Chapter 3
Rei Tsubaki Present
My Wish Letter
.
.
Story abal-abal karya original
Sorry for typo or ooc
.
.
.
STORY START
Yoru menaruh pakaian Rui di depan pintu kamar mandi dengan wajah yang memerah. Sumpah, dia gak ngintip sama sekali kok. Hanya saja dia tetap salah tingkah karena menurutnya hal yang dia lakukan ini tidak baik untuk hati.
Mengantar baju untuk anak perempuan yang sedang mandi bukanlah hal yang mudah di lakukan. Karena rasanya sangat memalukan. Tapi sepertinya hal ini lebih baik ia yang melakukannya daripada sahabat kepala merahnya yang tadi menawarkan diri dengan otak mesumnya.
"Kalau begitu aku akan pergi dulu." Aduh Yoru bener-bener pengen kabur dari sana. Tapi kata-kata dari gadis yang baru dia termui membuatnya makin dag dig dug ser.
"Jangan... Um tolong jaga pintunya sebentar saja agar aku bisa mengambil bajunya. Aku takut nanti ada yang lewat. Dan aku tahu bahwa Nagatsuki-san adalah lelaki yang dapat dipercaya, jadi tolong jadi penjaga pintu sebentar ya Nagatsuki-san" iya Rei sekarang manggil naka belakang soalnya keceplosan, kan gak enak kalo dia baru kenal dah manggil jama depan.
Lelaki yang dipercaya
Dipercaya..
ASTOGEH DRAGON
Ini kokoro gak kuat, suaranya dan kata-katanya manis banget yak. Ini kenapa suaranya serasa halus, lembut dan terasa imut sekali. Seperti boneka yang abis di cuci dan direndam pake molto. Yoru hanya berdehem kecil. Iya ini pasti hanya efek suara perempuan yang jarang ia dengar karena sekarang dirinya sering dikelilingi banyak cowo.
" Un ba-baiklah." Dalam hati dia berdoa semoga telinganya gak memerah.
Cklek....
Rei dengan pelan membuka pintu dan dengan kecepatan kilat dia mengambil baju itu. Hatinya sudah mau meledak tatkala proses pengambilan baju tadi dan ngeliat Yoru membelakinya menjaga pintu. Astaga, kalo gini terus hatinya mana sanggup melihat muka semua orang.
"A-aku sudah mengambilnya Nagatsuki-san, terima kasih telah menepati perkataanmu." Rei langsung balik ke tirai bathub. Gak masuk bathtub, entar basah lagi.
Yoru? Setelah mendengar suara Rei, ia langsung jalan cepat ke kamarnya dengan menutupi wajahnya.
Selesai dari ritual mandimu dengan memakai baju Rui yang yah karena ukuran L untuk laki-laki memang sedikit kedodoran dan kepanjangan untuk badan Rei. Karena tinggi Rei dan Rui juga lumayan tepacu hampir sepuluh centi. Rei memandang bayangannya dicermin kamar mandi. Rasanya kok pernah liat adegan-adegan romance di komik yang sering ia baca. 'OH Boyfriend T-shirt...' Rei langsung menggeleng kepalanya.
'Ingat yang lain memang mabushi tapi husbu kamu itu Shun. Ntar temen-temen lu ngambek kalo tahu ada kejadian kek gini.' Ucapnya dalam hati. Mengingatkan diri sendiri untuk tidak mengambil husbu orang. Apalagi yang punya husbu ini si Ume (siapa dia? Baca di cerita Ame no Ume).
"Eh tapi kalo kena reserve harem bukan salah gua kan ya?" OK ini bisikan setan.
TOK.. TOK.. TOK...
Rei membuka pintu kamar mandi perlahan. Hampir saja jantungnya berhenti berdetak ketika maniknya bersiborok dengan manik hijau kekuningan yang misterius itu. Shun ada di depannya dengan membawa sebuah kotak bewarna putih di tangan kanannya. Dan jangan lupakan senyum yang menawan dan selalu tersirat sebuah pesan tersembunyi disana.
'Kami-sama hati ini sudah tidak kuat. Hati ini lemah bila melihatnya. Saya ambyar'
"Hmmm sudah kuduga bajunya akan kebesaran untukmu." Ucap Shun dengan tenang melihat Rei memakai baju kebesaran Rui di tubuhnya. Ia tersenyum tipis karena sepertinya pilihannya memang benar untuk memberikan gadis itu sebuah hadiah kecil. Ia memberikan kotak berwarna putih yang dibawanya.
"Untukmu." Ucap Shun saat kotak putih itu berada di tangan gadis bersuarai coklat itu. Rei mengerjapkan matanya memproses apa yang dilakukan oleh Shun. Rei menunjuk dirinya sendiri dan Shun mengangguk menanggapi. Ia menyuruh Rei membuka kotak itu.
Di dalam kotak itu terdapat sebuah satu set baju, serta sepasang sepatu heels 3 cm. Hati Rei benar-benar tersentuh ketika Shun memberinya hadiah seperti ini.
'Shun memperhatikannya'
Dua kata itu yang ada dibenaknya dan membuat jantungnya terdapat kembang api yang meletup-letup. Perutnyapun terasa sangat menggelitik. Rei tahu, ia memang menyukai orang yang ada di depannya. Ia menahan diri untuk tidak memeluk Shun saat ini. Shun meletakkan lagi bungkusan putih di atas baju itu. Rei mendongak menatap bingung ke arah Shun.
"Untukku lagi?" tanya Rei. Shun mengangguk.
"Ini pakaian ehm... dalam untuk wanita. Aku tidak tahu apa cocok atau tidak. Aku hanya menyuruh maidku untuk memilihkannya, membelinya, dan mengirimkannya kesini sesuai dengan informasi yang kuberikan. Dan tenang saja aku tidak melihat isi di dalamnya kok." Ucapnya dengan wajah watados dan senyum yang lebar.
Puff...... PSHHHHHHH
Wajah Rei langsung memerah mendengarnya. Rei langsung menutup wajahnya dan lari lagi ke kamar mandi untuk menyembunyikan dirinya dan akan berganti pakaian.
"Arigatou Shimotsuki-san." Ucap Rei sebelum menutup pintu kamar mandinya. Shun hanya terkekeh kecil karena melihat tingkah gadis yang berasal dari dunia lain itu dan langsung memutar badannya. Senyuman itu hilang beserta hilangnya keberadaannya dalam koridor itu. Sedangkan Rei duduk menekuk lututnya di dalam kamar mandi guna menenangkan jantungnya yang berbunyi tidak karuan.
*****
Semua anggota Procellarum menunggu kedatangan Rei sambil menikmati sarapan yang telah dibuat Yoru karena Koki dorm mereka sedang tidak ada. Semua duduk di mejanya masing-masing masih dengan bercengkrama riang tentang kegiatan yang mereka lakukan beberapa lama ini.
Pintu ruang makan terbuka, membuat semua mata mengalihkan pandangan mereka dan menjadikan sebuah jeda. Semua menatap melongo kearah gadis yang baru masuk ke ruangan itu, bahkan You sampai menjatuhkan tamagoyaki yang hendak dilahapnya.y
Bagaimana tidak? Gadis bersurai hitam kecoklatan yang mereka lihat tadi pagi yang kucel dengan rambut berantakan sana sini, berubah 180 derajat. Wajahnya kotor bekas air liur hilang digantikan wajah segar.Penampilannya yang menggunakan sebuah baju setengah lengan berwarna putih dan rok berwarna toska yang agak panjang sekiranya 5cm dibawah lutut menjadikannya terlihat elegan. Rambutnya tergerai tanpa ada tambahan aksesoris apapun . Mereka juga baru sadar bahwa Rei memiliki mata coklat yang bulat dan besar yang menjadikannya manis. Sungguh perpaduan cantik dan manis yang agak sempurna. Iya agak, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan semata.
(Anggap aja matanya hitam kecoklatan dan rambutnya panjang sepunggung. btw pic ini nyomot pinterest)
"Ano minna apa ada yang salah denganku?" tanya Rei yang menghadapi tatapan keterkejutan para anggota procellarum minus Shun yang tidak hadir di ruangan itu. Rei tadi sempat berkaca kok. Dia gak pake make up apapun sih, tapi dia ngerasa dia cantik kok.
//Yeu Narsis//
"Enngak kok.... Tsubaki-san cantik kok." ucap Iku terus terang dan menutup sebagian wajahnya yang memerah.
"Eh, benarkah aku terlihat cantik?" ucap Rei tersipu memegangi kedua pipinya yang panas karena mendapat tanggapan jujur dari Iku. Pada kenyataannya dia gak berharap dipuji kok. Jadi dia benar-benar tersipu malu mendengar perkataan Iku.
"Un... kau cocok memakai baju itu. ne Rui?" timpal Kai dengan cengiran khasnya.
"Un, Tsubaki-san kawai." Rui tersenyum tipis.
"Ma... ku akui kau cantik." Ucap You melanjutkan makan tamagoyakinya yang sempat jatuh tadi. Jujur saja wahai kamu kakap merah. kau saltingkan? Sok-sokan cool.
"Demo, Tsubaki-san dari mana kau mendapat baju itu? Bukankah tadi aku mengantarkan baju milik Rui?" tanya Yoru.
"A-aah ini dari Shun-san, karena bajunya Minadzuki-san kebesaran. Jadi aku meletakkan baju Minadzuki-san di paperbag ini." Rei mengangkat paperbag yang tadi diberikan Shun yang pasti isi sebelumnya membuat Rei malu. Reipun mengambil tempat duduk disebelah Rui. Dan mulai memakan masakan Yoru, yang pastinya rasanya enak.
"Untuk sense fashion orang yang seperti Shun, dia cukup bagus memilih pakaian perempuan untukmu." Komen You melihat Rei dari kaki sampai kepala.
"Hmmmm tumben dia mau repot." Tambah Kai yang mangut-manngut setuju pendapat You.
"Hidoiiiina~ You Kai. Aku ini maou-sama yang masih memiliki hati yang baik lho. Tentu saja sebagai seorang gentleman aku harus menolong seorang lady yang kesusahan." Semua orang kaget lantaran Shun sudah duduk di meja makan tanpa diketahui kapan ia tiba. Rei bahkan hampir tersedak saat Shun duduk tepat disampingnya.
"SHUN-SAN." Semua anggota serempak berteriak kaget minus Rui dan Rei.
"Souka~ souka~" Kai hanya tersenyum maklum mendengar jawaban sang Maou-sama.
"Kai aku tahu lho apa yang kau maksud." Ujar Shun yang tersenyum tipis dengan berbagai artian kepada Kai.
"Ahahaha gomen-gomen."
"Gochisamadeshita." Rei meletakkan sumpit di meja sambil menepuk tangannya menandakan ia sudah selesai makan. Para anggota Procellarum minus Shun yang masih fokus dengan makanannya melongo melihat kecepatan makan Rei. karena Rei makan dalam diam. Dia bisa memakan makanan dengan cepat. Tapi tentu saja bukan dia yang pertama menghabiskan makanan. Ia ada di urutan ke tiga setelah Kai dan Iku.
"UWA Tsubaki-san hayaiii. Kau sudah menghabiskan makananmu?" tanya Iku melihat kearah Rei yang meminum air dalam gelas dengan tenang.
"Um... apa ada masalah? Aku lapar dan makanan buatan Yoru enak jadi aku makan dengan lahap." Ujar Rei dengan menatap bingung kepada Iku.
"Terima kasih atas pujiannya Tsubaki-san." Yoru tersenyum kearah Rei. karena senang gadis itu menyukai makanan buatannya.
"Tapi untuk ukuran gadis sepertimu kau cukup rakus ya. Apa kau tidak takut gendut?" goda You. Rei mempoutkan pipinya karena kesal dan malah terlihat imut di mata anggota Procellarum.
"Umurku ini masih 16 tahun dan aku masih dalam masa pertumbuhan kok. Lagipula berat badanku tidak naik dengan mudah." Ucapnya sambil mengangkat alat-alat makannya untuk ditaruh di tempat cuci piring. Dia benar-benar tidak suka dikomentari tentang porsi makanannya. Toh tubuhnya memiliki metabolisme yang cepat dan tentu saja makanan itu harus dinikmati sepenuh hati.
"Ahahahaha benar, Tsubaki-san perlu makan yang banyak dan tumbuh tinggi." Kai mengacak surai Rei dan membawakan nampan milik Rei ke dapur.
"Aku tidak pendek Fuduki-san kau saja yang tinggi seperti tiang." Ucap Rei sambil merengut karena dipanggil pendek oleh Kai. Hal kedua yang dia tidak sukai. Ia tak suka membahas tubuhnya kecil kalo disekitar mereka. Semua orang terkekeh atas perkataan gadis bersurai coklat itu. Tiba-tiba saja Rui berdiri dan tangannya diletakkan dikepala gadis itu. lalu menarik tangannya kearahnya kearah hidungnya.
"Un, aku lebih tinggi darimu Tsubaki-san." Ucapnya dengan polos. Rei pertamanya berkedip beberapa detik dan akhirnya sadar. JLEB
"Minadzuki-san kenapa ikut-ikutan juga." Rei kemudian ke pojok ruangan sambil menoel-noel dinding masih mempoutkan pipinya. Ruang makanpun terisi dengan berbagai suara tawa karena kehadiran gadis itu. Shun hanya tersenyum tipis sambil menikmati teh yang dibuat oleh partnernya. Sepertinya keberadaan gadis bersurai coklat itu di dorm ini akan baik-baik saja dan mengakrabkan anggota lain sebelum mereka debut.
"Oh benar juga. Tsubaki-san akan tinggal disini kan? Jadi kau perlu berbelanja barang-barang kebutuhanmu. Jadi ayo kita ke mall untuk berbelanja~"
"Eh... T-tapi aku tidak punya uang sama sekali." Rei benar-benar tidak membawa uang apapun saat ia di kirimkan di dunia ini. Yah mungkin saja kalau bukan keberuntungan. Jika ia diturunkan di jalan. Ia bisa menjadi gelandangan karena tidak membawa uang sepeserpun.
"Oh tenang saja hime-sama. Untuk menjelajah ke tempat seperti itu tentu saja aku membawa kartu kreditku. Jadi tenang saja. Aku akan membelanjakanmu. Dan tentu saja aku akan ke sana karena ada penjualan merchendise Hajime limited edition Tsukiusa." Ujar Shun bangga dengan memperlihatkan black cardnya.
"AKHIR-AKHIRANNYA JUGA HAJIME-SAN KAN! " Sela You dengan penuh amarah dan pusing dengan leadernya yang ajaib yang pasti bersemangat jika bersangkutan dengan leader grup sebelah, Mutsuki Hajime. Rei hanya terkekeh pelan melihat ulah shun dan tingkah You. Kai menepuk pundak Rei dengan tampang pasrah.
"Tsubaki-san turuti saja. Demi kepentinganmu dan kepentingan ketenangan bersama." ujarnya dengan tatapan memohon. Reipun mengerti dan hanya mengangguk pelan saja.
"Jaa~ Mall IKOU~"
"OSU."
To be continued
Gomenne.. aku memang sibuk dan baru bisa merevisi nanti kelanjutannya enak kapan ku pos lagi. jadi doakan ya. Maafkan lapak ini jadi sangat berdebu
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro