Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 1

 "Sepertinya aku sekarang resmi menjadi anggota RFA," keluh Yona sambil meletakkan handphone.

Dia tidak pernah menyangka gara-gara messenger aneh yang masuk ke handphonenya membuatnya masuk ke aplikasi rahasia. Semua anggotanya terlalu ramah dan tidak menaruh curiga setelah username 707 mengecek dirinya. Hacker? Well, tidak terlalu mengejutkan jika seorang hacker bisa mencuri data-data dirinya dengan mudah. Lagipula data yang dia sebar di social media baru beberapa bulan dia buat.

Beberapa bulan yang lalu dia terbaring di rumah sakit tanpa mengingat apa pun. Siapa dirinya, kenapa dia bisa ada di rumah sakit. Seseorang datang dan mengaku sebagai teman sekamarnya di universitas. Menjelaskan bahwa dia jatuh dari tebing sewaktu pergi hiking bersama-sama. Kepalanya terbentur keras dan membuatnya amnesia.

Yang paling parah dari amnesianya adalah dia tidak mengingat apa pun meskipun seluruh ingatan dasar seperti cara makan, menulis, membaca bisa dia lakukan dengan mudah. Tapi untuk mengetahui siapa dia dan hubungannya dengan mengenali orang dia tidak mampu. Dokter bilang hal tersebut akan kembali dengan sendirinya sehingga dia tidak perlu khawatir. Tetap berkomunikasi dengan orang-orang mungkin akan membantunya kembali mengingat siapa sebenarnya. Dia sendiri tidak yakin apakah dia benar-benar seorang mahasiswi di sebuah universitas meskipun dia menyimpan kartu pengenal mahasiswa di dompetnya.

Yona diberitahu bahwa dia dilarang membuka brangkas dan laci karena alarm akan berbunyi. Tapi tangannya dengan sigap membuka binder file yang ada di laci satu persatu, mempelajari semua yang ada di apartemen Rika.

"Seven tidak bilang jika aku tidak boleh membuka berkas-berkas ini, kan?" gumam Yona acuh tak acuh.

Sejauh yang dia amati, dia melihat kamera CCTV di sudut ruangan yang mengarah menuju area di depan komputer. Lalu ada satu CCTV yang mengarah menuju pintu masuk apartemen. Kemana rekaman ini masuk? Ke tempat V kah? Atau ke tempat seven?

Yona menyimpan semua pertanyaan untuk diri sendiri. Kebiasaannya mengecek seluruh ruangan serta hal-hal kecil yang tidak wajar selalu membuatnya merenung. Apakah ini memang kebiasaannya atau karena dia memang sangat teliti? Apakah ini berkaitan dengan pekerjaannya yang menuntut untuk mengecek setiap hal? Seorang mahasiswi normal seharusnya tidak memiliki rasa penasaran yang besar seperti ini. Atau dia hanya seorang maniak cerita-cerita detektif saja.

Yona kembali teringat barang-barang yang dikembalikan saat dia keluar dari rumah sakit. Buku catatannya banyak yang tersobek. Ada flashdisk kosong dan beberapa keeping CD yang terhapus datanya. Baju compang camping. Sebuah kotak kecil berisi kalung dengan liontin berangka 606 terbuat dari emas putih. Kalung tersebut masih dia simpan di dalam tas kuliahnya. Anehnya tidak ada benda-benda yang mengindikasikan bahwa dia pergi hiking ke gunung. Rasanya aneh tapi 'teman'nya terlihat sangat meyakinkan bahwa dia jatuh ke jurang karena hiking.

Dua hari tinggal di tempat Rika, Yona sudah bisa beradaptasi dengan seluruh anggota. Dia selalu tertarik dengan Zen yang sangat narsis dengan ketampanananya. Selain tampan, dia juga sangat pintar berakting. Jaehee adalah fans berat Zen, selalu bersemangat jika menceritakan perjalanan karir Zen. Mau tak mau Yona juga ikut merasakan bahwa Zen itu menganggumkan. Seven jarang ikut di chatroom dan sepertinya masih sibuk mengecek suatu hal. Yoosung lebih asyik membicarakan game dan Jumin terobsesi dengan kucing.

***

"Mirip," hanya kata itu yang keluar dari mulut seven saat dia mengecek data pribadi Yona. Dia tidak bisa mencari banyak tentang asal usul Yona selain dari media social yang sepertinya baru dibuat beberapa bulan yang lalu. Status kewarganegaan dia bernama Yona Kim, berumur 20 tahun, asli seoul. Tinggal di asrama kampus. Tidak ada data pendukung lain, semuanya bersih. Seperti baru muncul beberapa bulan ke dunia.

Seven semakin penasaran siapa sosok Yona Kim. Dia terlihat mirip dengan seseorang yang dia kenal tapi sudah lama menghilang. Ada sebutan bahwa kita memiliki tujuh kembaran di dunia. Mungkinkah Yona dan dia memang seperti itu? Warna dan bentuk rambut memang berbeda. Tapi proporsi tubuh mereka sangat mirip. Wajah juga bisa dibilang 80% mirip. Seven memang tidak pernah melihat wajah asli seseorang tersebut tapi dia bisa yakin bahwa mereka berdua mirip. Mungkinkah itu memang dia? Seven tidak berani berharap. Dunia yang mereka berdua geluti sangat memungkinkah untuk melenyapkan seseorang jika dia gagal menjalankan misi. Karena itu seven tidak ingin terlalu berharap. Dia sendiri jika tidak begitu mengenal wanita tersebut karena dia takut mereka berdua akan berpisah sehingga membatasi hubungan kedekatan mereka.

"Sudah lama tidak ada berita tentang dia, apa dia benar-benar benar lenyap?" gumam Seven. Mereka memiliki cara sendiri untuk memberi berhubungan. Namun sudah beberapa bulan tidak ada kabar. Memang wajar jika sedang melakukan misi, mereka tidak akan saling memberi kabar selama beberapa minggu tapi jika hingga berbulan-bulan rasanya terlalu lama. "Sebaiknya aku juga mencari tahu tentang dia," seven mulai menarikan jemarinya di atas keyboard dengan cepat.

***

Jaehee tidak terlalu suka dengan ide bahwa Zen memiliki pacar karena takut akan mendapat gossip sehingga karirnya jatuh. Alasan macam apa itu? Menghalangi seseorang untuk bahagia? Kita seharusnya melakukan apa yang hati kita inginkan! Gerutu Yona dalam hati.

"eh? Dimana aku pernah mendengar kata-kata itu? Rasanya seseorang pernah mengatakan hal itu kepadaku. Tapi siapa? Aku tidak ingat... ukh..." Tiba-tiba saja rasa sakit menyerang kepala Yona. Hal ini selalu terjadi setiap dia berusah mengingat sesuatu. "Sakit... ukh..." dia tak bisa bergerak sehingga hanya bergelung di lantai hingga rasa sakit kepalanya mereda.

***

Seven tidak terlalu memperhatikan CCTV sebelumnya. Tapi semenjak dia melihat Yona tergeletak di apartemen, dia selalu memfokuskan diri ke layar monitor. Dia ingin bertanya apa yang terjadi tapi tidak mampu. Lagipula dari ekspresi wajah dan bibirnya, dia sangat senang mendapatkan perhatian dari Zen. Sudah menjadi rahasia umum jika sepertinya Yona sangat menyukai Zen meskipun dia berusaha menyembunyikannya karena tidak ingin merusak karir Zen sebagai seorang artis.

Jelas-jelas Yona sangat menyukai Zen. "Hah... kenapa rasanya dadaku jadi nyeri begini..." keluh seven.

Alarm berbunyi. Seven langsung mengecek ke layar monitor. "Sial! Ini server RFA!!"

Ada seseorang berusaha menghack messenger. Dia juga mendapat pesan dari Yona bahwa ada yang aneh dengan messengernya. Seven segera menelepon Jumin. Dia tidak tahu motif si hacker tapi ada baiknya berjaga-jaga. Dia meminta jumin mengirimkan bodyguard ke seluruh member RFA. Dan untuk sementara waktu dia akan mengawasi Yona lewat CCTV karena keberadaan apartemen Rika masih rahasia.

***

"Zen terkilir?! Aduh bagaimana ini!" teriak Yona panik. Dia berjalan bolak balik di dalam apartemen dengan panik. "Jika aku meminta ijin seven untuk menjenguk Zen apakah dia akan mengijinkanku? Tapi bagaimana jika tidak boleh?"

Yona membuka messenger. Menunggu kabar dari Zen. Dia berjalan mondar-mandir lagi di dalam apartemen. Sejak kapan aku jadi mudah panik begini? Gumam Yona dalam hati.

Dia kemudian memilih duduk di atas tempat tidur, berusaha menganalisis keadaan. Zen baik-baik saja. Kakinya hanya terkilir. Jika diistirahatkan total, paling hanya butuh waktu 3 atau 4 hari untuk sembuh. Tapi dari informasi yang dia dapat, Zen punya kecepatan sembuh yang cepat sehingga mungkin hanya butuh waktu maksimal 3 hari. Sementara itu jika dilihat dari chatnya selama ini, dia tidak terlalu menjaga makanannya. Mungkin semacam diet ketat untuk menjaga berat tubuhnya. Kebanyakan kalangan artis hanya mengkonsumsi vitamin dan suplemen makanan. terlebih lagi dia hidup sendirian.

Zen mungkin bisa mengurus dirinya sendiri. Tapi tetap saja beberapa aktifitas akan susah dia kerjakan sendiri. Dan memasak masakan sehat sepertinya jauh dari bayangan. Ditambah lagi katanya akan ada audisi. Kemungkinan besar Zen tidak akan bisa bergabung karena kakinya.

Pikir Yona pikir, gumam Yona dalam hati. Jelas saat ini Zen ingin sendirian, dia tidak ingin terlihat lemah. Opsi yang paling memungkinkan saat ini adalah membiarkan Zen sendirian. Jika keadaan memburuk baru dia akan bertindak dan menyemangatinya. Yona merasa terkejut dirinya mampu menganalisis keadaan dengan cepat.

Tiba-tiba saja Yona teringat dengan sahabat asramanya. Sahabat yang menunggunya sadar di rumah sakit. Dia ingin memastikan sesuatu. Dia segera membuka handphone dan mencari nomor sahabatnya tersebut.

"Halo? Elly?"

'Yona? Ada apa malam-malam menelepon? sudah beberapa hari ini kau tidak kembali ke asrama. Apa yang terjadi?'

"Oh... Aku harus menjaga apartemen saudaraku. Jadi untuk sementara aku tidak akan kembali ke asrama."

'Baiklah, aku akan memberitahu kepala asrama. Jadi, apa yang bisa kubantu?'

"Yah... aku ingin tahu. Tiba-tiba saja aku penasaran bagaimana kehidupanku selama menjadi mahasiswa di SKY university. Aku benar-benar tidak bisa mengingatnya. Kau memang sudah menceritakannya kepadaku. Tapi... rasanya... itu seperti bukan diriku."

'Hmmm... yah.. aku pun sejujurnya hanya mengenalmu dalam beberapa bulan saja. Sejak awal kuliah kau tidak pernah terlihat meskipun kita satu asrama. Tapi tiba-tiba saja kau muncul. Katamu kau ada urusan keluarga sehingga kau baru bisa datang ke asrama dan kuliah. Aku selalu tidur cepat tapi setiap aku bangun, sepertinya posisi tubuhmu tidak berubah di meja belajar. Sibuk membaca buku atau membuka internet. Ah! Kau selalu marah jika aku coba-coba membaca binder cokelatmu. Awalnya kau seperti menjaga diri, terlalu berjaga-jaga. Tapi kemudian lama-lama kita menjadi akrab. sampai suatu ketika saat kita pergi hiking ke gunung. Kita berencana berkemah. Kau pergi untuk mencari kayu bakar tapi tidak pernah kembali. Seharian aku cemas sampe ada seseorang datang sambil membopongmu. Katanya kau jatuh ke tebing.'

"Seseorang itu, apakah kau masih bisa mengingatnya?"

'Sebentar... saat itu hujan jadinya aku tidak terlalu jelas. Dia memakai kacamata hitam. Laki-laki tinggi, mungkin sekitar 170 centimeter. Rambutnya tidak terlihat.'

Sakit kepala tiba-tiba kembali menyerang Yona. "Oke... terima kasih Elly. Mungkin sementara waktu juga aku tidak akan masuk kuliah. Aku akan mengirim surat ijin cutiku ke kampus"

'Oke. Tenang saja... ini bukan pertama kalinya kau ijin. Ahahahaha... apa kau akan menemui teman rahasiamu lagi?'

Teman rahasiaku? "Da dari mana kau tahu?"

'Oh ayolah Yona... kau pernah sekali memberitahuku bahwa kau memiliki teman rahasia. Kalian tidak pernah bertemu tapi kalian selalu punya cara untuk berkomunikasi. Apakah sekarang sudah waktunya dia menyatakan cinta kepadamu? katamu kalian tidak bisa menjadi pasangan kekasih padahal kalian memiliki kalung kembar'

"Maksudmu kalung perak?"

'Aku tidak tahu seperti apa wujudnya. Tapi kau bilang kalau kalian sama-sama memiliki kalung dengan inisial kalian. Kau tidak terlalu banyak menceritakan teman rahasiamu itu. Tapi aku bisa yakin kalau dia adalah laki-laki istimewa.'

"Akan kuingat baik-baik kalimatmu tadi. terima kasih elly."

Sebuah telepon masuk. Zen meneleponnya.

"Halo zen? Bagaimana keadaanmu?"

'Mendengar suaramu membuat energiku langsung terisi penuh Yona,'

"Aku sedang tidak bercanda Zen," gerutu Yona.

'Aku juga sedang tidak bercanda,' balas Zen. 'Kakiku akan baik-baik saja tapi sepertinya aku tidak bisa ikut audisi. Setelah ini aku harus lebih berhati-hati dalam berlatih. Nekat perlu tapi hati-hati adalah utama'

Yona tersenyum, merasa lega Zen sudah lebih baik, "Kalau kau butuh sesuatu bilang saja kepadaku. Aku akan merasa senang jika aku bisa membantumu sedikit. Aku ini sudah menjadi fans beratmu. Apa jadinya kalau artis idolaku tidak bisa tampil karena ceroboh saat berlatih."

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro