabari Odin dan Frigga, mereka segera menyebarkan kabar gembira itu melalui para pengantar pesan—bahwa Balder bisa bangkit kembali, apabila seluruh ciptaan menangisi kematiannya.

Dan seluruh ciptaan akhirnya menangis ... kecuali satu.

Ada dua versi mengenai siapa yang tidak menangis. Versi yang tercatat mengatakan bahwa ia adalah seorang raksasa wanita bernama Thokk ('trims' dalam bahasa Nordik Kuno).

"Apabila dia sudah mati, ya biarkan dia mati," kata Thokk ketus.

Ada yang mengatakan bahwa Balder pernah menolak cinta Thokk. Ada lagi yang mengatakan bahwa Thokk sebenarnya adalah Loki yang sedang menyamar. Siapa pun Thokk sebenarnya, itu tidak mengubah fakta bahwa ia tidak menangis.

Versi lain mengatakan bahwa yang tidak menangis adalah pohon willow, tetapi bukan karena ia tidak mau menangis—pohon willow adalah benda terakhir di seluruh alam semesta ini yang mendengar mengenai syarat kebangkitan Balder, dan ketika ia akan menangisi Balder, Loki mengutuknya. Akhirnya, selama waktu seluruh alam semesta menangisi kematian Balder, pohon willow tidak bisa menangis—bahkan jika ia mencoba.

Ini membuatnya semakin sedih lagi, karena seperti seluruh alam semesta, ia juga sangat mencintai Balder.

Akhirnya, periode yang ditentukan Hel sudah habis. Seluruh alam semesta sudah mendengar mengenai syaratnya, tetapi ada satu ciptaan yang tidak menangis.

Karena itu, Balder tetap tinggal di Helheim hingga Ragnarok nanti usai.

Menurut versi yang mengatakan bahwa ini karena si pohon willow, setelah dekret Hel mengenai Balder tidak kembali ke dunia fana telah dikeluarkan, Loki akhirnya mencabut kutukannya setelah semuanya berhenti menangis.

Begitu kutukannya tercabut, pohon willow menangis sejadi-jadinya—hingga hari ini. Karena inilah pohon willow selalu tampak tertunduk. Dia sangat menyesal karena gagal membantu Balder hari itu.

Menurut ramalan Vala mengenai Ragnarok, setelah Ragnarok selesai nanti, Balder dan Hod akan bangkit lagi dari Helheim, mengobrol mengenai seluruh ciptaan dan peristiwa yang sudah berlalu, dan menguasai alam semesta menggantikan Odin.

Namun, itu masih lama.

Baik! Itu cerita untuk #GodsFear kali ini. Pertanyaan kali ini agak tricky, jadi sepertinya aku tidak akan menutup kemungkinan bahwa tidak ada yang menjawab dengan benar. :")

Untuk mengantisipasi itu, aku sudah membuat beberapa rencana. Kita lihat nanti jadinya seperti apa.

Dan pertanyaan untuk #GodsFear kali ini adalah: apa yang ditakuti oleh Hod?

Oh, dan untuk #GodsFear kali ini, aku akan menawarkan empat alternatif hadiah:

1) Bab pertama Ragnarökr Cycle: Storm Chasers,

2) Cerpen Ragnarökr Cycle: Identity mengenai Anthony,

3) Poster elemental untuk RCMJ atau RCSC, atau

4) Poster karakter untuk RCMJ atau RCSC.

Pemenangnya nanti boleh memilih salah satu, lho. Jadi, jangan takut mencoba peruntunganmu! :D

Sampai segera ketemu lagi di konten bonus berikutnya!

ps. Kalau kalian mengikutiku di Instagram, aku memberi beberapa teaser untuk RCSC juga di sana, lho. Akunku @alfirizkyr, sila di-follow yak ehehehehe #PromosiTanpaBatas

***

Catatan Penulis: Oke, jadi sekali lagi kita cuma punya satu orang yang menjawab dengan benar ... dan itu pun ternyata masih di atas dugaanku HAHAHA.

Dan jawaban itu adalaaaah aichmophobia, alias takut benda tajam! Jawaban yang benar disebutkan oleh dicon37. Selamat!

Sesuai janjiku, ada 4 alternatif hadiah untuk kali ini. Silakan PM padaku hadiah mana dari 4 itu yang diinginkan. :D

Oke! Sekian dulu untuk #GodsFear kali ini. Kita masih punya dua #GodsFear lagi, jadi jangan takut. Sampai segera bertemu lagi!

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro