Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 18

Part 18

Akhirnya Luciel dan Yungjie keluar dari gedung dengan selamat. Rheina berhasil mengakali kamera CCTV gedung sehingga mereka berdua tidak terlihat. Mereka berdua bertemu dengan V dan sempat bertengkar sebelum Luciel dan Yungjie pergi ke arah barat mengikuti jejak mobil Vanderwood.

"Huff... satu masalah selesai," desah Rheina sambil bersandar di belakang kemudi. Dia melajukan mobil untuk mengejar Luciel dari jarak aman. Luciel hapal mobilnya karena itu Rheina tidak bisa dekat-dekat.

"Kau akan mengikuti mereka berdua?" tanya Lily lewat earphone.

"Memangnya apalagi yang harus kulakukan untuk memastikan mereka berdua aman dan tidak bertindak bodoh?" tanya Rheina. "Jika panik Luciel itu bisa sangat ceroboh. Dia bisa saja melukai dirinya tau bahkan si MC itu. Aku harus memastikan mereka berdua selamat, kan?"

Terdengar Lily menghela nafas panjang, "Kau sudah meminum obatmu? Aku mengecek laci obat. Kau tidak membawa kotak obat travelingmu. Apa yang kau rencanakan Rheina?"

"Aku tidak merencanakan apa-apa," dalih Rheina. "Aku membawa tempat obat mini. Hanya berisi masing-masing lima butir. Aku tidak akan pergi terlalu lama. Kau tidak perlu khawatir."

"Baiklah. Aku percaya kepadamu," Lily mengecek denyut nadi Rheina, tidak terlihat dia sedang berbohong. "Aku akan mengabarimu jika Luciel mulai berbuat ulah,"

Rheina tertawa, "Sebentar lagi dia akan melakukannya. Vanderwood menghubungiku. Sampai nanti,"

Dia mengambil handphone dan menerima panggilan yang sedari tadi berbunyi, "Ya?"

"Saeran sudah bersamaku. Aku hanya melaporkan ke Joker kalo aku menculik Saeran untuk memancing Luciel keluar. Dia tidak memberiku perintah apa pun," lapor Vanderwood.

"Itu aneh," jawab Rheina. "Biasanya dia akan langsung memerintahmu untuk membereskannya. Kenapa dia diam saja?"

"Aku tidak tahu. Tapi memang tidak seperti Joker yang biasanya," Vanderwood menyetujui. "Kau tahu sesuatu?"

Rheina berpikir sejenak. Sejak terakhir bertemu Joker, dia tidak melihat keanehan apa pun baik mimik wajah atau mata. Rheina sudah terlatih untuk mengetahui perubahan mimik wajah dan mata jika seseorang berbohong atau merencanakan sesuatu. Tapi dia memang masih kesulitan untuk mengetahui apa yang Joker rencanakan. Selama ini dia berhasil dari instuisinya tapi sekarang, dia tidak mengetahui apa pun.

"Rheina? Kau mendengarku?" tanya Vanderwood.

"Ma-maaf, aku sedang berpikir," jawab Rheina tersadar. "Aku akan mencari tahu tentang Joker. Kau cukup konsentrasi menjaga Saeran dan menunggu perkembangan dari Luciel,"

"Baiklah kalau begitu," Vanderwood segera menutup telepon.

Rheina mengecek layar laptop. Luciel dan Yungjie berhenti di sebuah pondok kosong di dekat sebuah danau. Jarak mereka hanya terpaut dua kilometer, Rheina memakirkan mobil di pinggir hutan dekat danau. Tak lupa dia memasang ilusi optik ke mobilnya agar Luciel tidak mendeteksi keberadaan dirinya.

"Dia langsung bekerja meretas sistem komputer utama agensi," komentar Rheina. "Lily, apakah ada gerakan dari Joker? Mary pasti menyadari kalau ada seseorang mulai menghack sistem utama."

"Tidak ada perubahan," jawab Lily. "Mary menemani Joker rapat dengan Presiden hingga esok. Tapi sistem komputer Mary sangat rumit. Aku tak yakin Luciel akan berhasil membobol sistem utama. Kau tahu seperti apa dia,"

"Aku tahu. Karena itu aku khawatir," jelas Rheina. "Tapi Mary saat ini tidak ada untuk mengupdate sistem keamanan. Meskipun kecil kemungkinan Luciel akan bisa membukanya. Kemampuan Mary jauh di atas Luciel,"

"Kau ingin aku memberitahu Mary kalau Luciel berusaha meretas sistem keamanan?"

"Tidak usah. Aku masih bisa mengatasinya jika Joker berbuat sesuatu karena Luciel berhasil meretasnya," Rheina memperhatikan Luciel masih sibuk bekerja di depan laptopnya. "Aku akan mengawasinya. Jika ada kabar terbaru dari Joker segera hubungi aku."

"Baiklah kalau begitu,"

***

"Rheina, Luciel membuat kehebohan di agensi," lapor Lily.

"Apa?! Bagaimana?!" seru Rheina terkejut. "Bagaimana bisa dia membobol sistem keamanan Mary?!"

"Bagaimana aku bisa tahu," ujar Lily. "Kau yang terus mengawasinya sejak kemarin malam,"

"Aku sempat tertidur tiga jam, setelah itu yang aku tahu dia sudah bergerak ke suatu tempat ke selatan. Sekarang aku masih mengejarnya."

"Sistem komunikasi sudah dihack," lapor Lily. "Dia mengancam akan menyebarkan informasi yang dia dapatkan dari sistem kemarin malam jika sesuatu terjadi dengan Saeran. Oh, dia akan mengemail ancamannya ke seluruh agensi. Mungkin sebentar lagi kau akan mendapatkannya,"

Rheina mengecek handphonenya, ada voicemail masuk. "Aku baru mendapatkannya. Tsk! Dia benar-benar berhasil menghack sistem Mary!"

"Apa yang akan kau lakukan Rheina?" tanya Lily. "Mary pasti tidak akan senang setelah mengetahui hal ini,"

"Tentu dia akan marah besar. Kau tahu bagaimana Mary jika ma-" Rheina seperti tersadar oleh sesuatu. "Brengsek!!" Dia meninju pintu mobil dengan keras. "Aku tahu apa rencana Joker Lily! Sekarang aku tahu kenapa dia diam saja!"

"Apa maksudmu?" tanya Lily bingung.

"Joker sengaja membawa Mary keluar untuk melemahkan sistem keamanan. Dia pasti sudah memprediksi Luciel akan menghack sistem agensi cepat atau lambat. Dan kita semua tahu apa yang terjadi jika seseorang berusaha mengutak-atik sistem Mary," jelas Rheina. "Mary tidak akan segan-segan untuk menghabisi Luciel. Joker mungkin sudah berjanji tidak akan membunuh Luciel. Tapi dia masih bisa memanipulasi orang untuk melakukan pekerjaan itu. Dan tidak ada yang lebih cocok untuk dijadikan umpan selain Mary karena dia dan Luciel sama-sama hacker."

"Dan Mary punya kuasa untuk mengerahkan agensi untuk menghabisi Luciel," lanjut Lily. "Rheina, mereka bertiga akan dibantai,"

"Aku tahu," ujar Rheina panik. "Sial! aku terlalu fokus menjaga Luciel sehingga tidak melihat kemungkinan ancaman yang lain. Aaahhhh!!!! Menyebalkan!!!! Dari semua orang kenapa harus Mary!!!!"

"Rheina, tenanglah. Detak jantungmu tidak beraturan," suara Lily terdengar panik. "Kau harus tenang. Tidak ada gunanya jika kau panik. Ingat kata professor."

"Tsk!" Rheina kemudian memejamkan mata, berusaha menenangkan diri. Menarik nafas secara perlahan berulang-ulang. Disaat Rheina sudah mulai tenang, handphonenya tiba-tiba berdering. Joker meneleponnya. "Joker meneleponku,"

"Oke," jawab Lily

"Aku tahu apa yang kau inginkan," serang Rheina. "Menggunakan Mary sebagai umpan,"

"Wah.. wah.. wah.. aku menelepon karena kau tidak pulang sejak kemarin tapi kau malah langsung menyerangku Rheina. Aku ini murni khawatir kepadamu," ucap Joker dengan nada kecewa. "Lagi pula, kau tahu sendiri aku tidak bisa menghentikan Mary jika dia sudah marah."

"Jangan pura-pura Joker! Aku tahu kau akan menepati janjimu! Tapi aku tahu kau tidak akan melepaskan dia meskipun kau sudah berhasil memisahkanku dengannya!" teriak Rheina. "Apa pengorbananku masih belum cukup untuk membiarkan dia hidup! Apa maumu sebenarnya?!"

"Rheina, kau tahu persis apa yang kuinginkan," jawab Joker datar.

"Tsk! Dan aku pastikan hal itu tidak akan terwujud," ancam Rheina.

"Kalau begitu berusahalah kau bisa menyelamatkan mereka semua," ucap Joker sebelum menutup teleponnya.

"Brengsek!!!" Rheina melempar handphonenya dengan keras. Beruntung handphone tersebut tetap utuh.

"Apa yang akan lakukan sekarang?" tanya Lily.

"Bagaimana keadaan di agensi? Apa Mary sudah bergerak?" tanya Rheina, dadanya masih bergemuruh karena menahan marah. "Temui aku setengah jam lagi di tempat biasa,"

"Rheina, Mary membawa pasukan elit milik Joker. Meskipun kau kuat, jumlah mereka terlalu banyak. Lebih baik kita panggil bantuan," pinta Lily.

"Pasukan elit hanya ada lima belas orang. Aku masih bisa melawan mereka." Seru Rheina. Dia mulai menyalakan mobil, sekilas dia mengecek Luciel. Dia dan Yungjie terlihat berkendara kembali ke tempat persembunyian. Setidaknya mereka saling memiliki. "Aku sudah sering mengalahkan mereka,"

Lily menghela nafas panjang. Percuma saja berdebat jika Rheina sudah memutuskan sesuatu, "Aku akan membawa seluruh peralatan,"

"Bagus, aku butuh banyak sekali mainan," ucap Rheina girang.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro