[M] - Nightmare
Deru nafas pria itu memburu disertai dengan keringat dingin yang terus keluar. Meski matanya masih terpejam, tapi gerak-gerik tubuhnya menunjukkan kegelisahan.
"Tidak, to-tolong jangan perg-gi," gumamnya dengan nada yang nyaris seperti rintihan. "Ku mohon."
Suara tersebut membuat Kun terbangun. Dalam keadaan setengah sadar pria itu menyalakan lampu lalu melihat jam di smartphone-nya.
Pria itu membatin, Ah ternyata masih tengah malam.
Tak lama dia mendengar suara rintihan itu lagi. Hal itu lantas membuat sang leader jadi tersadar sepenuhnya. Dengan sigap dia pun bangun dan menghampiri kasur salah satu teman sekamarnya.
"Yak, bangunlah!" panggil Kun.
Setelah beberapa panggilan, barulah sosok tadi tersadar dengan nafas tercekat serta pupil mata yang membesar. "Kun Ge," ucapnya yang tekejut melihat Kun tepat di sampingnya.
"Kau baik-baik saja?"
"Y-ya."
Tak lama terdengar suara lain yang sepertinya ikut terbangun. "Ada apa Ge?" tanya Yangyang yang melihat kedua Gege-nya terjaga.
"Nope, kembalilah tidur." Pria itu bangkit lalu menuju pintu keluar. Namun sebelum itu dia berkata, "Terima kasih sudah membangunkanku Ge."
Setelah menutup pintu kamar, dia berjalan ke dapur dengan harapan segelas air bisa membuatnya sedikit tenang. Setelah itu, dia menuju ke arah kamar lain.
Sial aku lupa membawa handphone, ucapnya dalam hati. Maka, dengan terpaksa dia mengetuk pelan pintu itu.
Sesuai harapannya. Tepat saat pintu terbuka, dia melihat Hendery—yang tentu saja masih terbangun di waktu seperti ini.
"..."
"Tunggu sebentar aku ambil jaket dulu," kata Hendery. Lalu tak lama keluar dari kamar dengan 2 jaket di tangannya. "Ayo."
∞∞∞
Di sinilah mereka—tepatnya berada di tepi Sungai Han, tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua. Ya lagian, siapa orang yang mau ke sini di jam 2 malam—ya, kecuali mereka.
Xiaojun—pria itu—menghela nafasnya lagi. Ini sudah kesekian kalinya dia memimpikan gadis yang tidak bisa dia lihat wajahnya dengan jelas. Dan sialnya, di saat dirinya mencoba untuk bertahan di dalam mimpi itu, yang ada dia akan kehabisan nafas seperti tadi.
Tidak ada yang tau hal ini selain Hendery, rekan satu grup sekaligus sahabat—yang bahkan mendekati saudara. Pria itu memahami Xiaojun, begitu pun sebaliknya, tidak banyak rahasia di antara mereka. Bisa dibilang hampir transparan. Ya, memang serekat itu tali pertemanan mereka.
"Kali ini masih belum terihat juga?" tanya Hendery sambil memberi minuman coffee yang dia beli di vending machine.
"Ho ... aku tidak tau bagaimana jadinya kalau Kun Ge tidak membangunkanku."
"Padahal dua bulan yang lalu sudah aman."
"Entahlah," ucap Xiaojun sambil menenggak habis minumannya, "ini sangat menyiksa."
∞∞∞
Shaun mengeluarkan cello-nya dari tas. "Tidak ada siapa-siapa?" gumamnya.
Shaun melihat jam yang melingkar di tangan kanannya. Ah~ pantas saja, ternyata dialah yang datang kepagian. Setelah mengikat rambut, gadis cantik itu mengambil posisi duduk dengan alat musik di depannya. Ide bagus, jika melakukan sedikit pemanasan sebelum latihan bersama dengan yang lain.
Instrumen yang saat ini dia mainkan adalah lagu You Raise Me Up ver. cello. Sekedar informasi, sebenarnya beberapa cellis—pemain alat musik cello—akan kesulitan memperhatikan ketukan jika tidak diiringi piano.
Tapi tidak bagi Shaun, semua note dia mainkan dengan baik. Jika dapat dilihat dengan perumpamaan warna, di setiap gesekannya terlihat titik-titik soft pink. Halus dan sangat cantik.
Tetapi suasana itu tidak berlangsung, sebab Kannika—seniornya—masuk ke ruang latihan dengan begitu heboh. Apalagi, saat dia menyadari keberadaan Shaun. Sang flutis itu nampak girang sambil berlari kecil menghampirinya.
Perlu diketahui, hanya mereka berdua foreigner yang berhasil menjadi member 'Seoul Philiharmonic Ochestra'. Liu Shaun asal China dan Kannika Hargate asal Thailand.
"Kau sudah dengar beritanya?"
"..."
"Orkestra kita jadi kerja sama dengan SM Entertaiment."
"Tidak mungkin," respon Shaun yang terkejut.
"Sungguh! Kau tidak baca pengumuman official member yang ada di grup chat?" Shaun pun segera mengeceknya.
Dan yang benar saja! Ada nama Yi Seoun, itu adalah nama Koreanya Shaun.
Shaun seraya menatap miris layar ponselnya. Dejun Ge, aku sudah tidak bisa bersembunyi lagi darimu, ucapnya dalam hati.
[n.s]
https://youtu.be/-iirtuU8hqM
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro