Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#BehindChara: James Osbourne

Halo, dan selamat datang lagi di #BehindChara! Untuk edisi kali ini, kita bakal bahas soal satu-satunya anak dari trio utama kita yang belum dibahas. Hehehe.

Yup—kutu buku kita, James Osbourne.

Sepertinya pembahasan kali ini tidak terlalu panjang, soalnya aku sudah cukup banyak menceritakan soal alur cerita Myth Jumpers yang original di #BehindChara soal Luke dan Laura.

Uh, aku benar-benar payah soal memulai curhatan. Sebaiknya mulai dari mana, ya?

Dari sejak pertama kali aku membayangkan James, aku sudah tahu bahwa dia akan jadi anak berkacamata dengan darah Inggris, dan dia adalah sahabat Luke dari sejak mereka benar-benar masih kecil. Aku sudah tahu dia akan menjadi seorang kutu buku, dan aku sudah tahu bahwa dia akan jadi anak yang relatif pemalu. Aku bahkan tidak tahu kenapa aku menggambarkan James seperti ini, karena aku tidak mendasarkannya pada siapa pun di hidupku. Tidak seperti Luke (aku) atau Laura (mantanku), James tidak ada analognya di kehidupan nyata.

Jadi, yah, James cenderung konsisten selama ini.

Perbedaan utamanya mungkin terletak di harta.

James versi original adalah anak orang kaya. Ingat yang kuceritakan soal perjalanan ke Skandiniavia di awal cerita Myth Jumpers original? Itu dibiayai sepenuhnya oleh keluarga James. James tidak bangga soal itu, sama sekali, dan malah cenderung malu. Namun dia juga tidak menolak.

Yang pertama memberi tahu Luke soal cara menaklukkan Ray adalah James, karena dia satu-satunya yang terpikir soal membawa buku ke sarang naga. Ya, di versi original, mereka bertiga semuanya ke Wales untuk mencari naga, walaupun yang mendapatkan naga akhirnya cuma Luke dan Laura. James menyusul Luke, Luke mendapatkan Silverlight (Vidveider versi original), dan James memberi tahu Luke bahwa untuk menaklukkan naga, dia cukup melukai naga itu sebelum naganya melukainya.

Yeah. Aneh. Aku tahu.

Selain itu, James juga menerima aspek Odin sebagai penerima doa dari para nelayan. Sebelum berlayar, para Viking biasanya berdoa pada Odin untuk melindungi mereka dari Rán, dewi laut galak yang sangat suka membuat badai dan pusaran air untuk menjebak para nelayan. Karena James menerima aspek Odin yang ini, James jadi bisa mengendalikan air, seperti Luke bisa mengendalikan listrik atau Fera mengendalikan api.

Apa, ya? Aku harus mengakui bahwa memang screentime James tidak banyak. Bahkan, sebenarnya, bisa dibilang sangat sedikit. Paling tidak, di versi sekarang, James punya tugas yang jelas: mencari penyebab Fimbulwinter, tugas yang bahkan Odin sendiri tidak bisa selesaikan tepat waktu—dan berhasil diselesaikan oleh James dalam kurang dari dua puluh empat jam waktu Bumi.

James di versi original lebih terasa seperti seorang yang terseret arus. Ke mana perginya teman-temannya, dia ada di sana.

James baru mendapatkan peran sendiri setelah trio kita pertama kali berkenalan dengan Tony. Ingat saat Luke mengejar Anubis dan bertemu Fera? Mereka akhirnya mengejar Tony, dan James-lah yang menangkap Tony. Lalu, sementara Luke dan Fera mengejar Laura yang cemburu, James memutuskan untuk tinggal dan berbicara dengan Tony.

Aku tidak pernah menunjukkan sama sekali apa yang James katakan atau lakukan, tetapi hal berikutnya yang Luke tahu, Tony memutuskan ikut dengan mereka.

Aku tidak terpikir apa-apa sama sekali waktu itu.

Lalu mereka ke Yunani, dan selagi menanti Laura dan Will kembali dari mencari Olympus, James memutuskan untuk membaca lagi buku soal mitologi-mitologi dunia dan menemukan soal Roh Bulan dan Roh Lautan. Mereka lalu menarik hubungannya dengan Laura. Oke, peran James di sini mirip-mirip dengan James yang sekarang—sebagai ensiklopedia berjalan.

Setelah itu mereka tidur dan beramai-ramai ke Olympus untuk menghadap para Olympian. Mmm. Peran James juga tidak diperjelas di sini, karena fokus pada bagian ini ada pada Luke, Laura, dan Will.

Lalu ... penyambutan Ragnarok.

Nah, di bagian sini, James menghilang sebentar dari cerita. Dia memutuskan untuk mengarungi dulu lautan di seluruh dunia dan mencari Gungnir, tombak utama Odin, yang dia curigai tertinggal di Bumi. James lalu segera masuk ke dalam lautan dan menjadi air atau semacamnya. Iya, itu aneh dan memaksa, aku tahu.

Aku bahkan tidak tahu kenapa aku membuat cerita seperti ini. Tolong. :")

Oke, kita lewati bagian ciuman pertama Luke dan Laura dan langsung ke saat James kembali, persis di sore hari sebelum Ragnarok pecah. Dia datang dengan berita bagus dan berita buruk. Berita bagusnya, dia menemukan Gungnir. Berita buruknya, Gungnir ternyata digunakan oleh Odin untuk menyangga Bumi agar tidak hancur. Jadi mereka akhirnya pergi ke tengah lautan entah di mana, menemukan kebocoran di bawah laut yang disebabkan oleh James mencabut Gungnir, dan menggantikan pasak Bumi itu dengan anak panah raksasa tembakan Laura.

Selesai.

Setelah itu akhirnya Ragnarok pecah, dan keenam Myth Jumpers berpencar ke seluruh dunia untuk bertarung.

James sempat kubuang ke Indonesia untuk bertarung melawan Fenrir di Ancol. HAHAHAHA. Aku tidak tahu mendapat ide itu dari mana. Namun, karena dia ke Indonesia, dia jadi berkenalan dengan Sempati—seekor garuda, saudara dari Jatayu. Jatayu adalah garuda yang berusaha menyelamatkan Shinta dari Rahwana, tetapi akhirnya mati dipatahkan rahangnya oleh Rahwana di tengah pertarungan mereka. Sempati sendiri adalah varian India dari kisah Icarus—dulu, Sempati pernah bertanding dengan Jatayu soal ketinggian maksimal mereka bisa terbang. Sempati menang, tetapi dia terbang terlalu dekat dengan matahari dan sayapnya terbakar.

Saat itu, di medan tempur Ragnarok, Atlas telah memutuskan untuk ikut bertarung. Akibatnya, langit jatuh—secara harfiah. Langit semakin mendekati Bumi. Yang jadi masalah, Jormungand—ular musuh Thor—sudah meracuni langit. Jika racun di langit itu turun ke Bumi, semua makhluk akan musnah. Termasuk manusia dan para Penjaga.

Sempati menawarkan diri untuk menyangga langit lagi, tetapi dia tidak punya sayap.

James mengusulkan agar Luke memanggil Athena untuk membangkitkan Daedalus, ayah Icarus, dari kubur untuk membuatkan sayap bagi Sempati.

Ujung dari upaya ini adalah Daedalus nyaris mengkhianati para Penjaga, tetapi Luke menghentikannya. Sayapnya akhirnya dikirimkan ke Sempati, dan Daedalus menghilang di medan tempur. Sempati berhasil menyangga langit lagi sampai buku 5. Hehehe.

Aku lupa persisnya setelah itu ada apa, tetapi James lalu hilang kontak untuk sementara. Saat James kembali lagi, negosiasi pertama dengan Loki baru saja usai, dan dia langsung berhasil menyelamatkan Queen Drekinn dari pengaruh Loki, membebaskan sang Ratu Para Naga. James lalu menghilang lagi untuk mengantarkan Queen Drekinn kembali ke sarangnya.

Usai. Tulisanku di Myth Jumpers original berhenti sampai di sana, karena akhirnya aku menulis ulang cerita itu ke versi reboot.

Di versi reboot, peran James lebih jelas dan lebih penting—James menjadi Pembawa Peringatan dan bertugas menjelajahi semua markas Penjaga yang ada di benua Amerika untuk memperingatkan mereka soal Ragnarok yang akan segera pecah. James ditemani oleh versi reboot dari Claire, dan mereka menunggangi Sleipnir, kuda Odin yang berkaki delapan.

Di sini adalah pertama kali aku menunjukkan bahwa James punya pengalaman berkuda. Sebenarnya aku mempertahankan latar belakang ini sampai ke James yang sekarang, tapi aku tidak punya kesempatan menunjukkannya. Yha. Sayang sekali.

Seperti Laura, James relatif konsisten dalam semua inkarasinya. James versi [Archived] bahkan praktis tidak memiliki perbedaan dengan James versi sekarang. Mereka sama-sama kutu buku sahabat Luke dan bertugas mencari penyebab Fimbulwinter di Hlidskjalf sementara Odin pergi dalam tugas diplomatis.

Ah, iya. Aku berjanji akan bercerita sedikit lagi soal Wes. Aku tidak tahu apa yang mau diceritakan karena tidak terlalu banyak, tetapi seperti yang sudah sempat kusebutkan di #BehindChara Luke, aku menggunakan karakter Wes sebagai seorang bully yang sangat fleksibel di cerita-ceritaku—bahkan cerita-cerita yang berbeda dunia.

Apa ada teman-teman di sini yang membaca Deliquescent? Itu sebenarnya kumpulan cerita pendek yang sama sekali tidak direncanakan akan kukumpulkan, karena itu adalah cerpen-cerpen yang dulu kupakai untuk turnamen di grup Nusantara Pen Circle, dan kebetulan temaku di dua babak yang berhasil kulewati bisa berhubungan, jadi aku bisa menggunakan dunia yang sama untuk kedua cerpen itu.

Nah, di Deliquescent cerpen pertama, Candala, aku sempat menyebutkan di akhir-akhir bahwa tokoh utamanya pernah di-bully oleh seseorang bernama Wes. Di cerpen kedua, Kulacino, tokoh utamanya menceritakan bahwa di SD-nya ada seorang yang dia sebut 'sialan' bernama Wes.

Itu belum semuanya. Aku tahu teman-teman pasti belum membaca yang ini karena memang belum ku-publish, tetapi di ceritaku yang lain, Wes juga adalah seorang bully. Cerita itu adalah Icarus. Apabila ada teman-teman di sini yang juga membaca curhatan kubang ideku di The Shelf, kemungkinan teman-teman tahu soal Icarus. Di novella pertamanya, Deliverance, Icarus menceritakan bahwa dia di-bully oleh seseorang bernama Wes dan gengnya, yang rajin memberinya wedgie—menarik celana dalamnya dari belakang hingga selangkangan rasanya sangat-sangat-sangat tidak nyaman.

Di Myth Jumpers (yang versi sekarang), Luke dan James juga diganggu oleh Wes dan gerombolannya. Luke dan James, seperti Icarus, sama-sama tidak habis pikir kenapa mereka bahkan jadi target Wes. Alfred dari Deliquescent menceritakan bahwa dia jelek secara fisik, dan itu yang membuatnya jadi bulan-bulanan teman-temannya kecuali Lisa, tokoh utama di Kulacino. Luke, James, dan Icarus merasa tidak melakukan kesalahan apa-apa, tetapi mereka menjadi target juga.

Dalam menggambarkan Wes, aku cenderung menggunakan sudut pandang soal konformitas dan asersi dominasi—bahwa orang yang bisa menyuarakan apa kata semua orang dan memiliki kesan mendominasi biasanya akan dipandang, dan Wes berusaha mencapai itu dengan cara-cara yang dipertanyakan. Dia melawak mengenai fisik Alfred—sesuatu yang menurut Alfred disetujui semua orang, makanya mereka semua tertawa tiap Wes menghinanya—lalu mengeroyoki Luke, James, dan Icarus disusul menekan mereka dengan kekerasan fisik.

Sebelum kau bertanya, tidak, Myth Jumpers, Icarus, dan Deliquescent tidak berlatar di dunia yang sama. Akan ada beberapa elemen umum yang akan kugunakan seenaknya lintas-dunia, seperti Wes ini sendiri, tetapi aku lebih cenderung menggunakan mereka sebagai Easter egg—bahkan walaupun perannya penting, seperti salah satu buku lintas-dunia yang muncul di Gravedancer dan juga di Icarus, atau karakter Myth Jumpers yang muncul juga di dunia Gravedancer.

Eh, nyaris spoiler. Hehehe.

Aku belum pernah mencoba membuat profil komplet mengenai Wes, dan sepertinya itu bisa jadi hal yang cukup menarik untuk kucoba lain kali, karena bentuk bullying yang dilakukan Wes tidak selalu sama—seperti yang kuceritakan tadi, dia mem-bully Alfred secara verbal, tetapi dia mem-bully Luke, James, dan Icarus secara fisik. Icarus sempat menyebutkan juga soal beberapa karakteristik Wes, dan pada suatu titik, bahkan mengatakan bahwa Wes jahat.

Yah, kurang-lebih mirip dengan gambaran Luke dan James mengenai Wes.

Kembali ke James. Lalu ... ah, ada yang sempat bertanya tentang orientasi seksual James. Ya, dia biseksual. Aku bahkan sempat menggambarkan James sebagai seorang gay (berskor maksimal di skala Kinsey), tetapi aku mengubah pikiranku karena sejarah James dengan Claire yang—bagi James—bukan sekadar mencoba-coba. Yang berarti James memang bisa merasakan ketertarikan dengan lawan jenis maupun sesama jenis.

Aku pertama menyadari bahwa James bisa tertarik dengan lelaki dari sejak Myth Jumpers original. Sumpah, padahal aku tidak sengaja. Seperti yang mungkin sekarang sudah kausadari, dalam versi originalnya, aku lebih cenderung tidak merencanakan apa-apa dan membiarkan karakter-karakterku bereaksi dengan cara mereka sendiri-sendiri terhadap situasi yang kuberikan. Walaupun reaksi mereka semua cacat karena tiadanya lembar karakter yang jelas, aku menyadari belakangan bahwa James sangat sering kukotakkan bersama dengan Tony. Padahal itu tidak sengaja.

Aku juga beberapa kali membaca ulang lagi naskah itu, dan menyadari bahwa memang ada sedikit undertone James-Tony. Bahkan, untuk versi sekarang, aku sempat terpikir untuk menunjukkan James-Tony lagi. Sudah sempat terencana. Namun, akhirnya, bagian itu tidak mendapat tempat di Myth Jumpers.

Aku masih tidak yakin soal menunjukkan mereka di cerita-cerita mendatang karena rentang waktu dalam buku-buku berikutnya, belum lagi karena untuk versi sekarang, aku cenderung membayangkan Tony sebagai seorang aseksual. Kita lihat saja nanti.

Oke, jadi ... trivia. Trivia! Aku baru sadar ini baru-baru ini, lho. Di semua versi James, aku selalu berujung memberinya senjata berupa polearm, alias senjata panjang. Di versi original, aku memberi James Gungnir, tombak Odin, sebelum akhirnya Odin memberinya tombak lain. Di versi reboot, James belum sempat membawa senjata, tetapi aku sudah merencanakan Gungnir lagi. Di versi [Archived] dan sekarang, aku memberi James senjata tombak atgeir yang dulu milik Gunnar Hámondarson. Omong-omong, dia benar-benar ada, lho, walaupun rekam sejarahnya lebih lengkap dari cerita-cerita saga dari Islandia, jadi ciri-cirinya agak dilebih-lebihkan. Aku membaca soal Gunnar dari Burnt Njal's saga, dan sumpah itu seru banget.

Atgeir milik Gunnar ini terkenal karena tiap dia diambil dari tempatnya, dia akan bersiul (atau bernyanyi, tergantung terjemahannya) karena tidak sabar untuk meminum darah musuh. Aku menerjemahkannya sebagai siulan, seperti yang kugambarkan di Bab 24 saat James pertama muncul membawa senjata itu, walaupun sekarang atgeir ini kubuat jadi sakti karena siulannya berarti teknologi manipulasi gravitonnya dinyalakan.

James akhirnya memberi nama senjata ini Dreyfengr, Bloodcatcher, sesuai mitos soal betapa haus darahnya atgeir Gunnar Hámondarson. Aku belum sempat menemukan tatanan gramatikal yang pas untuk bentuk nama yang kucari itu, jadi aku akhirnya beralih mencari daftar nama Odin untuk melihat bagaimana kata benda dan kata agentif (kata pelaku, seperti catcher adalah bentuk agentif dari catch) bisa dijadikan nama atau gelar. Setelah itu, aku membandingkan terjemahan yang ada dan perubahan bentuk katanya saat dipertemukan dengan kata-kata lain.

Akhirnya aku tiba pada dreyfengr, bahasa Nordik Kuno yang artinya blood-catcher dari dreyr, 'darah', dan fengr, 'tangkap'. Selain itu, aku juga menamai ulang pedang Luke menjadi Vidveider, Stormhunter, dari vedr, 'badai', dan veidr, 'buru' atau 'pemburu'.

Eh, malah trivia soal senjata James. Hehe. Sebentar.

Dari dulu aku selalu membuat James memiliki Restu Odin, walaupun manifestasinya berbeda-beda. Dulu, James bisa mengendalikan air. Sekarang tidak lagi, memang, tetapi teman-teman ingat, 'kan, Odin itu seperti apa? Kita lihat nanti pengaruhnya pada James, hehe.

James, seperti yang kugambarkan di Minigame, adalah anak tipe Gagak—dia sangat pintar, dan dia tahu persis cara menggunakan otaknya. James tidak tampak pemalu sama sekali saat dia pertama muncul menghadapi Shiva dengan Dreyfengr karena dia (merasa) cukup tahu seberapa besar kemungkinannya menang. Dia sangat selektif soal pertempuran mana yang dipilihnya, dan karena itu, dia tidak pernah berani berdiri melawan Wes dan gerombolannya. Bagaimanapun juga, aku cukup yakin Restu Odin juga memengaruhi sudut pandangnya soal ini. Belum lagi, seperti Restu Thor membuat Luke semakin tahan banting di pertarungan, Restu Odin juga memengaruhi ketahanan James. Kita lihat wujudnya nanti.

Makanan favorit? James sangat suka berbagai jenis roti. Dia terutama suka croissant, tetapi roti lain juga tidak apa-apa. Jadi jika Luke membeli cheeseburger atau Laura membeli pizza, James baik-baik saja.

Minuman favorit—tebak—mm-hmm, James suka teh. Seperti yang digambarkan oleh Luke dengan sangat spesifik. Dia juga suka cokelat karena pengaruh dari Claire, tetapi minuman favoritnya tetap teh.

Hobinya ... membaca. Membaca, membaca, dan membaca. James adalah jenis orang yang tidak bisa membiarkan pertanyaan bergelantungan di kepalanya, karena jika sampai itu terjadi, dia tidak akan bisa tidur nyenyak di malam hari. Aku tidak sempat menunjukkan detail rumah James, tetapi orang tuanya sampai membiarkan James menggunakan salah satu kamar kosong di rumah mereka sebagai perpustakaan mini sendiri, dan buku di sana sudah sangat banyak sampai James terkadang harus menyelip di antara rak yang ada demi mengambil salah satu buku. James adalah jenis orang yang harus tahu, bukan percaya (jadi, ya, James adalah seorang ateis). Makanya dia senang bukan main saat Odin memberinya jam tangan yang berhubungan langsung dengan Sumur Mimir. Dengan ini, dia praktis bisa tahu segalanya.

Lalu, sebagai penutup, seperti biasa—ini sketsa karakterku untuk James. Seperti biasa juga, bisa jadi gambaranku salah, hehehe. Sejujurnya, aku tidak tahu siapa dasar sketsa ini, karena aku menemukannya di 9GAG. Oh, iya, di foto aslinya, orang ini tidak berkacamata, hehe. Aku menambahkan sendiri kacamatanya. Jadinya seperti ini:

Itu dulu untuk bonus kali ini. Oh! Aku mau tanya. Dari keempat jenis bonus yang kuterbitkan untuk RCMJ sejauh ini (#BehindChara, #Road2RCSC, #RCMJScience, #GodsFear), konten bonus mana yang paling kausuka? Apa alasannya?

Apakah sebaiknya aku mengubah jadwal terbitnya dari dua minggu sekali ke jadwal lain? Kenapa?

Aku benar-benar butuh ini, jadi aku minta tolong, jika internetmu memungkinkan, tolong sempatkan dijawab ya. Setiap jawabanmu sangat berarti buatku. :D

Oke, aku akhiri dulu bonus kali ini di sini. Terima kasih masih bertahan, dan sampai bertemu lagi!

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro